Bab II Proses Penelitian, Masalah, Variabel, Dan Paradigma Penelitian
Bab II Proses Penelitian, Masalah, Variabel, Dan Paradigma Penelitian
PROSES PENELITIAN,
MASALAH,VARIABEL,DAN
PARADIGMA PENELITIAN
A. KAPAN METODE INI DIGUNAKAN
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu
populasi.
3. Bila ingin mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel independen
terhadap satu atau lebih variabel dependen dalam kondisi alamiah
4. Bila pendiri bermaksud menguji hipotesis penelitian
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan
fenomena yang empiris dan dapat diukur
6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan teori, tindakan dan produk tertentu.
B. PENGERTIAN METODE SURVEI
Kerlinger (1973), penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan
pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk menemukan
kejadian- kejadian relatif, distribusi, dan hubungan – hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis.
Pengujian
Instrumen
Kesimpulan
dan Saran
POTENSI
Kesanggupan Energi
Kapsita Daya
s Gambar 2.2 Arti lain dari Potensi
2. MASALAH
Fraenkel and Wallen (2008), masalah penelitian merupakan sesuatu
yang pasti, di mana masalah merupakansegala sesuatu yang akan
diteliti. Masalah merupakan wilayah yang menjadi perhatian peneliti,
merupakan kondisi yang ingin di tingkatkan, merupakan kesulitan yang
ingin dieliminasi, dan merupakan pertanyaan yang perlu dicarikan
jawabannya.
Komparatif Simetris
Bentuk
rumusan Asosiatif Kausal
masalah
Komparatif
Resiprocal
Asosiatif
Struktur
Hubungan
b. Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Contoh : Adakah pengaruh system penggajian terhadap prestasi kerja?
c. Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.Disini
tidak diketahui variable independen dan dependen.
Contoh : Hubungan antara motivasi dan prestasi.Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
d. Rumusan masalah Komparatif – Asosiatif adalah rumusan masalah
yang menayangkan perbandingan korelasi antara dua variabel atau
lebih pada sampel atau populasi yang berbeda
Contoh : adakah perbedaan korelasi kualitas pelayanan dengan
nilai penjualan antara di Toko A dengan Toko B?
e. Rumusan masalah struktural, suatu rumusan masalah penelitiaan
yang bersifat menanyakan validitas struktur hbungan antara dua
variabel atau lebih yang ada variabel interveningnya. Untuk menguji
struktural hubungan antar variabel yang bersifat kausal digunakan
analisis jalur dan untuk menguji struktur hubungan antar variabel
yang dilengkapi dengan variabel manifest yang bersifat kausal atau
reciprocal digunakan SEM (structure Equation Model / Model
Persamaan Struktural).
F. VARIABEL PENELITIAN
1. Pengertian
Insentif
(Variabel Moderator)
Gambar 2.5a Contoh hubungan variabel independen, moderator, dependen
Pendidikan Keberhasilan Usaha
(Variabel Independen) (Variabel Dependen)
Lingkungan
(Variabel Moderator)
Lingkungan Tempat
Tinggal
(Variabel Moderator)
X = Kualitas alat
b. Teori yang digunakan ada dua,yaitu teori tentang alat-alat kerja dan
tentang kualitas barang.
c. Hipotesis yang dirumuskan dengan hipotesis deskriptif
dan hipotesis asosiatif
1) Dua hipotesis deskriptif :
a) Kualitas alat yang digunakan oleh lembaga
tersebut telah mencapai 70% baik.
b) Kualitas barang yang dihasilkan oleh lembaga tsb
telah mencapai 99% dari yang diharapkan.
2) Hipotesis asosiatif :
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kualalitas alat dengan kualitas barang yang
dihasilkan.Hal ini berarti bila kualitas alat
ditingkatkan,maka kualitas barang yang dihasilkan
akan menjadi semakin tinggi.
d. Teknik analisis data
1. Untuk dua hipotesis deskriptif,bila datanya
berbentuk interval ratio,maka pengujian hipotesis
menggunakan t-test one sampel
2. Untuk hipotesis asosiatif ,bila data ke dua variabel
berbentuk interval atau ratio,maka menggunakan
teknik statistic korelasi product moment
2. Model Hubungan Variabel Sederhana Berurutan
X1= kemampuan X3=prestasi kerja
X2=penghasilan Y =kesejahteraan
X1 X1
Merk
(X1)
Persepsi Kualitas
(Y1)
Country of Design
(X2)
Niat Beli
(Y2)
Country of
Manufacture
(X3)
Sudji Munadi (2006) dalam disertasinya menguji
persamaan struktural tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi pilihan siswa untuk menentukkan bidang
keahlian.
SEM merupakan metode statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis yang terstruktur. Prosedur SEM
mempunyai dua hal yang penting yaitu :
a. Hubungan kausal yang terjadi merupakan hubungan
struktural yang berseri dengan menggunakan
persamaan regresi
b. Hubungan kausal dapat disusun dalam model berupa
gambar.
Kualitas Orang
Tua
Melek
Kemampuan
Teknologi
Manual
Kemampuan
Pemahaman
Lanjut
Diri
Kualitas
Sekolah
Gambar Model Struktural faktor- faktor yang mempengaruhi pilihan siswa dalam bidang
keahlian
Arif Wibowo (2004) memberikan paradigmma persamaan
struktural tentang faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah anak
yang dilahirkan.
U3
Pendidikan
(X1)
U5
Usia Menikah
(X3)
Jumlah anak
yang
dilahirkan (X4)
U6
Pekerjaan /
U4
Penghasilan (X2)
Melalui analisis masalah dengan pohon masalah
(pohonnya miring ke kanan), permasalahan dalam penelitin
dapat dirumuskan ke paradigma penelitian.
Sistem Promosi
Keterikatan anggota
dalam organisasi
informasi
Produktivitas
Motivasi kerja Penampilan Kerja
Kerja
Hubungan sosial
dalam pekerjaan
Tata ruang dalam Gambar hasil analisis masalah terhadap rendahnya produktivitas lembaga,
pekerjaan yang selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hubungan variabel
Dalam melakukan analisis masalah pelayanan dapat
digunakan konsep pelayanan yang diberikan oleh
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1990) yang dijelaskan
ada 5 gap yang dapat menjadi masalah sehingga dapat
menimbulkan kegagalan dalam penjualan jasa. Lima gap
tersebut adalah:
1. Kesenjangan antara harapan konsumen dengan
persepsi manajemen (kesenjangan 1)
Kesenjangan antara harapan konsumen dengan
persepsi manajemen timbul karena manajemen tidak
selalu awas, tidak mengetahui sepenuhnya apa
keinginan konsumen.
Komunikasi dari mulut Komunikasi dari mulut Komunikasi dari mulut
ke mulut ke mulut ke mulut
KESENJANGAN 5
Jasa yang
dipersepsikan
KONSUMEN
PEMASAR
Penyampaian Jasa
Komunikasi eksternal
(termasuk sebelum
KESENJANGAN 1 ke pelanggan
dan sesudah kontrak)
KESENJANGAN 3 KESENJANGAN 4
Penerjemah persepsi
menjadi spesifikasi
kualitas jasa
KESENJANGAN 2
Persepsi manajemen
mengenai harapan
konsumen Gambar Model Konseptual Kualitas
jasa
2. Kesenjangan persepsi manajemen dengan kualitas jasa
(kesenjangan 2)
Dalam hal ini mungkin manajemen sudah mengetahui
keinginan konsumen, tetapi manajemen tak sanggup
dan tak sepenuhnya melayani keinginan konsumen
tersebut. Spesifikasi jasa yang diberikan oleh
manajemen masih ada kekurangan yang dirasakan
oleh konsumen. Inti masalahnya adalah fihak
manajemen kurang teliti terhadap detail jasa yang
ditawarkan.
3. Kesenjangan kualitas jasa dengan penyampaian jasa
(kesenjangan 3)
Hal ini terjadi mungkin kualitas jasa menurut
spesifikasinya sudah baik, tetapi karena karyawan yang
melayani kurang terlatih, masih baru, dan kaku.
4. Kesenjangan penyampaian jasa dengan komunikasi
eksternal (kesenjangan 4)
Kesenjangan penyampaian jasa dengan komunikasi
eksternal dapat terjadi akibat perbedaan antara jasa
yang diberikan dan janji – janji yang diobral dalam
iklan, brosur atau media promosi lainnya.
5. Kesenjangan jasa yang diterima dengan yang
dipersepsikan (kesenjangan 5)
Kesenjangan jasa yang dialami / dipersepsi dengan
jasa yang diharapkan merupakan gap yang sering
terjadi yaitu jasa yang diterima oleh konsumen, tidak
sesuai yang mereka harapkan.