Anda di halaman 1dari 14

Pentingnya Pembangunan SDM Akuntan Yang Beretika

Di Era Digital Dalam Mendukung Tercapainya Sustainable


Development Goals

Disusun oleh :

Kelompok 6

5520220024 – Ardi Winata

5520220025 – Bintang Wahyuni

5520220027 – Hartina Djali

5520220028 – Stanislaus Ferdinand Suwarji

JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PANCASILA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pentingnya Pembangunan
SDM Akuntan yang Beretika di Era Digital dalam Mendukung Tercapainya Sustainable
Development Goals” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Prof. Dr.
Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. pada Matakuliah Etika Bisnis dan Profesi
Akuntansi di Universitas Pancasila. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Amilin,
S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi
Akuntansi karena tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 18 Desember 2020

Penulis

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Landasan Teori ........................................................................................................................ 6
2.1.1 Etika .............................................................................................................................. 6
2.1.2 Era Digital ..................................................................................................................... 6
2.1.3 Sumber Daya Manusia .................................................................................................. 6
2.1.4 Sustainable Development Goals.................................................................................... 7
2.2 Pentingnya Pembangunan SDM Akuntan yang Beretika di Era Digital dalam Mendukung
Tercapainya Sustainable Develpoment Goals ......................................................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 12
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat. Pada era digital
seperti ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari
perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian
besar kebutuhan manusia. Teknologi telah dapat digunakan oleh manusia untuk
mempermudah melakukan apapun tugas dan pekerjaan. Peran penting teknologi inilah yang
membawa peradaban manusia memasuki era digital.
Era digital telah membawa berbagai perubahan yang baik sebagai dampak positif
yang bisa gunakan sebaik-baiknya. Namun dalam waktu yang bersamaan, era digital juga
membawa banyak dampak negatif, sehingga menjadi tantangan baru dalam kehidupan
manusia di era digital ini. Tantangan pada era digital telah pula masuk ke dalam berbagai
bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan teknologi
informasi itu sendiri.
Perubahan era memang tidak bisa dihindari, maka dari itu harus selalu bisa
mengontrol reaksi dan sikap terhadap perubahan tersebut agar bisa ikut maju mengikuti
perkembangan zaman. Dalam sektor akuntansi, berbagai tantangan yang hadir seiring
datangnya era digital tak bisa dibiarkan begitu saja, harus dipelajari dengan baik agar dapat
menentukan sikap untuk mengatasinya. Fasih berteknologi merupakan salah satu kunci
menghadapi tantangan di era ini.
Memasuki era digital, para akuntan harus menyesuaikan diri dengan adanya
perkembangan teknologi. Khususnya sistem keamanan informasi terkait dengan aset aset
yang kritis dari klien. Adanya akuntansi di era digital ini membuat para akuntan menjadi
lebih mudah dalam mengakses data maupun laporan keuangan.
Dalam segi informasi maupun teknologi lebih efektif dan efisien. Sehingga para
akuntan harus bisa mengikuti adanya perubahan yang terjadi ini karena sebuah perusahaan
akan lebih memberikan peluang kepada para akuntan yang tidak GAPTEK (Gagap
Teknologi).

3
Oleh sebab itu, tingkat ketidakpastian terhadap keberlangsungan strategi bisnis
perusahaan akan semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan persaingan usaha yang semakin
sengit dan tidak lagi bersifat konvensional.

Selain mengikuti perkembangan teknologi, akuntan juga diharapkan dapat aktif dalam
isu-isu sosial dan lingkungan. Salah satunya adalah Sustainable Development Goals (SDGs)
yang dicanangkan PBB tahun 2015 lalu telah memasang 17 target keberlanjutan lingkungan
untuk diraih pada tahun 2030.

Berdasarkan riset PBB pada 1000 lebih CEO dari lebih dari 100 negara disimpulkan
bahwa sebanyak 89% dari CEO menyadari bahwa komitmen perusahaan terhadap SDG
memberikan dampak terhadap industri mereka. Selanjutnya, 87% CEO percaya bahwa SDG
membuka banyak kesempatan bagi perusahaan untuk memikirkan ulang pendekatan bisnis
yang berfokus pada penciptaan nilai yang berkelanjutan (UN, 2016). Sebanyak 62%
perusahaan dunia telah menyebutkan SDGs dalam laporan mereka berdasarkan Laporan
PWC (2017). Survey yang dilakukan meliputi 470 perusahaan di 17 negara. Namun sangat
disayangkan meskipun 62% perusahaan telah menyebutkan SDG dalam laporan perusahaan
mereka akan tetapi hanya 37% saja yang serius memprioritas target SDG mana yang menjadi
sasaran perusahaan mereka. Sementara itu 63% perusahaan lainnya tidak memberikan kaitan
berarti antara SDG dengan target perusahaan. Dengan demikian banyak perusahaan yang
masih memandang SDG sebagai suatu “jargon” yang terdengar keren di dalam laporan
perusahaan namun tidak benar-benar mentautkan target-target perusahaan dengan SDG.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya adalah bagaimana pentingnya pembangunan SDM akuntan yang beretika
di era digital dalam mendukung tercapainya Sustainable Development Goals?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami pentingnya pembangunan
SDM akuntan yang beretika di era digital dalam mendukung tercapainya Sustainable
Development Goals.

4
5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Etika
Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai arti :
tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan; adat; akhlak; watak;
perasaan; sikap; cara berpikir. Salam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan.
Arti dalam bentuk jamak tersebut kemudian menjadi latar belakang terbentuknya istilah
“etika” (Bertens 2007). Lebih lanjut, Bertens (2007) meyebutkan, etika dapat diartikan
sebagai berikut :
1. Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakuknya.
2. Kumpulan asas atau nilai moral
3. Ilmu tentang baik atau buruk.

2.1.2 Era Digital


Era digital adalah sebuah masa atau zaman dimana hampir seluruh bidang dalam
tatanan kehidupan sudah dibantu dengan teknologi digital. Istilah ini juga bisa di artikan
sebagai munculnya teknologi digital yang menggantikan teknologi-teknologi yang
sebelumnya sudah digunakan (mekanik dan elektronik analog) oleh manusia. Era digital
adalah era yang serba menggunakan teknologi.

2.1.3 Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai
penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang
memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya. Pengertian sumber daya manusia makro secara umum terdiri dari dua yaitu
SDM makro yaitu jumlah penduduk dalam usia produktif yang ada di sebuah wilayah, dan
SDM mikro dalam arti sempit yaitu individu yang bekerja pada sebuah institusi atau
perusahaan.

6
Manfaat yang bisa diperoleh jika melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM), antara lain :
1. Meningkatkan produktivitas kinerja karyawan
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi
3. Meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-
mesin produksi
4. Menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan
5. Mengurangi kerusakan barang, hasil produksi, dan mesin-mesin produksi
6. Mengurangi tingkat kecelakaan kerja
7. Meningkatkanmutu pelayanan dari karyawan kepada konsumen atau rekan perusahaan
8. Menjadikan moral karyawan menjadi lebih baik
9. Meningkatkankarir karyawan, karena dengan keahlian, keterampilan, dan
produktivitas kerja karyawan yang lebih baik, maka lebih banyak kesempatan
promosi untuk karyawan tersebut
10. Pemimpin akan semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih baik
untuk perusahaan
11. Meningkatkan kepemimpinan dan cara berkomunikasi manager
12. Menjadikan motivasi lebih terarah
13. Meningkatkan balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits) karyawan
14. Memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat atau konsumen .

2.1.4 Sustainable Development Goals


Sustainable Development Goals disingkat dengan SDGs adalah merupakan suatu
rencana aksi global yang berisi 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang
telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia
dan bumi . Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan pada
resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama
hingga tahun 2030. Tujuan ini merupakan kelanjutan atau pengganti dari Tujuan
Pembangunan Milenium yang ditandatangani oleh pemimpin-pemimpin dari 189 negara
sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB pada tahun 2000 dan tidak berlaku lagi
sejak akhir 2015.

7
Komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat
mencakup 17 tujuan yaitu :
1. Tanpa Kemiskinan;
2. Tanpa Kelaparan;
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera;
4. Pendidikan Berkualitas;
5. Kesetaraan Gender;
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak;
7. Energi Bersih dan Terjangkau;
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi;
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur;
10. Berkurangnya Kesenjangan;
11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan;
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab;
13. Penanganan Perubahan Iklim;
14. Ekosistem Lautan;
15. Ekosistem Daratan;
16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh;
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Untuk memudahkan pelaksanaan dan pemantauan, 17 Tujuan dan 169 target


TPB/SDGs dikelompokkan ke dalam empat pilar yaitu;

1. Pilar pembangunan sosial: meliputi Tujuan 1, 2, 3, 4 dan 5


2. Pilar pembangunan ekonomi: meliputi Tujuan 7, 8, 9, 10 dan 17
3. Pilar pembangunan lingkungan: meliputi Tujuan 6, 11, 12, 13, 14 dan 15
4. Pilar pembangunan hukum dan tata kelola: meliputi Tujuan 16

2.2 Pentingnya Pembangunan SDM Akuntan yang Beretika di Era Digital dalam
Mendukung Tercapainya Sustainable Develpoment Goals
Sustainable Develpoment Goals yang direncanakan untuk tercapai pada tahun 2030
memerlukan kerja sama dan dukungan dari bebagai pihak dan beragam profesi. Salah satunya
adalah profesi Akuntan.

8
Akuntan memiliki andil menjadi “value reporter” yang memberikan laporan
mengenai nilai-nilai perusahaan kepada stakeholders. Selain bertugas menyusun laporan,
akuntan juga berperan sebagai “value keeper” dimana akuntan dituntut menjaga perusahaan
tetap komitmen dalam mencapai nilai-nilai yang sudah dijadikan visi dan misi perusahaan.
Akuntan harus membangun kesadaran terhadap perusahaan dan sektor swasta seberapa
penting SDGs dalam strategi perusahaan mereka. (IFAC 2016; ACCA 2017; Makarenko &
Plastun 2017).

Agar dapat ikut mendukung Sustainable Develpoment Goals, akuntan diharapkan


dapat meningkatkan kapasitas dan kualitasnya. Terdapat beberapa hal yang harus menjadi
prioritas utama dalam peningkatan kualitas profesi akuntansi antara lain :

1. Sistem pendidikan yang baik dan bermutu. Diperlukan penataan terhadap sistem
pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta
relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pemerintah dalam hal ini
memiliki peran penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yang efektif dan
efisien, berorientasikan pada penguasaan IPTEK serta merata di seluruh pelosok tanah air.
2. Penguatan peran agama dan etika profesi akuntan dalam bekerja. Profesi akuntan dalam
bekerja diharapkan memegang teguh aturan-aturan dalam agama serta etika profesi agar
hasil kerjanya dapat dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Diklat, kompetensi, pembinaan dan lain-lain. Tenaga kerja profesional dan terampil sesuai
tuntutan/kebutuhan pasar merupakan faktor keunggulan suatu bangsa dalam menghadapi
persaingan global.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa aturan yang terkait dengan sustainable yaitu
Pencadangan Biaya Lingkungan dan PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset
Kontinjensi, Perubahan Teknologi yang Cepat dan PSAK 48 Penurunan Nilai Aset,
Manajemen Risiko dan pengungkapannya dalam PSAK 60 Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, Memperhitungkan Risiko Lingkungan dalam Model Penurunan Nilai PSAK
71 Instrumen Keuangan, Kesetaraan Jender dan PSAK 24 Imbalan Kerja, Beban Riset dan
Pengembangan dan PSAK 19 Aset Takberwujud.

Adapun peran profesi akuntan dalam tercapainya Sustainable Develpoment Goals


adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan.

9
Saat ini, profesi ini juga bekerja dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan
berbagai inisiatif untuk memberikan kepemimpinan, keterampilan bisnis dan
kewirausahaan dan pendidikan profesional yang relevan untuk memperluas jalur ke
dalam profesi. Organisasi akuntansi di seluruh dunia juga mendanai dan mendukung
program pendidikan keaksaraan keuangan, yang mengarah ke lebih banyak kesempatan
untuk pelatihan dan pengembangan keterampilan.
2. Mempersempit Kesenjangan Gender.
Dalam mempersempit kesenjangan gender, organisasi akuntansi di beberapa negara telah
berkontribusi dengan mempertahankan dan mengadvokasi perempuan untuk memasuki
berbagai macam profesi, tak terkecuali profesi akuntan, dengan berbagai macam program
dan kemitraan.
3. Mendukung Pertumbuhan Ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi memiliki dampak besar pada kehidupan warga di seluruh dunia,
dan profesi akuntansi global adalah penggerak pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Akuntan menggunakan keterampilan profesional mereka untuk mendorong para
pemimpin mengarahkan organisasi menuju pencapaian kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan yang berkelanjutan. Selain itu, akuntan memiliki kesempatan untuk
berkontribusi pada kemakmuran yang lebih besar dan meningkatkan standar hidup secara
lebih luas. Kesempatan tersebut terletak pada informasi, pelaporan, pengukuran, dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan peningkatan standar hidup, kesejahteraan,
dan kemakmuran di seluruh dunia.
4. Infrastruktur, Industri dan Inovasi
Profesi akuntan adalah profesi yang penting dan krusial pada berbagai entitas dan
industri. Profesi akuntan dapat menghasilkan informasi, pelaporan baik laporan
keuangan maupun laporan manajemen yang berguna untuk pengambilan keputusan, yang
tentunya akan mendorong munculnya beragam inovasi dan meningkatkan efisiensi serta
efektivitas infrastruktur.
5. Mempromosikan Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab.
Semua organisasi diharapkan untuk memberikan kontribusi positif-bersih terhadap
lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Untuk akuntan dalam sektor bisnis, ini berarti
membangun tata kelola perusahaan dan rencana keberlanjutan terpadu yang
mengoptimalkan proses bisnis, menghindari pemborosan dan menerapkan inovasi dan
teknologi yang mampu mendorong efisiensi.
6. Memajukan Aksi Iklim

10
Kesepakatan Paris bulan Desember 2015 mungkin tampak seperti sejarah kuno, tetapi
masalah yang dibahas selama konvensi tetap bersifat mendesak. Profesi akuntan dapat
mendukung pemerintah dan organisasi global dalam mengimplementasikan rencana
untuk perubahan iklim. Misalnya, auditor memainkan peran utama dalam meminta
pertanggungjawaban pemerintah ataupun sektor swasta atas kinerja, termasuk kemajuan
menuju sasaran dan target iklim. Dengan menggunakan pelaporan terpadu untuk lebih
memahami risiko perubahan iklim, akuntan dapat membantu organisasi menyelaraskan
tujuan dan sasaran bisnis mereka dengan persiapan untuk perubahan iklim.
7. Menjaga Perdamaian dan Keadilan
Pemerintah dan perusahaan yang transparan, serta menjunjung tinggi keadilan adalah
cerminan dari masyarakat yang aman dan adil. Kecurangan dan korupsi global mampu
mengancam pencapaian SDGs, mencegah pertumbuhan bisnis, serta menghalangi
investasi publik dan asing. Secara khusus, profesi akuntan turut membantu menjaga
perdamaian dan keadilan dengan memegang teguh prinsip kejujuran dalam membangun
laporan keuangan perusahaan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntan dalam berkerja harus memperhatikan etika profesi, aktif dalam mengikuti
seminar, diklat atau pelatihan agar dapat menjadi SDM yang unggul. Akuntan sebagai “value
keeper” diharapkan dapat aktif untuk mendukung terwujudnya Sustainable Development
Goals yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2030.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas, berikut saran yang dapat penulis berikan :

● Diperlukan pelatihan atau seminar rutin agar kualitas SDM akuntan beretika dan
unggul

● Mencantumkan laporan sustaiable dalam laporan tahunan serta berusaha untuk


mewujudkannya.

● Diperlukan pengkajian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas SDM demi


tercapainya SGD

12
DAFTAR PUSTAKA

Bartens, K. 2007. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sustainable Development Goals https://www.sdg2030indonesia.org/.

Kemenko PMK. 2020. Membangun SDM Indonesia Membangun Sinergitas


https://www.kemenkopmk.go.id/membangun-sdm-indonesia-membangun-sinergitas 29
April 2020.

SPA FEB UI. 2018. Peran Akuntansi dalam SDGS. https://spa-febui.com/peran-akuntansi-


dalam-sdgs/ 29 Juni 2018.

Apa itu Era Digital? Mengetahui Arti dan Dampak Era Digitalisasi.
https://divedigital.id/apa-itu-era-digital/

Anonim. 2016. Pengertian Sumber Daya Manusia https://www.padamu.net/pengertian-


sumber-daya-manusia. 9 Oktober 2016

Anonim. 2018. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.


https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Berkelanjutan. 13 Maret 2018.

Bappenas. Sekilas SGDs.http://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs

Anonim. 2019. Pentingnya Sustainibility Bagi Masa Depan


Perusahaan https://babelreview.co.id/pentingnya-sustainibility-bagi-masa-depan-
perusahaan 1 Desember 2019.

Anonim. 2020. Akuntansi Dan Revolusi Industri 4.0: Sebuah Tantangan Profesi Akuntan Di
Era Digitalisasi. https://accounting.binus.ac.id/2020/05/11/akuntansi-dan-revolusi-
industri-4-0-sebuah-tantangan-profesi-akuntan-di-era-digitalisasi/ 11 Mei 2020.

Setiawan, Wawan. 2017. Era Digital dan Tantangannya.


http://eprints.ummi.ac.id/151/2/1.%20Era%20Digital%20dan%20Tantangannya.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai