Anda di halaman 1dari 16

ASKAN BEDAH VASKULER

1. Agus tugiyo
2. Ali wahyudi
3. Andrey s. suabey
4. Ani suciati Br purba
5. Arianto sembiring
6. Arif rakhmat irawan
7. Arif wahyudi
8. Arif sya’ban
9. Ayuningtyas utaminingrum
10. Bagus prana citra
11. Bertha nur riyadi
12. Dangun
13. Dani sumarya
14. Dedi hafidhli
PENGERTIAN
Bedah vaskuler adalah tindakan
pembedahan pada pasien yang
didiagnosis menderita penyakit
yang berhubungan dengan
pembuluh darah.
Tujuan Bedah Vaskuler Adalah Untuk Mengobati
penyakit pembuluh darah yg memengaruhi Arteri, Vena,
Atau Keduanya.

Beberapa pnyakit Pembuluh Darah Yang Mungkin


Terjadi, Yaitu:
• Aneurisma
• Aterosklerosis
• Penggumpalan darah
• Penyumbatan/Penyempitan arteri coroner
• Penyakit Raynaud
• Stroke
• Varices
• Vaskulitis
 Jarang ada gejala tahap awal, maka byk org tidak
menyadari menderita pykt tsb.
Faktor yg meningkatkan risiko :
 Tambah usia maka hilang elastisitas pemb darah
dan katupnya
 Riw keluarga dg pykt jantung
 Kehamilan
 Tidak aktif b’gerak dlm wkt lama
 Merokok
 Obesitas
 Hipertensi,kolesterol,atau kondisi lain yg
m’pgaruhi kardiovaaskuler
 Kurang olahraga
 JENIS BEDAH VASKULER YG DILAKUKAN DIDASARKAN PD
UKURAN DAN LOKASI PEMB. DARAH YG B’MASALAH,
contoh:
- Operasi Bypass Dilakukan jk pemb.darah
t’sumbat dg memanfaatkan pemb.darah organ
tubuh lain sbg jln pintas dlm m’alirkan darah yg
t’sumbat.

-Embolektomi M’buang plak atau emboli di


pem.darah & m’perlebar aliran dg memasang
balon chateter agar aliran darah lancar.

-Trombektomi Sama dg embolektomi namun


balon chateter dimasukkan lgsg menembus
plak.
 Kapan Harus Konsultasi ke Dokter Bedah Vaskular?
-Jk varises di tungkai atau kaki tampak b’wrn
ungu kebiruan & nyeri
- Kaki bengkak dan betis sering kram
- Luka di kaki atau lengan yang tidak kunjung sembuh
- Nyeri hebat dan muncul secara tiba-tiba di perut,
dada, rahang, lengan, atau punggung
- Gejala stroke ringan, seperti mati rasa atau kesemutan
di satu sisi wajah atau tubuh
PENATALAKSANAAN ANESTESI PADA BEDAH VASKULER
BEDAH PINTAS ARTERI KORONER

Penatalaksanaan anestesi
Secara umum penatalaksanaan anestesi
pada bedah pintas arteri koroner off- pump
bertujuan untuk
1. Keselamatan Pasien Dengan Aplikasi
Teknik Anestesi Yang Memberikan
Kestabilan
2. Hemodinamik, Mencegah Iskemi Dan
Proteksi Miokard Maksimum;
Mempertahankan Stabilitas Hemodinamik
Intra Operasi Secara Fisik Dan
Farmakologis;
Periode prabedah
- Anamnesis secara teliti mengenai alergi,
- Riwayat Alkohol
- Riwayat merokok dihentikan 4 minngu sebelum operasi
- Obat anti platelet dihentikan 7 hari sbeleum operasi
- Obat heparin diberikan dalam kontrol dosis rendah
- Pemeriksaan fisik komprehensif
- Puasa 6 – 8 jam
- Pemeriksaan penunjang meliputi hasil laboratorium dasar,
fungsi koagulasi, evaluasi fungsi organ renal dan hepar
terkait metabolisme obat, serta elektrolit, khususnya bagi
pasien yang mendapat terapi diuretic
- Rontgen thorak, elektrokardiografi dasar, ekokardiografi
transthorak, angiogram koroner, dan ultrasonografi doppler
dievaluasi untuk menyusun rencana tatalaksana anestesi
Premedikasi
Premedikasi bertujuan mengurangi cemas dan takut,
memberikan analgesia sebelum induksi, serta mendapatkan
efek amnesia.

Pada pasien dengan penyakit arteri koroner, pemberian


premedikasi mencegah terjadinya episode angina, berkaitan
dengan efek takikardia yang timbul karena cemas atau
stimulus nyeri akibat kanulasi vaskuler perifer. Golongan
benzodiazepine intravena kerja singkat dan opioid dosis
rendah dapat menjadi pilihan

Pemantauan terhadap elektrokardiografi, saturasi oksigen


perifer, tekanan darah serta suplementasi oksigen dilakukan
setelah pemberian premedikasi
INDUKSI ANESTESI
2 jam sebelum induksi anestesi. Antibiotika profilaksis golongan
cephalosporin diberikan 30-60 menit sebelum insisi kulit dan
dilanjutkan sampai 48 jam setelah operasi selesai

Obat hipnotik, opioid, pelumpuh otot diberikan secara


titrasi,  menjaga kestabilan hemodinamik,
menghindari takikardi akibat nyeri, dan menghindari
hipotensi.
 Kombinasi dg sevofluran
 menghindari penggunaan N2O karena dapat
menimbulkan emboli gas.
 Lidokain laringotrakea atau intravena diberikan untuk
mengurangi respons simpatis akibat tindakan lntubasi
Pemeliharaan
• Sasaran hemodinamik saat pemeliharaan anestesi adalah
mencegah iskemi intra operasi, menjaga tekanan perfusi
koroner adekuat, serta pengendalian terhadap laju nadi
• Pemeliharaan anestesi dengan infus opioid, pelumpuh otot,
dan obat inhalasi sevofluran
• Tatalaksana iskemi miokard intra operasi dengan infus kontinu
nitrogylcerin
 Menjaga tekanan perfusi koroner adekuat penting dalam
mempertahankan aliran darah kolateral ke area yang
mengalami iskemi.
 Pemberian cairan intravaskular dipandu dengan pemantauan
ekokardiografi transesofagus serta obat vasokonstriktor (nor-
epinephrine atau phenylephrine) bila diperlukan.
 Irama jantung sinus dipertahankan dan ketidakseimbangan
elektrolit segera dikoreksi
Pascabedah
 Pasien diberikan sedasi saat transportasi ke ruang
perawatan intensif dan selama perawatan di ruang
intensif sampai kriteria ekstubasi dapat terpenuhi.
 Dexmedetomidine, propofol, dan midazolam
intravena dapat menjadi pilihan.
 Anestesi fast track menargetkan ekstubasi dalam
8 jam setelah operasi bila tidak terjadi
komplikasi perdarahan, aritmia, serta
ketidakstabilan hemodinamik dan ventilasi
Penatalaksanaan nyeri
Penatalksanaan nyeri pascabedah secara adekuat
adalah penting untuk membantu ekstubasi dini dan
mengurangi aktivasi simpatis yang dapat
menyebabkan iskemi miokard. Infus kontinu opioid
masih menjadi andalan dalam tatalaksana nyeri
Kesimpulan
 Dalam penatalaksanaan anestesi dalam kasus
kasus bedah vaskuler harus memeperhatikan
riwayat pasien meliputi riwayat konsumsi obat
pembuluh darah, riwayat merokok dan co morbid
lainnya
 Perlu merencanakan tindakan anestesi yang
menguntungkan
 Pemberian obat anestesi secara titrasi perlu
diperhatikan
 Pemeliharaan anestesi harus ketat untuk
mencegah iskemia vaskuler
TERIMAKASIH SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai