Anda di halaman 1dari 39

Farmakologi Dasar

apt. Errol Rakhmad Noordam, M.Farm

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Penilaian Perkuliahan

• UTS : 25 % > 80 A 4
• UAS : 35 %
68 - 79 B 3
• ABSEN : 5%
• KUIS : 10 % 56 - 67 C 2
• TUGAS MAKALAH : 10 % 45 - 55 D Tidak Lulus
• TUGAS PRESENTASI : 15 % < 44 E Tidak Lulus

untuk nilai C dikomunikasikan untuk perbaikan nilai

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Pendahuluan

• Ilmu ttg pengaruh senyawa (obat) thdp sel  target


• Mencegah, mengobati, diagnosis, membuat kondisi tertentu.
• Teknologi farmasi  memformulasikan, penyimpanan, menyediakan
obat  CPOB / CPKB dll  industri farmasi, distributor, apotek, faskes.
• Farmakognosi terkait pengenalan tanaman dan bahan aktif sbg obat.
• 2 fokus utama Farmakologi adalah Farmakokinetik dan Farmakodinamik.
• Farmakokinetik  ADME terkait ilmu kimia dan biokimia
• Farmakodinamik  pengaruh obat thdp tubuh terkait fisiologi, biokimia
dan patofisiologi
• Ditinjau dr sel yg mjd target  obat farmakodinamik meningkatkan /
menghambat fungsi organ dan obat kemoterapeutik pd agen penyebab
penyakit, bakteri, jamur, virus, sel kanker (mikrobiologi dan parasitologi).
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Rangkaian Ilmu

Anfisman
Bioteknologi
Farmasi

Patofisiologi

Farmakoterapi
Terapan

Farmakologi I
dan II

Farmakologi dan
Toksikologi
Farmako
terapi I dan II
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
OBAT

• Adalah racun
• Namun dalam takaran / dosis yg tepat dapat mencegah penyakit, mengobati
penyakit.
• Pengujian obat: in silico, in vitro, in vivo, uji klinis 1-4, toksikologi (Minimum
Efek Consentration)
• Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan
• Dosis, diberikan kpd anak / dewasa / orangtua, brp kali sehari  efek terapi yg
diharapkan
Rute pemberian : oral, IV, IM, sublingual, ocular, nasal, otic, inhalasi,
transdermal, vagina, dubur
Efek: lokal atau sistemik, sebelum/sesudah makan

Farmakoterapi studi lanjut

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
OBAT

• Patofisiologi, mempelajari
ttg gangguan fungsiologis
mulai dr asal penyakit,
perjalanan proses dan
akibat.
• Farmakologi, berasal dr
bhs Yunani “Pharmakon”
= obat, ilmu yg
mempelajari ttg obat.
• Ada fasa sebelum obat
digunakan yaitu fasa
biofarmasi dan fasa
setelah obat digunakan
yaitu fasa farmakokinetik
dan fasa farmakodinamik.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Absorpsi

• Proses masuknya obat dr pemberian ke aliran darah


• Per oral  usus halus, mempunyai luas permukaan 200 m², Panjang 280
cm, diameter 4 cm villi dan microvilli
• Sublingual  obat yg larut pd sangat larut dlm lemak, krn luas
permukaan absorpsinya kecil, shg obat hrs melarut dan diabsorps dgn
cepat, krn darah dr mulut ke vena kava superior, bkn pd vena porta shg
tdk first pass effect metabolism

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Absorpsi

• IMobat langsung masuk ke otot, obat yg larut lemak masuk kedalam


darah kapiler dgn melintasi membrane sel endotel scr difusi pasif.
• Sebagian besar obat di absorpsi difusi pasif dgn barrier absorpsi  lipid
billayer.
• Molekul obat hrs mempunyai kelarutan lemak setelah terlebih dahulu
larut dlm air, kecepatan difusi berbanding lurus dgn derajat kelarutan
lemak molekul obat.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Distribusi

• DISTRIBUSI DIFUSI  dengan cara menembus


membrane biologis melalui proses difusi

PROSES DIFUSI :

a. DIFUSI PASIF
• melalui pori
• larut pd membran lemak
• fasilitas

• b. DIFUSI AKTIF
• Sistem Pengangkutan AKtif
• Pinositosis

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Transport aktif dan pasif

Perbedaan Transpor aktif Transpor pasif

Pergerakan molekul melintasi Pergerakan molekul di dalam dan


membran sel, memompa molekul melintasi membran sel dan dengan
demikian mengangkutnya melalui
Pengertian melawan gradien konsentrasi gradien konsentrasi, tanpa
menggunakan ATP (energi) disebut
sebagai transpor aktif. menggunakan ATP (energi) disebut
sebagai transpor pasif.

Pergerakan molekul adalah dari Pergerakan molekul adalah dari


konsentrasi rendah ke konsentrasi konsentrasi tinggi ke konsentrasi
tinggi, yang berarti mereka bergerak rendah, yang berarti mereka bergerak
melawan gradien konsentrasi. sepanjang gradien konsentrasi.
Pergerakan molekul
Dengan penggunaan ATP, ia Dalam hal ini, molekul-molekulnya
memompa molekul ke atas. dipindahkan ke bawah.

Ini adalah proses yang cepat, yang Ini adalah proses yang lambat dan dua
terjadi dalam satu arah. arah.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Transport aktif dan pasif

Perbedaan Transpor aktif Transpor pasif

Makromolekul seperti protein,


karbohidrat (gula), lipid, sel besar Oksigen, monosakarida, air, karbon
Jenis molekul yang diangkut dioksida, lipid adalah beberapa bahan
adalah beberapa bahan yang diangkut larut yang diangkut melalui cara ini.
dengan cara ini.

Persyaratan ATP (energi) Ada energi yang dibutuhkan, yaitu Tidak diperlukan energi
dalam bentuk ATP.

Jenis Endositosis, Eksositosis, pompa Osmosis dan difusi


Proton, dan pompa natrium kalium.

Meskipun fungsi kedua jenis transpor


adalah untuk membawa ion dan Ini digunakan untuk menjaga
Fungsi molekul, transpor aktif yang terpisah keseimbangan, di dalam dan di luar sel
digunakan untuk membawa melalui nutrisi, air dan gas, dll.
membran sel. Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Metabolisme / Biotransformasi

Metabolisme obat adalah Proses merubahnya senyawa obat secara


enzimatis dari:
1. senyawa yang sedikit polar menjadi senyawa bersifat polar agar
dimudahkan dikeluarkan dari dalam tubuh
2. Obat menjadi metabolit tidak aktif / tidak toksik di dalam tubuh

Bila tidak di metabolisme maka di eksresikan dalam bentuk utuh,


Contoh : obat yang tidak larut dalam tubuh BaSO4 OL.Ricini

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Faktor yang mempengaruhi Metabolisme

Genetik, Perbedaan spesies hewan coba, Jenis kelamin, Usia, Enzim metabolisme,
Lain-lain: makanan, keseimbangan hormon, patologis hati
• Tempat terjadinya metabolisme:
hati (utama), Ginjal, Paru, Saluran pencernaan

• Meningkatkan kecepatan metabolisme


enzyme inducers, e.g : Alcohol, Barbiturate, Phenobarbital, tobacco smoke,
Rifampin
• Menurunkan kecepatan metabolisme
enzyme inhibitors, e.g : Amiodarone, Chloramphenicol, Cimetidine, Erythromycin

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Metabolisme Obat

3 Fase penentu terjadinya aktivitas biologis obat

1. Fase Farmasetik:
Formulasi, Proses pabrikasi, stabilitas saat pengangkutan hingga sampai kepada
pasien
2. Fase Farmakokinetik:
Proses ADME mencapai jaringan / reseptor sehingga menimbulkan reaksi biologis
dari obat
3. Fase Farmakodinamika:
terjadinya interaksi Obat dengan Reseptor dalam jaringan / sel target obat

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Reaksi fasa 1 Reaksi fasa 2
Produk polar
(bioinaktivasi)
(bioaktivasi dan bioinaktivasi)
-konjugasi
-oksidasi
-metilasi
-reduksi
-hidrolisis -asetilasi

lipofil hidrofil
obat Sangat hidrofil
Sangat lipofil Sangat hidrofil

Depo jaringan Tidak dapat


(lemak) dimetabolisis Hati Ginjal
Tidak dapat diserap sal cerna empedu Filtrasi glomerulus

reabsorpsi

Konjugat hidrofil

hidrolisis

SKEMA
lipofil
METABOLISME
OBAT

feses urin

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Kurva konsentrasi obat di dalam darah

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Area Under Curve

Auc, area dibawah


kurva untuk melihat
kadar ketersediaan
hayati obat

Cmax, konsentrasi
maksimal obat di
dlm darah

T1/2, waktu yg
dibutuhkan untuk
mencapai 50% kadar
obat dlm darah
( yg menentukan brp
x nya obat diberikan)

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
• Interaksi obat dengan reseptor,
Interaksi obat dengan reseptornya
ini mencetuskan perubahan
biokimiawi dan fisiologi yang
merupakan respons khas untuk
obat tersebut.

Obat + Reseptor  menimbulkan


efek terapi obat

• Interaksi obat dengan makanan,


http://www.yankes.kemkes.go.id/rea
d-interaksi-antara-obat-makanan-dan
-minuman-6197.html

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Eksresi

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Eksresi

• Ekskresi merupakan proses pengeluaran / pembuangan obar dari tubuh.


Kecepatan eliminas obat bergantung pada kecepatan biotransformasi dan
eksresi nya.
• Ginjal merupakan organ terpenting dlm eksresi obat
• Fungsi kematangan 6 – 12 tahun, setelah dewasa menurun 1%
• Eksresi obat yg terpenting ke2 melalui empedu ke dlm usus dan keluar
bersama feses
• Obat dan metabolit yg larut lemak dpt di reabsorpsi Kembali ke dlm tubuh dr
lumen usus.
• Obat dengan metabolisme cepat half time jg singkat spt insulin t½ hanya 40
menit. Obat yg tdk mengalami biotransformasi siklus enterohepatik diresorpsi
kembali oleh ginjal shg t½ panjang.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Eksresi

• Ekskresi adalah pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama


dilakukan oleh ginjal melalui air seni, dan dikeluarkan dalam bentuk
metabolit maupun bentuk asalnya. Disamping itu ada pula beberapa cara
lain, yaitu:
• Kulit, bersama keringat, misalnya paraldehide dan bromida
• Paru-paru, dengan pernafasan keluar, misalnya pada anestesi umum,
anestesi gas / anestesi terbang seperti halotan dan siklopropan.
• Hati, melalui saluran empedu, misalnya fenolftalein, obat untuk
infeksi saluran empedu, penisilin, eritromisin dan rifampisin.
• Air susu ibu (ASI), misalnya alkohol, obat tidur, nikotin dari rokok dan
alkaloid lain. Harus diperhatikan karena dapat menimbulkan efek
farmakologi atau toksis pada bayi.
• Usus, bersama tinja, misalnya sulfa dan preparat besi.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
22
Stikes Indonesia Maju
1.EKSKRESI MELALUI PARU
OBAT INHALASI
SIFAT FISIK : KOEFISIEN PARTISI DARAH / UDARA

2. EKSKRESI MELALUI GINJAL


a. PENYARINGAN / FILTRASI GLOMERULUS
MEMBRAN GLOMERULUS DAPAT DILEWATI OLEH :MOL. OBAT DENGAN
GARIS TENGAH ± 40 A°,BM < 5000, OBAT MUDAH LARUT DALAM CAIRAN
PLASMA  HIDROFIL
b. ABSORPSI PASIF PD TUBULUS GINJAL
c. SEKRESI AKTIF PADA TUBULUS;OBAT DARI PLASMA DARAH KE URIN
MELALUI MEMBRAN TUBULUS SECARA PENGANGKUTAN
AKTIF,REABSORPSI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :
SIFAT KIMIA FISIKA ,UKURAN PARTIKEL / MOL,KOEFISIEN PARTISI
LEMAK/CAIR,pH URIN

3. EKSKRESI MELALUI EMPEDU


SENYAWA YANG DIMETABOLISIS DI HATI
SIKLUS ENTEROHEPATIK

4. EKSKRESI MELALUI KULIT


• Karakteristik utama senyawa yg di eksresikan dlm urin dalah yg telah terpolarisasi dan
larut dlm air.
• Obat yg larut dlm lemak membutuhkan metabolisme hati, dlm jalur sirkulasi hepatik dpt
jg masuk ke empedu dan dieksresikan ke dlm duodenum dan susu kecil.
• Obat yg tdk diserap kembali akan melewati usus besar dan diekskresikan ke feses.
• https://www.sciencedirect.com/topics/pharmacology-toxicology-and-pharmaceutical-sc
ience/drug-excretion
24
• Obat dieliminasi melalui ginjal, melalui filtrasi glomerulus dan melalui
sekresi aktif di tubulus ginjal. Kompetisi terjadi antara obat-obat yang
menggunakan mekanisme transport aktif yang sama di tubulus
proksimal. Contohnya salisilat dan beberapa AINS menghambat
ekskresi metotreksat; toksisitas metotreksat yang serius dapat
terjadi.
• http://pionas.pom.go.id/ioni/lampiran-1-interaksi-obat-0
• http://repositori.kemdikbud.go.id/10437/1/DASAR-DASAR%20FARM
AKOLOGI%202.pdf

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
25
Stikes Indonesia Maju
Plasma half-life (fase eliminasi)

• Turunnya kadar plasma obat dan lamanya efek tergantung pada kecepatan
metabolisme dan ekskresi. Kedua faktor ini menentukan kecepatan eliminasi obat,
yang dinyatakan dengan pengertian masa-paruh (plasma–t ½ atau half-life eliminasi),
yaitu rentang waktu dimana kadar obat dalam plasma pada fase eliminasi menurun
sampai setengahnya.
• Kecepatan eliminasi obat dan kecepatan t ½ tergantung dari kecepatan
biotransformasi dan ekskresi. Obat dengan metabolisme cepat maka half-life juga
singkat, misalnya insulin yang diberikan secara sub kutan, t ½ -nya dalam waktu 40
menit. Sebaliknya zat yang tidak mengalami biotransformasi , atau obat dengan siklus
enterohepatis, atau juga obat yang diabsorpsi kembali oleh tubuli ginjal, dengan
sendirinya t ½ nya juga panjang. Obat-obat yang terikat dengan protein plasma yang
tinggi juga akan mempunyai t ½ yang panjang dibandingkan dengan obat yang sedikit
terikat dengan protein plasma.
• Fungsi organ-organ eliminasi penting sekali, karena kerusakan hati dan ginjal dapat
mempengaruhi t ½ obat (meningkat sampai 20 kali). Cara pemberian obat juga dapat
mempengaruhi waktu t ½ obat, misalnya t ½ penisilin pada pemberian secara intra
vena adalah 2-3 menit, sedangkan pada pemberian oral dapat mencapai 1-2 jam.
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
26
Stikes Indonesia Maju
Prinsip mekanisme kerja obat pada tingkat
molekuler

• Keberhasilan suatu terapi merupakan hasil langsung dari efektivitas obat


melawan targetnya sehingga menimbulkan perbaikan dan hilangnya
kondisi penyakit.
• Ke khususan target obat sangat penting untuk mengurangi toksisitas,
meskipun kekhususan mutllak (1 obat 1 target) sangat sulit dicapai.
• Obat yg bekerja spesifik artinya memiliki lokasi target kerja obat untuk
menimbulkan aksi farmakologi tertentu. Beberapa target kerja obat pada
tingkat molekuler, antara lain pd reseptor, kanal ion, enzim dan molekul
kecil.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
terimakasih

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
FARMAKODINAMIK

• MEKANISME KERJA OBAT


1. Kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dng
reseptornya pd sel organisme
2. Mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi  respon khas
3. Obat dpt mengubah kecepatan faal tubuh
4. Obat tdk menimbulkan fungsi baru, hanya memodulasi fungsi yg sdh
ada

• RESEPTOR OBAT
Protein adalah reseptor obat yg paling penting, ACE Na K ATPase, asam
nukleat reseptor untuk sitostatik, ikatan obat-reseptor  ik.ion, ik.
Hidtofobik, van der walls, kovalen.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
FARMAKODINAMIK

• Hubungan struktur – aktivitas, struktur kimia obat berhubungan erat


dgn afinitasnya thdp reseptor dan aktivitas intrinsiknya, sehingga
perubahan stereoisomer dpt menimbulkan perubahan besar
farmakologinya, pengetahuan ini untuk penembangan obat baru,
sintesis obat yg raso terapinya lebih baik, sintesis obat yg selektif
thpd jaringan baru.

• Reseptor Fisiologik merupakan protein seluler yg scr normal


berfungsi sbg reseptor ligand endogen (hormon), neurotransmitter,
growth factor dan autacoid, dgn fungsi pengikatan ligand yg sesuai
dan penghantaran sinyal yg dpt scr langsung menimbulkan efek
intasel atau tdk langsung memulai sintesis / pelepasan molekul
intrasel lain yg dikenal sebagai second messenger.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
FARMAKODINAMIK

TRANSMISI SINYAL BIOLOGIS


Merupakan proses yg menyebabkan substansi ekstraseluler
menimbulkan suatu respon seluler fisiologis yg spesifik. Sistem
hantaran ini dimulai dr penempatan hormone, neurotransmitter pd
reseptor yg ada pd membrane sel / didlm sitoplasma.

Dikenal dgn 5 jenis reseptor fisiologik, 4 diantaranya terdapat di


permukaan sel, dr 4  salah 1 nya meneruskan sinyal yg disampaikan
ligandnya dr permukaan sel ke dlm sitoplasma dan inti sel.

Reseptor yg terdapat pd permukaan sel teridri dr reseptor dlm bentuk


enzim, kanal ion dan G-protein coupled receptor (G-PCR)

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
• Reseptor Sitokin
• Berupa peptide, protein tirosin kinase (Janus-Kinase JAK) terpisah dr
reseptor, apabila reseptor ditempati ligannya, maka terjadi fosforilisasi
protein JAK, pesan biokimianya diteruskan ke protein STAT (signal
transducers and activitors of transcription) mengalami fosforilasi oleh
JAK, kemudian masuk ke nucleus untuk mengatur transkipsi gen tertentu.
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
• Reseptor yg terdapat pd sitoplasma merupakan protein terlarut
pengikat DNA yg mengatur transkip gen-gen tertentu.
• Pendudukan reseptor oleh hormone yg sesuai akan meningkatkan
sintesis protein tertentu.
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
INTERAKSI OBAT – RESEPTOR

• Ikatan antara obat dgn reseptor biasanya ikatan lemah (ik.kovalen)

Drug + Reseptor DR  Efek

Menurut teori pendudukan reseptor, intensitas efek obat berbanding


lurus dengan fraksi reseptor yg diduduki atau diikatnya, dan intensitas
efek mencapai maksimal jika seluruh reseptor diduduki oleh obat.

Oleh krn itu, interaksi obat reseptor ini analog dgn interaksi subtract
dgn enzim.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Potensi menunjukan kisaran dosis obat
yg menimbulkan efek, ditentukan oleh:

1. Kadar obat yg mencapai reseptor


2. Afinitas obat thdp reseptornya

Efek maksimal / efektivitas, adalah


respon maksimal yg dpt ditimbulkan oleh
obat jika diberikan pd dosis yg tinggi.

Terdapat variasi biologic, variasi antar


individu dlm besarnya respons thdp dosis
obat yg sama pd populasi yg sama.

Indeks terapi = LD50


ED50

Obat ideal, IT = LD 1 > 1


ED99

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
ANTAGONISME FARMAKODINAMIK

• Terdapat 2 jenis
• Antagonis Fisiologik, antagonis pd system fisiologik yg sama, tp pd
system reseptor yg berlainan, efek histamin dan autocoid lainnya dpt
diantagonisasi dgn pemberian adrenalin

• Antagonis pd Reseptor, antagonism melalui sistem reseptor yg sama,


efek histamin yg dilepaskan dlm reaksi alergi dt dicegah dgn
pemberian antihistamin yg menduduki reseptor yg sama

• Antagonis sering disebut receptor bloker / bloker yg tdk


menimbulkan efek langsung, tp tdk langsung akibat kerja agonisnya.

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
KERJA OBAT YG TDK DI PERANTAI RESEPTOR

• Efek nonspesifik dan gangguan pd membrane


berdasarkan sifat osmotic, sifat asam basa, gangguan fungsi membrane,
kerusakan non spesifik : antiseptic-disinfektan

• Interaksi dgn molekul kecil / ion


kerja ini diperhatian oleh kelator (chelating agents) missal penisilamin
untuk mengikat Cu2+ bebas yg menumpuk dlm hari dan otak pasein penakit
Wilson mjd kompleks yg larut dlm air dan dikeluarkan melalui urin (eksresi)

• Inkorporasi dlm makromolekul


obat yg merupakan analog purin / pirimidin dpt berinkorporasi dlm asam
nukleat sehingga menggangu fungsinya, obat yg bekerja spt ini disebut
antimetabolit missal, 6-merkaptopurin, 5-flurourasil, etinoin, p-fluoro
fenilalanin
Prodi Sarjana Farmasi
Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju
terimakasih

Prodi Sarjana Farmasi


Departemen Ilmu Kesehatan
Stikes Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai