Anda di halaman 1dari 8

10 PELANGGARAN KODE ETIK A

UDIT

Kelompok 5
Ketua : RUSLIANTO MARTAM - 5520220005
Anggota :
BINTANG WAHYUNI - 5520220025
FRISKO DEO PUTRANTA SEBAYANG - 5520220001
NILA KESUMAWATI - 5520220016
RIANA YUNINGSIH - 5520220015
10 Pelanggaran Kode Etik Audit
1 Kasus KAP Andersen dan Enron 6 Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI

2 Kasus KPMG-Siddharta & Harsono 7 Kasus WorldCom

3 Kasus PT Muzatek Jaya 2004

8
Laporan Keuangan Ganda
Bank Lippo Tahun 2002

4 Kasus Mulyana W Kusuma Kasus Menkeu Bekukan Izin


9 Pengaudit Electronic Solution
(2008)

Kasus Sembilan KAP yang


5 diduga melakukan kolusi dengan
kliennya
10 Kasus Tesco dan KAP PwC
Kasus KAP Andersen dan Enron
Terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember
2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan
nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum
kebangkrutan Enron terungkap, KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai klien
perusahaan, dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas
kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa pada periode pelaporan
keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393,
padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang
disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron

KPMG-Siddharta & Harsono


September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus menanggung malu. Kantor akuntan publik
ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan faktur
palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak
perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York. Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman
memang susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat Anti Suap
Baker rupanya was-was dengan polah anak perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko lebih besar,
Komentar : Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya. Badan pengawas pasar modal AS,
Securities & Exchange Commission, menjeratnya dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti
Contoh kasus yang terjadi pada KAP Andersen dan Enron adalah sebuah korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan
pelanggaran etika profesi akuntansi dan prinsip etika profesi, yaitu berupa distrik Texas. Namun, karena Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan. KPMG
pelanggaran tanggung jawab –yang salah satunya adalah memelihara pun terselamatan.
kepercayaan masyarakat terhadap jasa profesional seorang akuntan. Pelanggaran
prinsip kedua yaitu kepentingan publik,pada kasus KAP Andersen dan Enron
tersebut kurang dipegang teguhnya kepercayaan masyarakat, dan tanggung jawab
yang tidak semata-mata hanya untuk kepentingan kliennya tetapi juga
menitikberatkan pada kepentingan public. Jadi seharusnya KAP Andersen dalam
melakukan tugasnya sebagai akuntan harus melakukan tindakan berdasarkan etika
profesi akuntansi dan prinsip etika profesi.

Komentar :
Pada kasus tersebut prinsip etika profesi yang dilanggar adalah tanggung jawab prolesi,
dimana seharusnya melakukan pertanggung jawaban sebagai profesional yang senantiatasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukannya.
Selain itu seharusnya tidak melanggar prinsip etika profesi yang kedua,yaitu kepentingan
publik, yaitu dengan cara menghormati kepercayaan publik. Kemudian tetap memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik sesuai dengan prinsip integritas. Seharusnya tidak
melanggar juga prinsip obyektivitas yaitu dimana setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya
dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Kasus Mulyana W Kusuma.
Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap
anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu.
Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara, surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi informasi.
Setelah dilakukan pemeriksaan, badan dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan
penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik daripada sebelumnya, kecuali untuk
teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya.
Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati pemberian waktu tambahan. Di
saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak
Kasus PT Muzatek Jaya 2004 melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah. Dalam penangkapan
tersebut, tim intelijen KPK bekerjasama dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama
Menkeu Sri Mulyani telah membekukan ijin AP (Akuntan Publik) Drs Petrus M. dengan KPK memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam
Winata dari KAP Drs. Mitra Winata dan Rekan selama 2 tahun yang terhitung sejak gambar pada dua kali pertemuan mereka.
15 Marit 2007, Kepala Biro Hubungan Masyaraket Dep. Keuangan, Samsuar Said
saat siaran pers pada Selasa (27/3), menerangkan sanksi pembekuan dilakukan
karena AP tersebut melakukan suatu pelanggaran atas SPAP (Standar Profesional
Akuntan Publik). Pelanggaran tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan audit
terhadap Laporan Keuangan PT. Muzatek Jaya pada tahun buku 31 December 2004 yang
dijalankan oleh Petrus. Dan selain itu Petrus juga melakukan pelanggaran terhadap pembatasan
dalam penugasan audit yaitu Petrus malaksanakan audit umum terhadap Lap. keuangan PT.
Muzatek Jaya dan PT. Luhur Arta Kencana serta kepada Apartement Nuansa Hijau mulai tahun
buku 2001. hingga tahun 2004.
Komentar :
Dalam konteks kasus Mulyana W Kusuma, dapat dinyatakan adalah bahwa tindakan kedua belah
pihak, pihak ketiga (auditor), maupun pihak penerima kerja, yaitu KPU, sama-sama tidak etis. Tidak
etis seorang auditor melakukan komunikasi kepada pihak yang diperiksa atau pihak penerima kerja
dengan mendasarkan pada imbalan sejumlah uang sebagaimana terjadi pada kasus Mulyana W
Kusuma, walaupun dengan tujuan ‘mulia’, yaitu untuk mengungkapkan indikasi terjadinya korupsi
di tubuh KPU. Dari sudut pandang etika profesi, auditor tampak tidak bertanggungjawab, yaitu
dengan menggunakan jebakan imbalan uang untuk menjalankan profesinya. Auditor juga tidak
punya integritas ketika dalam benaknya sudah ada pemihakan pada salah satu pihak, yaitu
pemberi kerja dengan berkesimpulan bahwa telah terjadi korupsi. Dari sisi independensi dan
objektivitas, auditor BPK sangat pantas diragukan. Berdasar pada prinsip hati-hati, auditor BPK
telah secara serampangan menjalankan profesinya. Sebagai seorang auditor BPK seharusnya
Komentar : yang dilakukan adalah bahwa dengan standar teknik dan prosedur pemeriksaan, auditor BPK
Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya harus bisa secara cermat, objektif, dan benar mengungkapkan bagaimana aliran dana tersebut
tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Drs. Petrus Mitra Winata. Selain masuk ke KPU dan bagaimana dana tersebut dikeluarkan atau dibelanjakan. Dengan teknik dan
itu, Petrus juga telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan prosedur yang juga telah diatur dalam profesi akuntan, pasti akan terungkap hal-hal negatif,
melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan termasuk dugaan korupsi kalau memang terjadi. Tampak sekali bahwa auditor BPK tidak percaya
Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004. Sebagai seorang terhadap kemampuan profesionalnya, sehingga dia menganggap untuk mengungkap kebenaran
akuntan publik, Drs. Petrus Mitra Winata seharusnya mematuhi Standar Profesi Akuntan Publik bisa dilakukan segala macam cara, termasuk cara-cara tidak etis, sekaligus tidak moralis
(SPAP) yang berlaku. Ketika memang dia harus melakukan jasa audit, maka audit yang sebagaimana telah terjadi, yaitu dengan jebakan. Dalam kasus ini kembali lagi kepada tanggung
dilakukan pun harus sesuai dengan Standar Auditing (SA) dalam SPAP. jawab moral seorang auditor di seluruh Indonesia, termasuk dari BPK harus sadar dan mempunyai
kemampuan teknis bahwa betapa berat memegang amanah dari rakyat untuk meyakinkan bahwa
dana atau uang dari rakyat yang dikelola berbagai pihak telah digunakan sebagaimana mestinya
secara benar, akuntabel, dan transparan, maka semakin lengkap usaha untuk memberantas
korupsi di negeri ini.
Kasus Sembilan KAP yang diduga melakukan kolusi dengan kliennya
Jakarta, 19 April 2001 .Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak kepolisian mengusut sembilan Kantor
Akuntan Publik, yang berdasarkan laporan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), diduga
telah melakukan kolusi dengan pihak bank yang pernah diauditnya antara tahun 1995-1997. Koordinator ICW
Teten Masduki kepada wartawan di Jakarta, Kamis, mengungkapkan, berdasarkan temuan BPKP, sembilan dari
sepuluh KAP yang melakukan audit terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak
melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar audit. Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan
kenyataannya sehingga akibatnya mayoritas bank-bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank-bank
yang dibekukan kegiatan usahanya oleh pemerintah sekitar tahun 1999. Kesembilan KAP tersebut adalah AI &
R, HT & M, H & R, JM & R, PU & R, RY, S & S, SD & R, dan RBT & R. “Dengan kata lain, kesembilan KAP itu
telah menyalahi etika profesi. Kemungkinan ada kolusi antara kantor akuntan publik dengan bank yang Kasus Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI
diperiksa untuk memoles laporannya sehingga memberikan laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan,” ujarnya. Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat
Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan memberikan laporan kepada pihak kepolisian untuk melakukan meraih keutungan sebesar Rp, 6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya
pengusutan mengenai adanya tindak kriminal yang dilakukan kantor akuntan publik dengan pihak perbankan. menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar. Komisaris PT KAI Hekinus Manao yang juga sebagai Direktur
Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan mengatakan,
laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S. Manan.  Audit terhadap laporan keuangan PT
KAI untuk tahun 2003 dan tahun-tahun sebelumnya dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK), untuk
tahun 2004 diaudit oleh BPK dan akuntan publik.
Hasil audit tersebut kemudian diserahkan direksi PT KAI untuk disetujui sebelum disampaikan dalam rapat
umum pemegang saham, dan komisaris PT KAI yaitu Hekinus Manao menolak menyetujui laporan keuangan PT
KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Setelah hasil audit diteliti dengan seksama, ditemukan
adanya kejanggalan dari laporan keuangan PT KAI tahun 2005 

Komentar :
Pada kasus tersebut prinsip etika profesi yang dilanggar adalah tanggung jawab prolesi,
dimana seharusnya melakukan pertanggung jawaban sebagai profesional yang senantiatasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukannya.
Selain itu seharusnya tidak melanggar prinsip etika profesi yang kedua,yaitu kepentingan
publik, yaitu dengan cara menghormati kepercayaan publik. Kemudian tetap memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik sesuai dengan prinsip integritas. Seharusnya tidak
melanggar juga prinsip obyektivitas yaitu dimana setiap anggota harus menjaga
obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya, dan melanggar prinsip kedelapan yaitu standar teknis Setiap anggota harus Komentar :
melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang Perbedaan pendapat terhadap laporan keuangan antara komisaris dan auditor akuntan publik
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban terjadi karena PT KAI tidak memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Ketiadaan tata kelola
untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan yang baik itu juga membuat komite audit (komisaris) PT KAI baru bisa dibuka akses terhadap
dengan prinsip integritas dan obyektivitas laporan keuangan setelah diaudit akuntan publik. Akuntan publik yang telah mengaudit laporan
keuangan PT KAI tahun 2005 segera diperiksa oleh Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik.
Jika terbukti bersalah, akuntan publik itu diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek
Laporan Keuangan Ganda Bank Lippo Tahun 2002
Kasus ini merupakan kasus dimana Bank Lippo melakukan pelaporan laporan keuangan ganda pada tahun
2002. Kasus Lippo bermula dari adanya tiga versi laporan keuangan yang ditemukan oleh Bapepam untuk
periode 30 September 2002, yang masing-masing berbeda. Berikut laporan keuangan tersebut :
1. . Laporan pertama, yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media massa pada 28 November
2002.
2. Laporan kedua, yang diberikan kepada BEJ pada 27 Desember 2002.
3. Laporan ketiga, yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan publik Prasetio, Sarwoko dan
Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada 6 Januari
2003

Kasus WorldCom.
WorldCom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun 90an
perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain yang kemudian
meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun 1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada
akhirnya menempatkan WorldCom pada posisi ke 42 dari 500 perusahaan lainnya menurut versi majalah fortune.
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada WorldCom yaitu terlalu besarnya kapasitas
telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika mengalami resesi ekonomi sehingga
permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan WorldCom yang
menurun drastis sehingga pendapatan ini jauh dari yang diharapkan.
Nilai pasar saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000) menjadi hanya sekitar
$150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini mebuatan pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi
Komentar :
untuk menghindari berita buruk tersebut. Dari ketiga versi laporan keuangan tersebut yang benar-benar telah diaudit dan mencantumkan
”opini wajar tanpa pengecualian” adalah laporan yang disampaikan pada 6 Januari 2003.
Dimana dalam laporan itu disampaikan adanya penurunan AYDA (agunan yang diambil alih)
sebesar Rp 1,42 triliun, total aktiva Rp 22,8 triliun, rugi bersih sebesar Rp 1,273 triliun dan CAR
sebesar 4,23 %. Untuk laporan keuangan yang diiklankan pada 28 November 2002 ternyata
terdapat kelalaian manajemen dengan mencantumkan kata audit. Padahal laporan tersebut
belum diaudit, dimana angka yang tercatat pada saat diiklankan adalah AYDA sebesar Rp
2,933 triliun, aktiva sebesar Rp 24,185 triliun, laba bersih tercatat Rp 98,77 miliar, dan CAR
24,77 %.

Komentar :
salah satu auditor internal WorldCom merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pelaporan
keuangan yang terjadi pada perusahaan. Pada masa-masa itu WorldCom menggunakan jasa
perusahaan Arthur Andersen sebagai auditor eksternal independen. Sedangkan Arthur Andersen
sendiri terlilit skandal Enron tidak lama yang lalu. Jadi bisa dibilang kredibilitas perusahaan Arthur
Andersen sendiri mulai dipertanyakan. Dan pada bulan Mei 2002 Cynthia Cooper berhasil
menemukan sebuah lubang pada laporan keuangan perusahaan mereka
Kasus Tesco dan KAP PwC
Dalam kasus Skandal Tesco Pada akhir tahun 2014 yang lalu, terbukti bahwa pihak manajemen
perusahaan Tesco ditemukan menggelembungkan labanya meningkat hingga £250 Miliar selama
hanya setengah tahun. Ia mencatat laba pada laporan keuangan nya menjadi sebesar £263 Miliar.
Untuk keterlibatan Auditor nya sendiri, setelah diselidiki lebih lanjut auditor dalam kasus ini, yaitu
PwC tidak terlibat dalam penggelembungan laba yang dilakukan oleh manajemen. . Akan tetapi auditor
PwC dianggap gagal dalam melakukan pekerjannya sebagai auditor dalam mengaudit laporan
keuangan perusahaan Tesco. Diduga, hal ini disebabkan unsur kelalaian pihak auditor sehingga laba
yang berlebih tersebut tidak terdeteksi. Atau juga mungkinkarena sudah lama dalam bekerjasama
dengan Tesco, KAP PwC tidak lagi memiliki Profesional Sceptism sehingga kesalahan tersebut tidak
terdeteksi. Artinya auditor PwC sebenarnya menemukan kejanggalan atas laporan keuangan Tesco
akan tetapi karena faktor kerjasama yang begitu lama sehingga tidak melakukan audit secara terinci
Kasus Menkeu Bekukan Izin Pengaudit Electronic Solution
sehingga kecurangan tadi tidak dapat ditemukan oleh auditor PwC. auditor PwC terkesan menutupi (2008)
kecurangan tadi, atau secara tidak langsung auditor PwC memang menutupi kecurangan tadi yang Arifin karena melanggar Standar Auditing (SA), dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pelanggaran itu
kemungkinannya ada kepentingan pribadi dari pihak PwC.Sehingga, disini terjadi salah satu threat dilakukan dalam audit Laporan Keuangan PT Electronic Solution Indonesia 2007.”Pencabutan izin tersebut
Independensi auditor PwC, yaitu Familiarityyaitu adanya hubungan kekerabatan sehingga akuntan tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 305/KM.1/2008 tanggal 29 April 2008 dan berlaku selama
publik menjadi terlalu bersimpati. 9 bulan sejak tanggal ditetapkannya keputusan dimaksud,” ujar Kepala Biro Depkeu Samsuar Said, dalam
keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu (24/5/2008).Selama masa pembekuan izin, Drs Oman Pieters Arifin juga
dilarang menjajakan jasa akuntan. Meliputi jasa atestasi yang termasuk audit umum atas laporan keuangan,
jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan
proforma. “Seusai Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik,”
kata Samsuar.Selain itu, yang bersangkutan dilarang memberikan jasa audit lainnya serta jasa yang berkaitan
dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi
Akuntan Publik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Drs. Oman juga dilarang menjadi Pemimpin
dan atau Pemimpin Rekan dan atau Pemimpin Cabang Kantor Akuntan Publik, serta wajib mengikuti Pendidikan
Profesi Berkelanjutan (PPL), dan tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan.

Komentar :
Kasus pelanggaran etika profesi Auditor KAP PwC adalah disebabkan karena gagal
dalam audit laporan keuangan perusahaan Tesco karena ada unsur
familiarityterkait pemberian opini wajar tanpa pengecualiannya. Padahal auditor KAP
PwC mengetahui kejanggalan atas laporan keuangan Tesco yaitu terkait overstatedlaba
yang dilakukan pihak manajemen perusahaan Tesco. Seharusnya Auditor KAP PwC
harus bertindak profesional dan jujur sesuai etika profesi. Dimana seorang auditor
harus bertanggung jawab secara professional terhadap semua kegiatan yang
dilakukannya tanpa ada unsur kepentingan apapun Komentar :
Kasus di atas Drs Oman telah melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh akuntan
publik yaitu telah menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan
atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Sehingga tindakan yang diambil oleh menteri keuangan adalah dengan membekukan
izin praktik jasa akuntan publiknya dan Drs Oman juga dilarang menjadi Pemimpin dan atau
Pemimpin Rekan dan atau Pemimpin Cabang Kantor Akuntan Publik, serta wajib mengikuti
Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL), dan tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah
diberikan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai