Anda di halaman 1dari 11

“PERMASALAHAN TRANSPORTASI“

Disusun Oleh : Moch. Rizal Hidayat (01.2018.1.05736)


PERMASALAHAN
TRANSPORTASI Lendakan
penduduk

Masalah Fasilitas Masalah


dan pelayanan Lingkungan

Masalah Masalah
Politik Sosial
Ledakan Penduduk
LEDAKAN PENDUDUK SELALU MENJADI ISU YANG DIKAITKAN DENGAN BERBAGAI
PERMASALAHAN YANG ADA PADA SUATU WILAYAH. HAL INI DIKARENAKAN LEDAKAN
PENDUDUK AKAN MENINGKATKAN TINGKAT KEBUTUHAN MASYARAKAT, TERMASUK
KEBUTUHAN TRANSPORTASI. PENDUDUK AKAN MELAKUKAN MOBILITAS SETIAP
WAKTUNYA, MOBILITAS YANG DIMAKSUD TIDAK HANYA SEKEDAR PERPINDAHAN DARI SATU
TEMPAT KE TEMPAT YANG LAIN, NAMUN MOBILITAS DISINI LEBIH DITEKANKAN PADA
MOBILITAS YANG DIMAKSUDKAN ADALAH PERGERAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN HIDUP.
DAMPAK AKIBAT LEDAKAN PENDUDUK

Kemacetan
Kemacetan merupakan salah satu masalah yang
dinilai paling mengganggu kenyamanan pengguna
transportasi darat, kemacetan dapat mengurangi
efektifitas kerja maupun kegiatan masayarakat,
memperlambar manusia untuk melakukan atifitas,
meningkatkan polusi udara, polusi suara serta
merupakan pemborosan bahan bakar yang semakin
hari semakin menipis.
FAKTOR-FAKTOR MENGAKIBATKAN KEMACETAN

1. Kurangnya Fasilitas Transportasi Massal


Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota yang pesat tanpa diikuti dengan
pengadaan sistem trasnportasi yang memadai untuk ukuran kota itu merupakan
bentuk besarnya demand daripada supply nya, begitu pula kebalikannya, lajunya
pertumbuhan sistem transportasi yang tidak sesuai dengan ukuran perkembangan
suatu kota, merupakan wujud supply lebih besar daripada demand untuk
transportasi. Kondisi-kondisi yang telah disebutkan di atas akan berakibat pada
timbulnya permasalahan-permasalahan baru dalam sistem transportasi maupun
permasalaan perkotaan pada umumnya.
2. Pemakaian Kendaraan Pribadi

Sebagai contoh Lalu lintas di Surabaya didominasi oleh kendaraan pribadi, adalah
60,48 % dan jumlah bus yang beroperasi 0,36% dan sepeda motor 22,35% dan mobil
penumpang umum adalah 2,64%. Total kendaraan pribadi yang beroperasi adalah
82,83%.

Dominasi kendaraan pribadi ini tentu menjadi faktor terjadinya permasalahan lain sepeti
kemacetan lalu lintas serta peningkatan pembuangan limbah kendaraan ke udara yang
bisa mengakibatkan pemanasalan global. Tingginya angka kepemilikan ini didasari
permasalahan transportasi yang lain yaitu rendahnya kualitas angkutan umum yang ada
di Indonesia dan Rendahnya kualitas jalur pedestrian juga menjadi faktor mengapa orang
lebih memilih membeli kendaraan pribadi, karena mereka khawatir dengan keamanan
maupun merasa tidak nyaman menggunakan jalur pejalan kaki.
3. Beroperasinya MPU
Kota Surabaya juga beroperasi MPU (Mobil
Penumpang Umum) yang rata-rata mempunyai
kapasitas 10-11 orang dengan persentase 2,64%
(table 3). Jumlah persentase MPU tersebut masih
lebih bagus bila dibandingkan dengan persentase bus
besar yang hanya 0,36% di bawah satu persen
(sungguh memprihatinkan). Sebaiknya penggunaan
MPU seyogyanya dikurangi dengan melakukan
pergantian moda semacam bus yang mempunyai
kapasitas besar. Bila kecenderungan MPU ini terus
bertambah akan menimbulkan kerawanan
kemacetan lalu lintas di berbagai ruas jalan.
Alternatif Pemecahan
BERDASARKAN DARI DATA YANG ADA, MAKA BEBERAPA ALTERNATIF YANG DIUSULKAN
UNTUK MENANGGULANGI PERSOALAN KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA
ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT :
1. JALUR BUS KHUSUS (BUSWAY)
2. KERETA API KUMUTER (KRL)
3. MONORAIL (MRT)
Pada kenyataannya transportasi di Indonesia
masih belum terintegrasi dengan pengembangan
wilayahnya. Maka dari itu untuk merencanakan
sebuah transportasi berkelanjutan diperlukan
kesiapan dari sumberdaya manusia dari masing-
masing stakeholder, baik dari sisi regulator
(pemerintah), operator (pelaku bisnis
transportasi), maupun perencana. Dengan
demikian diperlukan banyak tenaga ahli yang
berbobot untuk menangani berbagai tantangan
dan permasalahan tersebut. Masyarakat juga perlu
diajak bersama–sama untuk mewujudkan
perencanaan ini
KESIMPULAN
1. Penyebab utama kemacetan lalu lintas di kota Surabaya adalah penggunaan jumlah
kendaraan pribadi (private car) yang sangat besar, yaitu sekitar 82,83% yang terdiri
dari 60,48% mobil pribadi dan 22,35% sepeda motor.
2. Rasio antara kendaraan umum dengan kendaraan pribadi yang beroperasi di kota
Surabaya adalah 1 : 27.
3. Jenis angkutan umum yang beroperasi di Kota Surabaya umumnya menggunkanan
Mobil penumpang Umum (MPU) dengan kapasitas 10 ²11 orang sebanyak 2,64%
kemudian disusul oleh angkutan umum bus besar sebesar 0,36%.
4. Beberapa alternatif angkutan massal yang bisa digunakan untuk mengurangi
penggunaan angkutan pribadi didalam usaha menekan tingkat kemacetan lalu lintas
antara lain pengoerasian Kereta Api Komuter, Jalur Bus Khusus (Busway), monorail
atau perbaikan kinerja angkutan umum.

Anda mungkin juga menyukai