Anda di halaman 1dari 24

Etnografi dan Etnologi

• Secara teoritis dan metodologis, antropologi


terbagi ke dalam dua peringkat. Peringkat ba-
wah disebut etnografi, sedangkan peringkat
atas adalah etnologi.
• Pada peringkat bawah, melalui hasil karya
etnografi lapangan, seorang akhli antropologi
sosial disebut sebagai etnografer. Sedangkan
pada peringkat atas melalui karya komparatif
dia berupaya membangun teori-teori, dan
dengan demikian dia akan menjadi seorang
akhli etnologi.
1
Etnografi
• Etnografi adalah metode penelitian lapa-
ngan yang dilaksanakan secara menda-
lam melalui keterlibatan langsung peneliti
dalam masyarakat yang ditelitinya dengan
mengambil satu kelompok sosial tertentu
sebagai kasus. Secara tradisional, kelom-
pok sosial itu adalah sebuah suku bangsa
→ deskripsi mengenai masyarakat dan
budaya suatu suku bangsa tertentu.
• Etnografi adalah kerja lapangan sekaligus
hasil/ buku laporannya.
2
Lanjutan
• Etnografi dianggap sebagai fondasi dari
antropologi sosial.

• Ciri khas dari metode penelitian etnografi


adalah kajian kasus dengan cara hidup
bersama masyarakat yang diteliti dalam
waktu yang cukup lama (bulanan, tahunan),
dilakukan dengan pendekatan holistik-
integratif, thick description, dan analisis
kualitatif dalam rangka mencapai native’s
point of viev
3
Lanjutan
• Teknik pokok dalam rangka pengum-
pulan data adalah observasi, partisi-
pasi dan wawancara mendalam.

• Metode etnografi biasanya tidak


menggunakan analisis statistik yang
bersifat kuantitatif, supervisial dan
segmented
4
Lanjutan
• Bagaimanapun, etnografi adalah pekerjaan
tingkat awal dari seorang akhli antropologi
sosial yang profesional.
• Etnografi adalah satu pekerjaan inisiasi bagi
seseorang yang ingin menjadi akhli
antropologi yang profesional.
• Seseorang tidak mungkin diakui sbg seorang
akhli antropologi profesional jika sebelumnya
dia tidak melakukan sebuah etnografi dan
melaporkan hasil penelitiannya.
5
Lanjutan

• Jika seorang etnografer tetap tinggal


menggeluti kegiatannya tanpa ada
usaha untuk meningkatkan ke
peringkat yang lebih tinggi, maka dia
tidak akan pernah mewnjadi seorang
etnologi, atau akhli antropologi yang
sesungguhnya.

6
Lanjutan
• Tingkat pekerjaan yang harus
dilakukan selanjutnya adalah apa
yang disebut sebagai comparative
study, baik secara diakronis maupun
secara sinkronis. Dalam fase ini dia
tidak lagi wajib pergi ke lapangan,
seperti yang dia lakukan dulu waktu
menghasilkan sebuah etnografi, tapi
dia bekerja di perpustakaan.
7
Lanjutan
• Setelah memilih topik tertentu sebagai fokus
penelitiannya, etnografer mulai melakukan
pekerjaan perbandingan. Misalnya dia
memilih topik tentang upacara kematian. Dia
membanding-bandingkan upacara-upacara
tersebut di antara beberapa suku bangsa di
dunia. Dari hasil perbandingan ini akan
muncul sebuah generalisasi, atau sebuah
teori tentang upacara kematian.
• Ini adalah perbandingan sinkronis, yaitu
membandingkan berbagai upacara kematian
pada berbagai suku bangsa pada masa kini.
8
Lanjutan
Akhli antropologi ini juga dapat
melakukan perbandingan secara
diakronis, misalnya membandingkan
sistem pertanian di praktikan orang di
Mesopotamia 10.000 thn yang lalu,
dengan yang dipraktikan mereka
pada 5.000 tahun yang lalu, dan
dengan praktik pada masa kini.
Hasilnya adalah sebuah teori tentang
perkembangan sistem pertanian di
Mesopotamia 9
Lanjutan
• Contoh lain: buku The Religion of Java
adalah karya Clifford Geertz sebagai seorang
etnografer, sedangkan buku Islam Observed
dan Peddlers and Princess adalah karya
Geertz sebagai seorang etnolog atau
antropolog.
• Ada satu jarak waktu dan jarak kemampuan
teoritis seorang etnografer dan seorang
antropolog.
10
Lanjutan
Tujuan Ilmu Antropologi Sosiokultural

Goals of Social-Cultural Anthropology

Explanation

ETHNOLOGY Comparison

Classification

ETHNOGRAPHY Description

11
Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpul-an


data yang sering dipakai dlm
penelitian antropologi:

1. Teknik Bola Salju


2. Pengamatan berperanserta
3. Wawancara mendalam
4. Triangulasi
5. Catatan harian
12
Teknik Bola Salju

Bertanya dengan cara “menggelinding-


kan bola salju sampai bola salju tersebut
berhenti karena tidak mampu mengge-
linding lagi” (mencari data dari berbagai
sumber atas petunjuk sumber-sumber
sebelumnya sampai jenuh) dengan cara:
• Bertanya kepada teman, saudara, &
kontak pribadi.
• Terlibat bersama masyarakat
• Mendekati organisasi & badan terkait
13
Pengamatan Berperanserta
Alasan penggunaan:
• melihat, merasakan, memaknai dunia,
peristiwa & gejala sosial menurut subyek
penelitian
• pembentukan pengetahuan bersama
(intersubyektifitas).
Pedoman pengamatan berperanserta:
• pembatasan sasaran pengamatan.
• didasarkan “kerangka pemikiran”.
Kekurangan teknik pengamatan berperanserta:
• going native / etnosentris.
• masalah validitas 14
Wawancara Mendalam
• temu muka berulang antara peneliti & subyek penelitian
• memahami pandangan subyek penelitian tentang
hidupnya, pengalamannya, situasi sosial
• suasana kesetaraan, akrab, & informal.
Wawancara mendalam sesuai pada situasi:
• aspek penelitian jelas & tepat dirumuskan.
• ajang dan subyek penelitian tidak terjangkau.
• kendala waktu.
• tergantung ajang atau orang dalam skala luas.
• menjelaskan pengalaman manusia.
Kelemahan wawancara mendalam:
• kemungkinan pemalsuan, penipuan, pelebih-lebihan,
dan penyimpangan (distorsi).
• orang mengatakan & melakukan hal berbeda dalam
situasi berbeda.
• peluang terjauhkan dari konteks.
15
Triangulasi

Tipe triangulasi:
• triangulasi data
• triangulasi peneliti
• triangulasi teori
• triangulasi teknik metodologis

16
Catatan Harian
Catatan Harian merupan Instrumen utama dalam penelitian antropologi

Jenis catatan harian:


• catatan fakta
• catatan teori
• catatan metodologis

Dua bagian: bagian deskriptif, bagian reflektif/memo.

Catatan fakta bagian deskriptif:


• gambaran diri subyek penelitian
• rekonstruksi dialog
• deskripsi latar fisik
• catatan tentang peristiwa khusus
• gambaran kegiatan

Penulisan catatan harian:


• identitas catatan.
• pencatatan dalam waktu sehari atau semalam.
17
Studi Kasus
• Batasan:
– Studi aras mikro
– Menyorot satu atau beberapa kasus
– Multi metode
• Tipe studi kasus:
– Studi kasus intrinsik: pemahaman satu kasus
– Studi kasus instrumental: kajian suatu kasus
untuk isu dan wawasan teoritis
– Studi kasus kolektif: kajian sejumlah kasus
serupa atau berbeda untuk memahami gejala,
populasi, kondisi umum
18
Studi Kasus
• Alasan:
– Pertanyaan penelitian “mengapa” atau “bagaimana”
– Kecil peluang untuk mengontrol peristiwa/ gejala sosial
– Meneliti gejala masa kini/kontemporer

• Implikasi pertanyaan:
– Eksplorasi, mencari, menjajagi bagaimana?
– Eksplanasi, menerangkan  mengapa?
– Deskripsi, memaparkan  bagaimana, mengapa?

• Generalisasi untuk perumuman proposisi teoritis

19
Prosedur Studi Kasus

• Penetapan kasus: tema/topik  alasan/ tujuan


 tipe studi kasus  pemilihan kasus

• Penentuan pumpunan studi: unit kasus yang


diteliti  pertanyaan  informasi  cara
lembaga

• Konseptualisasi (simultan/siklikal): pengumpulan


 pengolahan  penafsiran/ analisis

• Perumuman: perumuman analitis  penteorian

20
Analisis Data

• Analisis dilaksanakan terus menerus sepanjang penelitian,


siklus dan interaktif

MASA PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA

PENYAJIAN DATA

PENARIKAN KESIMPULAN

21
Analisis Data: Reduksi

• Reduksi data: pemilihan, penyederhanaan,


pengabstrakan, tansformasi data
• Kegiatan:
– Meringkas data
– Mengkode
– Menelusur tema
– Membuat gugus-gugus
– Membuat partisi
– Menulis memo
• Reduksi:
– Seleksi ketat
– Ringkasan
– Menggolongkan ke pola yang lebih luas
22
Analisis Data : Penyajian

• Penyajian data: sekumpulan informasi


yang memungkinkan pengambilan
kesimpulan

• Bentuk:
– Teks naratif
– Matriks, grafik, jaringan, bagan

23
Penarikan Kesimpulan
• Meliputi:
1. Mencari arti benda dan tindakan
2. mencari pola
3. Penjelasan
4. Konfigurasi
5. alur sebab akibat
6. Proposisi
• Verifikasi kesimpulan selama penelitian:
– Memikir ulang selama penulisan
– Tinjauan ulang catatan lapangan
– Tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman
sejawat
– Upaya meluaskan kesimpulan 24

Anda mungkin juga menyukai