Anda di halaman 1dari 20

KERAJAAN HOLING

KELOMPOK 3
• Aisyah Noor Ansori
• Arya Galih Buana
• Desy Fitriani P
• Fazar Ramadhan
• Ina Ratna Ningsih
• Rahma Nur Azizah
KERAJAAN HOLING (Kerajaan
Kalingga)

Kehidupan
Sejarah Berdirinya Raja-Raja Holing
Ekonomi

Kehidupan Peninggalan
Budaya Kerajaan Holing

Next
Sejarah Berdirinya
• Awal berdirinya kerajaan Kalingga diperkirakan dimulai pada abad ke-6 sampai abad ke-7.
Nama Kalingga sendiri diambil dari kerajaan India kuno yang bernama Kaling, membuktikan
bahwa ada tautan antara India dan Indonesia.
• Pada tahun 674, Kalingga dipimpin Ratu Shima yang terkenal dengan peraturan kejamnya
menindak pencurian, dimana hal tersebut memaksa penduduk Kalingga menjadi jujur serta
selalu memihak pada kebenaran.
• Berita tentang ketegasan hukum ratu sima, raja yang bernama T-shih ia adalah kaum muslim
arad dan persia, ia menguji kebenaran berita yang ia dengar.beliau memerintahkan anak
buahnya untuk meletakkan satu kantong emas di jalan wilayah kerajaan kalingga. Selama tiga
tahun kantong tersebut tidak ada yang menyentuh, jika ada yang melihat kantong itu ia
berusaha menyingkir.
• Tetapi pada suatu hari, putra mahkota tidak sengaja menginjak kantong tersebut hingga isinya
berceceran. Mendengar kejadian tersebut ratu sima marah, dan memerintahkan agar putra
mahkota dihukum mati. Tetapi karena para menteri memohon agar putra mahkota mendapat
pengampunan. Akhirnya ratu sima hanya memerintahkan agar jari putra mahkota yang
menyentuh kantong emas tersebut di potong,hal ini menjadi bukti ketegasan ratu sima.

Back
Raja-raja Holing
1. Kirathasingha (632-648), beliau menempatkan duta besarnya di kerajaan Cina, oleh karena
itu duta besar kerajaan Cina juga ada di Holing.
2. Kartikeyasingha (648-674), Prabu Kartikeyasingha telah dua kali mengirimkan duta
besarnya ke kerajaan Cina, pertama pada tahun 648 M, dan kedua pada tahun 666 M.
3. Maharani Sima (674-695), ia merupakan raja terkenal di kerajaan Holing. Ia menerapkan
peraturan-peraturan secara disiplin. Kepada setiap pelanggar, selalu diberikan sanksi tegas.

• Kerajaan Kalingga Utara


1. Dewi Parwati (695-717), dari pernikahan Prabhu Mandiminyak dengan Dewi Parwati
berputeralah seorang wanita, Dewi Sannaha. Kemudian Dewi Sannaha naik takhta
menggantikan ibundanya.
2. Dewi Sannaha (717-732), menikah dengan Bratasenawa lalu memiliki anak bernama
Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.

Next
• Kerajaan Kalingga Selatan
1. Narayan ( 695-732), setelah Prabhu Narayan wafat,selanjutnya digantikan oleh puteranya
ialah Sang Prabhu Dewa Singha.
2. Prabhu Dewa Singha, pada waktu itu ia memerintah wilayah selatan yang tunduk di bawah
kekuasaan Sanjaya.

Back
Kehidupan Ekonomi
• Perekonomian kerajaan Holing bertumpu pada sektor perdagangan dan pertanian.
• Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah kerajaan Holing
dikatakan subur untuk pertanian. Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan Holing
berkembang pesat. Masyarakat kerajaan Holing juga telah mengenal hubungan perdagangan.
• Letaknya yang dekat dengan pesisir pantai utara jawa tengah menyebabkan kerajaan holing
mudah di akses oleh pedagang luar negeri.
• Kerajaan Holing merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan
gading gajah untuk dijual.
• Penduduk kerajaan Holing dikenal pandai membuat minuman yang berasal dari bunga kelapa
dan bunga aren.

Back
Kehidupan Budaya
• Rakyat Ho-ling menganut agama Budha.
• Pada tahun 644 masehi Hwi-Ning seorang pendeta budha dari cina datang ke Ho-Ling dan
menetap selama 3 tahun.
• Hwi-Ning menterjemahkan salah satu kitab suci agama Budha Hinayana yang berbahasa
Sansekerta ke dalam bahasa Cina. Dalam usahanya Hwi-Ning dibantu oleh seorang pendeta
kerajaan Ho-Ling yang bernama Jnanabhadra.

Back
Peninggalan Kerajaan Holing
1. Prasasti Tukmas
Peninggalan Kerajaan Kalingga yang pertama adalah prasasti Tukmas.
Prasasti ini ditemukan di Kecamatan Grabak, Magelang – Jawa Tengah.
Prasasti Tukmas bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta
lengkap dengan pahatan beberapa gambar.
2. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojometro adalah prasasti peninggalan Kerajaan Kalingga yang
titemukan di wilayah Kabupaten Batang. Dinamakan Sojometro karena
prasasti ini ditemukan tepat di dusun yang bernama Sojomerto.
3. Prasasti Upit
Prasasti Upit adalah sebuah prasasti yang ditemukan di Desa Ngawen, Kec.
Ngawen – Kab. Klaten. Isi prasasti ini menceritakan tentang adanya sebuah
kampung, bernama kampung upit yang menjadi daerah perdikan (bebas
pajak) karena anugerah dari ratu Shima. Saat ini, prasasti upit disimpan di
Museum Purbakala, Jawa Tengah di Prambanan, Klaten. Next
Next
4. Candi Angin
Candi Angin ditemukan di Desa Tempur, Kec. Keling, Jepara – Jawa
Tengah. Dinamakan candi angin adalah karena candi ini berdiri di
atas daerah yang cukup tinggi, kendati terpaan angin sangat kencang
dari waktu ke waktu, candi ini tidak rubuh dan justru tetap kokoh.
5. Candi Bubrah
Candi Bubrah ditemukan di lokasi sekitar candi angin. Dinamakan
candi Bubrah karena pada saat ditemukan, kondisi candi ini sudah
luluh lantah (Jawa : Bubrah). Dari arsitektur dan gaya
bangunannnya, candi ini diperkirakan dibuat pada sekitar abad ke 9
Masehi dengan bercorak kebudayaan Budha. Candi yang dibuat dari
bahan batu andesit ini berukuran 12 meter x 12 meter. Saat
ditemukan reruntuhan yang tersisa ting
KERAJAAN KEDIRI (Kerajaan
Panjalu)

Sejarah Kehidupan
Raja-raja Kediri
Berdirinya Ekonomi

Kehidupan
Budaya

Next
Sejarah Berdirinya
• Pada tahun 1019, Airlangga berhasil naik menjadi raja Medang Kamulan.
• Pada tahun 1041, Airlangga memerintahkan kerajaan untuk dibagi menjadi dua bagian. Dua
kerajaan yang terbelah tadi lalu dikenal sebagai Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri)
dan dipisahkan oleh gunung Kawi dan Sungai Brantas.  Kejadian ini kemudian dikisahkan
dalam prasasti Mahasukbya, serat Calon Arang, dan kitab Negarakertagama. Meskipun tujuan
awal Airlangga memecah kerajaan menjadi dua adalah agar tidak ada perebutan kekuasaan,
pada praktiknya kedua putra Airlangga tetap bersaing bahkan setelah mereka masing-masing
diberi kerajaan sendiri.
• Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua
putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri
Saramawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu
Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur
bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat dikuasai
Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042 – 1052 M) dalam prasasti
Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha. 

Next
• Mapanji Garasakan memerintah tidak lama. Ia digantikan Raja Mapanji Alanjung (1052 –
1059 M). Mapanji Alanjung kemudian diganti lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha.
Pertempuran yang terus menerus antara Jenggala dan Panjalu menyebabkan selama 60 tahun
tidak ada berita yang jelas mengenai kedua kerajaan tersebut hingga munculnya nama Raja
Bameswara (1116 – 1135 M) dari Kediri. Pada masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan
dari Daha ke Kediri sehingga kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri.
• Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada perkembangan
selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan menguasai seluruh tahta
Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan kediri.

Back
Raja-raja Kediri
1. Sri Samarawijaya, merupakan putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam prasasti
Pamwatan (1042).
2. Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan pasti
apakah ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya atau bukan.
3. Sri Bameswara, berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120),
dan prasasti Tangkilan (1130).
4. Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Panjalu, berdasarkan prasasti Ngantang (1135),
prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157).
5. Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161).
6. Sri Aryeswara, berdasarkan prasasti Angin (1171).
7. Sri Gandra, berdasarkan prasasti Jaring (1181).
8. Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana.
9. Sri Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti
Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton.
Back
Kehidupan Ekonomi
• Perekonomian di Kediri bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan.
• Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah pedalaman
bermata pencaharian sebagai petani. Sedangkan masyarakat yang berada di daerah pesisir
hidup dari perdagangan dan pelayaran.
• Sebagai kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang baik di sekitar Sungai Brantas.
Pertanian menghasilkan banyak beras dan menjadikannya komoditas utama perdagangan.
Sektor perdagangan Kediri dikembangkan melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain
beras, barang-barang yang diperdagangkan di Kediri antara lian emas, perak, kayu cendana,
rempah-rempah, dan pinang.
• Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di wilyah Asia. Mereka
memperkenalkan rempah-rempah diperdagangan dunia. Mereka membawa rempah-rempah ke
sejumlah Bandar di Indonesia bagian barat, yaitu Sriwijay daan Ligor. Selanjutnya rempah-
rempah dibawa ke India, Teluk Persia, Luat Merah. Komoditas ini kemudian diangkut oleh
kapal-kapal Venesia menuju Eropa. Dengan demikian, melalui Kediri wilayah Maluku mulai
dikenal dalam lalu lintas perdagangan dunia.

Next
• Pemerintah kerjaan kediri sudah menerapkan sistem pajak bagi penduduknya yg dibayarkan
menggunakan hasil bumi, seperti beras. Ada juga hukuman bagi para pelaku kejahatan berupa
hukuman denda atau mati. Hukuman bergantung pada tingkat kejahatan yang dilakukan.

Back
Kehidupan Budaya
• Kerajaan kediri sangat memperhatikan kehidupan kebudayaannya. Sejak masa airlangga
hingga kertajaya, banyak sekali karya sastra yg dihasilkan para punjangga istana. Berikut ini
adalah karya sastra kerajaan kediri.
1. kakawinan Bratayudha oleh Empu Panuluh dan Empu Sedah yang mengisahkan perang
saudara antara Jenggala dan Panjalu.
2. Kakawinan Smaradhana oleh Empu Darmaja tentan pemujaan raja kediri.
3. Kitab Lubdaka oleh Empu Tan Akung tentang perjalanan seorang pemburu yg berhasil
masuk surga.
4. Kitab Wrentansacaya oleh Empu Tan Akung.
5. Kitab Kresnayana oleh Empu Triguna
6. Kitab Sumanasantaka oleh Empu Managuna.
• Selain karya sastra, peninggalan Kerajaan Kediri lainnya yang dapat dijadikan sumber
sejarah berupa berita tiongkok, prasasti, dan candi.
a. Sumber asing
1. Kronik Tiongkok Ling Wai Tai Ta (1178 m) menyebutkan Pu Chia Lung yang
merupakan nama lain dari Panjalu atau Kediri.
Next
2. Kitab Chi Fan Chi (1225 M) oleh Chau JU Kua yang menyebut Su-ki-tan, sebuah kerajaan
di Jawa Timur yang sebenernya adalah kediri
b. Prasasti Banjaran (1052 M) tentang cerita kemenangan Panjalu dari Jenggala dan Prasasti
Hantang (1052 M) tentang pemerintahan Sri Jayabhaya.

Back
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai