Anda di halaman 1dari 24

VERUKA VULGARIS

Oleh:
 
Made Adi Suryadarma (0802005070)
Ni Nyoman Sri Lestari (0802005088)
Avelina Irene Djedoma (0802005149)
 
 
Pembimbing:
dr. I Ketut Kwartantaya Winaya, Sp. KK
PENDAHULUAN
• Veruka vulgaris atau kutil atau common warts
adalah proliferasi jinak pada kulit dan mukosa
yang disebabkan oleh human papilloma virus
(HPV)
• Dapat muncul di mana saja pada kulit, tetapi
seringkali muncul pada jari, tangan dan lengan
• Mayoritas pasien dengan veruka vulgaris
berusia antara anak sampai dengan dewasa
muda insidensi sebanyak 10%
ETIOLOGI
• Virus penyebabnya tergolong dalam virus
papiloma (grup papova)
• HVP merupakan virus DNA yang terdiri lebih dari
100 tipe
• HPV dibedakan menjadi tipe kutaneus (non
genital) seperti HPV-1, HPV-2, HPV-3, HPV-4, dan
tipe genital seperti HPV-6, HPV-11, HPV-16, HPV-18
• Walaupun bersifat jinak, tetapi beberapa tipe HPV
dapat bertransformasi menjadi neoplasma
PATOGENESIS
• Disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk lokasi lesi,
jumlah dari virus yang menginfeksi, frekuensi kontak dan
status imun seseorang
• Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus ke dalam
epidermis yang viabel yaitu melalui defek pada epitelium
• Meskipun reseptor seluler untuk HPV belum
diidentifikasi, permukaan sel heparan sulfat, yang dikode
oleh proteoglikan dan berikatan dengan partikel HPV
dengan afinitas tinggi, dibutuhkan sebagai jalan
masuknya
• Untuk mendapat infeksi yang persisten, mungkin penting
untuk memasuki sel basal epidermis yang juga sel puncak
(sel stem) atau diubah oleh virus
• Dipercayai bahwa single copy atau sebagian besar sedikit
copy genom virus dipertahankan sebagai suatu plasmid
ekstrakromosom dalam sel basal epitel yang terinfeksi.
Ketika sel-sel ini membelah, genom virus juga bereplikasi
dan berpartisi menjadi tiap sel progeni, kemudian
ditransportasikan dalam sel yang bereplikasi saat mereka
bermigrasi ke atas untuk membentuk lapisan yang
berdiferensiasi
replikasi virus terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi dari epitel dan yang terdiri dari
keratinosit yang tidak bereplikasi, HPV harus memblok diferensiasi akhir dan
menstimulasi pembelahan sel untuk memungkinkan enzim-enzim dan kofaktor yang
penting untuk replikasi DNA virus

Gambar 1. Mekanisme keratinosit dalam mengeluarkan sitokin sekunder setelah


distimulasi oleh IFN-γ dan TNF-α5
GAMBARAN KLINIS
• Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian
ekstensor seperti jari, tangan, lutut, siku atau lainnya
pada situs trauma
• Lesi dimulai dari papul kecil yang kemudian
membesar, dan menjadi bentuk verrucous kemudian
dengan diameter beberapa milimeter sampai
sentimeter
• Berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya
lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat,
permukaan kasar (verukosa)
Jenis veruka vulgaris yang memiliki karakteristik
klinis diagnostik nama sesuai dengan fitur klinis:
• Plantar wart
• Myrmecia
• Pigmented wart
• Punctate wart
• Filiform wart
HISTOPATOLOGI
• Epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis
• Rete ridges
• Sel-sel mononuklear mungkin ada. Keratinosit
besar dengan nukleus piknosis eksentrik dikelilingi
oleh halo perinukleus (sel koilositotik atau
koilosit) merupakan karakteristik dari papilloma
yang dikaitkan dengan HPV
Koilosit yang divisualisasikan dengan pengecatan Papanicolaou (Pap) menggambarkan
tanda terjadinya infeksi HPV

Gambar 6. Gambaran histopatologi veruka vulgaris.


DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
• DIAGNOSIS
– Gambaran klinis dan riwayat penyakit, papul yang lama
kelamaan membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis
kutil virus. Pemeriksaan histologi dapat digunakan untuk
mengkonfirmasikan diagnosis tersebut. Antibodi untuk
detergent-disrupted HPV particles yang terpapar dengan
antigen L1 dan L2 terdapat pada sebagian besar HPV
• DIAGNOSIS BANDING
– Moluskum kontagiosum
– Karsinoma Sel Skuamosa
PENATALAKSANAAN
• Terapi pada veruka vulgaris disesuaikan dengan lokasi
tubuh yang terkena, usia pasien, status imun pasien,
derajat ketidaknyamanan baik secara fisik maupun
emosional dan jika ada terapi sebelumnya
• Elektrokauterisasi ini efektivitasnya tinggi dalam
menghancurkan jaringan yang terinfeksi HPV, serta
kontraindikasi untuk pasien dengan cardiac pacemakers
• Teknik ini diawali dengan anestesi lokal. Rasa sakit setelah
operasi dapat diatasi dengan narkotik analgesik dan
analgesik topikal pada beberapa pasien sangat bermanfaat
seperti lidocaine jelly
Penatalaksanaan lainnya
• Krioterapi merupakan pilihan utama untuk hampir semua veruka vulgaris.
Veruka seharusnya dibekukan secara adekuat dimana dalam waktu 1-2 hari
• Asam salisilat 12-26% Efek keratolitik asam salisilat mampu membantu
mengurangi ketebalan veruka dan menstimulasi respon inflamasi
• Glutaraldehid merupakan agen virusidal yang terdiri dari 10% glutaraldehid
dalam etanol cair atau dalam formulasi bentuk gel
• Bleomisin yang digunakan memiliki konsentrasi 1 unit/ml yang diinjeksikan di
dekat bagian bawah veruka hingga terlihat memucat
• Simetidin oral dengan dosis 30-40 mg/kgBB/hari telah dilaporkan mampu
meresolusi veruka vulgaris
• Pengobatan dengan dinitrochlorobenzene (DNCB) dilaporkan mampu
meresolusi veruka pada 85% kasus
• Laser karbondioksida dapat digunakan untuk pengobatan beberapa variasi dari
veruka baik pada kulit maupun mukosa
PROGNOSIS
• Prognosis pada veruka vulgaris adalah ad
bonam walaupun dapat berulang (bersifat
residif). Dicari faktor predisposisinya serta
pasien harus bisa menjaga kebersihan diri
sendiri dan lingkungan
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama : Nur Hadi Hanggono
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Denpasar
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 18 November 2013
• Keluhan Utama :
Timbul benjolan pada jari tangan

• Perjalananan Penyakit:
Pasien datang ke Poliklinik RS Indera Denpasar dengan keluhan benjolan
pada jari tangan sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan dikatakan terdapat pada
jari kelingking tangan kanan dan jari manis tangan kiri. Pada awalnya timbul
benjolan dengan ukuran sebesar kepala jarum pada jari manis tangan kiri
pasien. Benjolan semakin membesar berukuran sebesar biji jagung dan
permukaannya menjadi kasar. Seminggu kemudian, benjolan tersebut
kemudian diikuti dengan tumbuhnya benjolan pada jari kelingking tangan
kanan dengan permukaan yang kasar. Kedua benjolan tersebut dikatakan
tidak nyeri dan tidak gatal. Benjolan tidak menghilang dengan pemberian
salep anti jamur. Pasien menyangkal timbulnya bintil-bintil di kulit sekitar alat
kelamin. Keluhan benjolan tersebut tidak disertai demam, batuk lama,
penurunan berat badan yang signifikan dalam 3 bulan terakhir.
• Riwayat Pengobatan :
Penderita belum pernah melakukan pengobatan ke Puskesmas atau dokter
spesialis kulit. Penderita mengobati benjolan dengan obat anti jamur yang dibeli
di apotik. Tetapi penyakit tidak membaik, bahkan ukuran benjolan semakin
membesar.
• Riwayat Penyakit Terdahulu :
Penderita belum pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
• Riwayat Penyakit dalam keluarga :
Di keluarga tidak ada yang mengalami kelainan yang sama dengan penderita.
• Riwayat Sosial :
Tidak ada teman atau kerabat yang memiliki kelainan yang sama dengan
penderita.
• Riwayat atopi :
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
• Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Baik
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
 
• Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemia -/-, ikt-/-
THT : dalam batas normal
Thorax : Cor : S1S2 normal, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-),bising usus normal, hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas : dalam batas normal
Status Dermatologi
• Lokasi : digiti V dextra
Effloresensi : papul, soliter, bentuk bulat, ukuran 0,3 cm, keras, permukaan
kasar dengan kulit disekitarnya normal.
• Lokasi : digiti IV sinistra
Effloresensi : papul, soliter, bentuk bulat, ukuran 0,5 cm, keras, permukaan
kasar dengan kulit disekitarnya normal

. Benjolan pada jari tangan pasien


• Diagnosis Kerja
Veruka vulgaris
• Diagnosis Banding
Moluskum kontagiosum
Karsinoma sel skuamosa
• Penatalaksanaan
Bedah listrik (kauterisasi)
• Prognosis
Pada pasien tersebut, meskipun veruka vulgaris yang
dideritanya tidak mengakibatkan kematian, namun penyakit
ini akan berjalan kronik dan bersifat residif. Belum ada cara
yang efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna
PEMBAHASAN
• Anamnesis : benjolan pada jari manis tangan kiri sejak 2 bulan
yang lalu. Awalnya sebesar kepala jarum kemudian membesar
seukuran biji jagung dan permukaannya menjadi kasar. Seminggu
kemudian, tumbuh benjolan pada jari kelingking tangan kanan
dengan permukaan yang kasar. Tidak nyeri dan tidak gatal.
Benjolan tidak menghilang dengan pemberian salep anti jamur.
• Status dermatologi :
– Lokasi : digiti V dextra; Effloresensi : papul, soliter, bentuk bulat, ukuran
0,3 cm, keras, permukaan kasar dengan kulit disekitarnya normal.
– Lokasi : digiti IV sinistra; Effloresensi : papul, soliter, bentuk bulat, ukuran
0,5 cm, keras, permukaan kasar dengan kulit disekitarnya normal.
• Diagnosis Kerja : Veruka Vulgaris
PEMBAHASAN
• Penyakit yang mempunyai gejala menyerupai veruka vulgaris :
Moluskum kontagiosum dan Karsinoma sel skuamosa. Pada
moluskum kontagiosum terlihat lesi solid dan tersebar berupa papul
berdiameter 1-2 mm. Pada bagian tengahnya terdapat daerah
umbilikasi disebut dele berisi badan moluskum. Karsinoma sel
skuamosa memiliki ciri adanya vegetasi yang seperti kembang kol,
mudah berdarah, dan berbau.
• Penatalaksanaan : Belum ada cara yang efektif dan memberi
penyembuhan yang sempurna. Elektrokauterisasi  memiliki
efektivitas yang tinggi dalam menghancurkan jaringan yang terinfeksi
HPV, serta kontraindikasi untuk pasien dengan cardiac pacemakers.
• Faktor pedisposisi dan pencetus, seperti iritasi dan trauma mekanik
harus dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakit ini.
KESIMPULAN
• Veruka vulgaris  hiperplasi epidermis E/HPV tipe
tertentu; kronik residif; lesi: papul, soliter, bentuk
bulat, keras, permukaan kasar dengan kulit
disekitarnya normal.
• Penatalaksanaan ~ lokasi tubuh yang terkena, usia
pasien, status imun pasien, derajat ketidaknyamanan
baik secara fisik maupun emosional, terapi
sebelumnya  First line : elektrokauterisasi.
• Prognosis baik meskipun tidak menimbulkan kematian
tetapi penyakit ini berjalan kronik-residif.
SARAN
• Diberikan pengertian tentang patogenesis
penyakitnya, faktor-faktor yang memperberat, dan
diberi penjelasan bahwa penyakit ini menular
melalui kontak kulit ke kulit  Untuk menjaga dan
menghindari semua faktor yang dapat
memperberat penyakit.
• Dalam menegakkan diagnosa veruka vulgaris,
selain dengan memperhatikan gejala klinisnya
dapat didukung dengan pemeriksaan histopatologi.

Anda mungkin juga menyukai