Anda di halaman 1dari 53

MANAJEMEN AKUAKULTUR TAWAR

(MAT)

Dosen Pengampu
Ir. Hadi Pranggono, MPi
Asisten Dosen
Rizki Oktaviani, SPi
Fakultas Perikanan – Akuakultur
Universitas Pekalongan 2021
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
1. Kontrak belajar dan pengertian manajemen akuakultur
2. Budidaya Air Tawar dan pilihan berwirausaha
3. Teknologi Akuakultur: Penerapan teknologi akuakultur yang sedang berkembang
pada tingkat lokal dan nasional
4. Teknologi akuakultur terbaru dalam kompetisi industri budidaya
5. Industri Akuakultur: Lokal dan Nasional
6. Industri Akuakultur: Industri global
7. Pengelolaan dan Kebijakan
8. UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
9. Manajemen produksi dan strategi pengembangan akuakultur : Perencanaan
10. Manajemen produksi dan strategi pengembangan akuakultur: Operasional atau
Proses produksi
11. Manajemen produksi dan strategi pengembangan akuakultur: Pasca Produksi
12. Manajemen produksi dan strategi pengembangan akuakultur: Pemasaran
13. Manajemen produksi dan strategi pengembangan akuakultur: inovasi
14. Manajemen produksi dan strategi pengembangan akuakultur: Tantangan dan peluang
15. Akuakultur, konservasi, dan permasalahan lingkungan
16. UJIAN AKHIR SEMESTER (UTS)
KONTRAK KULIAH
• Sistem Pembelajaran secara daring (WA, Google meet,
Zoom)
• Jadwal kuliah Jumat Jam 08.00 – 09.40
• Peserta kuliah hadir dan absen tepat waktu lewat WA dan
yang terlambat hadir di google meet tidak diijinkan masuk
• Presentase kehadiran minimal 75% dari 14 kali tatap muka
• Peserta kuliah wajib ijin ketika tdk ikut kuliah
• Bersikap sopan dan tidak boleh meninggalkan tempat/alat
komunikasi saat mengikuti kuliah
Materi I

PENGERTIAN MANAJEMEN AKUAKULTUR


• Teori : aspek kognitif
• Praktek : aspek skill dan attitude
Prasyarat:
• DDM dan Kewirausahaan
• Dasar-Dasar Budidaya Perairan
• Nutrisi
• Manajemen Pemberian Pakan
• Manajemen Kualitas Air dan Limnologi
• Parasit dan Penyakit Ikan
• Pembenihan
OUTLINE
• Pre test
• Pendahuluan
• Aspek Kognitif (Pengetahuan) : Teoritis
• Aspek ketrampilan/skill di bidang kerja:
Praktikum
• Aspek manajerial dan atau attitude:
Manajemen
Pre Test
1) Apakah prinsip budidaya perairan?
2) Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam budidaya ikan
air tawar?
3) Persyaratan apa saja agar usaha budidaya kita berhasil
dengan baik?
4) Parameter kualitas air apa saja yang harus diukur
untuk mengetahui kondisi air yang memenuhi syarat
untuk budidaya?
5) Apakah saudara memiliki usaha budidaya perairan?
(Ikan konsumsi dan atau ikan hias)
PENDAHULUAN

Kompetensi Program Studi


Budi Daya Perairan

Lingkup Kerja Berdasarkan:


1. Aspek kognitif (pengetahuan)
2. Aspek Kemampuan/Ketrampilan (Skill)
3. Aspek Manajerial dan Attitude
Aspek Kognitif (Pengetahuan) yang Dikuasai Secara Teoritis

Memahami prinsip
• site selection dan mendesain wadah,
• produksi benih (termasuk domestikasi) dan
ikan ukuran konsumsi,
• pengelolaan kualitas air,
• formulasi makanan ikan, serta
• identifikasi dan pengendalian hama dan
penyakit.
Aspek Kemampuan/ketrampilan/skill di Bidang Kerja
(Praktis/Praktikum)

• Mampu mendesain dan membuat wadah,


• Mampu memproduksi benih (termasuk
domestikasi) dan ikan ukuran konsumsi
• Mampu mengelola kualitas air
• Mampu meramu makanan ikan
• Mampu mengidentifikasi dan mengendalikan
hama dan penyakit
Aspek Kemampuan Manajerial

• Mampu bekerjasama dan menyesuaikan diri


dengan lingkungannya, bersikap komunikatif, dan
inovatif
• Mampu menginterpretasikan data dan
memberikan berbagai alternatif solusi
• Mampu menjalankan bisnis budidaya
• Mampu menyampaikan informasi akuakultur
secara jelas ke masyarakat
PRAKTIKUM
• Kt akan praktikum bbdy ikan lele dan nila.
• Kelompok lele menempati 5 kolam terpal di
sebelah selatan dan Kel nila 5 kolam terpal
sblh Utara.
• Kegiatan awal perbaikan dan bersih kolam.
• Pembesaran ikan: benih lele n nila masing-
masing kolam 500 ekor, pakan, probiotik,
kapur, garam dsbnya disesuaikan.
MATERI 2.
BUDIDAYA AIR TAWAR DAN PILIHAN
BERWIRAUSAHA
OUTLINE
• Prinsip akuakultur
• Manajemen produksi akuakultur
• Prinsip produksi pembesaran
• Pilihan berwirausaha
PRINSIP AKUAKULTUR

• Menghidupkan (Survival Rate = 100%)


• Menumbuhkan (Growth Rate =
optimal/maksimal = cepat tumbuh)
• Mengembangbiakkan (Jumlah benih banyak
dan sehat)
Pilihan Berwirausaha Akuakultur
Pemilihan Usaha Akuakultur
Berdasarkan
1.Tujuan dari pengembangan usaha/keuntungan
yang ingin dicapai
2.Spesies budidaya yang dapat diterima pasar
 (acceptability/marketability)
3.Ketersediaan Teknologi
4.Ketersediaan input produksi dan sarana 
pendukung lainnya
5.Kebutuhan akan investasi. 
6.Kondisi lingkungan. 
• Wirausaha akuakultur akan kita coba dengan
prinsip teknologi dan manajemen yang sesuai
• Melaksanakan praktikum untuk meningkatkan
ketrampilan
• Usahakan komoditas yang kita budidayakan
bisa mencapai target dan memberikan
keuntungan
MATERI 3

Teknologi Akuakultur:
Penerapan teknologi akuakultur yang
sedang berkembang pada tingkat lokal
dan nasional
Outline
• Pengertian Teknologi Akuakultur
• Klasifikasi Intensitas Sistem Akuakultur
• Pemilihan Sistem Akuakultur
Pengertian Teknologi Akuakultur
• Teknologi akuakultur merupakan suatu sistem
• Sistem bermakna sebagai suatu kesatuan yang terdiri atas ko
mponen‐komponen  atau elemen yang 
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran 
suatu informasi,  materi,  atau  energi  (Wikipedia). 
• Sistem  adalah  suatu  jaringan  kerja  dari  prosedur
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul 
bersama‐sama untuk melakukan suatu  kegiatan  atau untuk 
menyelesaikan  suatu  sasaran  tertentu  (JOG,  2003).
• Teknologi  merupakan perkembangan suatu media/
alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien  guna 
memproses  serta  mengendalikan  suatu  masalah. 
• Sistem teknologi akuakultur  adalah seperangkat komponen‐
komponen yang berfungsi secara terpadu  dan  saling  berinteraksi 
pada  suatu media/alat  yang  akan  selalu 
mengalami perkembangan/kemajuan  dari  masa  ke  masa  dalam 
rangka  efektifitas  dan  efisiensi  kegiatan 
pembudidayaan organisme akuatik 
• Teknologi  dan komponen komponen pendukung
nya yang diterapkan pada berbagai sistem
akuakultur, mulai dari  sistem akuakultur 
konvensional yangsederhana, ekstensif, dan subsisten, hingga  sistem 
akuakultur yang modern berteknologi tinggi.  
• Bisa  disimpulkan  bahwa  sistem  adalah  semua 
komponen pendukung, sedangkan teknologi adalah alat/wadah/media
/budidaya ikan.  Sebagai  contoh;  sistem  kolam,  di  mana  sistem 
adalah  semua  komponen‐komponen  kolam, 
sedangkan kolam itu sendiri adalah sebuah teknologi/alat/
wadah/media untuk  membudidayakan ikan. 
Klasifikasi Intensitas Sistem Akuakultur
• Intensitas sistem produksi akuakultur secara khusus diklasifikasikan menu
rut tipe;  kepadatan biomassa ikan dan  pemberian pakan. 
• Pembagiannya kemudian didasarkan  pada aliran air (lotic 
atau lentic), dan menekankan pada level proses perbaikan  kualitas 
air yang mengendalikan proses produksi (Krom et al, 1989 dalam Colt 199
1)
• Semakin  padat biomassa ikan yang dipelihara, semakin  banyak dan 
semakin  canggih teknologi yang digunakan. 
• Intensifikasi berarti tingkat atau level teknologi yang diguna kan dalam 
mengontrol  sistem produksi  akuakultur
• Ekstensifikasi adalah perluasan area akuakultur sehingga 
lebih menekankan pada luas 
badan air (m2) yang digunakan untuk menghasilkan produk akuakultur ya
ng kontrol 
lingkungannya masih sangat tergantung pada purifikasi alami (self purifica
tion) tanpa  ada usaha input teknologi sebagaimana halnya dalam 
sistem intensif.
Klasifikasi sistem produksi akuakultur menurut Colt 
(1991) yang didasarkan atas  pola aliran air, meliputi : 

