Anda di halaman 1dari 22

EVIDENCE-BASED PRACTICE IN NURSING

KELOMPOK 4 :

1. DEMON LAMAU
2. SITIRIA WOUW
3. SHEFTY DWI RIFKAWATI 4.DENSIANUS PALILING
5. SPIKE A. TEURUPUN
6. FATMAWATTY HAMZAH
7.LA HARDUPI WORETMA
8.SANTI MAUW
9. ADRIAN L. Y. ROHROHMANA
10. YEANE YULITA FATUBUN
11. ONISIMUS NAROBA
12. DAENG PAGESA
LATAR BELAKANG
Sejarah evidence dimulai pada tahun 1970 ketika Archie Cochrane menegaskan
perlunya mengevaluasi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah
(scientific evidence). Sejak itu berbagai istilah digunakan terkait dengan evidence
base, di antaranya evidence base medicine (EBM), evidence base nursing (EBN),
dan evidence base practice (EBP). Evidence Based Practice (EBP) merupakan
upaya untuk mengambil keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling relevan
dan valid. Oleh karena itu EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil
penelitian ke dalam praktek sehingga perawat dapat meningkatkan “quality of care”
terhadap pasien. Selain itu implementasi EBP juga akan menurunkan biaya
perawatan yang memberi dampak positif tidak hanya bagi pasien, perawat, tapi
juga bagi institusi pelayanan kesehatan. Sayangnya penggunaan bukti-bukti riset
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan klinis seperti seorang bayi yang masih
berada dalam tahap pertumbuhan.
PENGERTIAN EVIDANCE BACED PRACTICE

• EVIDANCE ARTINYA BUKTI


• BACED ARTRINYA BERBASIS ATAU BERDASAR
• PRACTICE ARTINYA PRAKTEK/BERLATIH

EVIDENCE-BASED PRACTICE IN NURSING


ADALAH penggunaan bukti ekternal dan bukti internal
(clinical expertise), serta manfaat dan keinginan pasien
untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan
kesehatan, Chang, Jones, & Russell (2013).
PENGERTIAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
• Keperawatan gawat • Keperawatan gawat
darurat (Emergency darurat adalah
Nursing) merupakan pelayanan
pelayanan keperawatan profesional keperawata
 yang komprehensif n yang di berikan pada
diberikan kepada pasien pasien dengan
dengan injuri akut atau kebutuhan urgen dan
sakit yang mengancam kritis
kehidupan
EVIDANCE BASED
PRACTICE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
ADALAH

Pendekatan sistematik untuk meningkatkan


kualitas praktik profesional
pelayanan keperawatan  yang komprehensif
berdasarkan bukti ilmiah diberikan kepada
pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis.
PENTINGNYA EBNP
• Tingginya tuntutan secara internasional untuk meningkatkan
keefektifan klinik serta keefektifan biaya dalam kebijakan
kesehatan telah menyoroti kebutuhan akan layanan kesehatan
agar dibangun berdasarkan penggunaan ilmu pengetahuan
berdasarkan hasil penelitian dengan baik

• World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar


asuhan keperawatan yang aman bisa diberikan pada pasien,
maka upaya penelitian dan penerapan hasil penelitian perlu
dilakukan. Upaya penerapan hasil/penelitian ini dikenal dengan
asuhan keperawatan berbasis Evidence Based Practice (EBP).
CONTOH JURNAL HASIL PENELITIAN :
1. NAMA JURNAL : JURNAL GAWAT
DARURAT VOLUME 1 THN 2020 2. Nama Jurnal:Ilmiah Ilmu
HAL 39-44, Darwanti, L., Kesehatan: Wawasan Kesehatan,
Setianingsih, S., & Yulianto, I. Thn 2020, 122–127.
(2019), https://doi.org/10.33485/jiik-
wk.v5i2.112
https://journal.stikeskendal.ac.id/i
ndex.php/JGD/article/view/507/3
03
• Judul Jurnal :
 JUDUL JURNAL : TINGKAT Efektifitas Kompres
PENGETAHUAN DAN
KEIKUTSERTAAN PELATIHAN CPR
Hangat Untuk
PERAWAT DENGAN Menurunkan Suhu
PENANGANAN DASAR PASIEN
HENTI JANTUNG BERDASARKAN Tubuh Pada anak
GUIDELINES AHA 2015 Dengan Hipertermia
3. Nama Jurnal : Penelitian Kesehatan SUARA
FORIKES ( Forum ilmun kesehatan ), Volume 1-6
hal 115-118(April 2015), di
http://suaraforikes.webs.com atau kata kunci
torakosintesis; dekompresi; sela iga; mini-WSD; tension
pneumothorax sekunder

• JUDUL JURNAL : PENANGANAN GAWAT


DARURAT TENSION PNEUMOTHORAX WITH
NEEDLE THORACOCENTESIS ICS KE-5 &
PEMASANGAN MINI-WSD
4. Nama Jurnal : Jurnal Keperawatan Volume 12 No 3, Hal 355 - 362,
September 2020 ,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Judul Jurnal :
RESUSITASI JANTUNG PARU DI ERA PANDEMI
COVID-19
TIGA CONTOH PENATALAKSANAAN TREND
KEGAWATDARURAT TAHUN 2020 DARI EBNP
1. TENSION PNEUMOTHORAX :
Pada ilmu klasik : penanganan Tension pneomothorax dengan
pemasangan Needle Thoracocentesis yaitu pada ICS 3

Pada Penelitian terbaru, pemasangan Needle pada ICS 5 , Di


jelaskan bahwa ketebalan dinding dada ICS KE 5 lebih tipis
dibandingkan ICS KE 3. yaitu pada ICS KE 3 antara 4,33 – 4,67
cm, sedangkan di ICS KE 5 antara 3,76 – 3,99 cm. pada
penanganannya dibutuhkan panjang needle setidaknya 5 cm
( abocath 20 ) di linea mid aksila ICS ke-4 atau ke-5 mid axilar
agar lebih muda bisa menembus hingga kavum pleura,
sehingga bisa berpeluang sukses meringankan sesak nafas.
2. Penatalaksanaan RJP/CPR :
 Sebelumnya mekanisma Pelaksanaan RJP/CPR di lakukan
dengan tehnik A-B-C ( Airway, Breathing,Circulation ).

 Terbaru, Berdasarkan American Heart Association (AHA,


2015) telah memperbaharui sistematika CPR dari
sebelumnya A-B-C menjadi C-A-B. Alasan perubahan ini
adalah pada sistematika A-B-C seringkali kompresi dada
tertunda karena proses airway, dengan mengganti
langkah C-A-B maka kompresi dada akan dilakukan lebih
awal dan ventilasi hanya sedikit tertunda satu siklus
kompresi dada (30 kompresi dada secara ideal dilakukan
sekitar 18 dektik).
3.Penatalaksanaan RJP/CPR Pada Pasien Yang
di curigai COVID-19 :
 Sebelum Pandemi Covid – 19 mekanisma Pelaksanaan
RJP/CPR di lakukan dengan tehnik B-A-C
( BREATING,AIRWAY,CIRCULATION).

 Setelah Pandemi Covid-19,Perubahan terhadap


urutan RJP dengan mengabaikan penilaian jalan nafas
memberikan peluang dalam meminimalkan penularan.
Kompresi dada menggunakan alat bantu sangat
disarankan untuk dilakukan hingga pasien tiba di
rumah sakit atau bisa diberikan alat bantu pernafasan :
5 langkah Penanganan RJP Pada korban di
curigai Covid-19 :
1. Meminta tolong
2. Menghubungi nomor darurat
3. Tidak mendekatkan wajah, dan gunakan
handuk atau pakaian untuk menutupi mulut
dan hidung korban
4. Memberikan kompresi dada
5. Lanjutkan hingga ambulans tiba
GAMBAR PENATALAKSANAAN C-A-B PADA
CPR DAN TENSION PNEUMOTHORAX :
Pelaksanaan EBP pada Keperawatan

» Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian


perawatan berdasarkan fakta terbaik akan meningkatkan hasil
perawatan klien.
» Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan
mendukung “pemberian perawatan berdasarkan fakta”.
» Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam
penggunaan EBP.
» Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan
kesehatan.
» Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas
praktek, penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan.
» Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi,
observasi pada klien dan bagaimana respons terhadap intervensi
yang diberikan. Dalam tindakan diharapkan perawat memperhatikan
etnik, sex, usia, kultur dan status kesehatan.
Hambatan Pelaksanaan EBP pada Keperawatan

• Berkaitan dengan penggunaan waktu.


• Akses terhadap jurnal dan artikel.
• Keterampilan untuk mencari.
• Keterampilan dalam melakukan kritik riset.
• Kurang paham atau kurang mengerti.
• Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-
hasil riset.
• Salah pengertian tentang proses.
• Kualitas dari fakta yang ditemukan.
• Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk
menggunakan literatur hasil penemuan untuk intervensi praktek yang
terbaik untuk diterapkan pada klien.
TANTANGAN EBNP
• Mukti (2012) mengatakan bahwa EBNP
sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, keselamatan pasien,
keefektifan managemen dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan, dan meningkatkan
kesadaran akan pentingnya bukti empiris
dalam melaksanakan pelayanan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA
PENERAPAN EBNP

1. seperti pendidikan perawat yang masih belum


homogen, pengetahuan perawat yang masih rendah,
2. belum siapnya perawat seperti membiasakan
membaca jurnal, meneliti dan mengintegrasikan
penelitian
3. belum mengenal lebih banyak tentang penelitian.
DASAR HUKUM PERAWAT MELAKUKAN EVIDANCE
BASED
PRACTICE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

• Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat


dalam bentuk Asuhan Keperawatan. (Undang-undang No 38/2014 Tentang
Keperawatan, Pasal 1 Ayat (4).

• Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat


dalam bentuk Asuhan Keperawatan. (Undang-undang No 38/2014 Tentang
Keperawatan, Pasal 1 Ayat (4).

• Pelayanan Keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan gawat darurat


24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat darurat
menetapkan diagnosis keperawatan, dan upya penyelamatan jiwa,
mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk atau dilakukan
tindakan definitif di semua level rumah sakit (Standar pelayanan gawat
darurat Direktoral Jenderal Kementrian Kesehatan RI tahun 2011).
KOMPONEN EBP
• PENDIDIKAN
• PENGETAHUAN
• KETRAMPILAN
• PELATIHAN
• PENGALAMAN
• PENELITIAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA :

Cullum, N. Users’ Guides to the Nursing Literature: An Introduction. Evid Based Nurs 2000 3: 71-72.

https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/2019-11 , EVIDENCE KEGAWATANDARURAT, DIAKSES TANGGAL 20-1-2021

https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/JGD/article/view/507/303, di akses tgl 22 januari 2021

https://forikes-ejournal.com/index.php/SF/article/view/sf11201, di akses tgl 22 januari 2021


TERIMA KASIH

KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai