Pertemuan 3
Pertemuan 3
WAWANCARA
Sesi Pertama
• Tujuan wawancara pertama kali:
Langkah mereduksi kecemasan klien, menahan diri dari
pembicaraan yang terus-menerus, mendengarkan secara
baik dan hati-hati, serta menyadari bahwa pilihan klien
terhadap topik-topik akan memberikan pemahaman
terhadap prioritasnya.
Tujuan utama wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi, beberapa bentuk
respon yang disarankan, yaitu :
(1) Penggalian.
(2) Penekanan.
(3) Pertanyaan tertutup.
(4) Permintaan klarifikasi.
Sesi Kedua
(1) Mengidentifikasi data (identitas klien)
(2) Menyampaikan masalah, baik yang utama dan yang
lain.
(3) Setting kehidupan klien saat ini,
(4) Riwayat keluarga,
(5) Riwayat pribadi,
(6) Deskripsi klien selama wawancara, dan
(7) Kesimpulan dan rekomendasi.
Sesi-sesi Berikutnya
• Wawancara hendaknya sudah mengarah kepada
wawancara terapeutik dan dilakukan dengan
menggunakan data-data yang sudah dimiliki.
Mendengarkan
Proses kompleks yang melibatkan:
- Mindfull/kesadaran
- Penerimaan pesan secara fisik
- Pemilihan & penyusunan informasi
- Menafsirkan komunikasi
- Merespon
- Mengingat
Merespon konten kognitif
• Konselor harus memahami alternatif yang dihadirkan klien
dan selanjutnya merespon terhadap alternatif tersebut
secara tepat.
• Memahami alternatif, berarti mengidentifikasi secara tepat
jenis isi yang dihadirkan klien, dan altrnatif-alternatif yang
dapat direspon.
• Merespon alternatif, yaitu proses menyeleksi alternatif.
• Fokusnya adalah tentang kebutuhan klien daripada
kebutuhan konselor.
• Respon dapat juga diberikan kepada hal-hal yang
menurut klien paling menarik.
• Dalam merespon, juga banyak tipe yang bisa dijadikan
stimulus terhadap isi kognitif, yaitu : ide yang disetujui,
organisasi dan suatu hal.
• Untuk membedakan stimuli, konselor dapat menggunakan
melalui diam, aktivitas verbal secara minimal, pernyataan
kembali, dan pemeriksaan.
Merespon konten afektif
• Pesan-pesan perasaan mungkin diekspresikan melalui
nonverbal, seperti nada vokal, kecepatan bicara, posisi
tubuh, dan atau isyarat badan.
• Isyarat verbal maupun nonverbal selalu berasosiasi
dengan emosi.
• Konselor harus mampu memahami perasaan klien,
sebelum konselor dapat menghasilkan perasaan yang
sama seperti yang dirasakan klien.
• Elemen-elemen komunikasi afeksi klien dapat
diidentifikasi berdasarkan atas gerakan kepala dan
badan, posisi tubuh, kecepatan gerak, dan kualitas suara.
1. Afeksi Positif
Kegembiraan Kemampuan Cinta Kebahagiaan Harapan
Melukai perasaan
3. Ketakutan
Ketakutan Kekhawatiran Kesakitan Menjauhi
Murung
Alasan utama konselor tidak merespon
perasaan klien