• Kolam
• Sistem air mengalir (flow‐through)
• Sistem resirkulasi (sistem tertutup)
• Sistem  kolam  hibrida (algae  atau  tumbuhan
air sebagai biofilter untuk menyerap limbah 
metabolit)
• Karamba  (cage  system) 
Menurut Colt (1991), berdasarkan tata nama (nomenclature) 
yang mengacu pada 
karakteristik pencampuran hidrolis limbah akuakultur (hydrauli
c mixing) dari tipe‐tipe  sistem budidaya 
yang berbeda dapat diklasifikasikan menjadi tiga grup, yakni : 
1. Plug‐flow reaktor (PFR), dimana air mengalir melalui unit budidaya secara datar 
tanpa  pencampuran  longitudinal,  sehingga  limbah  metabolit  seperti  amonia 
meningkat secara linear sepanjang arah longitudinal. 
Sistem ini biasanya digunakan  dalam budidaya ikan salmon dan trout. 
2. Continuous‐flow stirred tank reaktor (CFSTR), secara ideal pada sistem  ini air teraduk 
dan  bercampur  seluruhnya  ke  dalam  unit  budidaya  sehingga  konsentrasi  efluen 
limbah metabolit seperti amonia sama  dengan konsentrasi limbah di dalam unit 
budidaya. Contoh dari sistem  ini adalah bak bundar, kurangnya sudut kemiringan 
bak budar merupakan keuntungan dari sistem produksi dengan intensitas tinggi 
(Colt dan  Watten, 1988).   
3. Arbitrary‐flow reaktor (AFR) dimana pencampuran air dalam sistem  (kolam) lebih 
disebabkan oleh pengaruh suhu, fotosintesis, reaksi kimia di sedimen, dan gerakan 
angin. Proses ini cenderung menghasilkan stratifikasi kimia dan suhu secara vertikal. 
Gerakan  angin cenderung mengaduk air kolam, tetapi juga dapat menyebabkan 
gradien horisontal secara  signifikan 
Pemilihan Sistem Akuakultur
Menurut Baluyut (1989) bahwa pemilihan suatu 
sistem akuakultur ditentukan 
oleh beberapa faktor berikut ini : 
1.Tujuan dari pengembangan usaha/keuntungan
yang ingin dicapai
2.Spesies budidaya yang dapat diterima pasar
 (acceptability/marketability)
3.Ketersediaan Teknologi
4.Ketersediaan input produksi dan sarana 
pendukung lainnya
5.Kebutuhan akan investasi. 
6.Kondisi lingkungan. 
MATERI 4

Teknologi akuakultur terbaru dalam


kompetisi industri budidaya
OUTLINE
• Pengantar
• Beberapa contoh teknologi akuakultur terbaru
• Teknologi Sistem Resirkulasi
• Teknologi Busmetik atau Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik
• Teknologi Probiotik
• Teknologi Bioflok
• Teknologi Akuaponik
• Teknologi Yumina (sayur dan ikan) dan Bumina (buah dan ikan)
• Teknologi 90% Satiation Feeding
• Teknologi Pakan Terapung
• Teknologi Protein Sparring
• Teknologi Bioremediasi
Pengantar
• Seiring berkembangnya kebutuhan industri
budidaya ikan atau udang yang dituntut ramah
lingkungan, beragam teknologi yang dapat
digunakan untuk meminimalisir limbah
budidaya mulai bermunculan.
• Banyak upaya yang dapat dilakukan oleh
pembudidaya ikan atau udang untuk
meminimalisir limbah sisa pakan atau
mengolahnya.
Beberapa contoh teknologi akuakultur terbaru

Teknologi Sistem Resirkulasi


• Sistem ini memanfaatkan proses nitrifikasi dari bakteri.
Dengan sistem ini limbah dari sisa pakan maupun hasil
metabolisme berupa Amoniun dikonversi menjadi komponen
yang lebih dapat ditoleransi oleh ikan yaitu nitrat. 
Selanjutnya nitrat dapat digunakan untuk bahan pupuk.
• Sistem tersebut sudah dikembangkan untuk pembesaran
ikan lele di STP Serang. Tidak hanya meminimalisir limbah
namun mampu meningkatkan produksi lele mencapai 400
kg/m3 air atau sekitar 4 kali lipat dari hasil rata-rata yang
biasa dicapai.
• Teknologi Busmetik atau Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik
• Sumber : http://lautikan.net/2018/12/18/busmetik-budidaya-udang-
skala-mini-empang-plastik-pedulikan-pengusaha-udang-menengah-ke-
bawah
• Model budidaya ini diterapkan dengan memperkecil petakan
tambaknya dari ukuran biasanya (1/5  hingga 1/4 dari ukuran tampak
pada umumnya). Dengan memperkecil petakan, maka pengontrolan
lebih mudah dan efisiensi penggunaan pakan menjadi lebih maksimal.
• Teknologi ini sudah diselaraskan dengan penanaman vegetasi mangrove
yang sangat berguna untuk mendukung tambak itu sendiri. Air dari
tambak tidak dibuang ke perairan bebas namun diarahkan ke vegetasi
mangrove, yang kemudian dimanfaatkan untuk budidaya bandeng atau
kepiting.
Teknologi Probiotik
• sumber :  http://www.konstruksikolamterpal.com/cara-membuat-probiotik-sendiri-
yang-mudah-dan-murah/
• Teknologi ini  diyakini mampu membantu meminimalisir limbah (terutama pada
budidaya udang). Bakteri dari genus Bacillus, banyak membantu dalam proses
perbaikan mutu air tambak karena mampu menkonversi bahan organik menjadi
komponen terurai lainnya yang lebih ramah.
• Probiotik ini merupakan salah satu upaya budidaya yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan karena probiotik bertugas mengurai  H2S, amoniak, nitrit, dan nitrat
yang terdapat pada limbah.
Teknologi Bioflok
• Teknologi yang menerapkan keseimbangan unsur organik dalam air ini ini sudah
banyak diterapkan, baik pada ikan air tawar maupun pada udang di tambak.
Teknologi ini dapat menekan konversi pakan ikan atau udang sehingga akan
mengurangi buangan ke lingkungan.
Teknologi Akuaponik
• Teknologi ini juga mulai banyak dikembangkan,
karena dinilai mampu meminimalisir limbah hasil
budidaya. Unsur hara (biasanya didominasi unsur
Nitrogen) akan diserap oleh tanaman melalui
akarnya. Jenis tanaman yang digunakan diantaranya
adalah tanaman air seperti kangkung.
Teknologi Yumina (sayur dan ikan) dan Bumina (buah dan
ikan)
• Teknologi ini dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
kelautan dan Perikanan. Prinsip dasar dari teknologi tersebut hampir
sama dengan teknologi akuaponik. Teknologi ini bahkan sudah
diadopsi oleh FAO sebagai teknologi rekomended untuk
dikembangkan.
Teknologi Pakan Terapung
• Dengan menggunakan pakan ikan terapung, maka dapat lebih mudah
mengontrol jumlah pakan yang diberikan kepada ikan. Hal ini karena
pakannya terapung sehingga dapat dilihat dengan mata. Namun
teknologi ini hanya untuk ikan-ikan yang makan di permukaan saja,
tidak cocok untuk tipe demersal seperti udang.
Teknologi Protein Sparring
• Teknologi ini menggantikan sumber energi utama untuk pakan dengan
menggunakan karbohidrat bukan dari protein. Gagasan tersebut
muncul karena adanya imbauan untuk menekan pengggunaan tepung
ikan sebagai bahan baku utama untuk pabrik pakan.
Teknologi Bioremediasi
• Teknologi ini digunakan untuk memperbaiki kualitas suatu lingkungan
dengan menggunakan mikroorganisme. Prinsipnya, ada banyak jenis
dan jumlah mikroba di alam yang masing-masing memiliki kemampuan
adaptasi dan fungsi yang spesifik yang dapat kita manfaatkan untuk
pemulihan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai