Anda di halaman 1dari 33

TUMOR-TUMOR

GINEKOLOGI
TUMOR JINAK GINEKOLOGI
• Tumor jinak ginekologi terbagi atas :
1. Tumor vulva dan vagina
2. Tumor uterus
3. Tumor tuba fallopi dan ovarium
• Terbagi lagi oleh jenis tumor dan sel asal
tumor.
TUMOR JINAK VULVA
• Dapat berupa kistik atau solid.
• Tumor kistik termasuk kista atau abses duktus
Bartholin dan hidrokel.
• Tumor padat paling sering dari vulva meliputi
lipoma, fibroma, dan hidradenoma.
A. KISTA ATAU ABSES BARTHOLIN
• Kista ini berasal dari saluran kelenjar Bartholin
yang terletak di subkutan jaringan di bawah
sepertiga bagian bawah labium majorum.
• Insisi dan marsupialisasi dari abses dan terapi
antibiotik memberikan hasil yang sangat baik.
• Pus dari abses harus dikirim untuk dikultur di
media yang cocok untuk mendeteksi ada
tidaknya infeksi gonokokal.
Vulva Bartholin’s Cyst
B. KISTA ATAU HIDROKEL NUCK
• Ligamentum rotundum , meninggalkan pelvis via
kanal Nuck dan berakhir pada apeks labia
mayora.
• Hidrokel, kista, dan hernia dapat terbentuk
sepanjang traktus ini dan timbul sebagai tumor
vulvar kistik.
• Manajemennya yaitu eksisi kista.
• Perbaikan hernia kanal Nuck meliputi diseksi
kantung hernia  ligasi tinggi dan penguatan
cincin inguinal eksterna.
Vulva Vulva
Epidermoid Cyst Sebaceous Cyst
C. KONDILOMA AKUMINATA
• Disebabkan oleh virus HPV type 6.
• Gambaran makroskopik seperti jengger ayam.
• Kondiloma akuminatum dapat tumbuh pada
vulva dan sekitar anus sampai vagina dan
serviks.
• Pengobatan:
- asam trikloroasetat
- electrodiathermy
Condyloma Acuminata
TUMOR JINAK VAGINA
• Vagina merupakan tempat yang tidak biasa untuk
perkembangan tumor jinak, sering asimptomatik.
• Tumor jinak vagina dapat berupa:
a. Massa padat
b. Kistik : kista duktus Gartner, kista inklusi epiteliel
• Yang paling umum adalah kondyloma akuminata (kutil).
• Kista yang kecil dan asimptomatik tidak memerlukan
pengobatan.
• Tumor padat dapat di eksisi/dipotong untuk menegakkan
suatu diagnosis histopatologik dan untuk menyingkirkan
keganasan.
TUMOR JINAK UTERUS
A. TUMOR JINAK SERVIKS

1. Polip Serviks
• Hasil dari endoservitis papilar kronik dan timbul sebagai
suatu massa lunak, bulat, merah berkilat.
• Dapat diambil dengan klem dan dipuntir bebas, lalu di
kauter untuk hemostatis.
2. Leiomioma
• Leiomioma atau fibroid merupakan tumor uterina yang paling
umum terjadi.
• Keterlibatan servik terjadi sebanyak 8% dari kasus.
• Bentuk dan histologinya sama  di fundus.
• Menyebabkan keluhan penekanan kandung kemih, dispareuni,
atau distosia pada persalinan.
• Pengobatannya adalah miomektomi ataupun histerektomi.
3. Endometriosis
• Lesi vesikuler merah/biru kemerahan.
• Dapat menyebabkan dismenorhea atau dispareuni, terutama
saat premenstruasi.
• Infertilitas  destruksi kelenjar endoservik dan ↓ produksi
mukus.
• Penatalaksanaan : th/ hormon dan kauterisasi, eksisi atau laser.
B. MIOMA UTERI
• Neoplasma jinak  otot polos dan jaringan
pengikat fibroid dan kolagen.
• Insidens : 20-25 % pada usia reproduksi.
• Berdasarkan letak:
–Mioma submukosum (6,1%)
–Mioma intramural (54%)
–Mioma subserosum (48,2%)
Uterine Fibroids
• Gejala klinis ditemukan pada 20 – 50% dari seluruh kasus,
keluhan umumnya :
- Perdarahan abnormal (menoragia/metroragia)
- Rasa nyeri
- Dismenorea, nyeri perut bawah serta nyeri pinggang
ditemukan pada sekitar 65% wanita.
- Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma
uteri. Gejala dapat berupa retensi urin dan obstipasi.
- Infertilitas
• Penatalaksanaan:
- Observasi
- Medikamentosa
* Merupakan pengganti sementara dari terapi bedah.
* Pengobatan dgn analog GnRH utk mengurangi jumlah
perdarahan pada tindakan operatif dan memudahkan
perlepasan perlekatan dengan jaringan sekitarnya.
- Operatif
* Miomektomi
* Laparaskopi
* Histerektomi
- Embolisasi arteri uterina
C. ADENOMIOSIS
• Suatu penyakit uterus jinak yang kelenjar dan stroma
endometriumnya ditemukan di dalam miometrium.
• Invasi ini menginduksi hipertropi & hiperplasia  pembesaran
uterus.
• Gejala :
- 60% wanita mengalami perdarahan uterus abnormal, 50%
mengalami hipermenore, dan 25% mengalami metrorrhagia.
- Dismenore terjadi pada sekitar 25% kasus.
• GnRH agonis  ↓ gejala, sayangnya rekurensi terjadi 6 bulan
kemudian.
• Pengobatan definitif  histerektomi total.
D. POLIP ENDOMETRIUM
• Pertumbuhan hiperplastik kelenjar & stroma dan membentuk
penonjolan.
• Gejala paling sering adalah metrorrhagia, spotting
premenstrual juga umum terjadi.
• Penemuan histologik paling umum  endometrium proliferatif.
• Sering didiagnosa pada pemeriksaan mikroskopis setelah D &C.
• Penanganan , paling sering dgn kuretase. Histerektomi harus
dilakukan jika adenokarsinoma terlihat.
• Penggunaan kombinasi estrogen-progestin menjadi pilihan
pengobatan bagi wanita yang lebih muda.
Endometrial Polyps
TUMOR JINAK TUBA FALLOPI
• Tumor jinak tuba fallopi  insidens rendah.
• Dapat berlokasi di dinding, lumen,
berpedunkulasi.
• Adematoid  tumor tersering
• Merupakan tumor tuba kecil, berbatas tegas,
berbentuk nodul abu-abu putih.
• Diameter jarang > 3 cm, tidak berpotensi
ganas.
TUMOR JINAK OVARIUM
A. PHYSIOLOGICAL CYSTS
- Follicular cyst
- Luteal cyst
B. BENGN GERM CELL TUMOUR
- Dermoid cyst
- Mature teratoma
C. BENIGN EPITHELIAL TUMOUR
- Serous cystadenoma
- Mucinous cystadenoma
- Endometrioid cystadenoma
- Brenner tumour
- Clear cell tumour
D. BENIGN SEX CORD STROMAL TUMOUR
- Granulosa cell tumour
- Theca cell tumour
- Fibroma
- Sertoli-Leydig cell tumour
A. PHYSIOLOGICAL CYSTS
1. Follicular Cyst
• Tumor ovarium jinak paling umum dan paling sering
ditemukan secara tidak sengaja.
• Merupakan hasil dari folikel dominan yang tidak ruptur
atau atresia folikel non-dominan yang gagal.
• Bisa bertahan selama beberapa siklus menstruasi dan
dapat mencapai diameter hingga 10 cm.
• Kadang-kadang dapat terus memproduksi estrogen,
menyebabkan gangguan menstruasi dan hiperplasia
endometrium.
Follicular Cyst
2.Luteal Cyst
• Kurang umum dibandingkan kista folikular.
• Lebih sering disertai perdarahan
intraperitoneal.
• Bisa terjadi ruptur, biasanya terjadi pada hari
20-26 dari siklus.
• Corpora lutea tidak disebut kista luteal jika
tidak lebih dari 3 cm.
B. BENIGN GERM CELL TUMOUR
1.Dermoid Cyst
• Kista dermoid adalah satu-satunya tumor germ cell jinak
yang umum, merupakan hasil diferensiasi jaringan embrio.
• Biasanya kista unilocular <15 cm, di mana struktur
ektodermal yang predominant. Maka itu, sering dilapisi
dengan epitel seperti epidermis, skin appendages, gigi,
jaringan sebaceous, rambut dan jaringan saraf.
• Derivatif endodermal termasuk tiroid, bronkus dan usus .
• Mesodermal termasuk tulang, tulang rawan dan otot
polos.
2.Mature (solid) Teratoma
• Tumor yang jarang, berisi jaringan matur
seperti kista dermoid, tetapi ada beberapa
daerah kistik.
• Harus dibedakan dari teratoma imatur, yang
sifatnya ganas.
C. BENIGN EPITHELIAL TUMOUR
1.Serous Cystadenoma
• Paling umum dan bilateral pada sekitar 10 persen kasus.
• Biasanya kista unilocular dengan papilliferos pada permukaan
bagian dalam dan kadang-kadang pada permukaan luar.
• Isi kista berupa cairan serous, jarang membesar seperti tumor
mucinous.
2.Mucinous Cystadenoma
• Biasanya besar, unilateral, kista multilocular dengan
permukaan bagian dalam halus.
• Isi kista umumnya cairan kental mucinous.
Serous Mucinous
Cystadenoma Cytadenoma
3. Endometrioid Cystadenoma
• Sulit dibedakan dari endometriosis ovarium.
• Bisa berhubungan dengan nyeri panggul dan
dispareunia oleh karena perlengketan.
• Gambaran yang khas pada sonografi
transvaginal dengan adanya pupillae dan khas
'ground glass' berisi darah tidak membeku.
D. BENIGN SEX CORD STROMAL TUMOUR
1.Granulosa Cell Tumour
• Merupakan tumor ganas tetapi disebutkan disini karena umumnya
terbatas pada ovarium dan memiliki prognosis yang baik.
• Tumbuh sangat lambat dan kekambuhan sering terlihat 10-20 tahun
kemudian.
• Sebagian besar berbentuk solid. Beberapa memproduksi estrogen dan
paling banyak mensekresi inhibin.
2.Theca Cell Tumour
• Hampir semuanya jinak, padat dan unilateral, biasanya terjadi pada usia
dekade keenam.
• Banyak yang memproduksi estrogen dalam jumlah yang cukup untuk
menyebabkan efek sistemik seperti pubertas prekoks, perdarahan pasca
menopause, hiperplasia endometrium dan kanker endometrium.
• Gejala klinis:
- Asimptomatik (ditemukan secara ktidak disengaja)
- Nyeri (torsi, ruptur, perdarahan atau infeksi)
- Perut membesar
- Efek tekanan (gejala GI atau urinary)
- Gangguan haid
- Efek hormonal (androgen >>  hirsutisme &
jerawat)
• Investigasi:
- Gynecological history
- General history and examination
- Abdominal examination
- Bimanual examination
- Ultrasound
- Ultrasound-guided diagnostic ovarian cyst aspiration
- Radiological investigation
- Blood test and serum markers
• Manajemen akan tergantung pada tingkat
keparahan gejala, usia pasien, risiko
keganasan dan keinginannya untuk memiliki
anak lagi.
• Penatalaksanaan:
- Reseksi tumor (frozen section?)
- Oopheroctomy
- Salpingo-oopheroctomy

Anda mungkin juga menyukai