Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
• UTS : 25 % > 80 A 4
• UAS : 35 %
68 - 79 B 3
• ABSEN : 5%
• KUIS : 10 % 56 - 67 C 2
• TUGAS MAKALAH : 10 % 45 - 55 D Tidak Lulus
• TUGAS PRESENTASI : 15 % < 44 E Tidak Lulus
Anfisman
Bioteknologi
Farmasi
Patofisiologi
Farmakoterapi
Terapan
Farmakologi I
dan II
Farmakologi dan
Toksikologi
Farmako
terapi I dan II
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
OBAT
• Adalah racun
• Namun dalam takaran / dosis yg tepat dapat mencegah penyakit, mengobati
penyakit.
• Pengujian obat: in silico, in vitro, in vivo, uji klinis 1-4, toksikologi (Minimum
Efek Consentration)
• Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan
• Dosis, diberikan kpd anak / dewasa / orangtua, brp kali sehari efek terapi yg
diharapkan
Rute pemberian : oral, IV, IM, sublingual, ocular, nasal, otic, inhalasi,
transdermal, vagina, dubur
Efek: lokal atau sistemik, sebelum/sesudah makan
• Patofisiologi, mempelajari
ttg gangguan fungsiologis
mulai dr asal penyakit,
perjalanan proses dan
akibat.
• Farmakologi, berasal dr
bhs Yunani “Pharmakon”
= obat, ilmu yg
mempelajari ttg obat.
• Ada fasa sebelum obat
digunakan yaitu fasa
biofarmasi dan fasa
setelah obat digunakan
yaitu fasa farmakokinetik
dan fasa farmakodinamik.
PROSES DIFUSI :
a. DIFUSI PASIF
• melalui pori
• larut pd membran lemak
• fasilitas
• b. DIFUSI AKTIF
• Sistem Pengangkutan AKtif
• Pinositosis
Ini adalah proses yang cepat, yang Ini adalah proses yang lambat dan dua
terjadi dalam satu arah. arah.
Persyaratan ATP (energi) Ada energi yang dibutuhkan, yaitu Tidak diperlukan energi
dalam bentuk ATP.
Genetik, Perbedaan spesies hewan coba, Jenis kelamin, Usia, Enzim metabolisme,
Lain-lain: makanan, keseimbangan hormon, patologis hati
• Tempat terjadinya metabolisme:
hati (utama), Ginjal, Paru, Saluran pencernaan
1. Fase Farmasetik:
Formulasi, Proses pabrikasi, stabilitas saat pengangkutan hingga sampai kepada
pasien
2. Fase Farmakokinetik:
Proses ADME mencapai jaringan / reseptor sehingga menimbulkan reaksi biologis
dari obat
3. Fase Farmakodinamika:
terjadinya interaksi Obat dengan Reseptor dalam jaringan / sel target obat
lipofil hidrofil
obat Sangat hidrofil
Sangat lipofil Sangat hidrofil
reabsorpsi
Konjugat hidrofil
hidrolisis
SKEMA
lipofil
METABOLISME
OBAT
feses urin
Cmax, konsentrasi
maksimal obat di
dlm darah
T1/2, waktu yg
dibutuhkan untuk
mencapai 50% kadar
obat dlm darah
( yg menentukan brp
x nya obat diberikan)
• Turunnya kadar plasma obat dan lamanya efek tergantung pada kecepatan
metabolisme dan ekskresi. Kedua faktor ini menentukan kecepatan eliminasi obat,
yang dinyatakan dengan pengertian masa-paruh (plasma–t ½ atau half-life eliminasi),
yaitu rentang waktu dimana kadar obat dalam plasma pada fase eliminasi menurun
sampai setengahnya.
• Kecepatan eliminasi obat dan kecepatan t ½ tergantung dari kecepatan
biotransformasi dan ekskresi. Obat dengan metabolisme cepat maka half-life juga
singkat, misalnya insulin yang diberikan secara sub kutan, t ½ -nya dalam waktu 40
menit. Sebaliknya zat yang tidak mengalami biotransformasi , atau obat dengan siklus
enterohepatis, atau juga obat yang diabsorpsi kembali oleh tubuli ginjal, dengan
sendirinya t ½ nya juga panjang. Obat-obat yang terikat dengan protein plasma yang
tinggi juga akan mempunyai t ½ yang panjang dibandingkan dengan obat yang sedikit
terikat dengan protein plasma.
• Fungsi organ-organ eliminasi penting sekali, karena kerusakan hati dan ginjal dapat
mempengaruhi t ½ obat (meningkat sampai 20 kali). Cara pemberian obat juga dapat
mempengaruhi waktu t ½ obat, misalnya t ½ penisilin pada pemberian secara intra
vena adalah 2-3 menit, sedangkan pada pemberian oral dapat mencapai 1-2 jam.
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
26
Stikes Indonesia Maju
Prinsip mekanisme kerja obat pada tingkat
molekuler
• RESEPTOR OBAT
Protein adalah reseptor obat yg paling penting, ACE Na K ATPase, asam
nukleat reseptor untuk sitostatik, ikatan obat-reseptor ik.ion, ik.
Hidtofobik, van der walls, kovalen.
Oleh krn itu, interaksi obat reseptor ini analog dgn interaksi subtract
dgn enzim.
• Terdapat 2 jenis
• Antagonis Fisiologik, antagonis pd system fisiologik yg sama, tp pd
system reseptor yg berlainan, efek histamin dan autocoid lainnya dpt
diantagonisasi dgn pemberian adrenalin