Tahap Operasi
Identifikasi Dampak Evaluasi Dampak 1. Gangguan Lalu Lintas Laut
Potensial Potensial Menjadi 2. Timbulan Sampah
DPH
Batas Wilayah Studi Dan Batas Waktu Kajian
Batas Proyek :
Batas proyek kegiatan yang direncanakan yaitu meliputi lokasi pengembangan TUKS
dan Rel Kereta
Batas Ekologis :
Untuk media udara sebaran dampak mencapai radius 500 m kea rah utara dan timur
laut, sedangkan sebaran berdasarkan media air mencapai 1 km ke arah selatan.
Batas Sosial :
Kelurahan Srengsem, dan Kelurahan Karang Maritim, Kecamatan Panjang, Kota
Bandar Lampung serta Desa Rangai Tri Tunggal Kecamatan Katibung, Kabupaten
Lampung Selatan
Batas Administrasi :
Kelurahan Srengsem dan Kelurahan Karang Maritim, Kecamatan Panjang, Kota
Bandar Lampung serta Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung, Kabupaten
Lampung Selatan.
LOKASI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN
EKSISTING
LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
LOKASI KEGIATAN STOCKPILE
PENGEMBANGAN
LOKASI KEGIATAN STOCKPILE EKSISTING
KESESUAIAN TATA RUANG
Perda Provinsi Lampung No.12 Tahun 2019 -> Tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009-
2029
Perda Kota Bandar Lampung No. 10 Tahun 2011 -> tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung Tahun
2011-2030.
Perda Provinsi Lampung No. 1 Tahun 2018 -> tentang Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi
Lampung Tahun 2018-2038
Surat Arahan Posisi Rencana Pengembangan No 523/1141/V.19-
PRL.1/2020
Overlay Kegiatan Usaha dengan Rencana Pola Ruang RTRW
Kota Bandar Lampung
Peta Rencana Kegiatan usaha dengan Alokasi Ruang Laut RZWP3K
Provinsi Lampung
PETA CITRA UDARA
Operasional Kegiatan
Eksisting
16
No Kegiatan Keterangan
1 Evaluasi Tenaga Kerja Total pegawai seluruh Peltar 1243 orang
Eksisting Waktu operasi non shift 07.00 s/d 16.00 WIB
Waktu operasi shift 3 shift kerja :
• Shift 1 = 23.00 s/d 07.00 WIB
• Shift 2 = 07.00 s/d 15.00 WIB
• Shift 3 = 15.00 s/d 23.00 WIB
2 Operasional Pengakutan Menggunakan dua (2) media angkutan :
Batubara • Kereta Api jenis Babaranjang, Jarak tempuh ± 420
Km. Rata-rata 506 rangkaian/ bulan (2020)
• Kapal Laut/ Tongkang. Jumlah kunjungan kapal
1.076 unit (2020)
No Kegiatan Keterangan
3 Operasional Stockpile 4 unit area system pembongkaran dari kereta api/Rotary Car
Hingga Menuju ke Dumper (RCD/Bottom Dump) kapasitas masing-masing
Kapal 1650 tph.
Crusher (P.Crusher, Q.Crusher dan S.Crusher)
Barge loading conveyor; kapasitas 1000 tph dilengkapi
dengan Reclaim Feeder
7 unit belt conveyor system kapasitas 1650 thp.
Memiliki Ship Loader 1 dan 2 dengan kapasitas jangkauan
maksimal 30m, kemiringan 15°, ketinggian maksimal 15,5 m
diatas MHWS, pergerakan maksimal 130 m, kemampuan
muat 45.000 DT – 30.000 MT perhari (4.500 T/jam).
Stockpile. I (1unit) kapasitas 60.000 ton, II (2 unit) kapasitas
250.000 ton dan III (2 unit) kapasitas 250.000 ton.
Dermaga I dengan ukuran 174 x 19 m2, kedalaman -17 Lws,
kapasitas sandar maks 60.000 DWT, sedangkan Dermaga II
ukuran 80 x 30 m, kedalaman -7 Lws, kapasitas sandar
maks. 10.000 DWT.
No Kegiatan Keterangan
4 Operasional Kantor Luas 42,5 Ha (ditambahkan fly over 50,5 Ha) pada kegiatan
dan Fasilitas eksisting,
Penunjang PTBA Unit Pelabuhan Tarahan berencana untuk
mengembangkan unit bisnisnya dengan meningkatkan
kapasitas Stockpile yang semula 25 juta ton/ tahun menjadi 45
juta ton/ tahun
Fasilitas penunjang sebagai berikut:
Perkantoran memiliki luas 961 m2
Gudang memiliki luas 460 m2
Bengkel memiliki luas 540 m2
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) kapasitas 2 x 8 MW
PLTU Peltar 2 x 8 MW
Kolam Penampungan Limbah unit I, II, III, dan IV memiliki
luas 3.300 m2 dan volume ± 4.950 m3
TPS LB3
Tempat Penimbunan Abu dari Operasional PLTU
No Kegiatan Keterangan
5 Gambaran Umum Sumber Energi Solar 18.715.762 kWH / Tahun
Wilayah PT. Bukit Sumber Energi Listrik 24.917.130 kWH / Tahun
Asam Tbk Unit Distribusi Energi :
Pelabuhan Tarahan • Penggunaan energi utama (proses bongkar muat) 93%
• Penggunaan energi penunjang produksi (bangunan dan lampu
penerangan jalan/ kawasan) 7%
Sumber Air Bersih :
Booster Pump
Pengadaan Pihak III
Suplay dari PLTU Pelabuhan Tarahan
Suplay dari PT. PLN
KEGIATAN EKSISTING
Tenaga Kerja Yang Berada di PT. Bukit Asam, Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan
Jabatan Jumlah
A
1 GM 1
2 Manager 6
3 Assisten Manager 23
4 SPV 63
5 Specialist 10
6 Analys 5
7 Administrator 14
8 Operator 34
9 HSE 12
Waktu operasi non shift = 07.00
10 Staff 102 s/d 16.00 WIB
Total Pegawai (A) 270 Waktu operasi shift = Dibagi
menjadi 3 shift kerja, yaitu :
B Pegawai Pensiun 26
Shift 1 = 23.00 s/d 07.00 WIB
C Pegawai Aktif 244 Shift 2 = 07.00 s/d 15.00 WIB
Shift 3 = 15.00 s/d 23.00 WIB
D Tenaga Kerja Alih Daya 999
Total Pegawai Seluruh Peltar (C+D) 1243
KEGIATAN EKSISTING
14,245,746
10,000,000
12,142,383
11,965,930
11,908,656
8,000,000
9,817,318
ton
6,000,000
7,540,259
7,398,345
6,600,697
6,204,100
4,000,000
5,329,772
2,000,000
-
2016 2017 2018 2019 2020
TAHAP
TAHAP PRA TAHAP
OPERASIONA
KONSTRUKSI KONSTRUKSI L
Tahap
31
• Keputusan MenHub No. SK.2/LT.504/Phb tanggal 29
Desember 1995 Tentang Persetujuan Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Perizinan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) Pembangunan Pelabuhan Cirebon.
dan • Rencana Induk Pelabuhan Cirebon (RIP) No. KP 629
tahun 2017
Koordinasi • persetujuan Kerangka
SK.84/PKTL/PDLUK/PLA.4/11/2019
Acuan
tanggal
Nomor
01
November 2019
Pengerukan alur dan kolam menggunakan 1 unit clam shell kapasitas 500 m3
dan 1 unit TSHD kapasitas 5.000 m3.
Material keruk yang dihasilkan dari kegiatan capital dredging berupa lumpur
ini akan dibuang semua ke dumping area offshore yang berada ±12 mil ke
laut yang berada di luar lokasi Pelabuhan Cirebon (Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Nomor: BX-528/PP207, 2017)
Tahap
No. Kegiatan Keterangan
1 Penerimaan Tenaga Tenaga kerja Penambahan ± 175 orang
Kerja Operasional sehingga total 413 orang (238 orang Eksisting)
2 Kegiatan Sandar Dermaga Curah Kering Batubara
Kapal Dermaga Curah Kering Non Batubara (pupuk,
semen dan pakan ternak)
Dermaga General dan Bag. Cargo
(Multipurpose)
Dermaga Curah Cair (CPO, aspal curah serta
curah cair gas (propylene))
Dermaga Container
Dermaga Passenger (Penumpang)
3 Kegiatan Bongkar Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering
Muat Kegiatan Bongkar Muat Curah Cair
Kegiatan Bongkar Muat Peti Kemas
(Container)
4 Penggunaan Sumber energi yang dipergunakan untuk
Sumber Energi memenuhi kebutuhan operasional seluruhnya
berasal dari gardu PLN eksisting
No. Kegiatan Keterangan
5 Penggunaan Air Bersih PDAM dan reverse osmosis (RO)
Kebutuhan Air 1.193,65 m3/hari
6 Pengerukan Rutin Frekwensi pengerukan rutin setiap 2 tahun sekali
Kedalaman yang diinginkan yaitu -12 MLWS dengan
total volume adalah kerukan sebesar ±2.238.903 m3
7 Aktivitas Lalu Lintas Lalu Lintas Darat
Jaringan jalan yang terintegrasi ke lokasi Pelabuhan
Cirebon Jalan Sisingamangaraja, Jalan Pasuketan,
Jalan Benteng, dan Jalan Yos Sudarso
NO2
O3
TINGKAT KEBISINGAN PRIMER
Jenis Tanah
Terdiri Dari
Formasi Aluvium
TOPOGRA
TOPOGRAFI
FI
• Kemiringan 0-3% Sebagian Besar Kota Cirebon (Pelabuhan Cirebon)
• Kemiringan 3-8% Kelurahan Kalijaga
• Kemiringan 8-15% Kelurahan Argasunya
• Kemiringan 15-25% Kelurahan Argasunya
BATHIMETRI
Berkisar 6-7 m
LWS
GELOMBAN
GELOMBANG
G
Tinggi gelombang berkisar 2,2 m
pada saat musim barat dimana
gelombang datang dari Utara
Sumber:
Sumber:
• Limbah Domestik
• Limbah Dari MCK Masyarakat
• Limbah Industri
KUALITAS AIR LAUT
KUALITAS AIR LAUT PRIMER
PRIMER
Pelabuhan Cirebon Dumping Area
Kualitas Air Laut Pelabuhan Cirebon Masih Memenuhi Baku Mutu Berdasarkan
Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 Lampiran I Tentang Pelabuhan
KUALITAS AIR LAUT IMPLEMENTASI
2018-2019
Secara Umum Terjadi Peningkatan Pada Parameter Kecerahan Yang Memiliki
Nilai Melebihi Batas Baku Mutu Yang Telah Ditetapkan, dan Nilai Konsentrasi
TSS Masih Memenuhi Baku Mutu Lampiran I Pelabuhan, Namun Sudah
Mendekati Nilai Batas Baku Mutu Yaitu 80 mg/L
KUALITAS
KUALITAS SEDIMEN LAUT
SEDIMEN
Kualitas Sedimen Laut Pelabuhan Cirebon Masih Memenuhi Baku Mutu
Berdasarkan PPRI No. 101 Tahun 2014 (Lampiran III) Tentang Pengolahan
Limbah Berbahaya dan Beracun
LALU
LALU LINTAS
LINTAS
Ke 4 Ruas Jalan Terpantau Padat Dengan • Jl. Sisingamaraja
Kecepatan Rata-Rata 20 Km/ Jam (Tingkat Pelayanan D)
• Jl. Benteng
(Tingkat Pelayanan C)
• Jl. Pasuketan dan Jl.
Yos Sudarso (Tingkat
Pelayanan B)
KOMPONEN BIOLOGI
FLORA DAN
FLORA DAN FAUNA
FAUNA
No Jenis Fauna
No Jenis Tanaman A Aves
1 Kelapa 1 Ayam
2 Burung Gereja
2 Palem B Mamalia
3 Pisang 1 Tikus
4 Pandan FAUNA
FLORA 2 Kambing
3 Anjing
5 Kersen 4 Kucing
6 Angsana NEKTON C Reptilia
7 Mangga 1 Tokek
8 Ilalang 2 Kadal
D Ampibia
9 Kaktus 1 Kodok /Katak
E Pisces
1 Gabus
2 Sepat
No Jenis Fauna E Insecta
1 Gabus 1 Lalat
2 Sepat 2 Nyamuk
3 Kakap Merah
3 Belalang
4 Udang Barong
4 Kupu
5 Pepetek
5 Capung
6 Tetet
7 Tigawaja
8 Cumi
9 Sotong
10 Julung-Julung
PLANKTON
PLANKTON DAN
DAN BENTHOS
BENTHOS
Berdasarkan hasil analisis diperoleh jenis fitoplankton yang dominan
ditemui pada lokasi perairan di sekitar pengembangan Pelabuhan Cirebon
adalah dari kelas Bacillariophyta (Chaetoceros sp. dan Proboscia alata),
Ochrophyta (Tibonema sp.), Charophyta (Staurastum sp.), sedangkan jenis
zooplankton yang ditemukan di sekitar lokasi studi adalah dari Kelas
Chordata (Oikopleura sp. dan Fritillaria sp.) dan Arthropoda (Crustacean
naupilus larvae).
Berdasarkan pengamatan pada masing-masing lokasi studi, ditemukan 7
jenis bentos yang terdiri atas 6 jenis kelas Bivalvia dan 1 jenis kelas
Mixillopoda. Jenis-jenis bentos yang ditemukan pada masing-masing lokasi
pengamatan umumnya sama dan yang dominan ditemukan adalah kelas
Bivalvia dengan jenis Anadara sp. dan Polymesoda sp
KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA
SOSIAL-EKONOMI
SOSIAL & EKONOMI
Kependuduka
Kepadatan
n Wilayah Luas Wilayah (km )
2
Jumlah Penduduk (jiwa) Penduduk
(jiwa/km2)
Kelurahan Panjunan 1,28 10.791 8.430
Kec. Lemahwungkuk 6,53 56.353 8.630
Pekerjaan
No Pekerjaan Pokok Jumlah %
1 Wiraswasta 51 50,00
2 PNS 1 0,98
3 Pegawai swasta 7 6,86
4 TNI / Polri 0 0,00
5 Buruh harian 12 11,76
6 Profesional 0 0,00
7 Petani/peternak /nelayan 8 7,84
8 Ibu rumah tangga 17 16,67
9 Pensiunan 4 3,92
10 Tidak bekerja 2 1,96
Total 102 100
SOSIAL-EKONOMI
SOSIAL & EKONOMI
Ekonomi
Kelurahan Panjunan
Lapangan Usaha Jumlah (jiwa)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 281
Industri Pengolahan 643
Konstruksi 127
Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor 1.430
Transportasi dan Pergudangan 232
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 632
Administrasi Pemerintahan, Pertahananan, dan Jaminan Sosial 2.229
Jasa Pendidikan 376
Jasa Kesehatan 163
Without Project
●
Beban BOD yang masuk ke Perairan Pelabuhan Cirebon = 18,6 Kg/ hari
With Project
●
Beban BOD yang masuk ke Perairan Pelabuhan Cirebon = 23,36 Kg/ hari
Without Project
●
TSS di Kolam Pelabuhan: 4,3 mg/L (pasang) dan 64,4 (surut)
With Project
●
Terjadi peningkatan dari kegiatan dredging yaitu TSS diperkirakan berdasarkan hasil Ocean Data Modelling sebesar 81 mg/L (Tidak Berlangsung Dalam
Waktu Lama)
NEGATIF – PENTING
GANGGUAN LALU LINTAS DARAT
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,42 (Pagi), 0,26 (Siang), 0,18 (Sore)
●
Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 0,90 (Pagi), 0,86 (Siang), 0,90 (Sore)
●
Jl. Benteng (VC Ratio): 0,60 (Pagi), 0,48 (Siang), 0,62 (Sore)
●
Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,24 (Pagi), 0,29 (Siang), 0,61 (Sore)
With Project
●
Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,42 (Pagi), 0,27 (Siang), 0,19 (Sore)
●
Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 0,90 (Pagi), 0,86 (Siang), 0,90 (Sore)
●
Jl. Benteng (VC Ratio): 0,49 (Pagi), 0,62 (Siang), 0,62 (Sore)
●
Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,24 (Pagi), 0,30 (Siang), 0,61(Sore)
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Secara umum Nilai TSP Berkisar 41 μg/m3 – 228,9 μg/m3 (Dibawah Baku Mutu (230 μg/m3 )
With Project
●
Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 4,75μg/m3 (20 m), 0,80 μg/m3 (50 m), dan 0,21
μg/m3 (100 m)
Besaran Dampak: Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 4,75μg/m3 (20 m),
0,80 μg/m3 (50 m), dan 0,21 μg/m3 (100 m)
NEGATIF – PENTING
PENURUNAN KUALITAS AIR PERMUKAAN
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Beban BOD yang masuk ke Perairan Pelabuhan Cirebon = 20,15 kg/ hari 25% dari kondisi awal (mengacu pada
prakiraan dampak pada kontruksi jangka pendek)
With Project
●
Beban BOD yang masuk ke Perairan Pelabuhan Cirebon = 42,18 Kg/ hari
Without Project
●
TSS di Kolam Pelabuhan: 81 mg/L pada kolam pelabuhan (mengacu pada kondisi kegiatan pengerukan pada jangka
pendek)
With Project
●
Terjadi peningkatan dari kegiatan dredging yaitu TSS diperkirakan berdasarkan hasil Ocean Data Modelling sebesar 91
mg/L (Tidak Berlangsung Dalam Waktu Lama)
NEGATIF – PENTING
GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Lokasi fishing ground utama nelayan Cirebon adalah 43 km dari garis pantai Kota Cirebon dengan kedalaman 20
m (Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Tahun 2012)
With Project
●
Berdasarkan Peta RZWP3K Provinsi Jawa Barat area pengembangan Pelabuhan Cirebon masih masuk kedalam
sub zona DLKr DLKp Pelabuhan Cirebon
Besaran Dampak: Berpotensi mengurangi gerak nelayan pada saat melintasi pelarian
Pelabuhan Cirebon atau PPI Pesisir dan PPI Cangkol
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Cirebon adalah 90,94%
With Project
●
Dengan adanya rencana kegiatan diasumsikan penyerapan tenaga kerja lokal sebesar 30%, sehingga
meningkatkan TKK Kota Cirebon sebesar 91,10%
Besaran Dampak: Terjadi peningkatkan kesempatan kerja (TKK) Kota Cirebon sebesar 0,16%
POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon diketahui 56,38% telah mengetahuin rencana
kegiatan
With Project
●
Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon sebesar 67,65% sangat berharap agar rencana pembangunan pelabuhan dapat membuka
kesempatan kerja, namun ada kekhawatiran dari masyarakat (nelayan) terkait peningkatan biaya melaut dan berdampak pada penurunan pendapatan.
POSITIF – PENTING
GANGGUAN LALU LINTAS DARAT
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,68 (Pagi), 0,43 (Siang), 0,30 (Sore)
●
Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 0,99 (Pagi), 0,95 (Siang), 0,99 (Sore)
●
Jl. Benteng (VC Ratio): 0,98 (Pagi), 0,79 (Siang), 0,96 (Sore)
●
Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,39 (Pagi), 0,247(Siang), 0,95 (Sore)
●
Mempertimbangkan jumlah peningkatan kendaraan Kota Cirebon sebesar 5%/ tahun
With Project
●
Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,68 (Pagi), 0,43 (Siang), 0,30 (Sore)
●
Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,00 (Pagi), 0,95 (Siang), 0,99 (Sore)
●
Jl. Benteng (VC Ratio): 0,98 (Pagi), 0,79 (Siang), 0,96 (Sore)
●
Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,39 (Pagi), 0,48 (Siang), 0,96(Sore)
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 4,75μg/m3 (20 m), 0,80 μg/m3 (50 m), dan 0,21
μg/m3 (100 m) Mengacu pada tahap konstruksi jangka pendek
With Project
●
Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 3,17μg/m3 (20 m), 0,53 μg/m3 (50 m), dan 0,14
μg/m3 (100 m)
Besaran Dampak: Terjadi peningkatan Nilai TSP berdasarkan jarak yaitu 3,7517/m3 (20 m),
0,53 μg/m3 (50 m), dan 0,14 μg/m3 (100 m)
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSS
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA
PANJANG
Without Project
●
TSS di Kolam Pelabuhan:91 mg/L pada kolam pelabuhan (mengacu pada kondisi kegiatan pengerukan pada jangka
menengah) dan untuk area dumping berdasarkan data primer 40 mg/L (pasang) dan 22 mg/L (surut)
With Project
●
Terjadi peningkatan dari kegiatan dredging yaitu TSS diperkirakan berdasarkan hasil Ocean Data Modelling sebesar
8000 mg/L pada sumber lokasi pengerukan dan terjadi pningkatan hingga 60 mg/L pada area dumping
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSS
NEGATIF – PENTING
PERUBAHAN ARUS LAUT
Without Project
●
Berdasarkan kondisi pasang surut Pelabuhan Cirebon cenderung semi
diurnal dengan kondisi arus laut yang sangat dipengaruhi oleh pola
pasang surut. Pola arus Pelabuhan Cirebon diasumsikan terfokus pada
sisi Selatan (kondisi eksisting) dan umumnya stabil
With Project
●
Dengan adanya pembangunan pola arus di Pelabuhan Cirebon sangat bervariasi. Kondisi
pola arus musiman memperlihatkan pola arus yang terpecah dan dibelokan karena adanya
penambahan fasilitas Pelabuhan Cirebon tersebar di ke sisi Utara dan Selatan, Namun
cenderung memiliki arus yang menyusuri pantai cenderung kuat di sisi Selatan
NEGATIF – PENTING
PERUBAHAN ABRASI DAN SEDIMENTASI
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA
PANJANG
Without Project
●
Hasil Ocean Data Modelling kondisi eksisting Pelabuhan Cirebon mengalami kondisi
sedimentasi di sisi Utara dan Selatan, karena disebabkan masukan lumpur dan pasir
dari kedua Sungai yang berada di sisi Utara dan Selatan Pelabuhan Cirebon, dengan
pola dan kecepaatan arus yang stabil
With Project
●
Berdasarkan hasil Ocean Data Modelling dari penambahan fasilitas pelabuhan
pada Jangka Panjang terjadi perubhan pola arus yang menyebabkan sisi Selatan
rentang terjadi proses abrasi dan sisi Utara tetap menglami proses sedimentasi
NEGATIF – PENTING
GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Lokasi fishing ground utama nelayan Cirebon adalah 43 km dari garis pantai Kota Cirebon dengan kedalaman 20
m (Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Tahun 2012)
With Project
●
Berdasarkan Peta RZWP3K Provinsi Jawa Barat area pengembangan Pelabuhan Cirebon masih masuk kedalam
sub zona DLKr DLKp Pelabuhan Cirebon
Besaran Dampak: Berpotensi mengurangi gerak nelayan pada saat melintasi pelarian
Pelabuhan Cirebon atau PPI Pesisir dan PPI Cangkol
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Cirebon adalah 90,94%
With Project
●
Dengan adanya rencana kegiatan diasumsikan penyerapan tenaga kerja lokal sebesar 30%, sehingga
meningkatkan TKK Kota Cirebon sebesar 91,07%
Besaran Dampak: Terjadi peningkatkan kesempatan kerja (TKK) Kota Cirebon sebesar 0,13%
POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
TAHAP KONSTRUKSI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon diketahui 56,38% telah mengetahuin rencana
kegiatan
With Project
●
Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon sebesar 67,65% sangat berharap agar rencana pembangunan pelabuhan dapat membuka
kesempatan kerja, namun ada kekhawatiran dari masyarakat (nelayan) terkait peningkatan biaya melaut dan berdampak pada penurunan pendapatan.
POSITIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
TAHAP OPERASI – JANGKA PENDEK
Without Project
●
Berdasarkan hasil pengukuran TSP, PM10, dan PM2,5 masih tergolong memenuhi baku mutu PPRI No. 41
Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
With Project
●
Berdasarkan hasil pemodelan dispersi AERMOD menggunakan prosesor meteorologi ARMET semua titik
sampling melebihi baku mutu untuk paramter TSP dan masih memnuhi baku mutu untuk PM10 & PM 2,5
Besaran Dampak: Terjadi peningkatan nilai TSP yang menyebabkan melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PERUBAHAN PENDERITA ISPA
TAHAP OPERASI – JANGKA PENDEK
Without Project
●
Dari data penyakit yang diderita oleh masyarakat Kecamatan Lemahwungkuk bahawa kebanyakan penyakit
yang diderita adalah ISPA (Dinas Kesehatan Kota Cirebon)
With Project
●
Berdasarkan perhitungan prakiraan dampak, terjadi penurunan kualitas udara pada tahap operasional bongkar muat di Pelabuhan Cirebon, sehingga
dapat mmenurunkan kualitas udara di kawasan permukiman, sehingga berdampak pada perubhan penderita IPA di kawasan Pelabuhan Cirebon
Besaran Dampak: Potensi penyakit ISPA yang disebabkan pola musim di Indonesia dan
partikel debu serta PM di Pelabuhan Cirebon dapat bersumber dari penurunan kualitas udara
dari aktivitas bongkar muat tahap operasi
NEGATIF – PENTING
GANGGUAN LALU LINTAS DARAT
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,86 (Pagi), 0,55 (Siang), 0,38 (Sore)
●
Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,33 (Pagi), 1,27 (Siang), 1,32 (Sore)
●
Jl. Benteng (VC Ratio): 1,25 (Pagi), 1,01 (Siang), 1,29 (Sore)
●
Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,49 (Pagi), 0,61(Siang), 1,28 (Sore)
●
Mempertimbangkan jumlah peningkatan kendaraan Kota Cirebon sebesar 5%/ tahun
With Project
●
Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,90 (Pagi), 0,59 (Siang), 0,42 (Sore)
●
Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,35 (Pagi), 1,29 (Siang), 1,34 (Sore)
●
Jl. Benteng (VC Ratio): 1,27 (Pagi), 1,03 (Siang), 1,31 (Sore)
●
Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,53 (Pagi), 0,64 (Siang), 0,32 (Sore)
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Berdasarkan hasil pengukuran TSP, PM10, dan PM2,5 masih tergolong memenuhi baku mutu PPRI No. 41
Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
With Project
●
Berdasarkan hasil pemodelan dispersi AERMOD menggunakan prosesor meteorologi ARMET semua titik
sampling melebihi baku mutu untuk paramter TSP & PM10 dan masih memnuhi baku mutu untukPM 2,5
Besaran Dampak: Terjadi peningkatan nilai TSP dan PM10 yang menyebabkan melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PENURUNAN KUALITAS UDARA
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Kondisi kualitas udara diasumsikan sama dengan hasil prakiraan dampak jangka panjang tahap konstruksi yaitu
nilai 108,92 μg/m3 (TSP), 1320 μg/m3 (CO), 59,66 μg/m3 (NO2), dan 22,19 μg/m3 (SO2)
With Project
●
Terjadi peningkatan Nilai kualitas udara sebesar 110,4 μg/m3 (TSP), 1333 μg/m3 (CO), 60 μg/m3 (NO2), dan
22,28 μg/m3 (SO2)
Besaran Dampak: Terjadi peningkatan konsentrasi kualitas udara pada jangka panjang tahap
konstruksi terhadap kegiatan operasional jangka menengah Pelabuhan Cirebon
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KEBISINGAN
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Berdasarkan hasil pengukuran tingak kebisingan masih memenuhi untuk kawasan pelabuhan yaitu 70 dB(A),
namun terjadi peningkatan untuk kawasan permukiman sekitar yaitu 58 db(A) dengan toleransi 55 db(A)
With Project
●
Dengan menggunakan hasil perhitungan bangkitan kendaraan maka diperkirakan tingkat kebisingan kawasan Pelabuhan
Cirebon untuk 70 db(A) mencapai radius 90 m dari sumber dan tingkat kebisingan 55db(A) mencapai radius >250 m
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Cirebon adalah 90,94%
With Project
●
Dengan adanya rencana kegiatan diasumsikan penyerapan tenaga kerja lokal sebesar 30%, sehingga
meningkatkan TKK Kota Cirebon sebesar 94,66%
Besaran Dampak: Terjadi peningkatkan kesempatan kerja (TKK) Kota Cirebon sebesar 3,56%
POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon diketahui 56,38% telah mengetahuin rencana
kegiatan
With Project
●
Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon sebesar 67,65% sangat berharap agar rencana
pembangunan pelabuhan dapat membuka kesempatan kerja
Besaran Dampak: Potensi peningkatan kesempatan kerja dan berusaha memberikan dampak
positif yang besar kepada masyarakat
POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PENDERITA ISPA
TAHAP OPERASI – JANGKA MENENGAH
Without Project
●
Dari data penyakit yang diderita oleh masyarakat Kecamatan Lemahwungkuk bahawa kebanyakan penyakit
yang diderita adalah ISPA (Dinas Kesehatan Kota Cirebon)
With Project
●
Berdasarkan perhitungan prakiraan dampak, terjadi penurunan kualitas udara pada tahap operasional bongkar muat di Pelabuhan Cirebon, sehingga
dapat mmenurunkan kualitas udara di kawasan permukiman, sehingga berdampak pada perubhan penderita IPA di kawasan Pelabuhan Cirebon
Besaran Dampak: Potensi penyakit ISPA yang disebabkan pola musim di Indonesia dan
partikel debu serta PM di Pelabuhan Cirebon dapat bersumber dari penurunan kualitas udara
dari aktivitas bongkar muat tahap operasi
NEGATIF – PENTING
GANGGUAN LALU LINTAS DARAT
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,86 (Pagi), 0,55 (Siang), 0,38 (Sore)
●
Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,33 (Pagi), 1,27 (Siang), 1,32 (Sore)
●
Jl. Benteng (VC Ratio): 1,25 (Pagi), 1,01 (Siang), 1,29 (Sore)
●
Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,49 (Pagi), 0,61(Siang), 1,28 (Sore)
●
Mempertimbangkan jumlah peningkatan kendaraan Kota Cirebon sebesar 5%/ tahun
With Project
●
Jl. Yos Sudarso (VC Ratio): 0,90 (Pagi), 0,59 (Siang), 0,42 (Sore)
●
Jl. Sisingamaraja (VC Ratio): 1,35 (Pagi), 1,29 (Siang), 1,34 (Sore)
●
Jl. Benteng (VC Ratio): 1,27 (Pagi), 1,03 (Siang), 1,31 (Sore)
●
Jl. Pasuketen (VC Ratio): 0,53 (Pagi), 0,64 (Siang), 0,32 (Sore)
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Berdasarkan hasil pengukuran TSP, PM10, dan PM2,5 masih tergolong memenuhi baku mutu PPRI No. 41
Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
With Project
●
Berdasarkan hasil pemodelan dispersi AERMOD menggunakan prosesor meteorologi ARMET semua titik
sampling melebihi baku mutu untuk paramter TSP & PM10 dan masih memnuhi baku mutu untukPM 2,5
Besaran Dampak: Terjadi peningkatan nilai TSP dan PM10 yang menyebabkan melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSP PM10 & PM2,5
NEGATIF – PENTING
PENURUNAN KUALITAS UDARA
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Kondisi kualitas udara diasumsikan sama dengan hasil prakiraan dampak jangka panjang tahap konstruksi yaitu
nilai 108,92 μg/m3 (TSP), 1320 μg/m3 (CO), 59,66 μg/m3 (NO2), dan 22,19 μg/m3 (SO2)
With Project
●
Terjadi peningkatan Nilai kualitas udara sebesar 110,4 μg/m3 (TSP), 1333 μg/m3 (CO), 60 μg/m3 (NO2), dan
22,28 μg/m3 (SO2)
Besaran Dampak: Terjadi peningkatan konsentrasi kualitas udara pada jangka panjang tahap
konstruksi terhadap kegiatan operasional jangka panjang Pelabuhan Cirebon
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KEBISINGAN
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Berdasarkan hasil pengukuran tingak kebisingan masih memenuhi untuk kawasan pelabuhan yaitu 70 dB(A),
namun terjadi peningkatan untuk kawasan permukiman sekitar yaitu 58 db(A) dengan toleransi 55 db(A)
With Project
●
Dengan menggunakan hasil perhitungan bangkitan kendaraan maka diperkirakan tingkat kebisingan kawasan Pelabuhan
Cirebon untuk 70 db(A) mencapai radius 90 m dari sumber dan tingkat kebisingan 55db(A) mencapai radius >250 m
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KONSENTRASI TSS
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
TSS di Kolam Pelabuhan:91 mg/L pada kolam pelabuhan (mengacu pada kondisi kegiatan pengerukan pada jangka
menengah) dan untuk area dumping berdasarkan data primer 40 mg/L (pasang) dan 22 mg/L (surut)
With Project
●
Terjadi peningkatan dari kegiatan dredging yaitu TSS diperkirakan berdasarkan hasil Ocean Data Modelling sebesar 8000
mg/L pada sumber lokasi pengerukan dan terjadi pningkatan hingga 60 mg/L pada area dumping
NEGATIF – PENTING
GANGGUAN BIOTA AIR
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Ditemukan beberaoa jenis ikan sebagai nekton berdasarkan hasil wawancara dengan masyarkaat sekitar
Pelabuhan Cirebon seperti ikan kakap merah, udang barong, dan cumi
With Project
●
Peningkatan konsentrasi TSS yang tinggi dapat berdampak pada peningkatan tingkat kekeruhan yang berdampak
pada gangguan proses fotosintetis plankton dan mempengaruhi jenis nekton di Pelabuhan Cirebon
Besaran Dampak: Pengerukan dasar Pelabuhan Cirebon dapat mengganggu habitat jenis-jenis
ikan di Pelabuhan Cirebon
NEGATIF – PENTING
PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kota Cirebon adalah 90,94%
With Project
●
Dengan adanya rencana kegiatan diasumsikan penyerapan tenaga kerja lokal sebesar 30%, sehingga
meningkatkan TKK Kota Cirebon sebesar 94,66%
Besaran Dampak: Terjadi peningkatkan kesempatan kerja (TKK) Kota Cirebon sebesar 3,56%
POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon diketahui 56,38% telah mengetahuin rencana
kegiatan
With Project
●
Dari 102 responden masyarakat di sekitar Pelabuhan Cirebon sebesar 67,65% sangat berharap agar rencana
pembangunan pelabuhan dapat membuka kesempatan kerja
Besaran Dampak: Potensi peningkatan kesempatan kerja dan berusaha memberikan dampak
positif yang besar kepada masyarakat
POSITIF – PENTING
PERUBAHAN PENDERITA ISPA
TAHAP OPERASI – JANGKA PANJANG
Without Project
●
Dari data penyakit yang diderita oleh masyarakat Kecamatan Lemahwungkuk bahawa kebanyakan penyakit
yang diderita adalah ISPA (Dinas Kesehatan Kota Cirebon)
With Project
●
Berdasarkan perhitungan prakiraan dampak, terjadi penurunan kualitas udara pada tahap operasional bongkar muat di Pelabuhan Cirebon, sehingga
dapat mmenurunkan kualitas udara di kawasan permukiman, sehingga berdampak pada perubhan penderita IPA di kawasan Pelabuhan Cirebon
Besaran Dampak: Potensi penyakit ISPA yang disebabkan pola musim di Indonesia dan
partikel debu serta PM di Pelabuhan Cirebon dapat bersumber dari penurunan kualitas udara
dari aktivitas bongkar muat tahap operasi
NEGATIF – PENTING
EVALUASI HOLISTIK DAMPAK
KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN
No Kriteria Kelayakan Pernyataan
1. Rencana tata ruang sesuai Rencana Pengembangan Pelabuhan Cirebon yang terletak di Kelurahan Panjunan, Kecamatan
ketentuan peraturan per undang- Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
undangan Barat No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
dengan kedalaman peta 1:250.000, dijelaskan sebagai berikut :
1. Kota Cirebon, dimana rencana kegiatan Pelabuhan Cirebon berada, merupakan bagian dari
wilayah pengembangan Ciayumajakuning dan sekitarnya Ciayumajakuning yang antisipatif
terhadap perkembangan pembangunan wilayah perbatasan.
2. Berdasarkan kebijakan pengembangan wilayah, kawasan yang terletak di bagian timur provinsi,
salah satunya sebagain wilayah pengembangan Ciayumajakuning ditetapkan sebagai kawasan
yang didorong perkembangannya, melalui strategi diantaranya mendorong kegiatan ekonomi
berbasis pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, industri dan perdagangan/jasa serta
memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah.
3. Berdasarkan kebijakan pengembangan struktur ruang, WP salah satu strategisnya adalah
mengembangan kegiatan ekonomi di bagian timur dengan orientasi pergerakan ke arah Cirebon
dan realisasi rencana pengembangan pelabuhan laut Internasional Cirebon.
4. Berdasarkan kebijakan pengembangan infrastruktur, pengembangan infrastruktur perhubungan
salah satunya adalah peningkatan kapasitas dan fungsi Pelabuhan Internasional Arjuna di Kota
Cirebon.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kota Cirebon No.8/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Cirebon Tahun 2011-2031 dengan kedalaman peta 1:50000, dijelaskan bahwa :
5. Pelabuhan Cirebon ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Kota (KSK) dengan sudut
kepentingan ekonomi, dengan arahan penanganan pengembangan kapasitas pelayanan Pelabuhan
Cirebon sebagai Pelabuhan Utama Sekunder serta membangun fasilitas-fasilitas penunjang yang
mampu mendukung peningkatan kapasitas pelayanan Pelabuhan Cirebon
6. Kawasan Pelabuhan Cirebon ditetapkan sebagai salah satu sub Pusat Pelayanan Kota Kawasan
(PPK) yang berada di Kelurahan Panjunan, melayani Kelurahan Kesenden, Kebon Baru,
Lemahwungkuk, Kasepuhan dan Pegambiran dengan fungsi pelayanan transportasi
7. Pada rencana sistem jaringan transportasi laut, pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Cirebon di
Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk ditetapkan sebagai salah satu tatanan
kepelabuhan dan alur pelayaran salah satunya berada pada wilayah laut di Kelurahan Panjunan
KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN
No Kriteria Kelayakan Pernyataan
2. Kebijakan di bidang perlindungan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan; sesuai
dan pengelolaan lingkungan hidup dengan tujuan pelaksanaan kegiatan.
serta sumber daya alam yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan
3. Kepentingan pertahanan keamanan Pengembangan Pelabuhan Cirebon tidak terkait secara langsung
dengan aspek pertahanan dan keamanan
4. Prakiraan secara cermat mengenai a) Aspek fisik:pada prinsipnya telah dilakukan kajian Rencana Induk
besaran dan sifat penting dampak Pelabuhan (RIP).
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, b) Aspek kimia: Tidak ada bahan kimia berbahaya yang digunakan.
ekonomi, budaya, tata ruang, dan c) Aspek biologi: Tidak terdapat entitas biologi yang dilindungi.
kesehatan masyarakat pada tahap d) Aspek Sosial Ekonomi Budaya: perekrutan tenaga kerja pada
prakonstruksi, konstruksi, dan tahap konstruksi dan operasi akan dilakukan dengan
operasional usaha dan/atau kegiatan. memprioritaskan tenaga kerja lokal untuk dapat bekerja.
e) Aspek kesehatan masyarakat: pekerja dilengkapi dengan APD dan
pemahaman tentang K3
5. Hasil evaluasi secara holistik Dari hasil evaluasi holistik terlihat bahwa terdapat hal-hal yang
terhadap seluruh dampak penting dianggap sebagai critical point yaitu: peningkatan konsentrasi TSP,
sebagai sebuah kesatuan yang saling peningkatan konsentrasi TSS, peningkatan kesempatan kerja dan
terkait dan saling mempengaruhi berusaha dan perubahan persepsi masyarakat.
sehingga diketahui perimba-ngan
dampak penting yang bersifat positif
dengan yang bersifat negatif.
KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN
No Kriteria Kelayakan Pernyataan
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang Pengelolaan yang dilakukan dapat diimplementasikan karena
bertanggung jawab dalam menanggulangi dampak sudah sesuai dengan kemampuan pemrakarsa yaitu dengan
penting negatif yang akan ditimbulkan dari usaha melakukan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan
dan/atau kegiatan yang diren-canakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan.
7. Rencana usaha dan\atau kegiatan tidak mengganggu Secara umum rencana Pengembangan Pelabuhan Cirebon ini
nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat tidak menganggu secara signifikan terhadap nilai-nilai sosial
atau pandangan masyarakat yang selama ini berlaku (emic
view)
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak Secara umum rencana Pengembangan Pelabuhan Cirebon tidak
mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis
yang merupakan : yang merupakan spesies kunci (endemic, dilindungi, langka),
a) Entitas dan/atau spesies kunci (key species) spesies yang memiliki ekonomi penting, dan spesies yang
b) Memiliki nilai penting secara ekologis memiliki fungi ekologis dan ilmiah.
(ecological importance)
c) Memiliki nilai penting secara ekonomi
(economic importance)
d) Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific
importance)
9. Rencana Usaha dan atau kegiatan tidak menimbulkan Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak mengganggu karena saat
gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang ini tidak ada kegiatan yang signifikan.
telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan atau
kegiatan
10. Tidak terlampauinya daya dukung dan daya tampung Daya dukung lingkungan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan
lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan atau telah termasuk dalam perhitungan daya dukung untuk
kegiatan, dalam hal terdapat perhi-tungan daya Pengembangan Pelabuhan Cirebon sehingga tidak akan
dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud. melampaui daya dukung lingkungan yang sudah ada.
RENCANA PENGELOLAAN DAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PENDEK
Perubahan Persepsi
Masyarakat
Memberikan sosialisasi mengenai kegiatan pekerjaan konstruksi
kepada masyarakat
Berkoordinasi dengan instansi terkait
Memberikan sosialisasi kepada nelayan sekitar pelabuhan
Memasang rambu-rambu disekitar kolam pelabuhan sebagai tanda
area olah gerak kapal
TAHAP KONSTRUKSI
JANGKA PANJANG
Perubahan Persepsi
Masyarakat
Memberikan sosialisasi mengenai kegiatan pekerjaan konstruksi
kepada masyarakat
Berkoordinasi dengan instansi terkait
Memberikan sosialisasi kepada nelayan sekitar pelabuhan
Memasang rambu-rambu disekitar kolam pelabuhan sebagai tanda
area olah gerak kapal
TAHAP OPERASI
JANGKA PENDEK
Peningkatan Kebisingan
Menggunakan kendaraan pengakutan yang laik operasi
Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/jam
Mengoptimalkan penghijauan sekitar lokasi pelabuhan sebagai
peredam kebisingan
TAHAP OPERASI
JANGKA MENENGAH
Perubahan Persepsi
MemberikanMasyarakat
sosialisasi mengenai kegiatan pekerjaan konstruksi
kepada masyarakat
Berkoordinasi dengan instansi terkait
Memberikan sosialisasi kepada nelayan sekitar pelabuhan
Memasang rambu-rambu disekitar kolam pelabuhan sebagai tanda
area olah gerak kapal
TAHAP OPERASI
JANGKA MENENGAH
Peningkatan Kebisingan
Menggunakan kendaraan pengakutan yang laik operasi
Membatasi kecepatan kendaraan 20-40 km/jam
Mengoptimalkan penghijauan sekitar lokasi pelabuhan sebagai
peredam kebisingan
TAHAP OPERASI
JANGKA PANJANG
Perubahan Persepsi
MemberikanMasyarakat
sosialisasi mengenai kegiatan pekerjaan konstruksi
kepada masyarakat
Berkoordinasi dengan instansi terkait
Memberikan sosialisasi kepada nelayan sekitar pelabuhan
Memasang rambu-rambu disekitar kolam pelabuhan sebagai tanda
area olah gerak kapal
TAHAP OPERASI
JANGKA PANJANG