Anda di halaman 1dari 5

Nasionalisme Tua

(Proto-Nationalism)
Kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia
merupakan hasil dari para orang-orang terpelajar dan
intelektual yang menjadi kunci utama dalam gerakan
nasionalisme Indonesia

kelompok intelektual yang membuat ideologi dan


beragam gerakan yang digunakan dalam melawan
kolonialisme Barat
Nasionalisme tua

Nasionalisme tua adalah suatu rasa yang muncul akibat kejayaan masa lalu sebuah bangsa.
Nasionalisme Tua dapat kita lihat dari bentuk bentuk Nasionalisme yang lahir di Jerman, Jepang,
Inggris, yang menghasilkan sebuah kebanggaan yang berlebih terhadap bangsa atau ras mereka
sehingga dapat memicu terjadinya eksploitasi terhadap bangsa lain.

Menurut Soekarno

menurut Sukarno nasionalisme ala eropa adalah nasionalisme yang bersifat


menyerang, suatu nasionalisme yang mengejar keperluan sendiri, suatu
nasionalisme perdagangan untung rugi , dan menurut sukarno nasionalisme
semacam itu pasti akan binasa.

Contoh nasionalisme ala Eropa


Nasionalisme chauvinistik ala jerman telah melahirkan penjajahan
oleh jerman atas Negara-negara di eropa yang dipimpin oleh
pemimpin partai Nazi Adolf Hitler yang telah menyebabkan jerman
mengalami kekalahan di dalam akhir perang dunia ke-2
Di Indonesia Nasionalisme Tua (Proto-Nationalism) dilandasi olehkemunculan gerakan
gerakan sosial yang lebih terorganisir

01 SI (Syarikat Islam)
Pada tahun 1909 didirikan sebuah organisasi oleh para pedagang muslim yang
diprakarsai oleh H. Samanhudi dan R.M Tirtoadisuryo. Organisasi ini memiliki
tujuan sebagai pelindung hak-hak pedagang muslim dari aksi monopoli
pedagang China. Namun organisasi ini kemudian berkembang ke arah politik

02 SDI (Syarikat Dagang Islam)


Kelompok Intelektual yang tergabung dalam
STOVIA

03 Muhamadiyah
Pada tanggal 18 November 1912 didirikan, yang dipelopori oleh K.H Ahmad
Dahlan di Yogyakarta. Organisasi ini bertujuan untuk memurnikan
peribadatan ajaran agama Islam

04 Boedi Oetomo
tanggal 20 Mei 1908 didirikan oleh para mahasiswa fakultas kedokteran
(STOVIA) di Jakarta, mereka adalah Sutomo, Suraji, Gunawan
Mangunkusumo. organisasi ini yang bergerak di bidang pendidikan
Meski terdapat heteregonitas dan konflik diantara
kelompok kelompok tersebut, tapi ada dua faktor yang
bisa menjadi pemersatu, yaitu adanya agenda bersama
yang menjadi titik temu dalam agenda publik yang
berpusat pada isu kemajuan, kesejahteraan umum dan
pentingnya persatuan nasional. Kedua

adanya afiliasi (keanggotaan) ganda yang berfungsi


sebagai jembatan diantara perhimpunan perhimpunan.
Dengan afiliasi ganda, terjadi sirkulasi informasi,
perumusan agenda bersama dan realokasi sumber daya
yang ada. hal ini tampak pada pembentukan aliansi
aliansi strategis seperti Radicale Concentratie dalam
Volksraad (semacam DPR) tahun 1918

Anda mungkin juga menyukai