Anda di halaman 1dari 148

ANDAL RKL RPL

PENGEMBANGAN ANGKUTAN BATUBARA


KERETA API DAN PELABUHAN KE ARAH
SELATAN (TARAHAN) DENGAN KAPASITAS
45 JUTA TON/ TAHUN

PT. Bukit Asam, Tbk


Unit Pelabuhan Tarahan

Jl. Soekarno Hatta Km. 15 Tarahan,


Kelurahan Srengsem, Kecamatan Panjang, Kota
Bandar Lampung
2021
LATAR BELAKANG

Pengembangan rel kereta api dengan


atau tanpa stasiun
Pada permukaan tanah
Panjang 3,6 km
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Reklamasi
Lingkungan Hidup Luas area reklamasi 4,9 Ha
(KA-ANDAL) dan Volume urug 49.575 m3
meningkatkan telah memperoleh Panjang reklamasi 354 m
kinerja angkautan Berita Acara
batubara dalam Verifikasi Pembangunan dermaga
Perbaikan Formulir Konstruksi open pile
rangka memenuhi Panjang 242
Kerangka Acuan
kebutuhan Nomor
Luas 4,9 Ha
pasokan bagi 015/KOMDAL/V.1
pihak-pihak yang 0/2021 tanggal 11
berkepentingan Februari 2021
WAJIB AMDAL
Berdasarkan PermenLHK
P.38/MENLHK/SETJEM/KUM.1/7/2019
LOKASI KEGIATAN
 Pengembangan terletak di Jl. Soekarno Hatta Km. 15 Tarahan, Kelurahan Srengsem,
Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung
 Letak geografis Pelabuhan Tarahan terletak pada koordinat : 5°30'34.9“ S
105°20'33.9"E.
 Secara geografis, lokasi kegiatan eksisting dan pengembangan berada dalam koordinat
berikut.
 Lokasi Pengembangan : S - 5°30'19.42" & E - 105°20'5.72"
S - 5°30'15.53" & E - 105°20'8.86"
S - 5°30'19.70" & E - 105°20'12.97"
S - 5°30'19.09" & E - 105°20'14.93"
S - 5°30'20.09" & E - 105°20'16.16"
S - 5°30'27.32" & E - 105°20'19.57"
S - 5°30'27.40" & E - 105°20'17.41"
S - 5°30'26.66" & E - 105°20'16.89"
S - 5°30'28.36" & E - 105°20'12.08"
S - 5°30'24.61" & E - 105°20'7.78"
 Lokasi Eksisting : S - 5°30'33.58" & E - 105°20'29.17"
S - 5°30'40.88" & E - 105°20'44.23"
S - 5°30'57.03" & E - 105°20'53.68"
S - 5°31'9.88" & E - 105°20'41.87"
S - 5°30'52.05" & E - 105°20'29.98"
S - 5°30'44.21" & E - 105°20'27.67"
Jadwal Rencana Pembangunan Angkutan Baturaba dan
Pelabuhan Tarahan
Proses Pelingkupan Kegiatan Pengembangan Angkutan Batubara Kereta Api dan Pelabuhan
Ke Arah Selatan (Tarahan) Dengan Kapasitas 45 Juta Ton/ Tahun
Dampak Penting Hipotetik
Dampak Potensial
Tahap Pra Konstruksi
Tahap Pra Konstruksi 1. Perubahan Persepsi Masyarakat
1. Perubahan Persepsi Masyarakat 2. Gangguan Kamtibmas
2. Gangguan Kamtibmas
Rencana Kegiatan :
Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi
Tahap Konstruksi 1. Penurunan Kualitas Udara
Tahap Konstruksi 1. Penurunan Kualitas Udara
Tahap Operasi 2. Peningkatan Kebisingan
2. Peningkatan Kebisingan 3. Peningkatan Getaran
3. Peningkatan Getaran 4. Peningkatan Air Larian
4. Penurunan Kualitas Air Permukaan 5. Penurunan Kualitas Air Permukaan
5. Peningkatan Air Larian 6. Penurunan Kualitas Air Laut
Rona Lingkungan Awal : 6. Penurunan Kualitas Air Laut 7. Abrasi dan Sedimentasi
Fisika-Kimia 7. Abrasi dan Sedimentasi 8. Gangguan Terhadap Biota Laut
Biologi 8. Gangguan Terhadap Biota Laut 9. Gangguan Lalu Lintas Darat
Sosekbud 9. Gangguan Lalu Lintas Darat 10. Peningkatan Kesempatan Kerja
Kesehatan Masyarakat 10. Gangguan Lalu Lintas Laut 11. Perubahan Persepsi Masyarakat
11. Gangguan Terhadap Flora
12. Gangguan Terhadap Fauna Tahap Operasi
13. Timbulnya Limbah Sampah Domestik 1. Penurunan Kualitas Udara
Saran, Pendapat, Tanggapan 14. Peningkatan Kesempatan Kerja 2. Peningkatan Kebisingan
Masyarakat Sekitar 15. Perubahan Persepsi Masyarakat 3. Penurunan Kualitas Air Laut
4. Gangguan Biota Laut
Tahap Operasi 5. Gangguan Lalu Lintas Darat
1. Penurunan Kualitas Udara 6. Terbukanya Kesempatan Kerja
2. Peningkatan Kebisingan 7. Timbulnya Limbah B3
Kegiatan Lain di Sekitar 3. Peningkatan Getaran 8. Gangguan Kesehatan Masyarakat
4. Penurunan Kualitas Air Laut 9. Perubahan Persepsi Masyarakat
5. Erosi dan Sedimentasi
6. Gangguan Terhadap Biota Laut
7. Penurunan Kualitas Air Permukaan Dampak Lain yang Dikelola
8. Gangguan Lalu Lintas Darat
9. Gangguan Lalu Lintas Laut Tahap Konstruksi
10. Timbulan Sampah Domestik 1. Gangguan Terhadap Flora
11. Timbulan Limbah B3 2. Gangguan Lalu Lintas Laut
12. Terbukanya Kesempatan Kerja 3. Timbulan Sampah Domestik
13. Perubahan Persepsi Masyarakat 4. Timbulan Limbah B3

Tahap Operasi
Identifikasi Dampak Evaluasi Dampak 1. Gangguan Lalu Lintas Laut
Potensial Potensial Menjadi 2. Timbulan Sampah
DPH
Batas Wilayah Studi Dan Batas Waktu Kajian

Batas Proyek :
Batas proyek kegiatan yang direncanakan yaitu meliputi lokasi pengembangan TUKS
dan Rel Kereta

Batas Ekologis :
Untuk media udara sebaran dampak mencapai radius 500 m kea rah utara dan timur
laut, sedangkan sebaran berdasarkan media air mencapai 1 km ke arah selatan.

Batas Sosial :
Kelurahan Srengsem, dan Kelurahan Karang Maritim, Kecamatan Panjang, Kota
Bandar Lampung serta Desa Rangai Tri Tunggal Kecamatan Katibung, Kabupaten
Lampung Selatan

Batas Administrasi :
Kelurahan Srengsem dan Kelurahan Karang Maritim, Kecamatan Panjang, Kota
Bandar Lampung serta Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung, Kabupaten
Lampung Selatan.
LOKASI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN
EKSISTING
LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
LOKASI KEGIATAN STOCKPILE
PENGEMBANGAN
LOKASI KEGIATAN STOCKPILE EKSISTING
KESESUAIAN TATA RUANG
 Perda Provinsi Lampung No.12 Tahun 2019 -> Tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009-
2029
 Perda Kota Bandar Lampung No. 10 Tahun 2011 -> tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung Tahun
2011-2030.
 Perda Provinsi Lampung No. 1 Tahun 2018 -> tentang Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi
Lampung Tahun 2018-2038
 Surat Arahan Posisi Rencana Pengembangan No 523/1141/V.19-
PRL.1/2020
Overlay Kegiatan Usaha dengan Rencana Pola Ruang RTRW
Kota Bandar Lampung
Peta Rencana Kegiatan usaha dengan Alokasi Ruang Laut RZWP3K
Provinsi Lampung
PETA CITRA UDARA
Operasional Kegiatan
Eksisting

16
No Kegiatan Keterangan
1 Evaluasi Tenaga Kerja  Total pegawai seluruh Peltar  1243 orang
Eksisting  Waktu operasi non shift  07.00 s/d 16.00 WIB
 Waktu operasi shift  3 shift kerja :
• Shift 1 = 23.00 s/d 07.00 WIB
• Shift 2 = 07.00 s/d 15.00 WIB
• Shift 3 = 15.00 s/d 23.00 WIB
2 Operasional Pengakutan  Menggunakan dua (2) media angkutan :
Batubara • Kereta Api jenis Babaranjang, Jarak tempuh ± 420
Km. Rata-rata 506 rangkaian/ bulan (2020)
• Kapal Laut/ Tongkang. Jumlah kunjungan kapal
1.076 unit (2020)
No Kegiatan Keterangan
3 Operasional Stockpile  4 unit area system pembongkaran dari kereta api/Rotary Car
Hingga Menuju ke Dumper (RCD/Bottom Dump) kapasitas masing-masing
Kapal 1650 tph.
 Crusher (P.Crusher, Q.Crusher dan S.Crusher)
 Barge loading conveyor; kapasitas 1000 tph dilengkapi
dengan Reclaim Feeder
 7 unit belt conveyor system kapasitas 1650 thp.
 Memiliki Ship Loader 1 dan 2 dengan kapasitas jangkauan
maksimal 30m, kemiringan 15°, ketinggian maksimal 15,5 m
diatas MHWS, pergerakan maksimal 130 m, kemampuan
muat 45.000 DT – 30.000 MT perhari (4.500 T/jam).
 Stockpile. I (1unit) kapasitas 60.000 ton, II (2 unit) kapasitas
250.000 ton dan III (2 unit) kapasitas 250.000 ton.
 Dermaga I dengan ukuran 174 x 19 m2, kedalaman -17 Lws,
kapasitas sandar maks 60.000 DWT, sedangkan Dermaga II
ukuran 80 x 30 m, kedalaman -7 Lws, kapasitas sandar
maks. 10.000 DWT.
No Kegiatan Keterangan
4 Operasional Kantor  Luas 42,5 Ha (ditambahkan fly over 50,5 Ha) pada kegiatan
dan Fasilitas eksisting,
Penunjang  PTBA Unit Pelabuhan Tarahan berencana untuk
mengembangkan unit bisnisnya dengan meningkatkan
kapasitas Stockpile yang semula 25 juta ton/ tahun menjadi 45
juta ton/ tahun
 Fasilitas penunjang sebagai berikut:
 Perkantoran memiliki luas 961 m2
 Gudang memiliki luas 460 m2
 Bengkel memiliki luas 540 m2
 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) kapasitas 2 x 8 MW
 PLTU Peltar 2 x 8 MW
 Kolam Penampungan Limbah unit I, II, III, dan IV memiliki
luas 3.300 m2 dan volume ± 4.950 m3
 TPS LB3
 Tempat Penimbunan Abu dari Operasional PLTU
No Kegiatan Keterangan
5 Gambaran Umum  Sumber Energi Solar 18.715.762 kWH / Tahun
Wilayah PT. Bukit  Sumber Energi Listrik 24.917.130 kWH / Tahun
Asam Tbk Unit  Distribusi Energi :
Pelabuhan Tarahan • Penggunaan energi utama (proses bongkar muat) 93%
• Penggunaan energi penunjang produksi (bangunan dan lampu
penerangan jalan/ kawasan) 7%
 Sumber Air Bersih :
Booster Pump
Pengadaan Pihak III
Suplay dari PLTU Pelabuhan Tarahan
Suplay dari PT. PLN
KEGIATAN EKSISTING
Tenaga Kerja Yang Berada di PT. Bukit Asam, Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan
Jabatan Jumlah
A    
1 GM 1
2 Manager 6
3 Assisten Manager 23
4 SPV 63
5 Specialist 10
6 Analys 5
7 Administrator 14
8 Operator 34
9 HSE 12
Waktu operasi non shift = 07.00
10 Staff 102 s/d 16.00 WIB
 Total Pegawai (A) 270 Waktu operasi shift = Dibagi
menjadi 3 shift kerja, yaitu :
B Pegawai Pensiun 26
Shift 1 = 23.00 s/d 07.00 WIB
C Pegawai Aktif 244 Shift 2 = 07.00 s/d 15.00 WIB
Shift 3 = 15.00 s/d 23.00 WIB
D Tenaga Kerja Alih Daya 999
Total Pegawai Seluruh Peltar (C+D) 1243
KEGIATAN EKSISTING

Struktur Organisasi Satuan Kerja


Unit Pelabuhan Tarahan

Sistem Organisasi Satuan Kerja PT. Bukit Asam Tbk


Unit Pelabuhan Tarahan
KEGIATAN EKSISTING
Rekapitulasi Penerimaan Batubara Melalui Kereta Api
di Unit Pelabuhan Tarahan Tahun 2016-2020
Kumulatif (ton)
No. Uraian Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020
1 Rangakaian KA 5.087 6.104 6.575 6.952 6.082
2 Rata – rata perbulan 424 509 548 579 507
Persentase - 20 % 7.7 % 5.7 % -12.5%
3
kenaikan/tahun
4 Total Gerbong 301.229 365.235 402.331 424.963 364.501
5 Rata – rata perbulan 25.102 30.436 33.528 35.414 30.375
Persentase - 21.2% 10.2 % 3.3 % -12.3%
6
kenaikan/tahun
• Kereta Api jenis Babaranjang (Batubara Rangkaian Panjang)
• Dikirim dari Tanjung Enim Sumatera Selatan
• Bekerjasama dengan PT. KAI.
• Jarak tempuh Babaranjang menuju Tarahan ± 420 Km.
• Rata-rata ada 19 rangkaian Babaranjang perhari.
• Setiap rangkaian memiliki 44 - 60 gerbong
• Kapasitas volume 50 ton per gerbong.
KEGIATAN EKSISTING
Rekapitulasi Penerimaan Batubara Rekapitulasi Penerimaan Batubara Periode
Tahun 2016-2020 Tahun 2020
Penerimaan Penerimaan Batubara

Batubara No Periode Rata-


No Tahun Rangkaian (KA)
rata/hari
Rangkaian
1 Januari 616 20
Kereta Api
2 Februari 550 19
1 2016 5.087
3 Maret 603 19
2 2017 6.104
4 April 624 21
3 2018 6.575
5 Mei 346 11
4 2019 6.952
6 Juni 340 11
5 2020 6.082
7 Juli 495 16
Total 30.800 8 Agustus 455 15
9 September 502 17
10 Oktober 390 13
11 November 619 21
12 Desember 542 17
Total 6.082
Rata-rata/ bulan 506 16
KEGIATAN EKSISTING
Realisasi Pengeluran Batubara PTBA Unit Pelabuhan Tarahan Dalam & Luar Negeri
16,000,000
14,000,000
12,000,000

14,245,746
10,000,000

12,142,383

11,965,930
11,908,656
8,000,000
9,817,318
ton

6,000,000

7,540,259

7,398,345

6,600,697
6,204,100
4,000,000
5,329,772

2,000,000
-
2016 2017 2018 2019 2020

1 Luar Negri 2 Dalam negri


Rekapitulasi Pengeluaran Batubara di Pelabuhan Tarahan Tahun 2015-2020

1. Pengeluaran Batubara Tahun 2020 :


Ekspor : 6.600.697 ton
Domestik : 11.965.930 ton
2. Penerimaan Tahun 2016-2020 : 92.073.765 ton
3. Pengeluaran Tahun 2016-2020 : 93.162.205 ton
4. Volume Kunjungan Kapal Pengangkut Batubara Dalam dan Luar
Negeri 2016-2020 : 5.574 unit
RENCANA PENGEMBANGAN
 Kegiatan Pengembangan Pelabuhan Cirebon mengacu 
Rencana Induk Pelabuhan No KP 629 Tahun 2017.
 Pengembangan Pelabuhan Cirebon  3 tahapan yaitu Jangka
Pendek (2016-2020), Jangka Menengah (2021-2025) dan
Jangka Panjang (2026-2035) dilakukan secara bertahap
 Mengingat waktu pelaksanaan kegiatan di tahap jangka pendek
sudah berkurang sebanyak 4 tahun (2016-2019), sehingga
terdapat beberapa kegiatan di jangka pendek yang ditarik ke
pengembangan jangka menengah
PENGEMBANGAN JANGKA PENDEK
(2020)
PENGEMBANGAN JANGKA MENENGAH (2021-
2025)
PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG (2026-
2035)
TAHAPAN
PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHAP
TAHAP PRA TAHAP
OPERASIONA
KONSTRUKSI KONSTRUKSI L
Tahap

31
• Keputusan MenHub No. SK.2/LT.504/Phb tanggal 29
Desember 1995 Tentang Persetujuan Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Perizinan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) Pembangunan Pelabuhan Cirebon.
dan • Rencana Induk Pelabuhan Cirebon (RIP) No. KP 629
tahun 2017
Koordinasi • persetujuan Kerangka
SK.84/PKTL/PDLUK/PLA.4/11/2019
Acuan
tanggal
Nomor
01
November 2019

• Lahan yang akan digunakan untuk


Pengembangan Pelabuhan Cirebon adalah
wilayah perairan di dalam Daerah Lingkungan
Pengadaan Kerja (DLKr) Pelabuhan Cirebon seluas ±65,74
Ha yang akan dilakukan reklamasi
Lahan • Area pengembangan pelabuhan merupakan atas
Hak Pengelolaan Lahan (HPL) PT. Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Cabang Cirebon
Tahap
No Kegiatan Keterangan
1 Mobilisasi &  Jangka Pendek  154 orang
Demobilisasi Tenaga  Jangka Menengah  862 orang
Kerja Konstruksi  Jangka Panjang  684 orang
2 Sarana dan Prasarana  Bedeng/Barak Pekerja
Konstruksi  Listrik  PLN Eksisting & genset Kaps.
100-150 kVA
 Air Bersih  Jangka Pendek (20,40
m3/hari), Jangka Menengah (73,10 m3/hari)
& Jangka Panjang (64,20 m3/hari)
 Sampah  TPS Kaps. 5 m3
 LB3  TPS LB3  pihak ketiga yang
memiliki izin transporter LB3 dari
KemenHub RI dan Izin Pengumpulan LB3
dari KLHK RI
3 Mobilisasi &  Akses jalan terintegrasi  Jalan Benteng &
Demobilisasi Alat Jalan Sisingamangaraja
Berat dan Material  Bobot muatan material akan disesuaikan
dengan kelas jalan yang dilalui
No Kegiatan Keterangan
4 Pengembangan &  Jangka Pendek (2020)
Pembangunan  Dermaga General dan Bag. Cargo
Dermaga (Multipurpose)
 Dermaga Curah Kering (Batubara)
 Jangka Menengah (2021-2025)
 Dermaga General dan Bag. Cargo
(Multipurpose)
 Dermaga Curah Kering (Batubara)
 Dermaga Container
 Dermaga Pessanger
 Jangka Panjang (2026-2035)
 Dermaga Curah Kering (Non Batubara)
 Dermaga Container
5 Pengembangan dan  Pembangunan open yard  dilakukan pada
Pembangunan Open area reklamasi di wilayah pesisir perairan.
yard  Kegiatan reklamasi dengan total ±65,74 Ha 
terdiri dari Open yard batubara 21,8 Ha, Open
yard curah kering non batubara 21,2 Ha,
Penambahan tank farm curah cair 0,84 Ha dan
open yard container 21,9 Ha.
No Kegiatan Keterangan
6 Pembangunan Passenger  Jangka Menengah (2021-2025) & Jangka Panjang
Terminal (2026-2035)
 Gedung Terminal
 Tempat Parkir
7 Pembangunan Fasilitas  Jangka Pendek (2020)
Penunjang  Jaringan Drainase
 Penghijauan
 Jangka Menengah (2021-2025) & Jangka Panjang
(2026-2035)
 Air Bersih
 Jaringan Jalan
 Tempat Parkir Kendaraan Bermotor
 Jaringan Drainase
 Jaringan Air Limbah
 Tempat Pembuangan Sampah Akhir
 Pengolahan Limbah (RF)
 Toilet Umum
 Tempat Ibadah
 Pos Jaga
 Pagar Keliling Masif
 Pagar Keliling Besi
 Gapura Pelabuhan
 Penghijauan
No Kegiatan Keterangan
8 Pengembangan dan  Pengembangan breakwater eksisting terdapat
Pembangunan Break penambahan dari 1.406 meter dengan
water penambahan 706 meter yang akan dilakukan
pada tahap jangka panjang.
 Pembangunan breakwater baru tahap jangka
panjang sepanjang 1.000 meter
9 Pembangunan Kolam  Jangka Menengah (2021-2026)
Pelabuhan Untuk Olah  Kegiatan pembangunan kolam pelabuhan
Gerak Kapal untuk olah gerak kapal seluas 176.371 m2
 Jangka Panjang (2026-2035)
 Luasan kolam pelabuhan dari semula
176.371 m2 menjadi 88.796 m2. Penyusutan
luasan kolam tersebut disebabkan karena
sudah terbentuknya areal reklamasi di
perairan Pelabuhan Cirebon.
10 Pembangunan Tanggul Sesuai Rencana Induk Pelabuhan Cirebon Nomor
dan Disposal area KP 629 Tahun 2017 telah direncanakan akan
dibangun disposal area seluas 2.900.000 m2 dengan
panjang tanggul 10.200 meter
PENGERUKAN ALUR DAN KOLAM PELABUHAN
Rincian Pengerukan di Pelabuhan Cirebon Jangka Pendek
(2020)
No Kegiatan Pengerukan
Kedalaman (mLWS)
Volume (m3) Keterangan
Eksisting Pengembangan
1 Alur Pelayaran -7 -8 607.125 Capital Dredging
2 Kolam Muara Jati -6 -7 10.650 Capital Dredging
3 Kolam Pelabuhan I -3,5 -4 506 Capital Dredging
4 Kolam Pelabuhan II - - - -
5 Kolam Pelabuhan Khusus Pelra - - - -
6 Kolam Dermaga Pengembangan -7 -8 200.250 Capital Dredging
Total Volume Kerukan 818.531  
Waktu Pengerukan 6 bulan dilakukan setiap hari

Rincian Pengerukan di Pelabuhan Cirebon Jangka Menengah (2021-2025)


Kedalaman (mLWS)
No Kegiatan Pengerukan Volume (m3) Keterangan
Eksisting Pengembangan
1 Alur Pelayaran -8 -10 2.428.500 Capital Dredging
2 Kolam Muara Jati -6,5 -7 15.975 Maintenance Dredging
3 Kolam Pelabuhan I -3,5 -4 1.519 Maintenance Dredging
4 Kolam Pelabuhan II -4 -5 9.940 Capital Dredging
5 Kolam Pelabuhan Khusus Pelra -2 -3 1.500 Capital Dredging
6 Kolam Dermaga Pengembangan -8 -10 1.001.250 Capital Dredging
Total Volume Kerukan 3.458.684  
Waktu Pengerukan Dilakukan 2 tahapan dredging, per tahapan
dilakukan 6 bulan setiap hari
PENGERUKAN ALUR DAN KOLAM PELABUHAN

Rincian Pengerukan di Pelabuhan Cirebon Jangka Panjang (2026-2035)


Kedalaman (mLWS)
No Kegiatan Pengerukan Volume (m3) Keterangan
Eksisting Pengembangan
1 Alur Pelayaran -10 -12 2.428.500 Capital Dredging
2 Kolam Muara Jati -7 -8 10.650 Capital Dredging
3 Kolam Pelabuhan I -4 -5 1.013 Capital Dredging
4 Kolam Pelabuhan II -5 -6 9.940 Capital Dredging
5 Kolam Pelabuhan Khusus Pelra -2 -3 1.500 Capital Dredging
6 Kolam Dermaga Pengembangan -10 -12 1.602.000 Capital Dredging
Total Volume Kerukan 4.053.603  
Waktu Pengerukan Dilakukan 2 tahapan dredging, per tahapan
dilakukan 6 bulan setiap hari

 Pengerukan alur dan kolam menggunakan 1 unit clam shell kapasitas 500 m3
dan 1 unit TSHD kapasitas 5.000 m3.
 Material keruk yang dihasilkan dari kegiatan capital dredging berupa lumpur
ini akan dibuang semua ke dumping area offshore yang berada ±12 mil ke
laut yang berada di luar lokasi Pelabuhan Cirebon (Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Nomor: BX-528/PP207, 2017)
Tahap
No. Kegiatan Keterangan
1 Penerimaan Tenaga Tenaga kerja  Penambahan ± 175 orang
Kerja Operasional sehingga total 413 orang (238 orang Eksisting)
2 Kegiatan Sandar Dermaga Curah Kering Batubara
Kapal  Dermaga Curah Kering Non Batubara (pupuk,
semen dan pakan ternak)
 Dermaga General dan Bag. Cargo
(Multipurpose)
 Dermaga Curah Cair (CPO, aspal curah serta
curah cair gas (propylene))
 Dermaga Container
 Dermaga Passenger (Penumpang)
3 Kegiatan Bongkar  Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering
Muat  Kegiatan Bongkar Muat Curah Cair
 Kegiatan Bongkar Muat Peti Kemas
(Container)
4 Penggunaan  Sumber energi yang dipergunakan untuk
Sumber Energi memenuhi kebutuhan operasional seluruhnya
berasal dari gardu PLN eksisting
No. Kegiatan Keterangan
5 Penggunaan Air Bersih  PDAM dan reverse osmosis (RO)
 Kebutuhan Air  1.193,65 m3/hari
6 Pengerukan Rutin  Frekwensi pengerukan rutin  setiap 2 tahun sekali
 Kedalaman yang diinginkan yaitu -12 MLWS dengan
total volume adalah kerukan sebesar ±2.238.903 m3
7 Aktivitas Lalu Lintas  Lalu Lintas Darat
 Jaringan jalan yang terintegrasi ke lokasi Pelabuhan
Cirebon Jalan Sisingamangaraja, Jalan Pasuketan,
Jalan Benteng, dan Jalan Yos Sudarso

 Lalu Lintas Perairan


 Pengaturan yang meliputi kebijakan umum dan
teknis antara perencanaan dan prosedur termasuk
persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran
serta perizinan.
 Pengendalian yang meliputi pemberian arahan,
bimbingan pelatihan, perizinan serta bantuan teknis
di bidang pembangunan dan pengoperasian.
 Pengawasan yang meliputi pengawasan agar sesuai
dengan peraturan perundangan serta penegakan
hukum
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
KOMPONEN FISIKA-KIMIA
IKLIM

Tipe Iklim C (Agak Basah)

Musim Penghujan (Des-Feb) dan Musim Kering


(Jun-Agu)

Suhu Maksimum Bulan Oktober 29,2 °C dan


Minimum Bulan Februari 26,3 °C

Kecepatan Angin 1,4 – 7,1 Knot Ke Arah Timur dan


Selatan
KUALITAS UDARA PRIMER

Kualitas Udara Berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 masih memenuhi


baku mutu kualitas udara
KUALITAS UDARA HASIL IMPLEMENTASI (2017-
2019)
Masih sesuai baku mutu yaitu berkisar 14,43 – 80,37 μg/m3
SO2
Masih sesuai baku mutu yaitu berkisar 400 – 7781 μg/m3

COMasih sesuai baku mutu yaitu berkisar 0,74 – 63,16 μg/m


3

Masih sesuai baku mutu yaitu berkisar 8,28 – 101,32 μg/m3

NO2

O3
TINGKAT KEBISINGAN PRIMER

Tingkat Kebisingan Berdasarkan Kepmen No. 48 Tahun 1996 masih


Memenuhi Baku Mutu Tingkat Kebisingan Yaitu 70 dB (A) Zona Pelabuhan
TINGKAT KEBISINGAN HASIL IMPLEMENTASI
(2017-2019)
Pengukuran Kebisingan Selama Tahun 2017 Hingga 2019 di Semua Titik Lokasi
Pemantauan Masih Memenuhi Bakumutu Tingkat Kebisingan Peruntukan Untuk
Pelabuhan
GEOLOG
GEOLOGI
I di Cekungan Jawa Barat Utara Berbatasan Dengan Paparan Pulau Seribu
Terletak
di Barat, Tinggian Karimun Jawa di Timur, Papaan Sunda di Utara, dan Jalur
Perlipatan Bogor di Selatan
JENIS
JENIS TANAH
TANAH

Jenis Tanah
Terdiri Dari
Formasi Aluvium
TOPOGRA
TOPOGRAFI
FI
• Kemiringan 0-3%  Sebagian Besar Kota Cirebon (Pelabuhan Cirebon)
• Kemiringan 3-8%  Kelurahan Kalijaga
• Kemiringan 8-15%  Kelurahan Argasunya
• Kemiringan 15-25%  Kelurahan Argasunya

BATHIMETRI
Berkisar 6-7 m
LWS
GELOMBAN
GELOMBANG
G
Tinggi gelombang berkisar 2,2 m
pada saat musim barat dimana
gelombang datang dari Utara

Panjang Fetch 10 Tahun


Arah Utara dan Timur Laut
KEBENCANA
KEBENCANAAN
AN

Resiko Tinggi Banjir Resiko Tinggi Cuaca Ekstrim

Sumber:

Resiko Gelombang & Abrasi


PASANG
PASANG SURUT
SURUT
• Tiper Campuran
Lokasi Titik Semi Diurnal
Pengukuran • Cenderung
Mengalami Dua
Kali Pasang dan
Dua Kali Surut
Dalam Satu Hari
HIDROLOGI
HIDROLOGI
Kota Cirebon Memiliki 4 Sistem Sungai Yaitu
• Sistem Kedung Pane/ Tangkil
• Sistem Sukalila
• Sistem Kesunean
• Sistem Kalijaga
KUALITAS
KUALITAS AIR
AIR PERMUKAAN
PERMUKAAN Parameter Yang Melebihi Baku
Mutu PPRI No. 82 Tahun 2001
TDS, TSS, COD, DO, Total
Phospat, Boron, BOD, Sulfur,
Phenol, Fecal Coliform dan Total

Sumber:
• Limbah Domestik
• Limbah Dari MCK Masyarakat
• Limbah Industri
KUALITAS AIR LAUT
KUALITAS AIR LAUT PRIMER
PRIMER
Pelabuhan Cirebon Dumping Area

Kualitas Air Laut Pelabuhan Cirebon Masih Memenuhi Baku Mutu Berdasarkan
Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 Lampiran I Tentang Pelabuhan
KUALITAS AIR LAUT IMPLEMENTASI
2018-2019
Secara Umum Terjadi Peningkatan Pada Parameter Kecerahan Yang Memiliki
Nilai Melebihi Batas Baku Mutu Yang Telah Ditetapkan, dan Nilai Konsentrasi
TSS Masih Memenuhi Baku Mutu Lampiran I Pelabuhan, Namun Sudah
Mendekati Nilai Batas Baku Mutu Yaitu 80 mg/L
KUALITAS
KUALITAS SEDIMEN LAUT
SEDIMEN
Kualitas Sedimen Laut Pelabuhan Cirebon Masih Memenuhi Baku Mutu
Berdasarkan PPRI No. 101 Tahun 2014 (Lampiran III) Tentang Pengolahan
Limbah Berbahaya dan Beracun
LALU
LALU LINTAS
LINTAS
Ke 4 Ruas Jalan Terpantau Padat Dengan • Jl. Sisingamaraja
Kecepatan Rata-Rata 20 Km/ Jam (Tingkat Pelayanan D)
• Jl. Benteng
(Tingkat Pelayanan C)
• Jl. Pasuketan dan Jl.
Yos Sudarso (Tingkat
Pelayanan B)
KOMPONEN BIOLOGI
FLORA DAN
FLORA DAN FAUNA
FAUNA
No Jenis Fauna
No Jenis Tanaman A Aves
1 Kelapa 1 Ayam
2 Burung Gereja
2 Palem B Mamalia
3 Pisang 1 Tikus
4 Pandan FAUNA
FLORA 2 Kambing
3 Anjing
5 Kersen 4 Kucing
6 Angsana NEKTON C Reptilia
7 Mangga 1 Tokek
8 Ilalang 2 Kadal
D Ampibia
9 Kaktus 1 Kodok /Katak
E Pisces
1 Gabus
2 Sepat
No Jenis Fauna E Insecta
1 Gabus 1 Lalat
2 Sepat 2 Nyamuk
3 Kakap Merah
3 Belalang
4 Udang Barong
4 Kupu
5 Pepetek
5 Capung
6 Tetet
7 Tigawaja
8 Cumi
9 Sotong
10 Julung-Julung
PLANKTON
PLANKTON DAN
DAN BENTHOS
BENTHOS
Berdasarkan hasil analisis diperoleh jenis fitoplankton yang dominan
ditemui pada lokasi perairan di sekitar pengembangan Pelabuhan Cirebon
adalah dari kelas Bacillariophyta (Chaetoceros sp. dan Proboscia alata),
Ochrophyta (Tibonema sp.), Charophyta (Staurastum sp.), sedangkan jenis
zooplankton yang ditemukan di sekitar lokasi studi adalah dari Kelas
Chordata (Oikopleura sp. dan Fritillaria sp.) dan Arthropoda (Crustacean
naupilus larvae).
Berdasarkan pengamatan pada masing-masing lokasi studi, ditemukan 7
jenis bentos yang terdiri atas 6 jenis kelas Bivalvia dan 1 jenis kelas
Mixillopoda. Jenis-jenis bentos yang ditemukan pada masing-masing lokasi
pengamatan umumnya sama dan yang dominan ditemukan adalah kelas
Bivalvia dengan jenis Anadara sp. dan Polymesoda sp
KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA
SOSIAL-EKONOMI
SOSIAL & EKONOMI
Kependuduka
Kepadatan
n Wilayah Luas Wilayah (km )
2
Jumlah Penduduk (jiwa) Penduduk
(jiwa/km2)
Kelurahan Panjunan 1,28 10.791 8.430
Kec. Lemahwungkuk 6,53 56.353 8.630

Wilayah Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin


Kelurahan Panjunan 5.715 10.692 10.791 107,44
Kec. Lemahwungkuk 28.697 27.656 56.353 103,76

Pekerjaan
No Pekerjaan Pokok Jumlah %
1 Wiraswasta 51 50,00
2 PNS 1 0,98
3 Pegawai swasta 7 6,86
4 TNI / Polri 0 0,00
5 Buruh harian 12 11,76
6 Profesional 0 0,00
7 Petani/peternak /nelayan 8 7,84
8 Ibu rumah tangga 17 16,67
9 Pensiunan 4 3,92
10 Tidak bekerja 2 1,96
Total 102 100
SOSIAL-EKONOMI
SOSIAL & EKONOMI
Ekonomi
Kelurahan Panjunan
Lapangan Usaha Jumlah (jiwa)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 281
Industri Pengolahan 643
Konstruksi 127
Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor 1.430
Transportasi dan Pergudangan 232
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 632
Administrasi Pemerintahan, Pertahananan, dan Jaminan Sosial 2.229
Jasa Pendidikan 376
Jasa Kesehatan 163

No Total Pendapatan Perbulan Jumlah (jiwa) Persentase (%)


1 Di bawah Rp 1 juta 6 5,88
2 Rp 1 juta s.d. 2 juta 46 45,10
3 Di atas Rp 2 juta s.d. Rp 4 juta 30 29,41
4 Di atas Rp 4 juta s.d. Rp 6 juta 13 12,75
5 Di atas Rp 6 juta s.d. Rp 8 juta 3 2,94
6 Di atas Rp 8 juta s.d. Rp 10 juta 0 0,00
7 Di atas Rp 10 juta s.d. Rp 12 juta 3 2,94
8 Di atas Rp 12 juta s.d. Rp 14 juta 0 0,00
9 Di atas Rp 14 juta s.d. Rp 16 juta 0 0,00
10 Di atas Rp 16 juta s.d. Rp 18 juta 0 0,00
11 Di atas 18 juta 1 0,98
AKTIVITAS NELAYAN
Bentuk-bentuk kompensasi harapan:
a) Pemberian bantuan solar, jika ternyata keberadaan kolam pelabuhan akan
menyebabkan semakin jauhnya para nelayan berlayar karena terhalang oleh kolam
pelabuhan;
b) Para nelayan dipekerjakan pada aktifitas-aktifitas pelabuhan seperti bongkar muat,
dll, terutama pada musim paceklik;
c) Diberikan bantuan berupa jaminan asuransi kesehatan dan keselamatan kepada
para nelayan. Catatan: menurut penuturan Pak Sadikin, pihak Pelindo pada tahun
2016 pernah memberikan bantuan asuransi kepada semua nelayan di Kampung
Pesisir namun hanya berlangsung 1 tahun dan tidak ada kelanjutannya.
PERSEPSI MASYARAKAT
Persepsi Masyarakat
Dari mana responden mengetahui adanya rencana
No Persentase (%)
Pengembangan Pelabuhan Cirebon?
1 Baru mendengar sekarang 29,41
2 Dari tetangga / teman / keluarga 41,18
3 Dari pengurus RT / RW 3,92
4 Dari aparat kelurahan/kecamatan 5,88
5 Dari media massa 5,88
6 Dari poster/spanduk/papan pengumuman di kantor kelurahan 0,98
7 Dari sumber lainnya 12,75
Total 100

Apakah Yang Menjadi Harapan Bapak/Ibu Terhadap


Rencana Pengembangan Pelabuhan Cirebon ?
Dapat membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar
Dapat membuka peluang berusaha bagi masyarakat sekitar
Pemrakarsa dapat meningkatkan kepedulian sosial bagi masyarakat sekitar
Pemrakarsa dapat meningkatkan pengelolaan lingkungan yang terjadi agar
menjadi lebih baik lagi
KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN
KESEHATAN
No. Daftar Penyakit RUMAH SAKIT PELABUHAN Jumlah Penderita
1 Chronis Renal Failure 1.069
2 Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) 1.044
3 Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut 767
4 Koch Polmunal 658
5 Hypertensi Lain 627
6 Gastritis 604
7 Pengawasan Kehamilan Normal 550
8 Typhoid Fever 533
9 Rhinoparingitis Akut 526
10 Aterrioscierosis Herat Disease (ASHD) 444
Jumlah 6.822

No. Daftar Penyakit Puskesmas Lemahwungkuk Jumlah Penderita


1 ISPA 7.290
2 Sistem Pencernaan 2.334
3 Sistem Muskulokele dan Jaringan Ikat 1.256
4 Kulit 1.233
5 Sistem Pembuluh Darah 751
6 Infeksi Usus 596
7 Susunan Syaraf 354
8 Mata 348
9 Gangguan Jiwa 185
10 Tuberkulosis 179
Jumlah 14.526
PERSEPSI MASYARAKAT
PERSEPSI TERHADAP TERHADAP
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
No Apakah lingkungan di sini bising? Frekuensi %
1 Ya, sering bising 25 24,51
2 Kadang-kadang bising 40 39,22
3 Tidak pernah bising 37 36,27
Total 102 100
No Apakah udara di lingkungan ini kotor? Frekuensi %
1 Ya, sering kotor 87 85,29
2 Kadang-kadang kotor 11 10,78
3 Tidak pernah kotor 4 3,92
Total 102 100
No Bagaimana Penangan Sampah di Masyarakat Frekuensi %
1 Di TPS 3 2,94
2 Di tong sampah depan rumah, 96 94,12
3 Di sungai/laut 2 1,96
4 Dibakar 1 0,98
Total 102 100
No Apakah di lingkungan ini terjadi banjir? Frekuensi %
1 Kadang-kadang banjir 31 30,39
2 Tidak pernah banjir 71 69,61
Total 102 100
No Sumur Kering Frekuensi %
1 Kadang-kadang kekeringan 10 9,80
2 Tidak pernah kekeringan 92 90,20
Total 102 100
HASIL PELIBATAN MASYARAKAT
PENGUMUMAN KORAN
Sosialisasi media massa telah dilakukan melalui media koran “Pikiran
Rakyat” yang diterbitkan pada tanggal 27 Januari 2016.
KONSULTASI PUBLIK
Konsultasi kepada masyarakat dilakukan pada hari Rabu tanggal 03 Februari
2016 di Aula Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk.
SARAN & TANGGAPAN KONSULTASI PUBLIK
Berdasarkan hasil pelaksanaan koksultasi publik yang telah dilaksanakan, maka terdapat
beberapa harapan terkait rencana kegiatan eksisting dan juga rencana pengembangan
Pelabuhan Cirebon diantaranya adalah:
1) Masyarakat mengharapkan agar mampu mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar
sehingga dapat meningkat tingkat pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah
tangganya.
2) Masyarakat yang terkena dampak mengharapkan adanya kompensasi terutama kepada
warga warga yang terkena paparan debu dari aktifitas bongkar muat batu bara di kawasan
Pelabuhan Cirebon. Disamping itu, masyarakat juga mengharapkan adanya keterbukaan
atau transparasi dari pemberian dan penyaluran dana kompensasi tersebut.
3) Masyarakat sekitar juga mengharapkan agar kegiatan sosialisasi terus ditingkatkan dan
diperluas terkait rencana kegiatan pengembangan Pelabuhan Cirebon ini, agar semakin
banyak warga yang memahami tentang kegiatan tersebut berikut dengan dampak yang
ditimbulkannya, baik yang bersifat positif dan juga yang bersifat negatif.
4) Dalam perekrutan tenaga kerja, pihak pemrakarsa agar memperhatikan betul dan dapat
menyerap tenaga kerjal lokal (sekitar pelabuhan) yang sebesar-besarnya sesuai dengan
kebutuhan rencana kegiatan, tingkat pendidikan, dan juga “skill” (keterampilan) yang
dimiliki oleh angkatan kerja lokal.
5) Penanganan dampak dari bongkar muat batu bara harus lebih serius lagi.
6) Pengembangan Pelabuhan Cirebon jangan digunakan untuk bongkar muat batu bara.
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
PENURUNAN KUALITAS AIR PERMUKAAN
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PENDEK

Without Project


Beban BOD yang masuk ke Perairan Pelabuhan Cirebon = 18,6 Kg/ hari

With Project


Beban BOD yang masuk ke Perairan Pelabuhan Cirebon = 23,36 Kg/ hari

Besaran Dampak: 18,6-23,3 Kg/ hari = 4,7 kg/ hari (25%)

NEGATIF – TIDAK PENTING


PENINGKATAN KONSENTRASI TSS
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PENDEK

Without Project

TSS di Kolam Pelabuhan: 4,3 mg/L (pasang) dan 64,4 (surut)

With Project

Terjadi peningkatan dari kegiatan dredging yaitu TSS diperkirakan berdasarkan hasil Ocean Data Modelling sebesar 81 mg/L (Tidak Berlangsung Dalam
Waktu Lama)

Besaran Dampak: 81 mg/ L – 64,4 mg/L = 15,6 mg/ L

NEGATIF – PENTING
GANGGUAN LALU LINTAS DARAT
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,42 (Pagi), 0,26 (Siang), 0,18 (Sore)

Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 0,90 (Pagi), 0,86 (Siang), 0,90 (Sore)

Jl. Benteng (VC Ratio): 0,60 (Pagi), 0,48 (Siang), 0,62 (Sore)

Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,24 (Pagi), 0,29 (Siang), 0,61 (Sore)

With Project


Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,42 (Pagi), 0,27 (Siang), 0,19 (Sore)

Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 0,90 (Pagi), 0,86 (Siang), 0,90 (Sore)

Jl. Benteng (VC Ratio): 0,49 (Pagi), 0,62 (Siang), 0,62 (Sore)

Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,24 (Pagi), 0,30 (Siang), 0,61(Sore)

Besaran Dampak: Terjadi Peningkatan 0,003 – 0,005 (VC Ratio)

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Secara umum Nilai TSP Berkisar 41 μg/m3 – 228,9 μg/m3 (Dibawah Baku Mutu (230 μg/m3 )

With Project


Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 4,75μg/m3 (20 m), 0,80 μg/m3 (50 m), dan 0,21
μg/m3 (100 m)

Besaran Dampak: Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 4,75μg/m3 (20 m),
0,80 μg/m3 (50 m), dan 0,21 μg/m3 (100 m)

NEGATIF – PENTING
PENURUNAN KUALITAS AIR PERMUKAAN
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Beban BOD yang masuk ke Perairan Pelabuhan Cirebon = 20,15 kg/ hari 25% dari kondisi awal (mengacu pada
prakiraan dampak pada kontruksi jangka pendek)

With Project


Beban BOD yang masuk ke Perairan Pelabuhan Cirebon = 42,18 Kg/ hari

Besaran Dampak: 42,18 – 20,15 = 22,66 kg/ hari (112,5%)

NEGATIF – TIDAK PENTING


PENINGKATAN KONSENTRASI TSS
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH

Without Project

TSS di Kolam Pelabuhan: 81 mg/L pada kolam pelabuhan (mengacu pada kondisi kegiatan pengerukan pada jangka
pendek)

With Project

Terjadi peningkatan dari kegiatan dredging yaitu TSS diperkirakan berdasarkan hasil Ocean Data Modelling sebesar 91
mg/L (Tidak Berlangsung Dalam Waktu Lama)

Besaran Dampak: 91 mg/ L – 81 mg/L = 10 mg/ L

NEGATIF – PENTING
GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Lokasi fishing ground utama nelayan Cirebon adalah 43 km dari garis pantai Kota Cirebon dengan kedalaman 20
m (Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Tahun 2012)

With Project


Berdasarkan Peta RZWP3K Provinsi Jawa Barat area pengembangan Pelabuhan Cirebon masih masuk kedalam
sub zona DLKr DLKp Pelabuhan Cirebon

Besaran Dampak: Berpotensi mengurangi gerak nelayan pada saat melintasi pelarian
Pelabuhan Cirebon atau PPI Pesisir dan PPI Cangkol

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Cirebon adalah 90,94%

With Project


Dengan adanya rencana kegiatan diasumsikan penyerapan tenaga kerja lokal sebesar 30%, sehingga
meningkatkan TKK Kota Cirebon sebesar 91,10%

Besaran Dampak: Terjadi peningkatkan kesempatan kerja (TKK) Kota Cirebon sebesar 0,16%

POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon diketahui 56,38% telah mengetahuin rencana
kegiatan

With Project


Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon sebesar 67,65% sangat berharap agar rencana pembangunan pelabuhan dapat membuka
kesempatan kerja, namun ada kekhawatiran dari masyarakat (nelayan) terkait peningkatan biaya melaut dan berdampak pada penurunan pendapatan.

Besaran Dampak: Terjadi kekhawatiran masyarakat terkait penurunan pendapatan nelayan


dan kekhawtiran dari kegiatan reklamasi di Kawasan Pelabuhan Cirebon, Namun harapan
masyarakat untuk menjadi tenaga kerja pelabuhan sangat besar

POSITIF – PENTING
GANGGUAN LALU LINTAS DARAT
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG

Without Project


Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,68 (Pagi), 0,43 (Siang), 0,30 (Sore)

Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 0,99 (Pagi), 0,95 (Siang), 0,99 (Sore)

Jl. Benteng (VC Ratio): 0,98 (Pagi), 0,79 (Siang), 0,96 (Sore)

Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,39 (Pagi), 0,247(Siang), 0,95 (Sore)

Mempertimbangkan jumlah peningkatan kendaraan Kota Cirebon sebesar 5%/ tahun

With Project


Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,68 (Pagi), 0,43 (Siang), 0,30 (Sore)

Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,00 (Pagi), 0,95 (Siang), 0,99 (Sore)

Jl. Benteng (VC Ratio): 0,98 (Pagi), 0,79 (Siang), 0,96 (Sore)

Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,39 (Pagi), 0,48 (Siang), 0,96(Sore)

Besaran Dampak: Terjadi Peningkatan 0,003 (VC Ratio)

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG

Without Project


Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 4,75μg/m3 (20 m), 0,80 μg/m3 (50 m), dan 0,21
μg/m3 (100 m)  Mengacu pada tahap konstruksi jangka pendek

With Project


Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 3,17μg/m3 (20 m), 0,53 μg/m3 (50 m), dan 0,14
μg/m3 (100 m)

Besaran Dampak: Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 3,7517/m3 (20 m),
0,53 μg/m3 (50 m), dan 0,14 μg/m3 (100 m)

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSS
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA
PANJANG

Without Project


TSS di Kolam Pelabuhan:91 mg/L pada kolam pelabuhan (mengacu pada kondisi kegiatan pengerukan pada jangka
menengah) dan untuk area dumping berdasarkan data primer 40 mg/L (pasang) dan 22 mg/L (surut)

With Project


Terjadi peningkatan dari kegiatan dredging yaitu TSS diperkirakan berdasarkan hasil Ocean Data Modelling sebesar
8000 mg/L pada sumber lokasi pengerukan dan terjadi pningkatan hingga 60 mg/L pada area dumping

Besaran Dampak: 8000 mg/ L – 91 mg/L = 7909 mg/ L (lokasi


pengerukan) dan peningkatan sebesar 60 – 40 mg/L = 20
mg/L (area dumping)

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSS

DUMPING AREA DUMPING AREA

NEGATIF – PENTING
PERUBAHAN ARUS LAUT

Without Project


Berdasarkan kondisi pasang surut Pelabuhan Cirebon cenderung semi
diurnal dengan kondisi arus laut yang sangat dipengaruhi oleh pola
pasang surut. Pola arus Pelabuhan Cirebon diasumsikan terfokus pada
sisi Selatan (kondisi eksisting) dan umumnya stabil

With Project


Dengan adanya pembangunan pola arus di Pelabuhan Cirebon sangat bervariasi. Kondisi
pola arus musiman memperlihatkan pola arus yang terpecah dan dibelokan karena adanya
penambahan fasilitas Pelabuhan Cirebon tersebar di ke sisi Utara dan Selatan, Namun
cenderung memiliki arus yang menyusuri pantai cenderung kuat di sisi Selatan

Besaran Dampak: Terjadi peningkatan


kecepatan arus di sisi Selatan Pelabuhan
Cirebon sehingga dalam durasi lama
rentan mengalami proses abrasi

NEGATIF – PENTING
PERUBAHAN ABRASI DAN SEDIMENTASI
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA
PANJANG
Without Project


Hasil Ocean Data Modelling kondisi eksisting Pelabuhan Cirebon mengalami kondisi
sedimentasi di sisi Utara dan Selatan, karena disebabkan masukan lumpur dan pasir
dari kedua Sungai yang berada di sisi Utara dan Selatan Pelabuhan Cirebon, dengan
pola dan kecepaatan arus yang stabil

With Project


Berdasarkan hasil Ocean Data Modelling dari penambahan fasilitas pelabuhan
pada Jangka Panjang terjadi perubhan pola arus yang menyebabkan sisi Selatan
rentang terjadi proses abrasi dan sisi Utara tetap menglami proses sedimentasi

Besaran Dampak: Terjadi perubhan pola


arus yang menyebabkan sisi Selatan
rentang terjadi proses abrasi dan sisi
Utara tetap menglami proses sedimentasi

NEGATIF – PENTING
GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG

Without Project


Lokasi fishing ground utama nelayan Cirebon adalah 43 km dari garis pantai Kota Cirebon dengan kedalaman 20
m (Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Tahun 2012)

With Project


Berdasarkan Peta RZWP3K Provinsi Jawa Barat area pengembangan Pelabuhan Cirebon masih masuk kedalam
sub zona DLKr DLKp Pelabuhan Cirebon

Besaran Dampak: Berpotensi mengurangi gerak nelayan pada saat melintasi pelarian
Pelabuhan Cirebon atau PPI Pesisir dan PPI Cangkol

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG

Without Project


Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Cirebon adalah 90,94%

With Project


Dengan adanya rencana kegiatan diasumsikan penyerapan tenaga kerja lokal sebesar 30%, sehingga
meningkatkan TKK Kota Cirebon sebesar 91,07%

Besaran Dampak: Terjadi peningkatkan kesempatan kerja (TKK) Kota Cirebon sebesar 0,13%

POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG

Without Project


Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon diketahui 56,38% telah mengetahuin rencana
kegiatan

With Project


Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon sebesar 67,65% sangat berharap agar rencana pembangunan pelabuhan dapat membuka
kesempatan kerja, namun ada kekhawatiran dari masyarakat (nelayan) terkait peningkatan biaya melaut dan berdampak pada penurunan pendapatan.

Besaran Dampak: Terjadi kekhawatiran masyarakat terkait penurunan pendapatan nelayan


dan kekhawtiran dari kegiatan reklamasi di Kawasan Pelabuhan Cirebon, Namun harapan
masyarakat untuk menjadi tenaga kerja pelabuhan sangat besar

POSITIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
TAHAP OPERASI – JANGKA PENDEK

Without Project


Berdasarkan hasil pengukuran TSP, PM10, dan PM2,5 masih tergolong memenuhi baku mutu PPRI No. 41
Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional

With Project


Berdasarkan hasil pemodelan dispersi AERMOD menggunakan prosesor meteorologi ARMET semua titik
sampling melebihi baku mutu untuk paramter TSP dan masih memnuhi baku mutu untuk PM10 & PM 2,5

Besaran Dampak: Terjadi peningkatan nilai TSP yang menyebabkan melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PERUBAHAN PENDERITA ISPA
TAHAP OPERASI – JANGKA PENDEK

Without Project


Dari data penyakit yang diderita oleh masyarakat Kecamatan Lemahwungkuk bahawa kebanyakan penyakit
yang diderita adalah ISPA (Dinas Kesehatan Kota Cirebon)

With Project


Berdasarkan perhitungan prakiraan dampak, terjadi penurunan kualitas udara pada tahap operasional bongkar muat di Pelabuhan Cirebon, sehingga
dapat mmenurunkan kualitas udara di kawasan permukiman, sehingga berdampak pada perubhan penderita IPA di kawasan Pelabuhan Cirebon

Besaran Dampak: Potensi penyakit ISPA yang disebabkan pola musim di Indonesia dan
partikel debu serta PM di Pelabuhan Cirebon dapat bersumber dari penurunan kualitas udara
dari aktivitas bongkar muat tahap operasi

NEGATIF – PENTING
GANGGUAN LALU LINTAS DARAT
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,86 (Pagi), 0,55 (Siang), 0,38 (Sore)

Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,33 (Pagi), 1,27 (Siang), 1,32 (Sore)

Jl. Benteng (VC Ratio): 1,25 (Pagi), 1,01 (Siang), 1,29 (Sore)

Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,49 (Pagi), 0,61(Siang), 1,28 (Sore)

Mempertimbangkan jumlah peningkatan kendaraan Kota Cirebon sebesar 5%/ tahun

With Project


Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,90 (Pagi), 0,59 (Siang), 0,42 (Sore)

Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,35 (Pagi), 1,29 (Siang), 1,34 (Sore)

Jl. Benteng (VC Ratio): 1,27 (Pagi), 1,03 (Siang), 1,31 (Sore)

Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,53 (Pagi), 0,64 (Siang), 0,32 (Sore)

Besaran Dampak: Terjadi Peningkatan 0,002 – 0,004 (VC Ratio)

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Berdasarkan hasil pengukuran TSP, PM10, dan PM2,5 masih tergolong memenuhi baku mutu PPRI No. 41
Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional

With Project


Berdasarkan hasil pemodelan dispersi AERMOD menggunakan prosesor meteorologi ARMET semua titik
sampling melebihi baku mutu untuk paramter TSP & PM10 dan masih memnuhi baku mutu untukPM 2,5

Besaran Dampak: Terjadi peningkatan nilai TSP dan PM10 yang menyebabkan melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PENURUNAN KUALITAS UDARA
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Kondisi kualitas udara diasumsikan sama dengan hasil prakiraan dampak jangka panjang tahap konstruksi yaitu
nilai 108,92 μg/m3 (TSP), 1320 μg/m3 (CO), 59,66 μg/m3 (NO2), dan 22,19 μg/m3 (SO2)

With Project


Terjadi peningkatan Nilai kualitas udara sebesar 110,4 μg/m3 (TSP), 1333 μg/m3 (CO), 60 μg/m3 (NO2), dan
22,28 μg/m3 (SO2)

Besaran Dampak: Terjadi peningkatan konsentrasi kualitas udara pada jangka panjang tahap
konstruksi terhadap kegiatan operasional jangka menengah Pelabuhan Cirebon

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KEBISINGAN
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Berdasarkan hasil pengukuran tingak kebisingan masih memenuhi untuk kawasan pelabuhan yaitu 70 dB(A),
namun terjadi peningkatan untuk kawasan permukiman sekitar yaitu 58 db(A) dengan toleransi 55 db(A)

With Project


Dengan menggunakan hasil perhitungan bangkitan kendaraan maka diperkirakan tingkat kebisingan kawasan Pelabuhan
Cirebon untuk 70 db(A) mencapai radius 90 m dari sumber dan tingkat kebisingan 55db(A) mencapai radius >250 m

Besaran Dampak: Diperkirakan tingkat kebisingan kawasan Pelabuhan Cirebon untuk 70


db(A) mencapai radius 90 m dari sumber dan tingkat kebisingan 55db(A) mencapai radius
>250 m

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Cirebon adalah 90,94%

With Project


Dengan adanya rencana kegiatan diasumsikan penyerapan tenaga kerja lokal sebesar 30%, sehingga
meningkatkan TKK Kota Cirebon sebesar 94,66%

Besaran Dampak: Terjadi peningkatkan kesempatan kerja (TKK) Kota Cirebon sebesar 3,56%

POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon diketahui 56,38% telah mengetahuin rencana
kegiatan

With Project


Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon sebesar 67,65% sangat berharap agar rencana
pembangunan pelabuhan dapat membuka kesempatan kerja

Besaran Dampak: Potensi peningkatan kesempatan kerja dan berusaha memberikan dampak
positif yang besar kepada masyarakat

POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PENDERITA ISPA
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH

Without Project


Dari data penyakit yang diderita oleh masyarakat Kecamatan Lemahwungkuk bahawa kebanyakan penyakit
yang diderita adalah ISPA (Dinas Kesehatan Kota Cirebon)

With Project


Berdasarkan perhitungan prakiraan dampak, terjadi penurunan kualitas udara pada tahap operasional bongkar muat di Pelabuhan Cirebon, sehingga
dapat mmenurunkan kualitas udara di kawasan permukiman, sehingga berdampak pada perubhan penderita IPA di kawasan Pelabuhan Cirebon

Besaran Dampak: Potensi penyakit ISPA yang disebabkan pola musim di Indonesia dan
partikel debu serta PM di Pelabuhan Cirebon dapat bersumber dari penurunan kualitas udara
dari aktivitas bongkar muat tahap operasi

NEGATIF – PENTING
GANGGUAN LALU LINTAS DARAT
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,86 (Pagi), 0,55 (Siang), 0,38 (Sore)

Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,33 (Pagi), 1,27 (Siang), 1,32 (Sore)

Jl. Benteng (VC Ratio): 1,25 (Pagi), 1,01 (Siang), 1,29 (Sore)

Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,49 (Pagi), 0,61(Siang), 1,28 (Sore)

Mempertimbangkan jumlah peningkatan kendaraan Kota Cirebon sebesar 5%/ tahun

With Project


Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,90 (Pagi), 0,59 (Siang), 0,42 (Sore)

Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,35 (Pagi), 1,29 (Siang), 1,34 (Sore)

Jl. Benteng (VC Ratio): 1,27 (Pagi), 1,03 (Siang), 1,31 (Sore)

Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,53 (Pagi), 0,64 (Siang), 0,32 (Sore)

Besaran Dampak: Terjadi Peningkatan 0,002 – 0,004 (VC Ratio)

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


Berdasarkan hasil pengukuran TSP, PM10, dan PM2,5 masih tergolong memenuhi baku mutu PPRI No. 41
Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional

With Project


Berdasarkan hasil pemodelan dispersi AERMOD menggunakan prosesor meteorologi ARMET semua titik
sampling melebihi baku mutu untuk paramter TSP & PM10 dan masih memnuhi baku mutu untukPM 2,5

Besaran Dampak: Terjadi peningkatan nilai TSP dan PM10 yang menyebabkan melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5

NEGATIF – PENTING
PENURUNAN KUALITAS UDARA
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


Kondisi kualitas udara diasumsikan sama dengan hasil prakiraan dampak jangka panjang tahap konstruksi yaitu
nilai 108,92 μg/m3 (TSP), 1320 μg/m3 (CO), 59,66 μg/m3 (NO2), dan 22,19 μg/m3 (SO2)

With Project


Terjadi peningkatan Nilai kualitas udara sebesar 110,4 μg/m3 (TSP), 1333 μg/m3 (CO), 60 μg/m3 (NO2), dan
22,28 μg/m3 (SO2)

Besaran Dampak: Terjadi peningkatan konsentrasi kualitas udara pada jangka panjang tahap
konstruksi terhadap kegiatan operasional jangka panjang Pelabuhan Cirebon

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KEBISINGAN
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


Berdasarkan hasil pengukuran tingak kebisingan masih memenuhi untuk kawasan pelabuhan yaitu 70 dB(A),
namun terjadi peningkatan untuk kawasan permukiman sekitar yaitu 58 db(A) dengan toleransi 55 db(A)

With Project


Dengan menggunakan hasil perhitungan bangkitan kendaraan maka diperkirakan tingkat kebisingan kawasan Pelabuhan
Cirebon untuk 70 db(A) mencapai radius 90 m dari sumber dan tingkat kebisingan 55db(A) mencapai radius >250 m

Besaran Dampak: Diperkirakan tingkat kebisingan kawasan Pelabuhan Cirebon untuk 70


db(A) mencapai radius 90 m dari sumber dan tingkat kebisingan 55db(A) mencapai radius
>250 m

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSS
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


TSS di Kolam Pelabuhan:91 mg/L pada kolam pelabuhan (mengacu pada kondisi kegiatan pengerukan pada jangka
menengah) dan untuk area dumping berdasarkan data primer 40 mg/L (pasang) dan 22 mg/L (surut)

With Project


Terjadi peningkatan dari kegiatan dredging yaitu TSS diperkirakan berdasarkan hasil Ocean Data Modelling sebesar 8000
mg/L pada sumber lokasi pengerukan dan terjadi pningkatan hingga 60 mg/L pada area dumping

Besaran Dampak: 8000 mg/ L – 91 mg/L = 7909 mg/ L (lokasi pengerukan)


dan peningkatan sebesar 60 – 40 mg/L = 20 mg/L (area dumping)

NEGATIF – PENTING
GANGGUAN BIOTA AIR
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


Ditemukan beberaoa jenis ikan sebagai nekton berdasarkan hasil wawancara dengan masyarkaat sekitar
Pelabuhan Cirebon seperti ikan kakap merah, udang barong, dan cumi

With Project


Peningkatan konsentrasi TSS yang tinggi dapat berdampak pada peningkatan tingkat kekeruhan yang berdampak
pada gangguan proses fotosintetis plankton dan mempengaruhi jenis nekton di Pelabuhan Cirebon

Besaran Dampak: Pengerukan dasar Pelabuhan Cirebon dapat mengganggu habitat jenis-jenis
ikan di Pelabuhan Cirebon

NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Cirebon adalah 90,94%

With Project


Dengan adanya rencana kegiatan diasumsikan penyerapan tenaga kerja lokal sebesar 30%, sehingga
meningkatkan TKK Kota Cirebon sebesar 94,66%

Besaran Dampak: Terjadi peningkatkan kesempatan kerja (TKK) Kota Cirebon sebesar 3,56%

POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon diketahui 56,38% telah mengetahuin rencana
kegiatan

With Project


Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon sebesar 67,65% sangat berharap agar rencana
pembangunan pelabuhan dapat membuka kesempatan kerja

Besaran Dampak: Potensi peningkatan kesempatan kerja dan berusaha memberikan dampak
positif yang besar kepada masyarakat

POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PENDERITA ISPA
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG

Without Project


Dari data penyakit yang diderita oleh masyarakat Kecamatan Lemahwungkuk bahawa kebanyakan penyakit
yang diderita adalah ISPA (Dinas Kesehatan Kota Cirebon)

With Project


Berdasarkan perhitungan prakiraan dampak, terjadi penurunan kualitas udara pada tahap operasional bongkar muat di Pelabuhan Cirebon, sehingga
dapat mmenurunkan kualitas udara di kawasan permukiman, sehingga berdampak pada perubhan penderita IPA di kawasan Pelabuhan Cirebon

Besaran Dampak: Potensi penyakit ISPA yang disebabkan pola musim di Indonesia dan
partikel debu serta PM di Pelabuhan Cirebon dapat bersumber dari penurunan kualitas udara
dari aktivitas bongkar muat tahap operasi

NEGATIF – PENTING
EVALUASI HOLISTIK DAMPAK
KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN
No Kriteria Kelayakan Pernyataan
1.  Rencana tata ruang sesuai Rencana Pengembangan Pelabuhan Cirebon yang terletak di Kelurahan Panjunan, Kecamatan
ketentuan peraturan per undang- Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
undangan Barat No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
dengan kedalaman peta 1:250.000, dijelaskan sebagai berikut :
1. Kota Cirebon, dimana rencana kegiatan Pelabuhan Cirebon berada, merupakan bagian dari
wilayah pengembangan Ciayumajakuning dan sekitarnya Ciayumajakuning yang antisipatif
terhadap perkembangan pembangunan wilayah perbatasan.
2. Berdasarkan kebijakan pengembangan wilayah, kawasan yang terletak di bagian timur provinsi,
salah satunya sebagain wilayah pengembangan Ciayumajakuning ditetapkan sebagai kawasan
yang didorong perkembangannya, melalui strategi diantaranya mendorong kegiatan ekonomi
berbasis pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, industri dan perdagangan/jasa serta
memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah.
3. Berdasarkan kebijakan pengembangan struktur ruang, WP salah satu strategisnya adalah
mengembangan kegiatan ekonomi di bagian timur dengan orientasi pergerakan ke arah Cirebon
dan realisasi rencana pengembangan pelabuhan laut Internasional Cirebon.
4. Berdasarkan kebijakan pengembangan infrastruktur, pengembangan infrastruktur perhubungan
salah satunya adalah peningkatan kapasitas dan fungsi Pelabuhan Internasional Arjuna di Kota
Cirebon.
 
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kota Cirebon No.8/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Cirebon Tahun 2011-2031 dengan kedalaman peta 1:50000, dijelaskan bahwa :
5. Pelabuhan Cirebon ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Kota (KSK) dengan sudut
kepentingan ekonomi, dengan arahan penanganan pengembangan kapasitas pelayanan Pelabuhan
Cirebon sebagai Pelabuhan Utama Sekunder serta membangun fasilitas-fasilitas penunjang yang
mampu mendukung peningkatan kapasitas pelayanan Pelabuhan Cirebon
6. Kawasan Pelabuhan Cirebon ditetapkan sebagai salah satu sub Pusat Pelayanan Kota Kawasan
(PPK) yang berada di Kelurahan Panjunan, melayani Kelurahan Kesenden, Kebon Baru,
Lemahwungkuk, Kasepuhan dan Pegambiran dengan fungsi pelayanan transportasi
7. Pada rencana sistem jaringan transportasi laut, pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Cirebon di
Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk ditetapkan sebagai salah satu tatanan
kepelabuhan dan alur pelayaran salah satunya berada pada wilayah laut di Kelurahan Panjunan
KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN
No Kriteria Kelayakan Pernyataan
2. Kebijakan di bidang perlindungan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan; sesuai
dan pengelolaan lingkungan hidup dengan tujuan pelaksanaan kegiatan.
serta sumber daya alam yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan
3. Kepentingan pertahanan keamanan Pengembangan Pelabuhan Cirebon tidak terkait secara langsung
dengan aspek pertahanan dan keamanan
 
4. Prakiraan secara cermat mengenai a) Aspek fisik:pada prinsipnya telah dilakukan kajian Rencana Induk
besaran dan sifat penting dampak Pelabuhan (RIP).
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, b) Aspek kimia: Tidak ada bahan kimia berbahaya yang digunakan.
ekonomi, budaya, tata ruang, dan c) Aspek biologi: Tidak terdapat entitas biologi yang dilindungi.
kesehatan masyarakat pada tahap d) Aspek Sosial Ekonomi Budaya: perekrutan tenaga kerja pada
prakonstruksi, konstruksi, dan tahap konstruksi dan operasi akan dilakukan dengan
operasional usaha dan/atau kegiatan. memprioritaskan tenaga kerja lokal untuk dapat bekerja.
e) Aspek kesehatan masyarakat: pekerja dilengkapi dengan APD dan
pemahaman tentang K3
5. Hasil evaluasi secara holistik Dari hasil evaluasi holistik terlihat bahwa terdapat hal-hal yang
terhadap seluruh dampak penting dianggap sebagai critical point yaitu: peningkatan konsentrasi TSP,
sebagai sebuah kesatuan yang saling peningkatan konsentrasi TSS, peningkatan kesempatan kerja dan
terkait dan saling mempengaruhi berusaha dan perubahan persepsi masyarakat.
sehingga diketahui perimba-ngan
dampak penting yang bersifat positif
dengan yang bersifat negatif.
KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN
No Kriteria Kelayakan Pernyataan
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang Pengelolaan yang dilakukan dapat diimplementasikan karena
bertanggung jawab dalam menanggulangi dampak sudah sesuai dengan kemampuan pemrakarsa yaitu dengan
penting negatif yang akan ditimbulkan dari usaha melakukan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan
dan/atau kegiatan yang diren-canakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan.
7. Rencana usaha dan\atau kegiatan tidak mengganggu Secara umum rencana Pengembangan Pelabuhan Cirebon ini
nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat tidak menganggu secara signifikan terhadap nilai-nilai sosial
atau pandangan masyarakat yang selama ini berlaku (emic
view)
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak Secara umum rencana Pengembangan Pelabuhan Cirebon tidak
mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis
yang merupakan : yang merupakan spesies kunci (endemic, dilindungi, langka),
a) Entitas dan/atau spesies kunci (key species) spesies yang memiliki ekonomi penting, dan spesies yang
b) Memiliki nilai penting secara ekologis memiliki fungi ekologis dan ilmiah.
(ecological importance)
c) Memiliki nilai penting secara ekonomi
(economic importance)
d) Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific
importance)

9. Rencana Usaha dan atau kegiatan tidak menimbulkan Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak mengganggu karena saat
gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang ini tidak ada kegiatan yang signifikan.
telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan atau
kegiatan
10. Tidak terlampauinya daya dukung dan daya tampung Daya dukung lingkungan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan
lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan atau telah termasuk dalam perhitungan daya dukung untuk
kegiatan, dalam hal terdapat perhi-tungan daya Pengembangan Pelabuhan Cirebon sehingga tidak akan
dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud. melampaui daya dukung lingkungan yang sudah ada.
RENCANA PENGELOLAAN DAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PENDEK

Penurunan Kualitas Air Permukaan


 Mengelola limbah cair domestik pekerja selama kontruksi (MCK
Portabel)
 Memelihara fasilitas MCK yang digunakan
 Pembuatan sedimen trap di saluran drainase tapak proyek

Peningkatan Konsentrasi TSS


 Mengutamakan penggunaan alat keruk ramah lingkungan
 Melakukan pengerukan dengan kapasitas seusai model
 Melakukan pembuangan material keruk pada lokasi yang telah
ditentukan
 Mewajibkan kontraktor pelaksanaan pengerukan miiliki pedoman
pengerukan ramah lingkungan
 Memasukkan kegiatan pengelolaan dan pemantauan pada klausul
kontrak
 Memberikan informasi kepada pengguna alur pelayaran
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA MENENGAH

Gangguan Lalu Lintas Darat


 Koordinasi dengan pihak pemerintah kota terkait pemakaian jalan
darat
 Pengaturan beban angkutan kendaraan sesuai kapasitas
 Pengaturan lalu lintas dengan menggunakan rambu-rambu
 Pengaturan kecepatan kendaraan angkut dan penjadwalan

Peningkatan Konsentrasi TSP


 Pengakutan material dengan menggunakan truk yang dilapisi
terpal
 Dilakukan pembersihan ceceran tanah dan material pada jalan
disekitar lokasi kegiatan
 Penggunaan kendaraan yang laik operasi dan lulus uji emisi
 Pembuatan pagar pembatas
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA MENENGAH

Penurunan Kualitas Air Permukaan


 Mengelola limbah cair domestik pekerja selama konstruksi
 Memelihara fasilitas MCK yang digunakan
 Pembuatan sedimen trap di saluran drainase

Peningkatan Konsentrasi TSS


 Membuat saluran drainase mikro badan air penerima
 Merawat saluran drainase dari limbah material konstruksi
 Memasang sediment trap di inlet saluran drainase
 Mengangkut endapan, sedimen, sampah, dan sisi material
 Menggunakan alat keruk yang ramah lingkungan
 Melakukan pengerukan dengan kapsitas maksimal
 Pembuangan hasil keruk pada lokasi yang ditentukan
 Memasukkan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dalam klausul kontrak pekerjaan pengerukan
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PENDEK

Gangguan Aktivitas Nelayan


 Berkordinasi dengan nelayan pesisir Pelabuhan Cirebon terkait
rencana Pembangunan Kolam Pelabuhan untuk olah gerak kapal

Peningkatan Kesempatan Kerja dan


 Berusha
Menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya
kesempatan kerja dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
 Memberikan prioritas kepada masyarakat sekitar
 Memberikan upah sesuai UMP
 Memfasilitasi peluang usaha masyarakat disekitar lokasi kegiatan
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PENDEK

Perubahan Persepsi
 Masyarakat
Memberikan sosialisasi mengenai kegiatan pekerjaan konstruksi
kepada masyarakat
 Berkoordinasi dengan instansi terkait
 Memberikan sosialisasi kepada nelayan sekitar pelabuhan
 Memasang rambu-rambu disekitar kolam pelabuhan sebagai tanda
area olah gerak kapal
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PANJANG

Gangguan Lalu Lintas Darat


 Koordinasi dengan pihak pemerintah kota terkait pemakaian jalan
darat
 Pengaturan beban angkutan kendaraan sesuai kapasitas
 Pengaturan lalu lintas dengan menggunakan rambu-rambu
 Pengaturan kecepatan kendaraan angkut dan penjadwalan

Peningkatan Konsentrasi TSP


 Pengakutan material dengan menggunakan truk yang dilapisi
terpal
 Dilakukan pembersihan ceceran tanah dan material pada jalan
disekitar lokasi kegiatan
 Penggunaan kendaraan yang laik operasi dan lulus uji emisi
 Pembuatan pagar pembatas
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PANJANG

Peningkatan Konsentrasi TSS


 Membuat saluran drainase mikro badan air penerima
 Merawat saluran drainase dari limbah material konstruksi
 Memasang sediment trap di inlet saluran drainase
 Mengangkut endapan, sedimen, sampah, dan sisi material
 Menggunakan alat keruk yang ramah lingkungan
 Melakukan pengerukan dengan kapsitas maksimal
 Pembuangan hasil keruk pada lokasi yang ditentukan
 Memasukkan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dalam klausul kontrak pekerjaan pengerukan

Perubahan Arus Laut


 Menggunakan toe protection pada dasar tanggul, agar tanggul
tahan lama. Sehingga gelombang yang datang akan menghantam
toe protection sebelum menghantam tanggul
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PANJANG

Perubahan Abrasi dan Sedimentasi


 Melakukan maintenance dredging secara rutin untuk
mempertahankan kedalaman perairan Pelabuhan Cirebon

Gangguan Aktivitas Nelayan


 Berkoordinasi dengan nelayan pesisir sekitar Pelabuhan Cirebon
terkait rencana pembangunan kolam pelabuhan untuk olah gerak
kapal

Peningkatan Kesempatan Kerja dan


 Berusaha
Menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya
kesempatan kerja dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
 Memberikan prioritas kepada masyarakat sekitar
 Memberikan upah sesuai UMP
 Memfasilitasi peluang usaha masyarakat disekitar lokasi kegiatan
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PANJANG

Perubahan Persepsi
 Masyarakat
Memberikan sosialisasi mengenai kegiatan pekerjaan konstruksi
kepada masyarakat
 Berkoordinasi dengan instansi terkait
 Memberikan sosialisasi kepada nelayan sekitar pelabuhan
 Memasang rambu-rambu disekitar kolam pelabuhan sebagai tanda
area olah gerak kapal
TAHAP OPERASI
JANGKA PENDEK

Peningkatan Konsentrasi TSP


 Mewajibakan kendaraan operasional bongkar muat memiliki
sertifikat layak jalan/ KIR dari intansi terkait dan lulus uji emisi
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/ jam
 Pengangkuan material curah kering harus menggunakan penutup
dan dibatasi sesuai kapasitas
 Melakukan penyiraman jalan disekitar area curah kering
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap

Perubahan Penderita ISPA


 Mengurangi kegiatan bongkar muat diatas jam kerja normal
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/ jam
 Pengangkuan material curah kering harus menggunakan penutup
dan dibatasi sesuai kapasitas
 Melakukan penyiraman jalan disekitar area curah kering
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap
TAHAP OPERASI
JANGKA MENEGAHG

Gangguan Lalu Lintas Darat


 Menyediakan area parkir yang memadai
 Menempatkan petugas pengran lalu lintas di kawasan Pelabuhan
Cirebon
 Memasang rambu-rambu lalu lintas di kawasan Pelabuhan
Cirebon
 Menyesuaikan peraturan pengakutan barang kegiatan Pelabuhan
Cirebon dengan Dinas Perhubungan terkait

Peningkatan Konsentrasi TSP


 Mewajibakan kendaraan operasional bongkar muat memiliki
sertifikat layak jalan/ KIR dari intansi terkait dan lulus uji emisi
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/ jam
 Pengangkuan material curah kering harus menggunakan penutup
dan dibatasi sesuai kapasitas
 Melakukan penyiraman jalan disekitar area curah kering
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap
TAHAP OPERASI
JANGKA MENEGAHG

Penurunan Kualitas Udara


 Mewajibkan kendaraan operasional tenant Pelabuhan Cirebon
untuk memiliki sertifikat KIR dan lulus uji emisi serta laik pakai
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/ jam
 Pengangkuan material curah kering harus menggunakan penutup
dan dibatasi sesuai kapasitas
 Melakukan penyiraman jalan disekitar area curah kering
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap

Peningkatan Kebisingan
 Menggunakan kendaraan pengakutan yang laik operasi
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/jam
 Mengoptimalkan penghijauan sekitar lokasi pelabuhan sebagai
peredam kebisingan
TAHAP OPERASI
JANGKA MENENGAH

Peningkatan Kesempatan Kerja dan


 Berusaha
Menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya
kesempatan kerja dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
 Memberikan prioritas kepada masyarakat sekitar
 Memberikan upah sesuai UMP
 Memfasilitasi peluang usaha masyarakat disekitar lokasi kegiatan

Perubahan Persepsi
 MemberikanMasyarakat
sosialisasi mengenai kegiatan pekerjaan konstruksi
kepada masyarakat
 Berkoordinasi dengan instansi terkait
 Memberikan sosialisasi kepada nelayan sekitar pelabuhan
 Memasang rambu-rambu disekitar kolam pelabuhan sebagai tanda
area olah gerak kapal
TAHAP OPERASI
JANGKA MENENGAH

Perubahan Penderita ISPA


 Mengurangi kegiatan bongkar muat diatas jam kerja normal
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/ jam
 Pengangkuan material curah kering harus menggunakan penutup
dan dibatasi sesuai kapasitas
 Melakukan penyiraman jalan disekitar area curah kering
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap
TAHAP OPERASI
JANGKA PANJANG

Gangguan Lalu Lintas Darat


 Menyediakan area parkir yang memadai
 Menempatkan petugas pengran lalu lintas di kawasan Pelabuhan
Cirebon
 Memasang rambu-rambu lalu lintas di kawasan Pelabuhan
Cirebon
 Menyesuaikan peraturan pengakutan barang kegiatan Pelabuhan
Cirebon dengan Dinas Perhubungan terkait

Peningkatan Konsentrasi TSP


 Mewajibakan kendaraan operasional bongkar muat memiliki
sertifikat layak jalan/ KIR dari intansi terkait dan lulus uji emisi
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/ jam
 Pengangkuan material curah kering harus menggunakan penutup
dan dibatasi sesuai kapasitas
 Melakukan penyiraman jalan disekitar area curah kering
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap
TAHAP OPERASI
JANGKA PANJANG

Penurunan Kualitas Udara


 Mewajibkan kendaraan operasional tenant Pelabuhan Cirebon
untuk memiliki sertifikat KIR dan lulus uji emisi serta laik pakai
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/ jam
 Pengangkuan material curah kering harus menggunakan penutup
dan dibatasi sesuai kapasitas
 Melakukan penyiraman jalan disekitar area curah kering
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap

Peningkatan Kebisingan
 Menggunakan kendaraan pengakutan yang laik operasi
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/jam
 Mengoptimalkan penghijauan sekitar lokasi pelabuhan sebagai
peredam kebisingan
TAHAP OPERASI
JANGKA PANJANG

Peningkatan Konsentrasi TSS


 Pengaturan waktu pengerukan secara bertahap
 Melakukan pembuangan material hasil keruk secara bertahap
 Mewajibkan kontraktor memiliki pedoman pelaksanaan
pengerukan yang ramah lingkungan
 Memasukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dalam klausul kontrak kerja pengerukan
 Meberikan informasi kepada pengguna alur pelayaran tentang
adanya kegiatan pengerukan

Gangguan Biota Air


 Tidak melakukan aktivitas pengerukan pada saat musim barat
(gelombang tinggi) yang dapat mempercepat penyebaran TSS di
perairan
TAHAP OPERASI
JANGKA PANJANG

Peningkatan Kesempatan Kerja dan


 Berusaha
Menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya
kesempatan kerja dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
 Memberikan prioritas kepada masyarakat sekitar
 Memberikan upah sesuai UMP
 Memfasilitasi peluang usaha masyarakat disekitar lokasi kegiatan

Perubahan Persepsi
 MemberikanMasyarakat
sosialisasi mengenai kegiatan pekerjaan konstruksi
kepada masyarakat
 Berkoordinasi dengan instansi terkait
 Memberikan sosialisasi kepada nelayan sekitar pelabuhan
 Memasang rambu-rambu disekitar kolam pelabuhan sebagai tanda
area olah gerak kapal
TAHAP OPERASI
JANGKA PANJANG

Perubahan Penderita ISPA


 Mengurangi kegiatan bongkar muat diatas jam kerja normal
 Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/ jam
 Pengangkuan material curah kering harus menggunakan penutup
dan dibatasi sesuai kapasitas
 Melakukan penyiraman jalan disekitar area curah kering
 Melengkapi pekerja dengan APD lengkap
PETA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP TAHAP PRA KONSTRUKSI
PETA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP TAHAP KONSTRUKSI
PETA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP TAHAP OPERASI
PETA RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP TAHAP PRA KONSTRUKSI
PETA RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP TAHAP KONSTRUKSI
PETA RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP TAHAP OPERASI

Anda mungkin juga menyukai