Anda di halaman 1dari 30

SEJARAH PERJUANGAN

PEREMPUAN

Pratiwi Lumbantobing, SST., MKM


Sejarah Perjuangan Perempuan

Sejarah perjuangan perempuan:


1.Lokal
2.Nasional
3.Internasional
Dan Pengenalan perempuan dalam kajian
multiperspektif (biologi, psikologi, agama, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik).
Sejarah Perjuangan Perempuan

Sejarah Gerakan perempuan di bagi beberapa tahap:

Masa Kolonial (akhir abad 19 awal abad 20)

Masa setelah kemerdekaan 1945-1965

Masa orde baru (1965-1998)

Masa Reformasi (1998 –sampai skrng)


Dilatar belakang

 Adanya kawin paksa


 Poligami
 Suami mempunyai kekuasan tak terbatas
dalam perkawinan sehingga Perempuan
dilakukan sewena wena
 Setelah dewasa perempuan dilarang /dipingit
 Adanya diskriminasi antara pria dan wanita
khususnya dibagian Pendidikan
Perjuangan Perempuan

Pergerakan kaum wanita bersifat social dengan


bertujuan untuk:
1.Memperoleh persamaan hak dengan kaum
pria, dan diperlakukan dengan adil
2.Meningkatkan /menyempurnakan kemampuan
serta kecerdasan kaum wanita terutama dalam
perannya sebagai ibu dan pemegang Kembali
rumah tangga
Organisasi Wanita

“Putri Mardika” Tahun1912


Merupakan organisasi pertama, merupakan cabang dari
organisasi budi Utomo
Bertujuan :
1.Untuk memberikan bimbingan, bantuan, dan Pendidikan serta
mendorong wanita pribumi agar bisa menyatakan pendapat
muka umum
2.Berperan dalam pemberian beasiswa dan menerbitkan surat
kabar “Putri mardika”
Organisasi lain diantaranya

 Wanudyo Utomo, bagian sarekat Islam


 Aisyah, 22 April 1917 di Yogyakarta merupakan
anggota dari Muhammadiyah pendirinya Ny. H.
Siti Walidah Ahmad
 Organisasi yg berdiri sendiri(wanito Mulyo,
Wanito Khatolik, Wanito Utomo
Sejarah Perjuangan Perempuan

GERAKAN perempuan di
Indonesia pada awal abad
20 ketika sekolah modern
didirikan oleh pemerintah
kolonial Belanda, dan
organisasi modern
didirikan oleh “kaoem
bumiputera”
Perang Aceh meletus pada Masa Colonial sebelum 1945
22 Maret 1873, para
R.A. Kartini (21 April
pejuang Aceh berjuang Dewi sartika adalah Rohana Kudus,
1879-1904) dianggap
mempertahankan Tanah pelopor eman Wartawan
sebagai pelopor
Rencong dari jajahan sipasi wanita Perempuan
pergerakan kaum
Belanda Pertama Indonesia.
wanita di Indonesia
Kaum perempuan dalam
membela tanah air dan bangsa
Perjuangan Perempuan masa
Kolonial
Masa kolonial
Perjuangan gerakan perempuan
Kongres Perempuan 1
(22-25 Desember
tahun 1928) di
Yogyakarta

Mendirikan perserikatan
perempuan Indonesia PPI yg
diketuai oleh. Ny. Sukanto
Tujuan adalah
1.Memperjuangkan hak-hak
perempuan terutama dalam
bidang Pendidikan
2.Pernikahan

Kongres Perempuan II
(22 Desember 1930) di
Jakarta, yg kemudian
dikukuhkan Hari ibu
Masa pasca kolonial 1945-1966

PERWARI (Persatuan Wanita Republik GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia)


Indonesia) yang terbentuk tanggal 17 tahun 1950-1960-an.
Desember 1945
Gerwani merupakan organisasi
independen yang memberikan perhatian
1. PERWARI melakukan kegiatan pada reformasi sistem hukum di
Indonesia untuk membuat wanita dan
“homefront”, mengurus dapur
pria sama di mata hukum diantaranya:
umum dan membantu PMI. 1.hukum perkawinan,
2. Setelah perang kemerdekaan 2.hak-hak buruh, dan nasionalisme
reda, PERWARI menggiatkan Indonesia.
diri dalam mengisi 3.Perempuan yang telah disalahgunakan
kemerdekaan di bidang 4.Perempuan yg ditinggal suami
pendidikan.
Masa orde baru (1967-1998)

Gerakan perempuan seolah-olah mati


bahkan dimatikan dengan munculnya
organisasi-organisasi bentukan
pemerintah, seperti Dharma Wanita yang
isinya istri-istri PNS, kemudian ada PKK
yang isinya istri-istri pejabat.

Perempuan cenderung dijadikan alat


politik oleh penguasa untuk
melanggengkan kekuasaanya.
berlangsung selama 32 tahun.
Perempuan di era orde baru
Masa reformasi

Dalam era reformasi, munculnya berbagai


organisasi wanita yang membangkitkan kembali
para reformis wanita seperti tahun 1930-an yang
tidak saja membela kaumnya sendiri, melainkan
juga membela dan memikirkan nasib masyarakat
marjinal
CEDAW lewat UU no. 7 tahun
1984
Gerakan perempuan di Indonesia kemudian berhasil
mendorong pemerintah Indonesia untuk meratifikasi
yang memiliki konsekuensi mengikat bagi negara
untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak
asasi perempuan warganya.
Dalam Konferensi Dunia Tentang Perempuan ke 4.
merupakan landasan aksi bagi negara-negara di
dunia untuk melaksanakan CEDAW. Beijing Platform
(1995)
CEDAW(Covention of Elimination of All
Forms of Discrimation Against Women)

 Ditetapkan oleh PBB 18 desember 1979


 Berlaku 3 September 1981
 CEDAW lewat UU no.7 tahun 1984 
penghapusan segala bentuk diskriminasi pada
perempuan untuk melindungi dan
mempromosikan hak-hak perempuan di seluruh
dunia.
Permasalahan Perempuan Masa Kini

Permasalahan perempuan masa kini masih


menunjukkan sebagian gambaran
permasalahan masa lalu yang belum
terselesaikan, masalah semakin kompleks,
berbagai permasalahan yang muncul
merupakan senyawa dari masalah
lokal/internal dan global/ eksternal.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh PAP pada tahun 1999, terdapat delapan
prioritas masalah perempuan Indonesia

1. Jumlah perempuan dalam posisi pengambil keputusan sedikit


2. Perempuan korban kekerasan/pelecehan seksual kurang
mendapat perlindungan hukum.
3. Upah pekerja perempuan lebih rendah dari upah laki-laki.
4. Pelecehan seksual terhadap perempuan terjadi di lingkungan
pekerjaan
5. Perempuan cenderung dijadikan obyek seksual di media
massa
6. Tidak adanya perlindungan hukum terhadap pembantu rumah
tangga perempuan
7. Terjadinya eksploitasi terhadap perempuan melalui
pengiriman TKW ke luar negara
8. Tidak dipenuhinya hak cuti khusus bagi pekerja perempuan
Perempuan memiliki kebutuhan-kebutuhan
khusus dintaranya:

 Pemenuhan kesehatan reproduksi,seperti cara KB yang aman,kesehatan


ibu hamil, kematian ibu/anak saat melahirkan,dll.
 Penghapusan kekerasan terhadap perempuan termasuk perdagangan
perempuan.
 Pembagian rasa aman bagi perempuan di daerah wilayah konflik.
 Penanggulan rencana yang peka gender,termasuk pelibatan perempuan
dalam tahap tanggap darurat,rehabilitas.dan rekonstruksi.
 Persamaan akses terhadap pekerjaan dan sumberdaya,termasuk bagi
perempuan kepala keluarga.
 Peningkatan keterwakilan perempuan dalam lembaga-lembaga strategis
sebagai pengambil keputusan. 
Hari perjuangan
perempuan(Hipwee Motivasi)

 Karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hak untuk berhasil, tak memandang latar belakang
keluarga (Tri Rismaharini)
 Setiap perempuan itu istimewa. Karenanya terus berjuang perlu dilakukan agar setiap mimpi dan cita-cita
bisa diraih (Chelsea Islan)
  Belajar itu nggak kenal waktu. Belajarlah setiap hari sampai tak ada nafas lagi dalam tubuhmu (Maudy
Ayunda)
 Kunci sukses sederhana aja. Cukup berdisiplin dan konsentrasi (Susi Susanti)
 Menjadi seorang ibu seutuhnya memang penuh tantangan. Tapi mendidik anak adalah suatu kewajiban
(Ainun Habibie)
 Kecewa memang hal biasa. Yang luar biasa adalah bagaimana kamu mengolah kecewa menjadi
penyemangat diri (Sri Mulyani)
 Pendidikan tak bisa berdiri sendiri. Perlu tambahan agar kehidupan berjalan seimbang (Susi Pudjiastuti)
 Perempuan memang sudah saatnya berdemokrasi. Baik dari kedudukan paling atas sampai kaum migran
(Eni Lestari)
 Kalau hanya fokus untuk diri sendiri, ya apa gunanya semua ilmu yang digali? (Najwa Shihab)
 Menjaga sikap itu penting. Karena salah satu hal yang bisa membuatmu terjatuh adalah dirimu itu
(Kartini)
12 isu kritis didunia

 Perempuan dan kemiskinan


 Perempuan dan pendidikan/pelatihan
 Perempuan dan kesehatan
 Tindakan kekerasan terhadap perempuan
 Perempuan dan ekonomi
 Perempuan dan konflik bersenjata
 Perempuan dan pengambilan keputusan
 Mekanisme kelembagaan bagi kemajuan perempuan
 Hak azazi perempuan
 Perempuan dan media massa
 Perempuan dan lingkungan hidup
 Anak perempuan

Anda mungkin juga menyukai