ANALYSIS &
TRAINING
EVALUATION
Dr. Nurus Saádah, S.Psi., M.Si., Psikolog
Konsultan, Trainer, Peneliti, dan Asesor bidang Manajemen SDM
Pengalaman :
Asesor bidang Psikologi LPDP Kementerian Keuangan RI
Asesor kompetensi BNSP
Asesor Leadership Endurance Test
Direktur LSP MPSDM
Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua Prodi Sosiologi Agama Fak.Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sekretaris Prodi Sosiologi Agama Fak.Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Business Coach (mahasiswa wirausaha) kerjasama dengan PT Bank Mandiri
Trainer & Konsultan manajemen SDM rumah sakit, perusahaan, & lembaga pendidikan
Konsultan divisi SDM di Center for Health Service Management Fakultas Kedokteran UGM
Instruktur di Laboratorium Komunikasi dan Leadership Fak. Kedokteran UGM
Short Course Higher Education Management di Universiti Kebangsaan Malaysia 2006
International Conference: Asean Assosiation of Social Psychology 2013; Business & Management Research in Seoul, South Korea 2013; Organizational Innovation di De La
Salle Univ, Phillipines 2014; AICIF di IIUM Malaysia 2016
Prestasi :
Pemenang pertama lomba desain entrepreneurship antar dosen PTAI se Indonesia 2010
Fasilitator terbaik SOSPEM UIN SUKA 2009
Sertifikat yang diperoleh: Motto : mereka yang mempercayai kita, mendidik kita
Trainer bersertifikat BNSP
Asesor kompetensi bersertifikat BNSP
Profesi Psikolog bersertifikat HIMPSI
CURRICULUM VITAE
Personal Information
DR. H. DARMAWAN, M.A.B
Tasikmalaya, 27 Agustus 1976
+6285320749489
darmawanmpa@windowslive.com
darmawanmpa darmawanmpa darmawan.soegandar
Komp. Bumi Cahaya Rencong No. 19-20 Andir-Baleendah Bandung
Education & Qualification
Institute of Goverment Account and Finance, New Delhi India. 2015. Budgeting in Public Finance.
Indonesia University of Education, Bandung Indonesia. 2013. Doctor of Philosophy in Management Science with concentration in Finance.
STIA LAN, Jakarta Indonesia. 2010. Master of Business Administration in Public Finance.
BRAINSTORMING
Apa yang disebut dengan pelatihan dan pengembangan SDM?
Bagaimana bentuk-bentuk pelatihan dan pengembangan SDM yang diterapkan di perusahaan
Apa yang dimaksud dengan TNA?
Mengapa membutuhkan TNA?
Jelaskan pendekatan dalam proses TNA!
Jelaskan tahapan melaksanakan TNA!
Bagaimana menyiapkan dan mengevaluasi pelatihan?
DEFINISI TNA
ANALISIS KEBUTUHAN
PELATIHAN (TNA)
Mengumpulkan data
Menganalisis data
Menuliskan kebijakan pembelajaran dan pengembangan
Mengklasifikasikan jenis pembelajaran dan pengembangan
SIKAP KERJA YANG
DIPERLUKAN
Cermat
Teliti
Berpikir integratif
METODE PENGUMPULAN
DATA
• Kuesioner
• Obervasi
• Wawancara
• Focus group
• Regular meeting
• Mempelajari data perusahaan
• Mempelajari uraian jabatan
• Membentuk kelompok pakar/penasehat
KEADAAN YANG
KESENJANGAN DIHARAPKAN
SEKARANG
MASALAH
GEJALA PEMICU
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Terdapat beberapa fenomena organisasional yang dapat dikategorikan
sebagai gejala pemicu munculnya kebutuhan pelatihan dan
pengembangan, yaitu :
1. Low productivity;
2. High absenteeism;
3. High turnover;
4. Low employee morale;
5. High grievances / keluhan tinggi
6. Strike; / mogok
7. Low profitability.
PENDEKATAN PROSES ANALISIS
KEBUTUHAN
MCGHEE & THAYER (1961)
Analisis kebutuhan organisasi
• Bandingkan kompetensi yang dimiliki individu dengan yang dibutuhkan untuk pekerjaan/peran tertentu
Rumuskan training yag dibutuhkan dalam format detil sehingga program training dapat
disiapkan dengan tepat
MENYIAPKAN PELAKSANAAN
PELATIHAN/ PENGEMBANGAN
PENENTUAN TUJUAN PELATIHAN
Tujuan pelatihan harus dirumuskan secara spesifik, apakah perubahan perilaku atau perubahan
pengetahuan yang ingin dicapai setelah pelatihan dilakukan.
Berdasarkan tujuan tersebut maka ditentukan materi untuk pelatihan untuk mencapai tujuan.
MENENTUKAN PESERTA
• apa saja persyaratan minimal (pendidikan, pengalaman dan ketrampilan) yang harus
dipenuhi oleh peserta pelatihan untuk dapat mengikuti pelatihan?
• apa dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki peserta pelatihan,
termasuk pelatihan apa saja yang pernah diikuti sebelumnya?
• apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh trainer/facilitator untuk dapat
menyelenggarkan pelatihan? apakah akan menggunakan trainer dari dalam
perusahaan atau menggunakan trainer dari luar?
• Apa level jabatan peserta training dan jenis kompetensi apa yang harus ditingkatkan?
PEMILIHAN METODE PELATIHAN
1. On the job training, yaitu dilakukan pada waktu jam kerja berlangsung, baik secara formal
maupun informal.
2. Off the job training, yaitu pelatihan dan pengembangan yang dilakukan secara khusus di
luar pekerjaan.
1. METODE ON THE JOB TRAINING
a. Job instruction training atau latihan instruksi jabatan adalah pelatihan untuk manajer atau
supervisor yang bertindak sebagai pelatih untuk menginstruksikan bagaimana melakukan
pekerjaan tertentu dalam proses kerja.
b. Coaching adalah bentuk pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di tempat kerja oleh
atasan dengan membimbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan tidak
terencana.
c. Job rotation adalah program yang direncanakan secara formal dengan cara menugaskan
pegawai pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam bagian yang berbeda dengan
organisasi untuk menambah pengetahuan mengenai pekerjaan.
d. Apprenticeship adalah pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan
praktek lapangan.
2. METODE OFF THE JOB TRAINING
1. Lecture.
2. Video presentation.
3. Vestibule training/simulation.
4. Role playing.
5. Case study.
6. Self study.
7. Program learning.
8. Laboratory training.
9. Action learning.
M.701001.035.01
MERANCANG PROGRAM PEMBELAJARAN
DAN PENGEMBANGAN
(SKKNI)
Analisis kegiatan
Analisis perilaku
Tes praktikal dan peragaan
Review atau Audit harian
Periksa tempat
Review sesi
Analisa Kegiatan
Evaluasi pada dasarnya merupakan umpan balik yang ingin diperoleh dari
peserta tentang hal-hal apa saja yang terkait dengan pelaksnaan training yang
sedang dijalankan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan angket penilaian,
skoring kontribusi sederhana, sosiogram arah, dan sebagainya.
Analisa Perilaku
Diberikan oleh manajer lini (supervisor) paling lambat 1 (satu) minggu setelah
berakhirnya suatu pelatihan, dengan tujuan untuk mendapatkan komitmen, baik
dari para manajer lini yang lain maupun peserta yang telah mengikuti pelatihan
untuk mendukung rencana kerja para peserta.
Tujuan yang ingin dicapai dari debriefing:
Untuk mengetahui kemajuan yang dicapai peserta dari hasil pelatihan, dan
menghubungkannya dengan karir.
Untuk mengetahui rencana kerja peserta
Untuk membahas dan menyetujui rencana kerja peserta dengan peserta
lainnya
Untuk memastikan dukungan sumber daya bagi pelaksanaan rencana kerja
Menyetujui rencana kerja
Untuk keperluan penilaian akhir
Pengamatan dan penilaian oleh manajer lini atas kegiatan kerja yang
dilaksanakan oleh ex peserta pelatihan ditempat kerja
Pengamatan dan penilaian oleh pelatih atas kegiatan kerja yang dilaksanakan
oleh oleh ex peserta pelatihan ditempat kerja
Penggunaan angket kepada ex peserta dan manajer lini
Wawancara terstruktur yang dilakukan oleh para manajer lini dan pelatih
Wawancara tindak lanjut melalui telepon oleh pelatih
Analisis peristiwa krisis
EFEKTIVITAS BIAYA PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Untuk mengetahui total biaya training, baik biaya langsung maupun tidak
langsung.
Untuk membandingkan biaya program training lainnya
Untuk mengevaluasi proporsi biaya training dibandingkan dengan biaya
personalia atau total biaya operasional.
Untuk mengendalikan biaya.
Biaya Pelatihan
Manfaat Pelatihan
Atasan
Peserta
4. MENYIMPAN PROGRAM PELATIHAN PADA
TEMPAT YANG TEPAT DENGAN FASILITAS
YANG TEPAT
Ada pertimbangan waktu ketika ada jarak antara tempat pelatihan dan rumah peserta pelatihan
5. MENGUNDANG ORANG
YANG TEPAT UNTUK HADIR
DALAM PELATIHAN
"Orang yang tepat" adalah mereka yang kebutuhannya terpenuhi dalam konten program.
"Dapatkah saya mencampur tingkat karyawan dan memiliki supervisor yang menghadiri
dengan manajer tingkat yang lebih tinggi?“
Ukuran kelompok
6. MEMILIH INTRUKTUR
YANG EFEKTIF
Kualifikasi harus sama apakah instrukturnya orang dalam atau disewa dari luar
Keinginan untuk mengajar, pengetahuan tentang kelompok, keterampilan dalam memfasilitasi
diskusi jika lokakarya
Kemampuan untuk menjalin hubungan dengan kelompok
Pastikan mereka memahmi standar yang diharapkan dengan menunjukkan lembar evaluasi
diklat
CARA TERBAIK UNTUK MEMUTUSKAN
SEORANG INSTRUKTUR ADALAH
MELIHAT ORANG TERSEBUT BERAKSI:
Tidak terlalu banyak membaca, dan mempertahankan kontak mata dengan kelompok.
Mengunakan lebih banyak contoh dari organisasinya dan organisasi lain.
Melibatkan kelompok dengan mengajukan pertanyaan kepada mereka untuk menantang
mereka atau meminta mereka mengajukan pertanyaan kepada Anda.
Mensiapkan selebaran untuk para peserta sehingga mereka tidak perlu mengambil banyak
catatan.
7. MENGGUNAKAN TEKNIK
DAN BANTUAN YANG
EFEKTIF
Apa yang akan membantu dalam berkomunikasi dengan grup/peserta?
Apa yang akan membantu mendapatkan dan mengontrol partisipasi?
Apa yang akan membantu mendapatkan dan mempertahankan perhatian dan minat para
peserta?
8. MENYELESAIKAN TUJUAN
PROGRAM
Persyaratan nomor 2 menyatakan, "Tetapkan tujuan pembelajaran." Ini adalah persyaratan
yang jelas bahwa tujuan tersebut harus diselesaikan.
9. KEPUASAAN PESERTA
Tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh pelatih mungkin tercapai untuk kepuasan mereka,
tetapi para peserta (peserta diklat) mungkin kecewa dengan program ini.
10. MENGEVALUASI
PROGRAM PELATIHAN
rencana untuk evaluasi harus dibuat sebelum program ditawarkan
KESIMPULANNYA:
Berapa biaya telah berkurang karena kami menerapkan program e-learning baru dalam menetapkan prioritas
dan penganggaran?
Manfaat nyata apa yang telah kami terima untuk semua uang yang telah kami keluarkan untuk program
pengembangan karir?
Berapa banyak penjualan yang meningkat sebagai hasil dari pengajaran teknik penjualan tenaga penjual kita?
Apa hasil dari pelajaran baru kita tentang pemikiran kritis di medan perang?
PEDOMAN UNTUK
MENGEVALUASI HASIL:
1. Gunakan kelompok kontrol jika praktis.
2. Berikan waktu untuk hasil yang ingin dicapai.
3. Ukur baik sebelum dan sesudah program jika praktis.
4. Ulangi pengukuran pada waktu yang tepat.
5. Perlu diingat Anda dituduh mendemonstrasikan Return on Expectations (ROE).
6. Puaslah dengan bukti jika pembuktian tidak dimungkinkan.
MODEL EVALUASI PSDM
LAIN:
Brinkerhoff Six-stage Evaluation Model
Model Evaluasi The Bell System
Model Evaluasi CIRO
Model Evaluasi Saratoga Institute
Model Evaluasi IBM
Model Evaluasi Xerox
1. BRINKERHOFF SIX-STAGE
EVALUATION MODEL Fase I Evaluasi
asesmen kebutuhan
dan tujuan program
HRD
Fase IV Evaluasi
Pembelajaran
2. MODEL EVALUASI THE
BELL SYSTEM
a. Rekasi terhadap keluaran. Reaksi terhadap outcomes mengemukakan pendapat partisipan
program HRD sebagai suatu keseluruhan atau sebagian komponen-komponen seperti isi,
material-material, metode-metode, atau aktifitas-aktifitas. Informasi mengenai pendapat
mereka mengenai butir-butir tersebut memberi gambaran apakah mereka menerima program
tersebut
b. Kapabilitas keluaran. Capability outcomes meliputi apa yang diharapkan oleh para
partisipan untuk diketahui, dipikirkan, dilakukan atau diproduksi pada akhir program PSDM.
c. Aplikasi keluaran. Aplikasi keluaran meliputi apa yang diketahui, dipikirkan, dilakukan,
diproduksi partisipan dalam altar kerja yang dipersiapkan oleh program HRD
d. Manfaat keluaran. Manfaat keluaran melukiskan sampai seberapa tinggi organisasi mendapat
manfaat dari program PSDM dalam pengertian uang, waktu, upaya atau sumber-sumber yang
diinvestasikan dalam program HRD secara jangka panjang dan jangka pendek
3. MODEL EVALUASI CIRO
a. Contex evaluation. Meliputi penggunaan informasi mengenai situasi operasi sekarang atau konteks untuk
menentukan tujuan kebutuhan dari program HRD. Dalam proses evaluasi konteks ada tiga objektif yang
mungkin dapat dievaluasi: objek akhir, objek antara, dan objek segera.
b. Input evaluation. Memperoleh dan menggunakan informasi mengenai kemungkinan sumber-sumber
pelatihan untuk memilih antara masukan-masukan alternatif terhadap PSDM. Evaluasi jenis ini meliputi
analisis sumbe daya dan menentukan sumber-sumber tersebut dapat digunakan sehingga terjadi kesepakatan
maksimum mencapai tujuan yang ditetapkan. Faktor-faktor seperti anggaran dan persyaratan-persyaratan
dapat membatasi opsi yang tersedia.
c. Reaction evaluation. Memperoleh dan memakai informasi mengenai reaksi partisipan untuk memperbaiki
proses PSDM. Evaluasi ini menekankan pada laporan-laporan subjektif dari para partisipan dan pandangan-
pandangan mereka. Informasi ini sangat membantu jika dikumpulkan dengan cara yang sistematik.
d. Outcome evaluation. Memperoleh dan mempergunakan informasi mengenai pengaruh outcomes PSDM
untuk memperbaiki program dimasa yang akan datang. Ini merupakan bagian terpenting dari evaluasi. Jika
evaluasi keluaran diharapkan sukses, memerlukan persiapan yang hati-hati sebelum program pelatihan di
mulai.
4. MODEL EVALUASI
SARATOGA INSTITUTE
a. Kepuasan pelatihan. Evaluasi level ini meneliti sampai seberapa tinggi para partisipan puas
terhadap pelatihan yang mereka terima
b. Perubahan pembelajaran. Pembelajaran sesungguhnya yang terjadi yang ditentukan oleh
pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan
c. Perubahan prilaku. Perubahan prilaku peserta di tempat kerja sebagai hasil dari pelatihan
d. Perubahan organisasi. Perbaikan kuantitatif dalam organisasi sebagai hasil program
pelatihan
5. MODEL EVALUASI IBM
a. Reaksi. Merupakan penilaian kepuasan para peserta mengenai program PSDM yang mereka
ikuti
b. Pengetesan. Pengukuran pre dan pos program yang mengukur perkembangan pengetahuan
dan keterampilan sebagai hasil program
c. Aplikasi. Sampai seberapa tinggi para peserta pelatihan menerapkan pengetahuan dan
keterampilan pada pekerjaannya dan hasil dari penerapan tersebut
d. Hasil bisnis. Mengevaluasi apa yang dihaparkan IBM dari program pelatihan dalam
pengertian Return on Investment yang dapat dinilai dengan uang. IBM mengakui bahwa
level ahir yang diharapkan dari program adalah hasil bisnis.
6. MODEL EVALUASI XEROX
a. Kapablitas entri. Suatu evaluasi terhadap calon peserta untuk mengatahui apakah
persyaratan untuk menjadi peserta pelatihan sudah terpenuhi
b. Kinerja akhir ketika pelatihan berahir. Mengukur apakah peserta menghasilkan keluaran
yang diharapkan oleh pelatihan. Upaya ini dilakukan dengan membandingkan keluaran
tersebut dengan tujuan program.
c. Penguasaan kinerja pekerjaan. Level evaluasi ini mengukur apakah para alumni pelatihan
menunjukkan penguasaan kinerja dakan melaksanakan pekerjaannya setelah beberapa lama
kembali melaksanakan tugasnya
d. Kinerja organisasi. Mengukur partisipan yang mana mengetahui atau melampaui target
organisasi setelah mereka kembali melaksanakan tugasnya.
Kontak Person: 081229517840