Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOKINETIKA

KLINIK

Perhitungan
Dosis Maintenance Intravena Berulang
Pokok Bahasan
A. Pendahuluan
B. Jumlah obat (Dn) dan kadar obat (Cn)
sebelum tercapai keadaan tunak
C. Kadar obat (Cn) pada keadaan tunak
A. Pendahuluan
 Obat yang diberikan melalui suntikan intravena
bolus berulang-kali lazimnya diberikan dengan
dosis dan interval pemberian yang tetap.

 Berbeda dengan pemberian infus iv, pemberian iv


berulang akan menimbulkan fluktuasi  kadar
maksimum dan minimum obat di dalam darah.

 Jumlah maksimum obat yang berada di dalam


tubuh setelah suntikan iv sama dengan dosis iv.
 Pemberian iv berulang mengikuti model 1
kompartemen terbuka, dengan k el mengikuti
proses orde satu, di mana jumlah obat di dalam
tubuh diterangkan dengan:

 Div = dosis intravena


 k = kecepatan eliminasi
 t = waktu yang ditempuh obat setelah diberikan
 Jika obat diberikan dengan interval (Ʈ) tetap,
jumlah obat yang tersisa di dalam tubuh pada
akhir satu interval dapat ditentukan dengan:

 Fraksi dosis obat yang masih berada di dalam


tubuh (f) pada akhir interval pemberian obat
dapat diperkirakan:
Contoh perhitungan
 Seorang pasien disuntik antibiotik 500 mg secara iv bolus

setiap 8 jam dan terdistribusi menurut model 1 kompartemen


terbuka dengan volume distribusi 10 L. Waktu paroh eliminasi
antibiotik 4 jam. Hitunglah fraksi obat yang berada di dalam
tubuh pada akhir interval pemberian obat:

 Diket:Div= 500 mg, Ʈ= 8 jam, Vd= 10 L dan t1/2= 4 jam


 Ditanya: f…?
 Dijawab:
 Rumus f bagaimana? Komponen apa yang belum ada dirumus, bisa dicari?
 Kesimpulan: fraksi obat yang tersisa di dalam tubuh pada
akhir interval adalah…
Fraksi dosis obat yang berada di dalam tubuh (f) sebelum dan
setelah disuntik iv berulang dengan Div 500 mg.

 Dari tabel terlihat bahwa mulai pemberian ke-5, jumlah


maksimum dan minimum obat yang berada di dalam tubuh,
praktis telah mencapai keadaan tunak.
 Jumlah maksimum obat dan minimum obat di
dalam tubuh pada waktu tak terhingga atau
sampai keadaan tunak dapat diperkirakan
dengan:

 Jumlah rata-rata obat di dalam tubuh pada


keadaan tunak:
 Apa yang terjadi setelah suatu obat disuntikan
iv berulang…???

 Pada suntikan iv pertama:


jumlah maksimum obat di dalam tubuh sama
dengan dosis obat yang disuntikkan 
D1maks = Div
jumlah minimum obat  D1min =
 Pada suntikan iv kedua:
Pemberian kedua, diberikan dengan dosis
yang sama seperti dosis pertama dan dilakukan
pada akhir interval, di mana sejumlah obat
masih tersisa di dalam tubuh.
 Pada suntikan iv ketiga, keempat, sampai
pemberian ke-n:

t
B. Jumlah obat (Dn) dan kadar obat (Cn)
sebelum tercapai keadaan tunak

t = waktu setelah dosis ke-n


 Faktor akumulasi  faktor yang digunakan untuk
mengaitkan kadar obat setelah dosis pertama
(pemberian pertama) dengan kadar obat setelah
pemberian ke-n.

 Misal: Suatu obat dengan k el 0,05/jam dan Ʈ= 8


jam, dan obat tersebut telah diberikan 100-kali
(n=100). Hitunglah faktor akumulasinya!
Aplikasi rumus:
 Seorang pasien mendapatkan suntikan
antibiotik dengan iv berulang, dosis 1000 mg
tiap 6 jam. Volume distribusi dan waktu paroh
eliminasi antibiotik berturut-turut 20 L dan 3
jam. Hitunglah kadar obat dalam darah 3 jam
setelah suntikan ke-dua (jadi, n=2)!
C. Kadar obat (Cn) pada keadaan tunak
 Hubungan Ʈ dan t1/2 eliminasi:

Interval pemberian obat dapat diatur jika waktu paroh


eliminasi obat berubah pada kondisi tertentu,
sedangkan nilai Css maks dan Css min tetap dijaga
berada dalam kisar terapeutik.
Interval pemberian obat tergantung pada waktu paro
eliminasi obat
Rasio Css maks, Css min dan Ʈ tidak berkaitan dengan
besar dosis maintenance
 Faktor akumulasi pada keadaan tunak

 Kadar rata-rata obat dalam darah pada keadaan


tunak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai