Anda di halaman 1dari 13

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Nisa Nadya Salsabila
Nur Hilyatul Uyun
Puspita Sari
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
 Rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawat daruratan yang
di berikan oleh perawat yang berkompeten untuk memberikan
asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.
 Untuk membatasi bio-psiko-sosial baik mendadak atau bertahap
pada pasien gawat darurat
PROSES KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
1. Pengkajian
Proses pengumpulan data primer dan sekunder terfokus tentang
status kesehatan pasien gawat darurat di rumah sakit secara
sistematik, akurat, dan berkesinambungan.
 Melakukan triase
 Melakukan pengumpulan data melalui primary survey dan
secondary survey pada kasus gawat darurat di rumah sakit serta
bencana internal dan eksternal.
PRIMARY SURVEY
Pengkajian Airway
a. Ada tidaknya sumbatan jalan nafas (total/parsial)
Sumbatan jalan nafas total :
 Pasien sadar : memegang leher, gelisah, sianosis
 Pasien tidak sadar : tidak terdengar suara nafas, dan sinosis
Sumbatan jalan nafas parsial :
 Tampak kesulitan bernafas (ferkuensi nafas cepat atau takhipneu, frekuensi
lambat/brandipneu, tidak teratur/ireguler)
 Masih terdengar suara nafas dengan tambahan : gargling, snoring, stidor
b. Ada Tindakan kemungkinan fraktur servikal
Pengkajian permasalahan breathing (ventilasi)
 Look : lihat pergerakan dada (simetris/tidak), irama (teratur/tidak), kedalaman,
frekuensi cepat (dyspnea/tidak), ada luka, ada hematoma
 Listen : dengarkan dengan telinga/stetoskop ada suara tambahan
 Feel : rasakan adanya aliran udara

Pengkajian circulation
 Periksa ada tidaknya denyut nadi pad pembuluh nadi besar (nadi karotis, nadi
femoralis)
 Mengenal ada tidaknya tanda-tanda syok (khusus syok hipovolemik) disertai ada
tidaknya tanda perdarahan eksternal yang aktif
Pengkajian disability
 Metode AVPU (Allert-Verbal-Pain-Unresponse)
 Penilaian GCS/LASGOW COMA SCALE (eye-motorik-verbal)
 Melihat pupil (bulat, isokor/anisokor, reflek cahaya)
 Motorik (parese/tidak ada nilai kekuatan otot)
SECONDARY SURVEY
Dilakukan setelah masalah ABC yang ditemukan pada pengkajian primer
diatasi. pengkajian sekunder meliputi pengkajian objektif dan subjektif dari
riwayat keperawatan dan pengkajian head to toe.
 Melakukan re-triase
 Mengumpulkan data hasil dari pemeriksaan penunjang medik
 Mengelompokkan dan menganalisa data secara sistematis
 Melakukan pendokumentasian dengan menggunakan format pengkajian baku.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menetapkan masalah/diagnosa keperawatan mencakup : masalah, penyebab, tanda dan
gejala (PES/PE) berdasarkan prioritas masalah. Prioritas Masalah Keperawalan Gawat Darurat :
 Gangguan jalan nalas,
 Tidak efeklifnya bersihan jalan nafas,
 Pola nafas tidak efektif,
 Gangguan pertukaran gas,
 Penurunan curah janlung,
 Gangguan perfusi jaringan perifer,
 Gangguan rasa nyaman
 Gangguan volume cairan tubuh
 Gangguan perfusi serebral,
 Gangguan termoregulasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Serangkaian langkah yang bertujuan unluk menyelesaikan masalah diagnosa
keperawatan gawat darurat berdasarkan prioritas masalah yang telah ditetapkna baik
secara mandiri maupun melibatkan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Rencana tindakan keperawatan gawat darurat digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan tindakan keperawatan yang sistematis dan
efektif.
 Menetapkan tujuan tindakan keperawatan penyelamatan jiwa dan pencegahan
kecacatan sesuai dengan kriteria SMART (Spesific, Measureable, Achieveable,
Realiable, Time)
 Menetapkan rencana tindakan dari tiap-tiap diagnosa keperawatan
 Mendokumentasikan rencana keperawatan.
IMPLEMENTASI
Melakukan tindakan keperawatan mengacu pada standar prosedur operasional yang telah
ditentukan sesuai dengan tingkat kegawatan pasien, berdasarkan prioritas tindakan :
 Pelayanan keperawatan gawat darurat rumah sakit:
 Melakukan triase
 Melakukan tindakan penanganan masalah penyelamatan jiwa dan pencegahan kecacatan
 Melakukan tindakan (mandiri dan kolaborasi) sesuai dengan masalah keperawatan yang
muncul.
 Melakukan monitoring respon pasien terhadap tindakan keperawatan
 Mengutamakan prinsip keselamatan pasien (patient safety), dan privacy
 Menerapkan prinsip standar baku (standar precaution)
 Mendokumentasikan tindakan keperawatan.
EVALUASI
Penilaian perkembangan kondisi pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan gawat
darurat mengacu pada kriteria hasil. Evaluasi dilakukan setiap jam, kecuali pasien emergency
setiap 15 menit. Evaluasi ada 2 yaitu proses dan hasil.
Kriteria Proses:
 Melakukan evaluasi terhadap respon pasien pada setiap tindakan yang diberikan (evaluasi
proses),
 Melakukan evaluasi dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan tujuan dan kriteria
hasil yang ditetapkan (evaluasi hasil),
 Melakukan re-evaluasi dan menentukan tindak lanjut,
 Mendokumentasikan respon klien terhadap intervensi yang diberikan.
 Kriteria Hasil
 Ada dokumen hasil evaluasi menggunakan pendekatan SOAP pada tiap masalah diagnosa
keperawatan.
DOKUMENTASI
Model dokumentasi keperawatan di IGD, prinsip dokumtasin adalah
memperhatikan kemudahan, kecepatan pencatatan, dan dilakukan secara cepat dan
tepat. Model dokumtasi askep gawat darurat :
 Grafik/flow shett : untuk catatan data observasi / monitoring yang dicatat berulang-
ulang
 Rencana catatan keperawatan : sebaiknya menggunakan chek list dan komputerisasi
 Catatan pengobatan yang diberikan/direncanakan
 Lembaran untuk pemeriksaan diagnostic/penunjang
 Laporan kegiatan spesifik
 Rencana pulang : (follow up care, rujukan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai