Penulisan Kata
Penulisan Unsur Serapan
Pemakaian Tanda Baca
PENULISAN KATA
Penulisan Imbuhan
Sebuah kata dasar hanya mendapatkan awalan atau
akhiran, maka dituliskan serangkai dengan kata yang
mendapatkan awalan atau akhiran saja.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
di didik dididik
hancur kan hancurkan
ke sampingkan kesampingkan
hancurleburkan hancur leburkan
bertandatangan bertanda tangan
Jika gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, bentuk kata turunannya itu harus dituliskan
serangkai.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
menghancur leburkan menghancurleburkan
pemberi tahuan pemberitahuan
mempertanggung jawabkan
mempertanggungjawabkan
kesimpang siuran kesimpangsiuran
ketidak adilan ketidakadilan
mengambing hitamkan mengambinghitamkan
kepercaya dirian kepercayadirian
menyebar luaskan menyebarluaskan
Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung.
Angka dua dalam kata ulang hanya boleh dibatasi
pada tulisan cepat seperti catatan.
Pada tulisan yang sifatnya resmi, kata ulang itu ditulis
secara lengkap.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
jalan2 jalan-jalan
dibesar2-kan dibesar-besarkan
menulis2 menulis-nulis
gerak gerik gerak-gerik
sayur mayur sayur-mayur
tunggang langgang tunggang-langgang
seluk beluk seluk-beluk
bolak balik bolak-balik
ramah tamah ramah-tamah
porak poranda porak-poranda
berkejar kejaran berkejar-kejaran
Penulisan Gabungan Kata/
Kata Majemuk
Gabungan kata termasuk yang lazim disebut dengan
kata majemuk bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
dayaserap daya serap
tatabahasa tata bahasa
kerjasama kerja sama
orangtua orang tua
rumahsakit rumah sakit
percayadiri percaya diri
jurutulis juru tulis
Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
dituliskan serangkai.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
mana kala manakala
sekali gus sekaligus
bila mana bilamana
dari pada daripada
apa bila apabila
segi tiga segitiga
pada hal padahal
barang kali barangkali
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
hulu balang hulubalang
sapu tangan saputangan
bumi putra bumiputra
bagai mana bagaimana
olah raga olahraga
loka karya lokakarya
suka rela sukarela
suka cita sukacita
duka cita dukacita
halal bihalal halalbihalal
mata hari matahari
Jika salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri
sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, hanya
muncul dalam kombinasi kata, unsur itu harus
dituliskan serangkai dengan unsur lainnya.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
a moral amoral
antar warga antarwarga
catur wulan caturwulan
dasa darma dasadarma
dwi satya dwisatya
ektra kurikuler ekstrakurikuler
kontra revolusi kontrarevolusi
semi final semifinal
super ordinat superordinat
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
maha siswa mahasiswa
non migas nonmigas
masa pangan masapangan
panca sila pancasila
purna wirawan purnawirawan
sapta krida saptakrida
sub bagian subbagian
swa daya swadaya
tuna netra tunanetra
ultra modern ultramodern
peri bahasa peribahasa
mono poli monopoli
poli gami poligami
Catatan
Bila bentuk tersebut diikuti oleh kata-kata yang huruf awalnya
huruf kapital, di antara kedua unsur tersebut dituliskan tanda
hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
Unsur maha dan peri dalam gabungan kata ditulis serangkai
dengan unsur selanjutnya. Akan tetapi, jika diikuti kata
berimbuhan kata itu ditulis terpisah.
Contoh:
Maha Penyayang
Peri kemanusiaan
Ketentuan khusus, kata maha yang diikuti kata esa ditulis
terpisah.
Contoh:
Maha Esa
Penulisan Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya.
Contoh:
kuambil
kaulihat
Kata ganti ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Contoh:
milikku
punyamu
kepunyaannya
Penulisan Kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya, kecuali jika berupa gabungan kata
yang sudah dianggap padu, seperti kepada dan
daripada.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
kepasar ke pasar
dimalam hari di malam hari
darikesunyian dari kesunyian
kebeberapa ke beberapa
Penulisan Partikel pun
Partikel pun ditulis terpisah dari pertikel yang
mendahuluinya karena partikel pun sudah hampir
seperti kata lepas yang berarti juga.
Contoh:
Sekali pun
Satu pun
Akan tetapi ada beberapa kata yang sudah dianggap
padu atau benar dan ditulis serangkai.
Contoh:
Adapun,andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun,
dan walaupun.
Penulisan Partikel per
Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
permenit per menit
permeter per meter
peroktober per oktober
perhari ini per hari ini
satu persatu satu per satu
detik perdetik detik per detik
Penulisan Angka
Angka digunakan untuk menyatakan: