Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN HIPERSENSITIVITAS

Oleh:
Ade Erni Kurniati, S.Kep.Ners.,M.K.M
Pendahuluan

• Reaksi hipersentifitas artinya reaksi imun yang


berlebihan (hiper= lebih)

• Biasanya juga disebut sebagai alergi

• Reaksi hipersentifitas dapat terjadi bila jumlah antigen


yang masuk relative banyak atau bila status neurologik
seseorang baik selular maupun humoral meningkat

• Reaksi ini tidak pernah timbul pada pemaparan


pertama dan merupakan ciri khas individu
bersangkutan
Pengkajian

• Pengkajian pasien dengan alergi, diperlukan


data dasar yang lengkap
• Termasuk riwayat pasien yang lengkap,
pemeriksaan fisik, diagnostic test dan skin test
terhadap allergen.
Riwayat kesehatan
• Riwayat keluarga, termasuk informasi tentang
reaksi atopik
• Riwayat alergi pd masa lalu dan saat ini
• Manifestasi klinik akibat reaksi alergi, jika
pasien wanita, kaji riwayat hamil, menstruasi
atau menopause
• Kaji keadaan lingkungan
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan secara menyeluruh pd pasien alergi,
terutama berikan perhatian pd manifestasi alergi,
pengkajian subyektif dan obyektif.
1. gangguan pernafasan yang berulang;
2. batuk,
3. sesak nafas,
4. sputum kental,
5. stridor,
6. dll
Diagnostik Test
• ketidak normalan dari limfosit, eosinofil,
immunoglobin, juga pemeriksaan darah dan
test serologis.
• Jumlah esinofil meningkat tipe I termasuk Ig E,
test allergen.
• Test kapasitas vital paru, volume pernafasan.
Penatalaksanaan medik
• Disamping pengobatan,menghindari allergen
bila sudah diketahui akan tetapi mengetahui
jenis allergen kadang sangat sulit.

• Antihistamin, digunakan untuk pengobatan


menghilangkan gejala dan mengurangi kongesti
hidung, kortikosteroid, anti imflamasi dapat
digunakan pada gejala yang berhubungan
dengan alergi.
Penatalaksanaan medik
• Kolaborasi dengan dokter

• Jika terjadi hipoksia dapat dipertimbangkan


pemberian O2 atau pemasangan ETT guna
pemenuhan kebutuhan oksigen
Penatalaksanaan medik

• Jika terjadi hipovolemik dapat diberikan cairan


intravena/infuse.

• Kortikosteroid spray sangat efektif mengurangi


gejala rhinitis alergi.

• Penanganan pada dermatitis kontak,


pendidikan ditujukan terutama perawatan
kulit, pencegahan infeksi yang terjadi pada
kulit, dan peningkatan kenyamanan
Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d bronkospasme
atau edema laring.
Tujuan: pertahankan jalan nafas tetap bebas .
Intervensi:
1. Tempatkan klien pada posisi fowler atau semi fowler
2. Berikan oksigen per nasal 2 – 4 L/mnt
3. Kaji jalan nafas : observasi frekwensi nafas dan pola
nafas, tingkat kesadaran, penggunaan otot asesoris
pada saat bernafas, gerakan dinding dada, suara
stridor, auskultasi bunyi nafas tambahan misalnya
adanya wheezing.
4. Pasang endotracheal intubasi (sesuai petunjuk) bila
ada indikasi.
Diagnosa Keperawatan
• Penurunan curah jantung b/d vasokonstriksi perifer
Tujuan : Curah jantung kembali normal
Intervensi :
1. Monitor tanda-tanda vital sesering mungkin.
2. Kaji warna kulit, temperatur, pengisian kapiler (CRT),
edema dan indicator lain adanya gangguan perfusi
perifer.
3. Monitor tingkat kesadaran klien.
4. Berikan cairan infuse seperti ringer laktat atau NaCl
0,9% sesuai petunjuk.
5. Pasang indwelling kateter dan monitor output urine
6. Bila perlu tempatkan klien pada posisi datar dengan
bagian tungkai ditinggikan
Diagnosa Keperawatan
• Diagnosa keperawatan lainnya yang
berhubungan dengan reaksi
hipersensitivitas  termasuk :
1. Resiko gangguan berfikir berhubungan
dengan penurunan darah cerebral.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan reaksi hipersensitivitas.
3. Kecemasan berhubungan dengan
kesulitan bernapas
4. Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan respon hipersensitivitas.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai