Kasus-Analisis-Etika&Laba-Studi Etika-Masalah
Etika-Pengertian-Budaya Organisasi-Prinsip Etika-Hak
dan Kewajiban-Menciptakan Etika
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki
pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya.
Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada
masalah:
a. intern,misalnya masalah perburuhan
b. Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
c. Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
pada dasarnya ada 3 hal yang dapat membantu perusahaan
mengatasi masalah di atas yaitu:
1. Perusahaan tersebut harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
2. Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
3. Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang
tercermin pada:
-Visi
-Misi
-Tujuan
-Budaya organisasi
Budaya Organisasi
Pada budaya organisasi terdapat unsur
1. Memecahkan masalah baik internal maupun
eksternal organisasi
2. Budaya tersebut dapat ditafsirkan secara
mendalam
3. Mempunyai persepsi yang sama
4. Pemikiran yang sama
5. Perasaan yang sama
Fungsi dan Manfaat Budaya Organisasi
1. Fungsi
menentukan maksud dan tujuan organisasi
dengan fungsi tersebut organisasi akan mengikat
anggotanya.
2. Manfaat
a. mampu memecahkan masalah intern
b. mampu memecahkan masalah ekstern
c. mampu memiliki daya saing
d. mampu hidup jangka panjang
Kunci Membangun Budaya
I. Memahami proses terbentuknya budaya
perusahaan
1. Alamiah
2. Konseptual
sumber budaya perusahaan adalah
a. karakteristik pemimpin
b. jenis pekerjaan
c. cara memecahkan masalah
II. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi budaya perusahaan.
a. Nilai
b. Ideologi
c. Norma
• Menambah pengetahuan
• AHLI
• Sering diskusi
• Pengambilan keputusan etis dapat menumbuhkan kepercayaan bagi hubungan antara para pelanggan,
karyawan dan perusahaan lain
• Perilaku etis sangat penting bagi wirausahawan karena dapat memberikan efek positif sebagai berikut :
a. Staf akan meniru perilaku pimpinannya
b. Standar etis akan membentuk kerangka kerja yang positif
• Perilaku tidak etis dalam berwirausaha akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengganggu pengambilan keputusan usaha
b. Dapat dituntut dengan Undang-undang perlindungan konsumen
c. Bisnis tidak akan mampu bertahan dalam jangka panjang
Perilaku tidak etis
• Perilaku Saling Menipu Para Wirausahawan
1. Pelaku bisnis dengan pelaku bisnis
a. mengirim barang dengan jumlah yang tidak sama (kurang)
b. mempengaruhi pihak lain untuk saling menjatuhkan
c. salah satu dapat bangkrut bahkan kedua-duanya.
2. Pelaku bisnis dengan konsumen
a. pemakaian formalin untuk pengawetan makanan
b. menutupi kualitas barang yang rusak
c. ingkar janji
3. Konsumen dengan pelaku bisnis
a. membayar dengan menggunakan cek kosong
b. membayar tagihan lewat rekening yang sudah ditutup.
Keuntungan menjaga etika
1. Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya
akan maju
2. Timbulnya kepercayaan
3. Kemajuan terjaga, jika perilaku etis terjaga
4. Perolehan laba akan meningkat
5. Bisnis akan terjaga eksistensi dan
kesinambungannya
Hak & Kewajiban Konsumen dan Produsen
• Hak dan Kewajiban Konsumen
- Hak Konsumen
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa..
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan
barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang
dan/atau jasa yang digunakan.
5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan
konsumen, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut.
6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan
konsumen.
7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan
jujur serta tidak diskriminatif
8. hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi, dan/atau
penggantian jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian dan tidak sebagaimana mestinya
- Kewajiban Konsumen
1. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan
prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang
dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
2. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian
barang dan/atau jasa.
3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
perlindungan konsumen secara patut
• Hak dan Kewajiban Produsen
- Hak Produsen (pelaku usaha/wirausahawan)
1. hak menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan.
2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikad tidak baik.
3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam
penyelesaian hukum sengketa konsumen
4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum
bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau
jasa yang diperdagangkan
- Kewajiban produsen
1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu dan/atau jasa yang berlaku
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian bila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian
Larangan bagi Produsen
• Undang-undang no.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen telah
mengatur larangan kepada produsen dalam menjalankan kegiatannya,
sebagai berikut:
1. tidak memenuhi atau tidak sesuai standar yang disyaratkan dari
ketentuan perundang-undangan.
2. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana dinyatakan dalam label atau etiket barang
tersebut.
3. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam
hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.
4. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang
dan/atau jasa tersebut.
5. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengelolaan, gaya,
mode atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket
atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
6. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan,
iklan atau promosi barang dan/atau jasa tersebut.
7. tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan
yang paling baik atas barang tertentu.
8. tidak mengikuti ketentuan produksi secara halal, sebagaimana dinyatakan
halal yang dicantumkan dalam label.
9. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat
nama barang, ukuran, berat bersih atau isi bersih, komposisi, aturan pakai,
tanggal pembuatan, efek samping, nama dan alamat produsen, serta
keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang
atau dibuat
10. tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk
penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
11. memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau
bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi
yang lengkap.
12. memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan
yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar, dan/atau
tanpa memberikan informasi secara lengkap.
Kajian Gender & Etika
PRIA WANITA
1. Lebih memperhatikan masalah 1. Lebih memperhatikan perasaan
hak 2. Menanyakan siapa yang akan
2. Menanyakan siapa yang benar tersinggung
3. Membuat keputusan 3. Menghindari keputusan
berdasarkan nilai 4. Memilih untuk berkompromi
4. Keputusan bersifat tidak mendua 5. Mencari solusi untuk
5. Mencari solusi yang obyektif dan meminimalkan yang tersinggung
adil 6. Berpegang pada komunikasi
6. Berpegang pada peraturan 7. Dituntun oleh emosi
7. Dituntun oleh logika 8. Menentang otoritas
8. Menerima otoritas
Menciptakan Etika Bisnis
Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memper-
hatikan hal sebagai berikut:
1. Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri
mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun
dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu,
pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan
dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan
menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan
yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi
masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etik".
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social
Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli
dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk "uang" dengan jalan
memberikan sumbangan, melainkan lebih
kompleks lagi.
3. Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk
terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis. Namun demikian bukan berarti
etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,
tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan
untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang
lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat
adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak
mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat
jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan
menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya
perusahaan besar mampu memberikan spread effect
terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan
yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep
“Pembangunan Berkelanjutan”