Anda di halaman 1dari 6

STANDARISASI

OBAT
TRADISIONAL
OLEH KELOMPOK 2:
1. Angku Yuliana
2.Ebri M. Sanam
3.Freni M. Liunokas
4.Grasiana E. Naet
5.Maria D.A. Saban
6.Putri S. Oematan
7.Ragil J. Saubaki
8.Stifoni J. Tjung
Standarisasi Obat Tradisional
Standarisasi adalah sebuah alat untuk melakukan kontrol
kualitas terhadap seluruh proses pembuatan obat tradisional dari
tahap penyiapan raw material, bahan jadi (ekstrak), proses
produksi obat tradisional, dan obat tradisional itu sendiri.
Pada prinsipnya standardisasi suatu bahan obat / sediaan obat
dilakukan mulai dari bahan baku sampai dengan sediaan jadi
(mulai dari proses penanaman sehingga akan terwujud suatu
homogenoitas bahan baku). Berdasarkan hal inilah standarisasi
obat tradisional dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Standarisasi bahan: sediaan (bisa berupa simplisia atau
ekstrak terstandar/ bahan aktif yang diketahui kadarnya)
2. Standarisasi produk: kandungan bahan aktif stabil atau
tetap.
3. Standarisasi proses: metode, proses dan peralatan dalam
pembuatan sesuai dengan Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB).
Tujuan Standarisasi Obat Tradisional
Menurut Suradi 2003, tujuan dari standarisasi obat tradisional sebagai berikut :

1.Keseragaman (agar tidak merusak formula dan khasiat dari obat tradisional itu sendiri) dan yang
perlu keseragaman ialah bahan baku dan produk jadinya.

2.Keberadaan senyawa aktif, sehingga dapat dipercaya efek farmakologinya. Dan efek farmakologi
ditentukan oleh penelitian dan pengujian, baik praklinik maupun linik.
3.Kesamaan dosis, dimaksudkan agar efek farmakologi yang ditimbulkan seragam dan
mempermudah pemberian obat tradisional pada masyarakat.

4.Mencegah pemalsuan, dengan adanya standarisasi masyarakat dapat membedakan produk yang
asli ataupun palsu dan meyakinkan adanya keamanan dan khasiat dari obat tradisional tersebut.
Parameter-Parameter Standarisasi Obat
Tradisional
Dalam standarisasi ada beberapa parameter yang harus diukur atau
dianalisis agar bahan obat atau sediaan obat dapat dijamin
keamanannya bagi konsumen atau masyarakat pengguna. Adapun
parameter- parameter tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :
 Parameter non spesifik : berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi,
dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan
stabilitas, meliputi : kadar air, cemaran logam berat, aflatoksin, dan
lain-lain.
 Parameter spesifik : berfokus pada senyawa atau golongan
senyawa yang bertanggungjawab terhadap aktivitas farmakologis.
Analisis kimia yang dilibatkan ditujukan untuk analisis kualitatif
dan kuantitatif terhadap senyawa aktif.

Anda mungkin juga menyukai