Anda di halaman 1dari 18

TEKNOLOGI PASCA PANEN

BAYAM BERDASARKAN KAR


AKTERISTIK FISIOLOGINYA

UNIVERSITAS JEMBER
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
2020
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Yuli Witono, S.TP., M.P.
Assalamualaikum Wr. Wb
.
Group 6

Klara Ludfiawidilla Naila Aulia Fatwa Rizal Fawahan Izzun Agafatmi Marsha Reinindha
191710101004 191710101040 191710101006 191710101031 191710101059
Latar Belakang

. Indonesia merupakan Contoh sayuran sebagai


negara agraris. Sektor sumber pangan yaitu
agraris merupakan bayam. Bayam memiliki
sumber pangan karakteristik fisiologi yang
masyarakat Indonesia. dapat mengalami
kerusakan

Kebutuhan pangan Kerusakan fisiologi pada


diperoleh dari sektor bayam dapat diatasi
pertanian ataupun sektor dengan beberapa cara
perkebunan. Seperti pada teknologi pasca
halnya sayuran panen.
Tujuan

Untuk mengetahui
karakteristik fisiologis dari
sayur bayam
Untuk memahami bagaimana
Tujuan cara penanganan bayam
pasca dilakukan pemanenan
Penga agar tidak mudah rusak dan
matan layak untuk konsumsi.

Agar lebih faham


mengenai tanda-tanda Bayam
kerusakan pada bayam
Tinjauan Pustaka

Didalam daun bayam terdapat


Bayam adalah tanaman yang cukup banyak kandungan protein,
termasuk dalam Famili kalsium, zatbesi,dan
Amaranthaceae, dengan vitamin yang dibutuhkan oleh
nama latin Amaranthus A B tubuh manusia (Wirdati,2015)
sp.).
dapat berupa: pembersihan,
pencucian, pengikatan, curing,
C D Berkurangnya air lebih dari 5%
sortasi, grading, pengemasan, dapat mengakibatkan
penyimpanan dingin, kenampakan fisik buah menjadi
pelilinan,dll(JhondanJuliana2016). layu, dan berkerut. Kecepatan
kerusakan hasil pertanian
berbeda-beda tergantung
pada jenis dan umur bahan
(Murdijati G., 2015)
Metodologi
Pembagian Tugas
Pembagian tugas kelompok

Studi Literatur Kunjungan Lapang Pengumpulan Data Diskusi Kelompok


encarian studi literatur dari kunjungan lapang ke pasar dan Pengumpulan data dan Diskusi kelompok untuk memilih
supermarket informasi yang diperoleh data yang akan digunakan, dan
sumber jurnal, text book.
. materi yang akan ditulis pada
bab pembahasan

Sitasi dan Penulisan Sitasi dan Penulisan Sitasi dan Penulisan Sitasi dan Penulisan Sitasi dan Penulisan
pembahasan oleh Izzun Penulisan metodologi oleh Penulisan tinjauan pustaka Penulisan latar belakang Menulis laporan
Naila berdasarkan literatur oleh dan tujuan penelitian oleh berdasarkan sumber
Klara Rizal
Sitasi dan Penulisan
Penulisan
kesimpulan,saran, dan
daftar pustaka oleh Marsha
dan Klara
Karakteristik Fisiologi Bayam
01 Bagian batang pada bayam banyak mengandung air dan tumbuh tinggi di
atas permukaan tanah. Terkadang batangnya mengeras seperti kayu, dan
mempunyai cabang banyak. Cabang-cabang pada tanaman bayam
biasanya akan melebar dan tumbuh tunas baru

02 Daun bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak


meruncing, dan urat-urat daunnya terlihat jelas. Warna pada daun
bayam bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputihan
sampai warna merah.

03 Tanaman bayam memiliki bunga yang tersusun dan tumbuh tegak,


biasanya bunga keluar dari ujung tanaman ataupun dari ketiak-ketiak
daun. Bentuk bunga bayam memanjang mirip ekor kucing dan
pembuangannya dapat berlangsung musiman atau tahunan.

04 Alat reproduksi yang dimiliki oleh tanaman bayam umumnya


dilakukan secara generatif (biji). Dari setiap tandan bunga dapat
dihasilkan ratusan hingga ribuan biji bayam. Ukuran biji bayam
sangat kecil, bentuknya bulat dan berwarna coklat tua mengkilap
sampai hitam kelam, namun pada varietas bijinya berwarna putih
sampai krem.
Teknologi Pasca Panen
Pengemasan dan Pengumpulan
Penyimanan Setelah pemanenan, dilakukan
Pengemasan dan pengumpulan. Pengumpulan
penyimpanan harus dikontrol dapat dilakukan pada tempat
dengan baik. Teknik yang teduh agar tidak terpapar
penyimpanan dapat dilakukan sinar matahari secara
dengan cara konvensional langsung,
Triming
yaitu sluce ice. Dapat dengan
Trimming adalah proses pe
cara modern yaitu vacuum
mo tongan daun-daun muda,
cooling dan menggunakan
akar atau bagian lain yang
teknologi CAS(Controlled
dianggap tidak diperlukan.
Atmosphere Storage) atau
MAP(Modified Atmosphere
Packaging.
Pencucian Penyortiran
Pencucian dilakukan agar Dengan memisahkan bagian-
sayuran terbebas dari bagian bayam yang rusak
kotoran, hama dan penyakit. dapat menghindarkan paparan
etilen yang dihasilkan oleh
bagian-bagian tersebut dari
bayam lain yang masih
segar.
Pemasaran Bayam
Supermarket Pasar Tradisional
 Untuk supermarket ikatan ikatannya  Untuk pasar tradisional bayam biasanya
menggunakan plastik isolasi. Dalam satu diikat menggunakan tali bambu dan
ikatan biasanya terdiri dari 5-10 tangkai hanya dapat bertahan selama 12 jam.
daun dengan berat per ikatnya 100-250  Disimpan pada suhu ruangan atau
gram. tempat terbuka tanpa adanya lemari es
 Suhu yang digunakan yaitu pada suhu sebagai penunjang agar tidak mudah
rendah yaitu dimasukan lemari es yang rusak.
besar khusus sayur dengan tujuan
mempertahankan kesegaran pada
bayam.
Faktor Penyebab Kerusakan Bayam
Kandungan Air
Kandungan air yang tinggi memang menyebabkan Etilen
bayam menjadi mudah rusak ketika mengalami Etilen adalah senyawa hidrokarbon paling sederhana
benturan fisik. Saat kerusakan ini terjadi, (C2H4) sebagai hormon untuk penuaan dan secara
pengeluaran gas etilen akan terangsang,terjadi
fisiologis sangat aktif dalam konsentarsi sangat
peningkatan laju respirasi dan bayam dapat
rendah (< 0.005 μL/L) (Wills et al., 1988). Adanya
dengan mudah terserang secara patologis oleh
etilen yang berasal dari lingkungan (etilen eksogenus)
mikroba.
mempercepat munculnya indikasi kelayuan, yaitu pe
nurunan klorofil, proteolisis, kenaikan tingkat MDA
dan turunan monoaldehid dari peroksidasi lemak.
Cahaya .
Selama periode pascapanen, ditemukan bahwa Suhu
cahaya pada intensitas yang relatif rendah, secara Suhu tinggi, kelembapan nisbi rendah,
positif memperngaruhi kandungan asam askorbat dari pergerakan udara yang cepat dan/atau tekanan
sayuran (Toledo et al., 2003). Sedangkan cahaya udara yang berkurang akan meningkatkan laju
yang terlalu rendah dapat menyebabkan kelayuan evaporasi uap air dari produk (Nunes dan Emond,
pada daun-daunnya (Rukmana, 1994). 2003). Secara kuantitatif, transpirasi mengakibatkan
susut berat. Dengan suhu 15oC, kelembapan nisbi
45-65%, di dapati bahwa pada bayam terjadi susut
air dalam bahan sebesar 1100 % day-1 Pa wvpd-1
(Burton, 1982 dalam Yehoshua dan
Rodov, 2003).
Indikator Kerusakan Fisiologi pada Bayam
Berdasarkan survei lapangan di pasar Wonosari, Bondowoso. Terdapat
beberapa indikator kerusakan pada komoditi bayam yang dapat diamati dengan cara
visual yaitu,
1. Terdapat kerusakan fisik seperti luka memar dan batang yang patah.
2. Terdapat bekas kerusakan karena adanya hama pertanian, seperti ulat.
3. Daun yang berwarna pucat dan layu.
4. Memiliki batang tekstur yang lembek.
Kesimpulan
Teknologi pasca-panen yang tepat
perlu diterapkan untuk menjaga
kualitas produk segar. Pada
bayam, setelah panen dilakukan
pengumpulan kemudian trimming, Penyimpanan sayur bayam pada
penyortiran, pencucian, pasar dan supermarket memiliki
pengemasan, dan penyimpanan. metode yang berbeda, pada pasar
diikat dengan tali bambu dan
disimpan dalam suhu ruang,
sedangkan pada supermarket
diikat dengan plastik isolasi dan
disimpan dalam suhu rendah.
Kerusakan fisiologis pada bayam
dapat terjadi karena gas etilen
yang akan meningkatkan laju
respirasi. Sementara suhu,
kelembapan nisbi, dan tekanan
udara mempengaruhi laju
evaporasi. Selain itu, rendahnya
intensitas cahaya dapat
menyebabkan daunnya cepat
layu.
Saran

Dalam penyusunan power point ini ditemukan beberapa kendala,


terutama pada saat kunjungan lapang ke pasar tradisional dan
supermarket mengingat bahwa sekarang sedang maraknya penyakit
akibat virus covid-19, maka segala bentuk aktivitas dibatasi.
Sehingga pengamat tidak leluasa untuk bertanya lebih lanjut
kepada pedagang mengenai penanganan bayam pasca panen.
Akibatnya, materi pada power point ini tidak disampaikan secara detail.
Harapan untuk pengamatan selanjutnya, agar pengamat dapat leluasa
bertanya kepada pedagangnya lagsung secara mendalam, sehingga
informasi yang disampaikan dapat ditulis secara detail.
DAFTAR PUSTAKA
Irma,Wirdati.2015.Pengaruh Pemberian Timbal
(Pb) Terhadap Morfologi Daun Bayam
01 (Amaranthustricolorl) Dalam Skala
Laboratorium.Jurnal IPTEK
Terapan,volume9.i2(179-184).

Murdijati G.2015.Penanganan Segar


Holtikultura untuk Penyimpanan dan
02 Pemasaran.Jakarta: Prenadamedia Group.

Rahayu,SuwarniTri,dkk.2013.Evaluasi
KualitasBeberapa Genotipe Bayam
03 (Amaranthussp) pada Penanamandi Jawa
Barat.Berita Biologi, 12(2).

David,Jhon,danJuliana.2016.Penanganan
PascaPanen Penyimpanan untuk Komoditas
04 Hortikultura.Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Teknologi Pertanian. Reference
DAFTAR PUSTAKA
Zuryanti , Dwi , Arifah R. , dan Nur R. 2016.
Pertumbuhan Produksi dan Kualitas
05 Bayam( Amar ant hust ricolorl )pada Berbagai
Dosis Pupuk Kandang Ayam
Dan Kalium Nitrat( KNO3) .

Setiawati, Tia., Fitriyasari, dan R., Titin, S. 2018.


Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut
06 (Amaranthus tricolor L.) dengan Aplikasi Pupuk
Organik Kascing dan Mulsa Serasah
Daun Bambu. Jurnal ILMU DASAR (1) 19:
37-44.
.
Sunarjono, H. 2008 Bertanam 30 Jenis
Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.
07

USDA ARS Nutri. Data Lab. 1984. Oxalic acid


content of selected vegetables and vegetable
08 product. Agricultural handbook No. 8-11, 1-18.
Reference
Thank you
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai