Anda di halaman 1dari 53

BAB II

PROSES PENELITIAN,
MASALAH,VARIABEL,DAN
PARADIGMA PENELITIAN
A. KAPAN METODE INI DIGUNAKAN
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu
populasi.
3. Bila ingin mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel independen
terhadap satu atau lebih variabel dependen dalam kondisi alamiah
4. Bila pendiri bermaksud menguji hipotesis penelitian
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan
fenomena yang empiris dan dapat diukur
6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan teori, tindakan dan produk tertentu.
B. PENGERTIAN METODE SURVEI
Kerlinger (1973), penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan
pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk menemukan
kejadian- kejadian relatif, distribusi, dan hubungan – hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis.

Neuman W Lawrence (2003), penelitian survei adalah penelitian


kuantitatif. Dalam penelitian survei, peneliti menanyakan ke beberapa
orang tentang keyakinan, pendapat, karakteristik suatu obyek dan
perilaku yang telah lalu atau sekarang. Penelitian survey berkenaan
dengan pertanyaan tentang keyakinan dan perilaku dunia usaha
Berdasarkan kutipan diatas, metode penelitian survei
adalah metode penelitian kuantitaatif yang digunakan
untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau
atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik,
perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa
hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari
sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik
pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau
kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian
cenderung untuk di generalisasikan.
C. PROSES PENELITIAN KUANTITATIF

Pengujian
Instrumen

Populasi & Pengembangan


Sampel Instrumen

Rumusan Landasan Perumusan Pengumpulan Analisis


Masalah Teori Hipotesis Data Data

Kesimpulan
dan Saran

Gambar 2.1 Komponen dan proses penelitian kuantitatif


 Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, namun masalah
yang dibawa berbeda antara peneliti kuantitatif (harus sudah jelas)
dan peneliti kualitatif (sementara dan akan berkembang setelah
memasuki lapangan)
 Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan, rumusan masalah pada
umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Berdasarkan
rumusan masalah, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk
menjawabnya. Teori dalam penelitian kuantitatif digunakan untuk
menjawab rumusan masalah. Jawaban terhadap rumusan masalah
yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis.
 Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris
berdasarkan data dari lapangan. Untuk itu peneliti melakukan
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi
tertentu yang ditetapkan peneliti.
 Meneliti adalah mencari data yang teliti/ akurat. Untuk itu perlu
menggunakan instrumen penelitian.
 Setelah istrmen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat
digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk
diteliti.
 Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan
untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan.
Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.
Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan
inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik
parametris dan nonparametris.
 Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan
pembahasan. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan
penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data – data
yang telah disajikan
 Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka
selanjutnya adalah kesimpulan. Karena peneliti
melakukan penelitian untuk memecahkan masalah, mak
berkewajiban untuk memberikan saran – saran. Saran
yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian.
D. POTENSI DAN MASALAH
1. POTENSI
Potensi adalah segala sesuatu yang memiliki kapasitas untuk
dikembang tumbuhkan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, potensi adalah kemampuan
yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
Potensi adalah kekuatan energi, atau kemampuan yang
terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Potensi adalah segala sesuatu yang memiliki kemampuan /
kapasitas untuk dikembangkan. Setelah dapat dikembangkan maka
akan mempunyai nilai tambah. Potensi juga mempunyai arti yang
sama dengan berpotensi, yaitu energi, daya, kapasitas,
kesanggupan, kekuatan.
Kekuatan Berpotensi

POTENSI

Kesanggupan Energi

Kapsita Daya
s Gambar 2.2 Arti lain dari Potensi
2. MASALAH
Fraenkel and Wallen (2008), masalah penelitian merupakan sesuatu
yang pasti, di mana masalah merupakansegala sesuatu yang akan
diteliti. Masalah merupakan wilayah yang menjadi perhatian peneliti,
merupakan kondisi yang ingin di tingkatkan, merupakan kesulitan yang
ingin dieliminasi, dan merupakan pertanyaan yang perlu dicarikan
jawabannya.

Emory (1985), baik penelitian murni maupun terapan, semuanya


berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya
langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.

Tuckman (1988), setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu


berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah
penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses
penelitian.
Best and Khan (2006), bila dalam penelitian telah dapat
ditemukan masalah yang betul – betul masalah, maka
sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh
karena itu menemukan masalah dalam penelitian
merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah
masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan
segera dapat dilakukan.

3. MASALAH DAN CARA PEMECAHAN


Emory (1985), penelitian murni atau terapan semuanya
berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan,
hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat
keputusan.
TABEL 2.1
Hubungan Antara Ketepatan Memilih Masalah Dan Cara
Pemecahannya.
KETEPATAN MASALAH KETEPATAN CARA
PEMECAHAN
1. Masalah Benar Cara pemecahan benar

2. Masalah Benar Cara pemecahan salah

3. Masalah Salah Cara pemecahan benar

4. Masalah Salah Cara pemecahan salah


4. SUMBER MASALAH
Menurut Stonner masalah-masalah dapat diketahui bila
terdapat hal-hal berikut:
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan
kenyataan. Contoh : Orang yang biasanya menjadi
pimpinan pada bidang pemerintahan harus pindah
kebidang bisnis.Hal ini pada awalnya tentu akan
muncul masalah
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah
direncanakan dengan kenyataan. Contoh:
Direncanakan akan mendapat keuntungan yang
tinggi ,tetapi kenyataannya tidak
c. Ada pengaduan. Contoh: Dalam suatu organisasi
bisnis yang tadinya tenang tidak ada
masalah,ternyata setelah ada pihak tertentu yang
mengadukan produk maupun pelayanan yang
diberikan,maka timbul masalah dalam organisasi itu.
d. Ada kompetisi. Contoh : semula hanya ada satu
perusahaan yang menghasilkan produk minuman
tertentu,ternyata muncul perusahaan lain yang
menghasilkan produk yang sama dengan merk lain.
Perbedaan masalah dengan rumusan masalah

1. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang


diharapkan dengan yang terjadi,antara peraturan dengan
pelaksanaan,antara rencana dengan pelaksanaan,dan
antara teori dengan praktek.

2. Rumusan masalah adalah merupakan pertanyaan


penelitian,sebagai panduan bagi peneliti,sebagai
panduan bagi peneliti untuk menentukan teori yang akan
dipakai,perumusan hipotesis,pengembangan
instrument,dan teknik statistic untuk analisis data.
TABEL 2.2
PERBANDINGAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX 16 NEGARA TAHUN
1975 - 2010
NO NEGARA NILAI HDI DAN RANGKING TAHUN

1975 1980 1985 1990 1990 2000 2010 RK

1 Norway 0,859 0,877 0,888 0,901 0,894 0,925 0,938 1

2 Australia 0,844 0,861 0,873 0,888 0,927 0,939 0,937 2


3 USA 0,863 0,884 0,898 0,914 0,925 0,939 0,902 4

4 Germany -- 0,859 0,868 0,885 0,907 0,925 0,885 10

5 Korea 0,691 0,732 0,774 0,815 0,852 0,882 0,887 12

6 Hongkong 0,756 0,795 0,823 0,859 0,877 0,888 0,862 21

7 Singapura 0,722 0,755 0,782 0,818 0,857 0,885 0,846 27

8 Brunei - - - - - 0,856 0,805 37

9 Panama 0,712 0,731 0,745 0,747 0,770 0,787 0,755 54

10 Malaysia 0,616 0,659 0,693 0,722 0,760 0,782 0,744 57

11 Saudi Arabia 0,587 0,646 0,670 0,706 0,737 0,759 0,752 55

12 Indonesia 0,469 0,530 0,582 0,623 0,664 0,684 0,600 108


TABEL 2.2
PERBANDINGAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX 16 NEGARA
TAHUN 1975 - 2010
NO NEGARA NILAI HDI DAN RANGKING TAHUN
1975 1980 1985 1990 1990 2000 2010 RK
13 Vietnam - - 0,583 0,605 0,649 0,688 0,572 113
14 India 0,407 0,434 0,473 0,511 0,545 0,577 0,519 119
15 Pakistan 0,345 0,372 0,404 0,442 0,473 0,499 0,490 125
16 Zimbabwe 0,140 169

Sumber : Human Development Report (2010)


E. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah
merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi,
maka rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan penelitian yang


dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.

Briggs and Coleman (2007), pertanyaan penelitiaan merupakaan


langkah awal yang sangat penting pada setiap penelitian. Pertanyaan
penelitian merupakan panduan bagi peneliti untuk mengumpulkan
berbagai jenis informasi yang diperlukan. Pertanyaan peneliti juga akan
memandu peneliti untuk menganalisis data.
1. Rumusan Masalah yang Baik , fraenkel dan wallen (1990 :20)
mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik adalah :
a. Masalah harus feasible, masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
b. Masalah harus jelas, semua orang memberikan persepsi yang
sama terhadap masalah tersebut.
c. Masalah harus signifikan, jawaban atas masalah itu harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan
pemecahan masalah kehidupan manusia.
d. Masalah harus bersifat etis, penelitian tidak berkenaan dengan
hal – hal bersifat etika, moral, nilai –nilai keyakinan dan agama.
1. Rumusan Masalah yang Baik , fraenkel dan wallen
(1990 :20) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang
baik adalah :
a. Masalah harus feasible, masalah tersebut harus
dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang
jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan
waktu.
b. Masalah harus jelas, semua orang memberikan
persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.
c. Masalah harus signifikan, jawaban atas masalah itu
harus memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
kehidupan manusia.
d. Masalah harus bersifat etis, penelitian tidak
berkenaan dengan hal – hal bersifat etika, moral,
nilai –nilai keyakinan dan agama.
2. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah
Penelitian

Bentuk – bentuk masalah penelitian ini


dikembangkan berdasarkan tingkat eksplanasi.
Hal ini disebabkan oleh karena dasarnya hasil
penelitian nanti digunakan untuk menjelaskan
fenomena berdasarkan data yang terkumpul.
Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke
dalam bentuk rumusan masalah deskriptif,
komparatif, dan assosiatif, komparatif asosiatif
dan struktural.
Deskriptif

Komparatif Simetris

Bentuk
rumusan Asosiatif Kausal
masalah
Komparatif
Resiprocal
Asosiatif

Struktur
Hubungan

Gambar 2.3 Bentuk – bentuk rumusan masalah


a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu
rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variable
mandiri,baik hanya pada satu variable atau lebih.
Contoh :Seberapa tinggi produktivitas kerja
karyawan di PT.Samudra?
b. Rumusan masalah komparatif adalah suatu
pertanyaan penelitian yang bersifat
membandingkan.
Contoh : Adakah kesamaan cara promosi antara
perusahaan A dan B?
c. Rumusan masalah asosiatif adalah suatu
pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variable atau lebih
(hubungan simetris,hubungan kausal,dan
interaktif)
Tiga bentuk rumusan masalah assosiatif, yaitu:
a. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih
yang kebetulan munculnya bersamaan.
Contoh : Adakah hubungan antara banyaknya kupu-kupu dengan tamu yang
datang ?

b. Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Contoh : Adakah pengaruh system penggajian terhadap prestasi kerja?

c. Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.Disini
tidak diketahui variable independen dan dependen.
Contoh : Hubungan antara motivasi dan prestasi.Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
d. Rumusan masalah Komparatif – Asosiatif adalah rumusan masalah
yang menayangkan perbandingan korelasi antara dua variabel atau
lebih pada sampel atau populasi yang berbeda
Contoh : adakah perbedaan korelasi kualitas pelayanan dengan
nilai penjualan antara di Toko A dengan Toko B?
e. Rumusan masalah struktural, suatu rumusan masalah penelitiaan
yang bersifat menanyakan validitas struktur hbungan antara dua
variabel atau lebih yang ada variabel interveningnya. Untuk menguji
struktural hubungan antar variabel yang bersifat kausal digunakan
analisis jalur dan untuk menguji struktur hubungan antar variabel
yang dilengkapi dengan variabel manifest yang bersifat kausal atau
reciprocal digunakan SEM (structure Equation Model / Model
Persamaan Struktural).
F. VARIABEL PENELITIAN
1. Pengertian

 Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut


seseorang,atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu
orangdengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain
( Hatch dan Farhady,1981 ).

 Kerlinger ( 1973 ) menyatakan bahwa variable adalah konstruk atau


sifat yang akan dipelajari.Diberikan contoh misalnya,tingkat
aspirasi,penghasilan,pendidikan,status social,jenis kelamin,golongan
gaji,dan lain-lain.

 Kidder ( 1981 ) menyatakan bahwa variable adalah suatu kualitas


dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
2. Macam-macam Variabel
a. Variabel Independen merupakan variable yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya variable dependen.
b. Variabel dependen merupakan variable yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat,kerana adanya variable bebas.

Intensitas Iklan Jumlah Penjualan


(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Gambar 2.4 Contoh hubungan variabel independen - dependen


c. Variabel moderator Merupakan variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel
independen dan dependen.

Kepemimpinan Kinerja Pegawai


(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Insentif
(Variabel Moderator)
Gambar 2.5a Contoh hubungan variabel independen, moderator, dependen
Pendidikan Keberhasilan Usaha
(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Lingkungan
(Variabel Moderator)

Gambar 2.5b Contoh hubungan variabel independen, moderator, dependen


d. Variabel control merupakan variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang
tidak diteliti.

Penghasilan Gaya Hidup Harapan Hidup


(Variabel (Variabel (Variabel
Independen) Intervening) Independen)

Lingkungan Tempat
Tinggal
(Variabel Moderator)

Gambar 2.6 Contoh hubungan variabel independen – moderator -


intervening - dependen
e. Variabel control merupakan variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap
dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.

Pendidikan SMA & SMK Keterampilan Pemasaran


(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Produk, tempat, alat sama


(Variabel Kontrol)

Gambar 2.7 Contoh hubungan variabel independen – kontrol,


G. MODEL HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN
Paradigma penelitian / model hubungan variabel penelitian
menunjukkan hubungan antar variabel yang mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah yang dijawab melalui penelitian, teori,
hipotesis dan teknik analisis yang digunakan. Bentuk-bentuk model
hubungan variabel penelitian, yaitu:
1. Model Hubungan Sederhana

X = Kualitas alat

Y = Kualitas barang yang dihasilkan

Gambar 2.8 Model Hubungan Sederhana


Berdasarkan paradigma tersebut,maka kita dapat
menentukan
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua dan asosiatif ada
satu, yaitu :
1) Rumusan masalah deskriptif ( dua )
a). Bagaimana X ? ( Kualitas Alat )
b). Bagaimana Y ? ( Kualitas barang yang dihasilkan)

2) Rumusan masalah asosiatif/hubungan ( satu )


a) Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan
kualitas barang yang dihasilkan ?

b. Teori yang digunakan ada dua,yaitu teori tentang alat-alat kerja dan
tentang kualitas barang.
c. Hipotesis yang dirumuskan dengan hipotesis deskriptif
dan hipotesis asosiatif
1) Dua hipotesis deskriptif :
a) Kualitas alat yang digunakan oleh lembaga
tersebut telah mencapai 70% baik.
b) Kualitas barang yang dihasilkan oleh lembaga tsb
telah mencapai 99% dari yang diharapkan.
2) Hipotesis asosiatif :
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kualalitas alat dengan kualitas barang yang
dihasilkan.Hal ini berarti bila kualitas alat
ditingkatkan,maka kualitas barang yang dihasilkan
akan menjadi semakin tinggi.
d. Teknik analisis data
1. Untuk dua hipotesis deskriptif,bila datanya
berbentuk interval ratio,maka pengujian hipotesis
menggunakan t-test one sampel
2. Untuk hipotesis asosiatif ,bila data ke dua variabel
berbentuk interval atau ratio,maka menggunakan
teknik statistic korelasi product moment
2. Model Hubungan Variabel Sederhana Berurutan
X1= kemampuan X3=prestasi kerja
X2=penghasilan Y =kesejahteraan

Menunjukan hubungan antara satu variabel independen


dengan satu variabel dependen secara berurutan
dengan teknik korelasi sederhana
3. Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel Independen

X1 = Tata Ruang Kantor Y=Kelancaran kerja


X2 = Kepemimpinan
Untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y
menggunakan teknik korelasi sederhana.Untuk mencari hubungan
X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y menggunakan
korelasi ganda
4. Model Hubungan Variabel Ganda dengan Tiga Variabel Independen

X1 = Kualitas Mesin X3= Sistem karir


X2 = Gaya kepemimpinan Y=Produktivitas kerja
Korelasi sederhana untuk mencari hubungan antara X1 dengan Y ;
X2 dengan Y ; X3 dengan Y ; X1 dengan X2 ; x2 dengan X3; x1
dengan x3
Korelasi ganda untuk mencari besarnya hubungan antar X1,X2, dan
X3 secara bersamaan terhadap Y
5. Model hubungan varabel dengan Dua Variabel Dependen

X = Tingkat pendidikan Y1=gaya kepemimpinan


Y2 = disiplin kerja

Untuk mencari besarnya hubungan antar X dengan Y1


dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana
6. Model hubungan Variabel dengan Dua Variabel Independen dan Dua
Dependen
X1 X1

X1 X1

X1 = Kebersihan Kereta Y1= jumlah tiket yang terjual


X2 = Pelayanan KA Y2= Kepuasan Penumpang

Hubungan antara X1 dengan Y1 ; X2 dengan Y1 :X1 dengan Y2 ; X2


dengan Y2 ;X1 dengan X2 ; Y1 dengan Y2 dapat dianalisis denga
korelasi sederhana.Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2
terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y2 dapat
dianalisis dengan korelasi ganda.
7. Model Hubungan Strutural / Jalur

X1 = Status Sosial Ekonomi X2= IQ


X3 = Motivasi berprestasi Y= Prestasi Bisnis
Dari gambar diatas terlihat bahwa, seorang yang berasal dari status
sosial ekonomi tertentu ( X1),tidak bisa langsung mencapai prestasi
bisnis yang tinggi ( Y) tetapi harus melalui peningkatan motif
berprestasinya ( X3) dan baru dapat mencapai prestasi bisnis
( Y).tetapi bila memiliki IQ yang tinggi ( X2 ) maka mereka langsung
dapat mencapai prestasi binis ( Y ).conttoh ini dikembangkan dari
buku Kerlinger
Sofia Yustiani Suryandari (2006) dalam tesis yang berjudul “Analisis
Pengaruh Merk, Country of Design dan Country of Manufacture
terhadap Persepsi Kualitas dan niat Beli” mengemukakan paradigma
penelitian seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Merk
(X1)

Persepsi Kualitas
(Y1)
Country of Design
(X2)

Niat Beli
(Y2)
Country of
Manufacture
(X3)
Sudji Munadi (2006) dalam disertasinya menguji
persamaan struktural tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi pilihan siswa untuk menentukkan bidang
keahlian.
SEM merupakan metode statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis yang terstruktur. Prosedur SEM
mempunyai dua hal yang penting yaitu :
a. Hubungan kausal yang terjadi merupakan hubungan
struktural yang berseri dengan menggunakan
persamaan regresi
b. Hubungan kausal dapat disusun dalam model berupa
gambar.
Kualitas Orang
Tua
Melek
Kemampuan
Teknologi
Manual

Kemampuan Orientasi Kemampuan


Umum Pilihan Penalaran

Kemampuan
Pemahaman
Lanjut
Diri
Kualitas
Sekolah

Gambar Model Struktural faktor- faktor yang mempengaruhi pilihan siswa dalam bidang
keahlian
Arif Wibowo (2004) memberikan paradigmma persamaan
struktural tentang faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah anak
yang dilahirkan.
U3
Pendidikan
(X1)

U5

Usia Menikah
(X3)

Kontrasepsi (X5) Jumlah Anak (X6)

Jumlah anak
yang
dilahirkan (X4)
U6

Pekerjaan /
U4
Penghasilan (X2)
Melalui analisis masalah dengan pohon masalah
(pohonnya miring ke kanan), permasalahan dalam penelitin
dapat dirumuskan ke paradigma penelitian.
Sistem Promosi

Keterikatan anggota
dalam organisasi
informasi

Produktivitas
Motivasi kerja Penampilan Kerja
Kerja
Hubungan sosial
dalam pekerjaan

Tata ruang dalam Gambar hasil analisis masalah terhadap rendahnya produktivitas lembaga,
pekerjaan yang selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hubungan variabel
Dalam melakukan analisis masalah pelayanan dapat
digunakan konsep pelayanan yang diberikan oleh
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1990) yang dijelaskan
ada 5 gap yang dapat menjadi masalah sehingga dapat
menimbulkan kegagalan dalam penjualan jasa. Lima gap
tersebut adalah:
1. Kesenjangan antara harapan konsumen dengan
persepsi manajemen (kesenjangan 1)
Kesenjangan antara harapan konsumen dengan
persepsi manajemen timbul karena manajemen tidak
selalu awas, tidak mengetahui sepenuhnya apa
keinginan konsumen.
Komunikasi dari mulut Komunikasi dari mulut Komunikasi dari mulut
ke mulut ke mulut ke mulut

Jasa yang diharapkan

KESENJANGAN 5

Jasa yang
dipersepsikan
KONSUMEN

PEMASAR
Penyampaian Jasa
Komunikasi eksternal
(termasuk sebelum
KESENJANGAN 1 ke pelanggan
dan sesudah kontrak)
KESENJANGAN 3 KESENJANGAN 4
Penerjemah persepsi
menjadi spesifikasi
kualitas jasa
KESENJANGAN 2
Persepsi manajemen
mengenai harapan
konsumen Gambar Model Konseptual Kualitas
jasa
2. Kesenjangan persepsi manajemen dengan kualitas jasa
(kesenjangan 2)
Dalam hal ini mungkin manajemen sudah mengetahui
keinginan konsumen, tetapi manajemen tak sanggup
dan tak sepenuhnya melayani keinginan konsumen
tersebut. Spesifikasi jasa yang diberikan oleh
manajemen masih ada kekurangan yang dirasakan
oleh konsumen. Inti masalahnya adalah fihak
manajemen kurang teliti terhadap detail jasa yang
ditawarkan.
3. Kesenjangan kualitas jasa dengan penyampaian jasa
(kesenjangan 3)
Hal ini terjadi mungkin kualitas jasa menurut
spesifikasinya sudah baik, tetapi karena karyawan yang
melayani kurang terlatih, masih baru, dan kaku.
4. Kesenjangan penyampaian jasa dengan komunikasi
eksternal (kesenjangan 4)
Kesenjangan penyampaian jasa dengan komunikasi
eksternal dapat terjadi akibat perbedaan antara jasa
yang diberikan dan janji – janji yang diobral dalam
iklan, brosur atau media promosi lainnya.
5. Kesenjangan jasa yang diterima dengan yang
dipersepsikan (kesenjangan 5)
Kesenjangan jasa yang dialami / dipersepsi dengan
jasa yang diharapkan merupakan gap yang sering
terjadi yaitu jasa yang diterima oleh konsumen, tidak
sesuai yang mereka harapkan.

Anda mungkin juga menyukai