Cendy - Anestesi Spinal Pada Kista Ovarium & APP - Dr. Fauzi
Cendy - Anestesi Spinal Pada Kista Ovarium & APP - Dr. Fauzi
Disusun oleh :
Cendy Andestria - 2015730020
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Y
• No.Rekam Medik : 3707**
• Usia : 40 tahun
• Status Pernikahan : Menikah (1 kali)
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Pendidikan : SD
• Alamat : Sukabumi Cikidang, Nangkakoneng, RT 02/RW 04
Sukabumi, Jawa Barat
• Ruangan : Cut Nyak Dien
• Tanggal masuk RS : 28 Juli 2019
• Tanggal operasi : 29 Juli 2019
Anamnesis (autoanamnesis tanggal 28 Juli 2019)
• Keluhan Utama
Nyeri perut pada bagian bawah sejak ± 4 bulan SMRS.
• Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke RSUD Sekarwangi dengan keluhan nyeri perut pada bagian bawah
sejak ± 4 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul. Awalnya pasien hanya
merasakan nyeri ringan namun lama kelamaan nyerinya semakin lama semakin berat.
Nyeri dirasakan pada bagian bawah perut dan terkadang menjalar ke
panggul/pinggang dan ke bagian paha. Nyeri dirasakan bila beraktifitas lebih berat
seperti sedang menyapu, mengepel ataupun menyuci baju dengan tangan. Skor nyeri
1 – 10 adalah 6. Pasien juga mengaku terdapat benjolan di bagian bawah perutnya
dan dirasakan tidak nyaman dan nyeri bila ditekan. Benjolan tersebut teraba keras
bila pagi hari setelah bangun tidur dan terkadang juga merasakan mual.
Anamnesis (autoanamnesis tanggal 28 Juli 2019)
– Disamping itu pasien juga sering merasakan nyeri pada bagian perut kanan
bawah (hilang timbul) tetapi tidak terlalu dirasakan dibandingkan nyeri pada
bagian bawah perutnya.
– Gigi goyang, gigi ompong maupun penggunaan gigi palsu disangkal pasien
– Keluhan demam, gangguan BAB dan BAK disangkal. Penurunan berat badan,
riwayat penyakit asma, kencing manis, darah tinggi, penyakit pernapasan dan
penyakit jantung disangkal
– Pasien mengaku tidak menggunakan alat kontrasepsi dan haidnya terkadang
tidak teratur
Anamnesis (autoanamnesis tanggal 28 Juli 2019)
• Riwayat Operasi:
– Pasien belum pernah menjalani tindakan operasi sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Dahulu
– Riwayat hipertensi disangkal, riwayat diabetes melitus disangkal, riwayat
penyakit kardiovaskular disangkal, riwayat penyakit pernapasan disangkal,
riwayat asma disangkal, riwayat alergi obat disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga
– Pasien menyangkal adanya penyakit yang serupa pada keluarga pasien,
hipertensi disangkal, diabetes melitus disangkal
Anamnesis (autoanamnesis tanggal 28 Juli 2019)
• Riwayat Pengobatan
– Pasien telah berobat ke Poli Kebidanan RS Sekarwangi sejak 2 bulan ini
dan telah diberikan obat. Pasien juga mengonsumsi jamu sejak 2 bulan
belakangan ini. Saat ini pasien di diagnosis kista ovarium.
• Riwayat Alergi
– Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap makanan, obat-
obatan, maupun terhadap cuaca atau suhu tertentu.
• Riwayat Psikososial
– Pola makan pasien tidak teratur, pasien senang mengonsumsi
makanan pedas (seperti seblak). Pasien tidak merokok dan tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol.
Pemeriksaan Fisik (tanggal 28 Juli 2019)
TD HR SpO2
Waktu
(mmHg) x/menit (%) Cairan Obat IV
• Anastesi berasal dari bahasa Yunani yaitu An berati tidak, dan Aesthesis
berarti rasa atau sensasi
• Sehingga anestesi berarti suatu keadaan hilangnya rasa atau sensasi tanpa
atau disertai dengan hilangnya kesadaran yang bersifat sementara dan
dapat kembali kepada keadaan semula.
• Anestesi regional adalah tindakan analgesia yang dilakukan dengan cara
menyuntikkan obat anestetika lokal pada lokasi serat saraf yang
menginversi regio tertentu, yang menyebabkan hambatan konduksi impuls
aferen yang bersifat temporer.
• Anestesi spinal (subaraknoid) atau yang sering kita sebut juga
analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal adalah
anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat anestetik
lokal ke dalam ruang subaraknoid (cairan serebrospinal).
• Fungsi motorik dan autonom dapat terpengaruh sebagian
atau seluruhnya.
• Pasien tetap sadar sehingga patensi jalan nafas dapat terjaga.
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi Kontraindikasi
Bedah ekstremitas bawah Absolut :
Bedah panggul Pasien menolak
Hipovolemia berat, syok / renjatan sepsis
Tindakan sekitar rektum
Koagulopati atau mendapat terapi
perineum antikoagulan/trombositopenia
Bedah obstetrik-ginekologi Peningkatan tekanan intracranial (TIK)
Bedah urologi Relatif :
Bedah abdomen bawah Sepsis
Infeksi sekitar daerah pungsi
Bedah abdomen atas dan bawah
Riwayat gangguan neurologis
Pada pediatrik biasanya Kelainan anatomi vertebra (Skoliosis)
dikombinasikan dengan Kondisi jantung yang tergantung pada preload (Stenosis aorta,
anesthesia umum ringan kardiomiopati hipertrofi obstruktif)
Persiapan Analgesia Spinal
Pada dasarnya persiapan untuk analgesia spinal seperti persiapan anesthesia
umum. Daerah sekitar tempat penyuntikan diteliti apakah akan menimbulkan
kesulitan, misalnya ada kelainan anatomis tulang punggung atau pasien gemuk
sekali sehingga tak teraba tonjolan proses spinosus. Selain itu perlu diperhatikan
hal-hal di bawah ini:
1. Inform consent (izin dari pasien)
2. Kita tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui anesthesia spinal
3. Pemeriksaan fisik
4. Tidak dijumpai kelainan fisik spesifik seperti kelainan tulang punggu dan lain-
lainnya
5. Pemeriksaan Laboratorium Anjuran
6. Hemoglobin, hematokrit, PT (Protrobine time) dan PTT (Partial trombine time)
Peralatan Analgesia Spinal
• Kecepatan Injeksi
Injeksi yang lambat dapat lebih diprediksi lokasi penyebaran obatnya
dibandingkan injeksi cepat.
Efek Fisiologis Neuroaxial-Block
Efek Kardiovaskuler:
Akibat dari blok simpatis, akan terjadi penurunan tekanan darah (hipotensi).
Efek simpatektomi tergantung dari tinggi blok.
Hipotensi dapat dicegah dengan pemberian cairan (preloading) untuk
mengurangi hipovolemia relatif akibat vasodilatasi sebelum dilakukan
spinal/epidural anestesi,
Apabila telah terjadi hipotensi, dapat diterapi dengan pemberian cairan dan
vasopressor seperti efedrin.
Bila terjadi spinal tinggi atau high spinal (blok pada cardio-accelerator fiber
di T1-T4), dapat menyebabkan bardikardi sampai cardiac arrest.
Efek Respirasi :
Bila terjadi spinal tinggi atau high spinal (blok lebih dari dermatom T5)
mengakibatkan hipoperfusi dari pusat nafas di batang otak dan
menyebabkan terjadinya respiratory arrest.
Bisa juga terjadi blok pada nervus phrenikus sehingga ganguan otot
pernafasan
Efek Gastrointestinal:
Hiperperistaltik gastrointestinal akibat aktivitas parasimpatis dikarenakan
oleh simpatis yg terblok.
Hal ini menguntungkan pada operasi abdomen karena kontraksi usus
dapat menyebabkan kondisi operasi maksimal
Komplikasi Tindakan
1. Pemasangan infus dan pemberian kristaloid untuk pasien dengan gejala klinis
dehidrasi atau septikemia.
2. Puasakan pasien, jangan berikan apapun per oral
3. Pemberian obat-obatan analgetika harus dengan konsultasi ahli bedah.
4. Pemberian antibiotika i.v. pada pasien yang menjalani laparotomi.
5. Pertimbangkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita usia subur dan
didapatkan beta-hCG positif secara kualitatif.
6. Bila dilakukan pembedahan, terapi pada pembedahan meliputi; antibiotika
profilaksis harus diberikan sebelum operasi dimulai pada kasus akut, digunakan
single dose dipilih antibiotika yang bisa melawan bakteri anaerob
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka