Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH KERAJAAN KALINGGA

• Kalingga adalah sebuah kerajaan bercorak buddha yang didirikan oleh beberapa kelompok orang yang
berasal dari India. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-6 dan runtuh pada abad ke-7.
• Kerajaan Kalingga diperkirakan terletak di Jawa Tengah, di Kecamatan Keling sebelah utara Gunung
Muria, sekarang letaknya disekitar Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara. Pusat kerajaan berada
di Keling (Jepara) dengan bahasa yang digunakan berupa bahasa melayu kuno sanskerta.
• Kerajaan ini menganut dua agama yaitu, hindu dan buddha. Namun, pada umumnya penduduk kerajaan
ini menganut agama buddha karena agama buddha berkembang sangat pesat saat itu.
• Kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Sima. Ia digambarkan sebagai seorang pemimpin wanita yang
tegas, disiplin, jujur, dan sangat bijaksana. Masa kepemimpinan sang ratu dimulai dari tahun 674 masehi
hingga 732 masehi dan menjadi puncak kejayaan Kerajaan Kalingga.
KEHIDUPAN SOSIAL KERAJAAN KALINGGA

• Kerajaan Kalingga hidup dengan teratur berkat kepemimpinan Ratu Sima. Ketentraman dan Ketertiban di
Kerajaan Kalingga berlangsung dengan baik. Dalam menegakkan hukum, Ratu Sima tidak membeda-bedakan
antara rakyat maupun kerabatnnya sendiri.
• Karena berita tentang ketegasan Ratu Sima sangat terkenal, seorang raja muslim bernama T-shih berniat
menguji kebenaran berita tersebut. Sanga Raja memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan satu kantong
emas di jalan Kerajaan Kalingga. Selama tiga tahun, kantong tersebut tidak sedikitpun tersentuh. Bahkan
warga yang lewat mencoba menyingkir jika melihat kantong tersebut.
• Hingga suatu hari, putra mahkota secara tidak sengaja menginjak kantong tersebut dan membuat isinya
berhamburan keluar. Ratu Sima sangat marah mendengar hal ini dan hendak menghukum mati sang putra
mahkota. Namun, para menteri memohon agar putra mahkota tidak di hukum mati. Akhirnya, Ratu Sima
hanya memerintahkan agar jari putra mahkota yang menyentuh kantong tersebut dipotong sebagai hukuman.
Hal ini membuktikan ketegasan Ratu Sima dalam menegakkan aturan.
PEREKONOMIAN KERAJAAN KALINGGA

• Perekonomian Kerajaan Kalingga bertumpu pada sektor perdagangan dan pertanian. Letaknya yang
dekat dengan pesisir Pantai Utara Jawa Tengah menyebabkan kalingga mudah di akses oleh pedagang
luar. Kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas dan perak, cula badak serta gading gajah.
• Kerajaan Kalingga juga memiliki sebuah gua yang memiliki sumber mata air asin yang disebut bledug.
Penduduk biasanya memanfaatkan mata air ini untuk membuat garam.
• Untuk bidang bercocok tanam, Ratu Sima mengadopsi sistem pertanian dari kerajaan kakak
mertuannya. Ratu Sima juga merancang sebuah pengairan yang kemudian diberi nama subak.
Kebudayaan baru inilah yang kemudian melahirkan istilah Tanibhala atau masyarakat yang
menggantungkan hidupnya dengan cara bertani atau bercocok tanam.
MASA KEJAYAAN KERAJAAN KALINGGA

• Masa kepemimpinan Ratu Sima menjadi masa keemasan bagi Kerajaan Kalingga sehingga membuat
raja-raja dari kerajaan lain segan, hormat, kagum, sekaligus penasaran. Masa masa itu adalah masa
keemasan bagi perkembangan kebudayaan apapun. Agama buddha juga berkembang secara harmonis
bersama agama hindu, sehingga wilayah di sekitar kerajaan Ratu Sima juga sering disebut Di Hyang
(tempat bersatunya dua kepercayaan hindu dan buddha).
• Pada masa ini agama buddha berkembang dengan sangat pesat. Bahkan, seorang pendeta cina bernama
Hwi-ning datang di Kalingga dan tinggal selama tiga tahun. Selama di Kalingga, pendeta ini
menerjemahkan kitab suci agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa cina.
• Pada masa ini pula sistem pertanian serta perdagangan Kerajaan Kalingga berkembang pesat hingga
mampu membuat para masyarakatnya sejahtera.
MASA KEMUNDURAN KERAJAAN KALINGGA

• Setelah turunnya Ratu Sima dari pemerintahan, Raja Kijen menggantikan kepemimpinan sanga ratu.
Namun, setelah turunnya sang ratu, Kerajaan Kalingga ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya.
• Kerajaan Kalingga mengalami kemunduran kemungkinan besar diakibatkan oleh serangan Sriwijaya yang
kemudian menguasai perdagangan Kalingga, serangan tersebut mengakibatkan pemerintahan Raja Kijen
menyingkir ke Jawa bagian timur atau mundur ke pedalaman Jawa bagian tengah antara tahun 742-755
M. Bersama Melayu dan Tarumanegara yang sebelumnya telah ditaklukan Kerajaan Sriwijaya. Ketiga
kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.
PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA

• Prasasti Tukmas:

• Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag,
Magelang di Jawa Tengah.
• Isi prasasti menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air
tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.
• Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta.
PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA

• Candi Angin:

• Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Karena letaknya yang tinggi
tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi Angin”.
• Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur. Bahkan ada yang
beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen
Hindu-Budha.
PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA

• Candi Bubrah:

• Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
• Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi
Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu. Secara administratif, candi ini
terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah.
• Dinamakan ‘Bubrah’ karena keadaan candi ini rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak ditemukan.
Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, satu
periode dengan Candi Sewu.
SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA
• Dimulai pada abad ke-7 dimana Dapunta Hyang mendirikan kerajaan ini. Sejauh ini kerajaan Sriwijaya
merupakan kerajaan terbesar di nusantara yang memiliki kekuasaan wilayah yang amat luas. Wilayahnya
meliputi tepian Sungai Musi di Sumatra Selatan sampai ke Selat Malaka (merupakan jalur perdagangan India –
Cina pada saat itu), Selat Sunda, Selat Bangka, Jambi dan Semenanjung Malaka.
• Kabar dari Cina:
• Berita dari Cina berasal dari seorang pendeta Budha yang bernama I-Tsing, Ia melakukan perjalanan dari Cina
ke India (begitu sebaliknya) guna menimba ilmu. Disaat dalam perjalanan, ia singgah di kerajaan Shi-li-fo-shih
(Sriwijaya) selama 6 bulan untuk mempelajari bahasa sanskerta sehingga ia bersama guru Buddhis, Sakyakirti.
• I-Tsing menjelaskan bahwa kerajaan ini menganut agama Budha serta memiliki pelayaran yang sangat maju. Ia
menjelaskan juga bahwa kerajaan Sriwijaya mampu menaklukkan daerah Kedah di pantai barat Melayu pada
tahun 682 – 685. Selain itu, kabar dari Cina lainnya menyebutkan bahwa pada masa dinasti Sung telah terjadi
beberapa kali pengiriman utusan dari Cina ke Shi-li-fo-shih atau SRIWIJAYA.
SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA

Kabar dari Arab:


• Diberitakan bahwa telah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Zabag (Sriwijaya) di sebuah Pulau Emas
(karena banyak emas). Ibu Hordadheh mengatakan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas
bahkan sebanyak 106 Kilogram/tahun. Alberuni mengatakan bahwa kerajaan Zabag memiliki hubungan
baik dengan Cina melebihi hubungan baiknya dengan India.
• Kabar dari India:
• Berita dari India ditemukan pada prasasti Leiden Besar yang telah ditemukan oleh raja-raja dari dinasti
Cola. Disini dijelaskan bahwa ada pembebasan tanah Anaimangalam kepada biara di Nagipatma,
dimana biara tersebut dibangun oleh Marawijayattunggawarman keturunan Syailendra yang berkuasa
di Sriwijaya
KEBUDAYAAN-KEPERCAYAAN KERAJAAN
SRIWIJAYA
• Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pengajaran agama buddha vajrayana. Hal ini menarik banyak
penziarah dan orang-orang terpelajar dari negara-negara Asia. Anatra lain pendeta dari Tiongkok, I-
tsing melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studi-nya ke sekolah Nalanda, India pada
tahun 671 – 695 M. Berdasarkan kesaksian pendeta inilah membuat Sriwijaya terkenal sebagai rumah
bagi pendeta atau pun orang terpelajar dalam ajaran buddha.
• Pada masa ini pulalah Kerajaan Sriwijaya yang tinggal di pesisir disebutkan telah menggunakan sistem
perdagangan dengan menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran.
• Selain itu, ajaran buddha Hinayana dan buddha Mahayana juga berkembang sangat pesat di kerajaan
ini.
• Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi oleh budaya India. Dan merupakan percampuran antar hukum
buddha dan hindu.
SOSIAL-EKONOMI KERAJAAN SRIWIJAYA

• Kerajaan Sriwijaya menguasai Kepulauan Melayu melalui perdagangan dan menakklukan kerajaan lain
dalam kurun waktu sekitar abad-7 hingga abad-9.
• Sriwijaya juga merupakan pusatnya perdagangan di Asia Tenggara, tentunya hal ini menarik minat para
pedagang dan ulama muslim dari Timur Tengah.
• Komoditi utama Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan
timah yang banyak dicari. Keuntungan hasil perdagangan membuat para raja Sriwijaya menjadi sekaya
raja India.
• Sriwijaya juga menjalin hubungan perdagangan dengan India, Tiongkok, dana tanah arab sehingga
sangat sering terjadi perdagangan antar negeri yang tentu menghasilkan keuntungan yang sangat pesar
bagi kerajaan.
MASA KEJAYAAN KERAJAAN SRIWIJAYA

• Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai jalur perdagangan maritim di Asia
Tenggara. Sriwijaya telah menguasai hampir seluruh kerajaan Asia Tenggara, diantaranya, Jawa,
Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina.
• Sriwijaya menjadi pengendali rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea cukai kepada setiap kapal
yang lewat. Hal ini karena Sriwijaya menjadi penguasa atas Selat Sunda dan Malaka. Selain itu, Kerajaan
Sriwijaya juga mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani
pasar Tiongkok, India dan juga Timur Tengah.
KEMUNDURAN KERAJAAN SRIWIJAYA

• Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan ketika Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan Cholamandala
menyerang dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M yang berhasil merebut bandar-bandar kota Sriwijaya.
• Peperangan ini disebabkan karena Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Cholamandala bersaing pada bidang
perdagangan dan pelayaran. Dengan demikian, tujuan dari serangan Kerajaan Cholamandala tidak untuk
menjajah melainkan untuk meruntuhkan armada Sriwijaya. Hal ini menyebabkan ekonomi Kerajaan
Sriwijaya semakin melemah karena para pedagang yang biasanya berdagang di Kerajaan Sriwijaya terus
berkurang. Tidak hanya itu, kekuatan militer Sriwijaya juga semakin melemah sehingga banyak daerah
bawahannya yang melepaskan diri. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya runtuh pada abad ke-13.
PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA

Prasasti Kedukan Bukit:


• Prasati ini ditemukan di Palembang pada tahun 605 SM/683 M. Isi dari prasasti tersebut yakni ekspansi
8 hari yang dilakukan Dapunta Hyang dengan 20.000 tentara yang berhasil menaklukkan beberapa
daerah sehingga Sriwijaya menjadi makmur.
• Prasasti Talang Tuo:
• Prasasti yang ditemukan pada tahun 606 SM/684 M ini ditemukan di sebelah barat Palembang. Isinya
tentang Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang membuat Taman Sriksetra demi kemakmuran semua
makhluk.
PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA

Prasasti Palas di Pasemah:


• Prasasti ini juga tidak berangka tahun. Ditemukan di Lampung Selatan yang berisi tentang keberhasilan
Sriwijaya menduduki Lampung Selatan.

• Prasasti Ligor:
• Ditemukan pada tahun 679 SM/775 M di tanah genting Kra. Menceritakan bahwa Sriwijaya di bawah
kekuasaan Darmaseta.
PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA
Prasasti Kota Kapur:
• Prasasti ini bertuliskan tahun 608 SM/686 M yang ditemukan di Bangka. Isiny mengenai permohonan
kepada Dewa untuk keselamatan Kerajaan Sriwijaya beserta rakyatnya.
• Prasasti Karang Birahi:
• Prasasti yang ditemukan di Jambi ini isinya sama dengan prasasti Kota Kapur tentang permohonan
keselamatan. Prasasti Karang Birahi ditemukan pada tahun 608 SM/686 M.
• Prasasti Talang Batu:
• Prasasti ini ditemukan di Palembang, namun tidak ada angka tahunnya. Prasasti Talang Batu berisi
tentang kutukan terhadap pelaku kejahatan dan pelanggar perintah raja.

Anda mungkin juga menyukai