Anda di halaman 1dari 81

KESIAPSIAGAAN

PENANGGULANGAN
BENCANA / DARURAT DI
RUMAH SAKIT
A ALI SYAHRUL C , SKM , MKKK
bo TTL Jakarta, 20 Oktober 1973
ut Pekerjaan - RS Tebet ( 1996 – 1998 )
M - RSUP Fatmawati (1995 – Sekarang - Komite K3)
- Tim Bimtek KARS Kemenkes
e - Ketua Komite K3
- Ka Pokja MFK
-Trainer K3RS

Pengalaman Organisasi - PARI JAYA -FOKKI


- PAKKI -IKKESINDO
Riwayat -S2K3 - AK3 Umum - Bimtek KARS
Pendidikan & Pelatihan -S1K3 - AK3 Kebakaran - BATAN-JAERI – Radiasi
-ATRO - TPPK PPSDM - ISO & OHSAS
Alamat Kantor RSUP Fatmawati – KOMITE K3RS
Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp. 021-7660552, ext : 1448
Alamat Rumah Pasir Putih Residence – Blok C No.4
Jl. Raya Pasir Putih, Gg. Kupu Bombay, RW.005, RT. 01, Pasir Putih,
Sawangan, Depok.
Alamat Komunikasi HP : 0812-8892-5272 & Email : alisyachrul73@yahoo.com
Pengertian
Bencana (SK Menkes RI No.979/Menkes/ SK/ IX/2001)
• - Suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yg terjadi secara
• mendadak/tidak terencana atau secara perlahan tetapi berlanjut,
• - yg menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan normal atau
• kerusakan ekosistem, sehingga
• - diperlukan tindakan darurat & luar biasa untuk
• - menolong & menyelamatkan korban yaitu manusia beserta
• lingkungannya.
Pengertian
 Keadaan Darurat (emergency):
Keadaan yg merupakan hasil dari beberapa kejadian yg tidak
diperkirakan sebelumnya & memerlukan penanganan segera.
Penyebabnya :
a. kecelakaan di tempat kerja, antara lain:
- kebakaran, peledakan, kebocoran/ tumpahan zat berbahaya.
- keracunan
b. Bencana & kecelakaan lain
PRINSIP HOSPITAL DISASTER PLAN
Pada situasi bencana  Rumah Sakit akan menjadi tujuan akhir dalam menangani
korban sehingga RS harus melakukan persiapan yang cukup..

Persiapan 
- dalam bentuk menyusun perencanaan menghadapi
situasi darurat atau
- rencana kontingensi, yang juga dimaksudkan agar
RS tetap bisa berfungsi-hari terhadap pasien yang
sudah ada sebelumnya (business continuity plan)

Rencana tersebut  disebut sebagai Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit,


atau Hospital Disaster Plan (HDP).
Ketika BENCANA  selalu terjadi keadaan yang kacau (chaos),

Dampak  menganggu proses penanganan pasien, dan


mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

Dengan HDP yang baik,  chaos akan tetap terjadi, tetapi diusahakan agar
waktunya sesingkat mungkin
 sehingga pelayanan dapat tetap dilakukan sesuai standard yang
ditetapkan, sehingga mortalitas dan moriditas dapat ditekan seminimal
mungkin.
Hal-hal yang paling sering muncul saat Bencana di RS adalah:
o Pada satu saat ada penderita dalam jumlah banyak yang harus dilayani
sehingga persiapan yang terlalu sederhana (“simple alarm)“ akan tidak
mencukupi, dan diperlukan persiapan yang lebih komperhensif dan intensif
(Organization for a Mass admission of Patients – OMP ”).
o Kebutuhan yang melampaui kapasitas RS, dimana hal ini akan diperparah
bila terjadi kekurangan logistic dan SDM, atau kerusakan terjadi infra
struktur dalam RS itu sendiri.

Kedua hal tersebut diatas wajib diperhitungkan baik untuk


bencana yang terjadi diluar maupun didalam RS sendiri.
Bencana yang terjadi diluar RS, hasil yg diharapkan dari HDP adalah:
• Korban dalam jumlah yang banyak mendapat penanganan sebaik mungkin,
melalui
• Optimalisasi kapasitas penerimaan dan penanganan pasien, dan
• Pengorganisasian kerja secara profesional, sehingga
• Korban/pasien tetap dapat ditangani secara individu, termasuk pasien yg
sudah dirawat sebelum bencana terjadi.

Sedangkan untuk penanganan korban di luar RS, bantuan medis diberikan dalam
bentuk pengiriman tenaga medis maupun logistik medis yang diperlukan.
Bencana  didalam RS (Internal Disaster), seperti terjadinya
kebakaran, bangunan roboh dsb, target dari HDP adalah :

a. Mencegah timbulnya korban manusia, kerusakan harta benda


maupun lingkungan, dengan cara:
• Membuat protap yang sesuai
• Melatih karyawan agar dapat menjalankan
kebijakan/Pedoman/SPO tersebut
• Memanfaatkan bantuan dari luar secara optimal.
b. Mengembalikan fungsi normal RS secepat mungkin
Konsep dasar suatu HDP adalah:
• Melindungi semua pasien, pengunjung, karyawan, dan tim penolong
• Respon yang optimal dan efektif dari tim penanggulangan bencana yg berbasis
pada struktur organisasi RS sehari-hari
HDP  Harus dibuat untuk antisipasi hal tersebut, dan untuk itu sebaiknya
disusun dengan mempertimbangkan komponen-komponen:
- kebijakan penunjang,
- struktur organisasi dengan pembagian tugas dan sistim komando yang jelas,
- sistim komunikasi – informasi,
- pelaporan data,
- perencanaan fasilitas penunjang,
- serta sistim evaluasi dan pengembangan.
HDP harus sudah diuji dalam suatu simulasi, disosialisasikan ke internal RS
maupun institusi lainnya yg berhubungan
Perlu dipersiapkan sejak awal bahwa suatu HDP merupakan bagian integral
dalam sistim penanggulangan bencana lokal / daerah setempat.

Proses penyusunan HDP.


Menyusun HDP merupakan perkerjaan besar yang harus dilakukan
dengan sungguh-sungguh supaya mendapat hasil seperti yang
diharapkan ketika terjadi bencana yang sesungguhnya.
Suatu HDP seharusnya merupakan hasil dari suatu proses kerja yang didasari
atas :
- Ancaman bencana didaerah tersebut (Hazard Mapping),
- Pengalaman masa lalu,
- Ketersediaan sumber daya khususnya SDM, dengan mengingat kebijakan
lokal maupun nasional.

Penyusunan HDP umumnya dimulai dengan dibentuknya tim penyusun HDP,


dan akan bisa memberikan hasil yang maksimal bila didasari atas komitmen
dan konsistensi dari menejemen RS.

Konsistensi diperlukan mengingat penanggulangan bencana, termasuk


penyusunan HDP, merupakan proses yang kontinyu sehingga diperlukan usaha
untuk mempertahankan kinerja tim, dan hal tersebut bisa diwujudkan dengan
membentuk tim gawat darurat dan bencana, K3 atau institusi yg sejenis.
Tim Penyusun HDP.

Tim yang ideal anggotanya merupakan gabungan dari :


• Unsur pimpinan( minimal Kepala Bidang / Instalasi ),
• Unsur pelayanan gawatdarurat ( kepala UGD ),
• Unsur Rumahtangga,
• Unsur paramedis, dan
• Unsur K3
• Unsur lain yg dipandang perlu.

Anggota tim sebaiknya sudah memiliki dasar-dasar mengenai Hospital


Preparedness, dan bekerja berdasar suatu guide line yang standar, serta
diberikan target waktu.
HDP diharapkan memenuhi prinsip pokok sbb:

• Organisasi PB berbasis pada organisasi RS sehari-hari. Perubahan yg


terlalu besar berpotensi gagal.
• Prosedur dalam HDP dibuat sesederhana mungkin, tapi mencakup
semua yg diperlukan
• Prosedur lengkap dibuat secara rinci, tetapi untuk pekerja lapangan
perlu dibuat checklist.
Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan 4. Alur lalu-lintas di area RS dan
adalah: sekitarnya dipersiapkan dengan
1. Kewenangan untuk menggerakkan tim cermat.
harus dibuat sesederhana mungkin, 5. Penggunaan tanda pengenal utk
jangan bergantung pada pimpinan korban ( tagging ) yang jelas.
tertinggi / direktur RS. Proses 6. Komunikasi intra RS dengan
pelimpahan wewenang harus dibuat alternatifnya.
sependek mungkin. 7. Sistim Triase yg sesuai.
2. Penilaian kapasitas RS jangan hanya 8. Penyiapan logistic.
berdasar pada jumlah tempat tidur, 9. Pengamanan untuk korban dan
supaya tidak terjadi penilaian yg segenap karyawan serta tim
terlalu optimistic. penolong.
3. Penyiapan fasilitas dan area yang 10. Manejemen informasi internal
terencana dengan baik pada masa pra- maupun eksternal.
bencana. 11. Prosedur evakuasi RS bila
diperlukan.
REGULASI RUMAH SAKIT UNTUK MANAJEMEN KESIAPAN BENCANA :

A. Menentukan Jenis, Kemungkinan Terjadi Dan Konsekuensi Bahaya, Ancaman Dan


Kejadian
B. Menentukan Integritas Struktural Di Lingkungan Pelayanan Pasien Yang Ada Dan
Bila Terjadi Bencana
C. Menentukan Peran Rumah Sakit Dalam Peristiwa/Kejadian Tersebut
D. Menentukan Strategi Komunikasi Pada Waktu Kejadian
E. Mengelola Sumber Daya Selama Kejadian, Termasuk Sumber-sumber Alternatif
F. Mengelola Kegiatan Klinis Selama Kejadian, Termasuk Tempat Pelayanan Alternatif
Pada Waktu Kejadian
G. Mengidentifikasi Dan Penetapan Peran Dan Tanggung Jawab Staf Selama Kejadian.
H. Mengelola Keadaan Darurat Ketika Terjadi Konflik Antara Tanggung Jawab Pribadi
Staf Dengan Tanggung Jawab Rumah Sakit Untuk Tetap Menyediakan Pelayanan
Pasien.
MENYUSUN RENCANA TANGGAP DARURAT DI RS

Mencakup penanganan keadaan darurat


di dalam dan di luar instansi kerja 
dibuat bersama dengan pimpinan dan
staf/PJ/Tim ( Pembagian peran )
Hal-hal yang dibutuhkan dalam
pengembangan perencanaan darurat :
a)Rute dan prosedur evakuasi
(melarikan diri dari bencana)
b)Prosedur petugas yang bertugas
( aliran listrik, gas, dll )
c)Prosedur di titik kumpul aman
d)Kewajiban bagi petugas medis
dalam melakukan pertolongan
e)Prosedur pelaporan emergency
BAGAIMANA Melakukan Asesmen Risiko ?
Untuk RS perlu diketahui berdasarkan data yang nyata yaitu :
• Natural Disaster
• Technological Disaster
• Human Disaster
• Desease Disaster
• Hazard Material Disaster
HVA - Asesmen Risiko
• Hazard Vulnerability Analysis.
• Asesmen Risiko bencana menggunakan format
terstruktur.
• Identifikasi yang melakukan HVA-asesmen risiko
bencana (pihak RS, Pemadam, BPBD, dll)
• Identifikasi bencana internal dan eksternal yang besar
termasuk insiden epidemik yang berisiko tinggi terjadi.
• HVA dilakukan setiap tahun.
Bencana alam
SEVERITY = (MAGNITUDE -
       
  MITIGATION)  
PROBABILIT HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK
EVENT Y IMPACT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
  Likelihood this Possibility of Physical losses Interuption of
Preplanning
Time,
effectivness,
Community/
Mutual Aid staff Relative threat*
will occur death or injury and damages services
resouces and supplies
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = High 1 = High 1 = High
SCORE
2 = Moderate 2 = Moderate 2= 2= 2 = Moderate 2 = Moderate 2= 0 - 100%
3 = High 3 = High Moderate Moderate 3 = Low or 3 = Low Moderate
3 = High 3 = High none or none 3 = Low or none
Gempa Bumi 2 3 3 3 3 3 2 63%
Banjir 2 3 0 0 1 2 2 30%
Kebakaran 1 3 3 3 3 2 2 30%
Angin Badai 1 3 2 2 3 3 2 28%
Tanah Longsor 1 3 0 0 1 3 2 17%
Wabah 1 3 0 0 1 3 2 17%
Kekeringan 1 3 0 0 0 0 0 6%
Gunung Meletus 0 3 0 0 0 3 2 0%
Tsunami 0 3 0 0 0 0 0 0%
  0 0 0 0 0 0   0%
AVERAGE
0.44 1.50 0.31 0.31 0.56 1.00 0.75 4%
SCORE
*Threat increases with
percentage.
7
71
BENCANA TEKNOLOGI

TECHNOLOGIC EVENTS
    SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)        
PROBABILITY HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK
EVENT IMPACT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
  Community/
Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of Time, effectivness,
Preplanning Mutual Aid staff Relative threat*
occur death or injury and damages services resouces
and supplies
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Low 1 = Low 1 = Low
1 = Low 1 = High 1 = High 1 = High
SCORE
2 = Moderate
2= 2= 2=
2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate
0 - 100%
Moderate Moderate Moderate
3 = High 3 = Low or none 3 = Low or none 3 = Low or none
3 = High 3 = High 3 = High
Kegagalan Genset 2 3 1 3 2 2 2 48%
Kegagalan Sistem Informasi 2 1 1 3 2 1 2 37%
Kegagalan Alrm Kebakaran 1 3 1 3 3 2 2 26%
Kebakaran Internal 1 3 3 2 2 1 2 24%
Kegagalan Listrik 1 3 1 3 1 2 2 22%
Kekurangan Pasokan 1 3 1 3 2 1 2 22%
Kekuranga Air 1 2 1 3 2 1 2 20%
Kegagalan Gas Medis 1 3 1 2 2 1 2 20%
Ledakan Bahan Berbahaya (B3) 1 3 1 2 2 1 2 20%
Kegagalan Komunikasi 1 1 1 2 2 2 2 19%
Kekurangan Bahan Bakar 1 1 1 2 2 1 2 17%
Kegagalan Transportasi 1 1 1 2 1 1 2 15%
Petir               0%
AVERAGE SCORE 0.63 1.26 0.68 1.42 1.11 0.74 1.16 7%
*Threat increases with percentage.
12 RISK = PROBABILITY * SEVERITY
121 0.07 0.21 0.35
BENCANA ULAH MANUSIA
HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL
HUMAN RELATED EVENTS
    SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)        
PROBABILITY PROPERTY BUSINESS INTERNAL EXTERNAL RISK
HUMAN IMPACT PREPARED-NESS
EVENT IMPACT IMPACT RESPONSE RESPONSE
  Community/
Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of Time, effectivness,
Preplanning Mutual Aid staff Relative threat*
occur death or injury and damages services resouces
and supplies
0 = N/A
0 = N/A 1 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Low
= Low 2 1 = Low 1 = Low 1 = High 1 = High 1 = High
SCORE
= Moderate 2 = Moderate
2 = Moderate
2 = Moderate 2 = Moderate 3 2 = Moderate 2 = Moderate
0 - 100%
3 = High
3 = High 3 = High 3 = High = Low or none 3 = Low or none 3 = Low or none
Trauma 3 3 1 3 2 1 2 67%
Infeksi 2 3 1 3 2 1 2 44%
Terorisme 1 2 2 1 3 2 2 22%
Huru hara 1 2 2 1 2 2 2 20%
Bentrok Antar Golongan 1 1 1 1 3 2 2 19%
Situasi Penyanderaan 1 1 1 1 3 2 2 19%
Penculikan Bayi di RS 1 2 0 3 1 1 2 17%
           
AVERAGE 1.00 1.40 0.80 1.30 1.60 1.10 1.40 14%
*Threat increases with percentage.
10 RISK = PROBABILITY * SEVERITY
76 0.14 0.33 0.42
BENCANA B3
HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL
EVENTS INVOLVING HAZARDOUS MATERIALS
  SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)      
   
PROBABILITY PROPERTY BUSINESS INTERNAL EXTERNAL RISK
HUMAN IMPACT PREPARED-NESS
EVENT IMPACT IMPACT RESPONSE RESPONSE
  Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of
Time, Community/
Preplanning effectivness, Mutual Aid staff and Relative threat*
occur death or injury and damages services
resouces supplies
0 = N/A 0 = N/A
0 = N/A 1 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Low 1 = High
= Low 2 1 = Low 1 = Low 1 = High 1 = High
SCORE
= Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate
2=
2 = Moderate 3
2 = Moderate
2 = Moderate 0 - 100%
Moderate 3 = Low or
3 = High 3 = High 3 = High = Low or none 3 = Low or none
3 = High none
Ledakan bahan kimia 1 3 2 2 3 1 0 20%

Tumpahan Bahan 1 2 1 1 1 1 0 11%


Berbahaya Skala Besar
Paparan Radiasi 1 3 0 0 1 0 0 7%
Tumpahan Bahan 1 1 0 0 1 1 0 6%
Berbahaya Skala Kecil
                 

AVERAGE 0.44 1.00 0.33 0.33 0.67 0.33 0.00 2%

*Threat increases with percentage.


RISK = PROBABILITY * SEVERITY
4
24 0.02 0.15 0.15
SAFE HOSPITAL
• Safe hospital adalah fasilitas kesehatan yang dapat tetap ter-akses
dan berfungsi pada kapasitas maksimum, dan dalam infrastruktur yang
sama, selama dan segera setelah terkena hazard/bencana.

• Safe hospital bertujuan untuk melindungi hidup pasien, pengunjung
dan staf, melindungi investasi berupa perlengkapan dan alat kesehatan
dan melindungi performa fasilitas kesehatan.

• Maksud strategi rumah sakit yang selamat dari bencana ini adalah
untuk memastikan bahwa rumah sakit tidak hanya akan tetap berdiri
bila ada bencana, tapi juga akan berfungsi secara efektif tanpa
gangguan apapun.
HOSPITAL SAFETY INDEX

• Sebuah instrumen untuk "Self Assessment".


• Alat diagnostik cepat dan murah untuk menilai kemungkinan
bahwa rumah sakit akan tetap beroperasi dalam keadaan
darurat dan bencana.
• Evaluasi tersebut menghasilkan informasi yang berguna
mengenai kekuatan dan kelemahan rumah sakit.
• Menunjukkan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki
kapasitas dari manajemen dan keamanan kerja dalam
keadaan darurat dan bencana di rumah sakit.
FORMAT HOSPITAL SAFETY INDEX

•Hospital Safety Index terdiri dari empat bagian ceklist


evaluasi yaitu :
1. tentang lokasi geografis fasilitas kesehatan,
2. tentang keamanan struktur bangunan,
3. tentang elemen-elemen keamanan non-struktural
4. tentang kapasitas fungsional rumah sakit
Sesuai sistem yang ada di RS dengan berprinsip
“siapa berbuat apa” dengan BERBAGI PERAN, antara lain :

Siapa yg merespon saat awal adanya


kebakaran
Siapa yg mengambil dan menggunakan
APAR
Siapa yg menyelamatkan / memindahkan
pasien / keluarga / pengunjung.
Siapa yg melakukan komunikasi darurat.
Siapa yg menjadi bantuan cadangan
Siapa yg bertanggung jawab terhadap
sistem listrik, dll
REGU PEMADAM
Mengkoordinir semua kegiatan apabila terjadi
Kebakaran dilingkungan/ ruang / satuan kerjanya

Mengkoordinir pengunaan APAR sebelum / bila


terjadi kebakaran dilingkungan/ ruang / Satuan
kerjanya

Mengkoordinir kebutuhan air sebelum terjadi atau


bila terjadi kebakaran dilingkungan / ruang / Satuan
kerjanya bersama dengan petugas IPSRS

Memonitor masa berlaku APAR dan fungsi alat


pemadam api yang lain
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
CONTOH -> STRUKTUR ORGANISASI SIAGA BENCANA RSUP FATMAWATI Kepmenkes RI
Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
Direktur Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dinas Pemadam Kebakaran
Tim SAR
Direktur Keuangan Direktur USP Rumah Sakit Terdekat
Direktur Keadaan Darurat Bencana TNI
(Direktur Medik dan Keperawatan) Kepolisian

Bid.Yan Medik Bid.Yan Keperawatan


Kepala Keadaan Darurat Bencana
(Ketua K3)

Kordinator Informasi & Koordinator Keselamatan, Kordinator logistic Koordinator teknik Koordinator Medik
Komunikasi (IPH) Keamanan dan Pemantauan ( Bag Umum/Rumah (IPSRS) ( IGD )
(Sub Komite Keselamatan Tangga)
Kerja)

Kurir Penanggung jawab Logistik obat/ alkes Kesiapan alat Tim Dokter
darurat gedung habis pakai ( Inst. Keselamatan
Farmasi)
Tim Perawat
Teleponis, Radio Tim Security
Operator, Paging Logistik gizi ( Inst.
Utility Tim Area Evakuasi
Tim Pemadam Gizi)
awal

Rekam Medik Tim Evakuasi


Logistk Umum (Bag. Tim Area Evakuasi
RT) Panel Kontrol Lanjutan / RS
Tim Parkir
Lapangan
ISIPD
Tim Pembersih Tim Forensik dan
Logistik alat medic Kamar Jenazah
(Fasilitas Medis) Tim Perbaikan &
Pusat Informasi Tim Pemantau/
Sanitasi
Bencana Monitor/ Evaluasi Tim Ambulans
STRUKTUR ORGANISASI REGU KESELAMATAN
DIMASING-MASING SATUAN KERJA
CONTOH -> KETUA REGU

REGU REGU F1 REGU EVAKUASI REGU EVAKUASI


PEMADAM Respon Emergency JIWA BARANG
(SALVAGE)

Tugas pokok : REGU F1 (Respon Emergency) :


KETUA REGU : 1. Melakukan pertolongan terhadap korban yg terjadi di lokasi
satuan kerjanya
1. Mengkoordinir semua kegiatan K3 dilingkungan kerjanya.
2. Membantu pertolongan korban dilokasi terdekat jika terjadi
2. Melaporan kegiatan K3 ke Komite K3 RSUP Fatmawati
kedaruratan
REGU PEMADAMAN : 3. Melakukan pertolongan terhadap korban dilokasi titik kumpul
 
1. Mengkoordinir semua kegiatan apabila terjadi Kebakaran
  REGU EVAKUASI JIWA :
dilingkungan/ sector ruang / unit kerjanya 1. Sebagai koordinator penanganan korban saat evakuasi
2. Mengkoordinir pengunaan APAR sebelum / bila terjadi 2. Memandu korban saat berlangsungnya evakuasi pada kondisi
kebakaran dilingkungan/ sector/ ruang / Unit kerjanya darurat
3. Mengkoordinir kebutuhan air sebelum terjadi atau bila
REGU EVAKUASI BARANG :
terjadi kebakaran dilingkungan / sector/ unit kerja 1. Mengetahui barang-barang inventaris penting di satkerNya
bersama dengan petugas IPSRS 2. Mengkoordinir/melakukan evakuasi terhadap barang penting
4. Memonitor masa berlaku APAR dan fungsi alat pemadam pd kondisi bencana di satuan kerjanya
api yang lain 3. Mengkoordinir pengamanan lokasi kebakaran dan barang –
barang / inventaris bekerjasama dengan SATPAM
STRUKTUR ORGANISASI REGU KESELAMATAN
DIMASING-MASING SATUAN KERJA
SKENARIO SIMULASI
PENANGGULANGAN
BENCANA
PERAN RS DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
(Peraturan Perundangan Nasional)
Melakukan Upaya Pengurangan
Risiko Bencana (PRB) bidang
kesehatan RS yang aman terhadap
bencana :
• Segera memperbaiki/ • Siap menerima pasien,
membangun kembali SaatPra
tanggap
Bencana
darurat mudah diakses, tetap
prasarana & sarana dengan Pasca Bencana aman dan berfungsi
prinsip membangun dengan kapasitas
menjadi lebih baik maksimum
• Meningkatkan fungsi • Siap dimobilisasi ke lokasi
pelayanan kesehatan untuk bencana
mendorong kehidupan • Tetap menyediakan
masyarakat di wilayah layanan penting
pasca bencana yang lebih • Siap melakukan rujukan
baik dan evakuasi medik
4 Standar, 11 Parameter Rumah Sakit Aman Bencana 2016

Parameter 1 : Memiliki sistem manajemen


rumah sakit yang mampu bekerja dalam
situasi bencana
Parameter 2 : Memiliki Buku Dokumen
Rencana Penanggulangan Bencana Rumah
Sakit, Rencana Strategis dan Asuransi
4 Standar, 11 Parameter Rumah Sakit Aman Bencana 2016

Parameter 3 : Memiliki sumber daya yang


terlatih dalam bidang kebencanaan
Parameter 4 : Memiliki sistem
pengembangan sumber daya manusia
dibidang kebencanaan
4 Standar, 11 Parameter Rumah Sakit Aman Bencana 2016

Parameter 5 : Memiliki struktur bangunan


yang aman dari risiko kejadian
bahaya/bencana.
Parameter 6 : Memiliki mekanisme atau
prosedur perlindungan terhadap fasilitas
kesehatan dan alat-alat kesehatan
Parameter 7 : Kapasitas cadangan
Parameter 8 : Infrastruktur penanganan
bencana
4 Standar, 11 Parameter Rumah Sakit Aman Bencana 2016

Parameter 9 : Rumah sakit melakukan


pengembangan komunitas
Parameter 10 : Rumah sakit memiliki
dokumen kerjasama dengan instansi-instansi
daerah dimana rumah sakit berada
Parameter 11 : Aktif dalam pengembangan
sistem penanggulangan bencana di
kabupaten atau kota setempat
PENDAHULUAN
Dalam penyusunan skenario rencana kontijensi
perlu diketahui berdasarkan data yg nyata yaitu :
• peta wilayah ( Georafis ),
• kondisi masyarakat,
• lokasi yang paling mungkin terkena dampak,
sehingga dapat diperkirakan luas dan dampak
dari bencana tersebut.

Rencana kontijensi merupakan suatu rencana yang telah


dirancang pada keadaan yang dapat dibilang tidak tetap
dengan jalan atau alur yang telah disepakati, teknik,
manajemen dan berbagai pelaksanaan yang telah ditetapkan
secara bersama dengan berbagai penanggulangan.
Latar Belakang

Keadaan darurat dapat disebabkan oleh karena kegagalan teknologi,


ulah manusia atau alam dapat terjadi setiap saat dan dimana saja
termasuk tempat kerja, untuk itu tempat kerja perlu mempersiapkan
cara penanggulangannya guna mengurangi dampak kerugian yang
mungkin terjadi.
Dalam skenario perlu diuraikan :
 Waktu terjadinya bencana
 Lamanya / durasi kejadian
 Dampaknya
 Kondisi lain yang akan memperberat / meringankan dampak
(disesuaikan dengan jenis bencana yang sudah ditentukan
berdasarkan analisis risiko bencana)
PENGERTIAN SKENARIO

 Skenario adalah sebuah gambaran yang konsisten


tentang berbagai kemungkinan (keadaan) yang dapat terjadi
di masa yang akan datang (Menurut Peter Schwartz )

Pengertian lain dari skenario : Skenario adalah susunan


cerita tentang kejadian dan risiko yang diperkirakan atau
mungkin akan terjadi
Dari penjelasan tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa :
Skenario adalah jalan cerita yang dibuat sesuai kesepakatan bersama
dari penulis berdasarkan data-data yang ada dan menggambarkan
situasi yang realistis, logis serta dapat di pertanggung jawabkan
sehingga apabila di visualisasikan menjadi suatu rangkaian kejadian
yang berurutan
PERAN SKENARIO DALAM RENKON
MEMBUAT GAMBARAN KEJADIAN YANG DIPERKIRAKAN AKAN
TERJADI SECARA JELAS & RINCI (LOKASI, WAKTU & DAMPAK )
 SKENARIO YANG DISUSUN
MERUPAKAN HASIL KESEPAKATAN
BERSAMA DAN MENJADI DASAR
BAGI PERENCANAAN SETIAP
PELAKU YANG TERLIBAT DALAM
PENANGANAN
 SKENARIO HARUS LOGIS DAN
MAMPU DILAKSANAKAN
Skenario yang Mana ?
o Buat alternatif 3 skenario ( ringan, sedang dan berat )
o Pilih skenario yang paling mungkin di respons

o Sekenario harus di susun


bersama , sehingga kondisi
kedaruratan dan kredibilitasnya
terkomunikasikan dengan memadai
PENYUSUNAN SKENARIO
1. GAMBARKAN SECARA KRONOLOGIS KEJADIAN
2. TENTUKAN TINGKAT RISIKO (dampak, waktu kejadian )
Contoh :
• Ringan : banjir 4m, siang hari
• Sedang : banjir 8m, malam hari
• Berat : banjir 12 m , malam hari
3. MEMBUAT ASUMSI TERHADAP BEBERAPA ASPEK
 Kehidupan ( kematian, luka-luka dan pengungsian )
 Fasilitas / asset
 ekonomi
 Pemerintahan
 Lingkungan
Membuat Asumsi
ASUMSI merupakan dasar dari masing-masing skenario dan harus
dinyatakan secara jelas , sehingga pihak-pihak lain memahami.

CONTOH :
 BERDASARKAN.....diasumsikan populasi yang terkena bencana anatara :
100.000 sampai 500.00.
 Diasumsikan bahwa 10 % sampai 30 % pengungsi akan tiba dalam keadaan
tanpa makanan dan tanpa naungan.
 Diasumsikan bahwa pengungsi tidak mempunyai akses ke pasar lokal selama
minggu pertama
 Diasumsikan bahwa aparat dan pejabat Pemda juga menjadi korban bencana,
sehingga.....
Paradigma Penanggulangan Bencana Dalam melakukan manajemen
bencana khususnya terhadap bantuan darurat dikenal ada dua model
pendekatan yaitu “konvensional” dan “pemberdayaan”. (Anderson &
Woodrow, 1989). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terutama terletak
kepada cara “melihat” : (1) kondisi korban, (2) taksiran kebutuhan, (3)
kecepatan dan ketepatan, (4) fokus yang dibantukan; (5) target akhir.

Pada intinya paradigma konvensional menempatkan masyarakat sebagai


korban dan penerima bantuan sehingga menimbulkan ketidakberdayaan
dan ketergantungan yang akhirnya tanpa disadari akan memperlambat
proses pemulihan karena tidak ada keswadayaan. Sehingga pemberdayaan
masyarakat salah satunya adalah menempatkan masyarakat sebagai pusat
penanggulangan bencana, tidak hanya menjadi obyek, tapi juga subyek.
SKENARIO SIMULASI
Dalam pelaksanaan simulasi darurat diperlukan skenario
kejadian darurat yang menggambarkan kondisi darurat dan
tindakan personil organisasi dalam pengendalian darurat yang
mencakup penyelamatan penghuni bangunan dan aset serta
pengujian sarana darurat.
Skenario agar dibuat mendekati kondisi yang ada serta
kemungkinan kegagalannya.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM MENYUSUN SKENARIO ADALAH :

1. Memberikan peran dan melibatkan semua personil tim tangap


darurat agar memahami tindakan yang harus dilakukan ketika
menghadapi keadaan darurat atau biasa dikenal dengan “Siapa
harus berbuat apa”.
2. Membuat urutan kejadian dan tindakan termasuk instruksi,
komunikasi dan koordinasi yang harus dilakukan dalam menghadapi
keadaan darurat.
3. Memaksimalkan penggunaan semua sistem/ peralatan/ sarana/
darurat yang tersedia dan terpasang pada bangunan gedung.
TIM OBSERVER  PENTING…
Observee  mengamati dalam bahasa Inggris.
Oberver  orang/kelompok yang melakukan pengamatan.
Observasi  kegiatan pengamatan.

observasi diarahkan pada kegiatan


memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul,
dan mempertimbangkan hubungan
antar aspek dalam fenomena /
kegiatan tersebut
OBSERVER yang BAIK…
• Memiliki pengindraan dan tubuh yang fit
• Adanya minat dan kesediaan
• Mengerti latar belakang materi yang akan di observasi
• Memahami kode-kode, tanda-tanda tingkah laku, sikap terkait
kegiatan
• Membagi perhatian dan memusatkan perhatian
• Menjaga hubungan antar observer dan observee
• Dapat bereaksi dengan cepat / fast response
• Dapat melihat hal-hal yang detail
• Bersikap netral / independen
Apa yang di OBSERVASI….
• Ekspresi verbal dan non verbal
• Respon verbal / non verbal
• Kesesuaian prosedur
• Kesesuaian Waktu
• Kesesuaian Tempat/Lokasi
• Kesesuaian Alat dan Kelengkapan
• Kesesuaian gaya bahasa ( intonasi, pilihan kata, dll)
Siapa yang melakukan OBSERVASI….
• Paham kebijakan, prosedur, lokasi dan kelengkapan, dll
Internal
- Jajaran Manajemen, Ketua Komite, Kepala bidang, bagian,
Instalasi, dll ( yang terkait ).
Eksternal
- Stake holder terkait (RS, BPBD, Damkar,dll)
- Organisasi Profesi terkait
- dll
Item Penilaian Kelebihan Tahapan yang harus di Tindakan Perbaikan
tingkatkan
PENANGAN BENCANA, EVAKUASI & PEMADAMAN API
Organize and Mobilize      
Keefektifan tindakan      
Komunikasi      
Kepemimpinan      
Kerja Team      
Prosedur      
Peralatan      
Waktu      

Tim Observer :
1. …
2. …
MEDICAL EMERGENCY
Penanganan korban      
Peralatan      
Prosedur      
Kerja Team      
Kendaraan      
Komunikasi      
Organize and Mobilize      
 
Nama Pengamat / Observer
Di Gedung A
SKENARIO
• Terjadi gempa bumi pada hari Jumat 20 September 2018 Pukul 13.00 WIB selama 3 menit.
• Setiap petugas berteriak : “Kode hijau....kode hijau....kode hijau....”.
• Melakukan Tindakan Penyelamatan Diri (Hold & Cover Techniques)
• (Terdapat karyawan di Lantai 1 sampai dengan lantai 4 masing-masing 4 orang).
 Lantai 1 : Saeful (koord. Gedung), Ginto (biru), Deni (merah), Kondi (putih), Yudi (kuning)
 Lantai 2 : Ahmad fauzi (biru), sarjito (merah), yanes (putih), deni, jian (kuning) Pasien : purwanti
(pingsan) bu andri (pasien buta)
 Lantai 3 : Ega (biru), Agus (merah) , Widya (putih), Tina (kuning)
 Lantai 4 : Dede Muhlis (biru), Iswandi (merah) , iin termini (putih), lilis (kuning). Pasien : asep
(korban di OK) entis & deni (korban evakuasi dari atas),
 Menenangkan pasien : Hari
 Pasien :, elis (patah tulang), dini (luka bakar), ika (ibu hamil),
SKENARIO

• Saeful Koordinator Gedung A melaporkan ke Kepala Instalasi K3RS


(Satria Widyatama B) – “ Who, Where, When, What, What, How …………

telah terjadi kode hijau di gedung A pukul 13.00 kondisi saat ini sedang
dalam penanganan mohon

• Kepala Instalasi K3RS (Satria Widyatama B) – “ Respon laporan….


Pastikan kondisi korban dan lakukan evakuasi ke titik kumpul terdekat
Tim P2BK Gedung A melakukan :
semua melakukan (Hold & Cover Techniques) selama gempa,
kemudian :

 Ginto Petugas Helm Biru Lantai 1 melakukan evakuasi jiwa -


karyawan, pasien, dan pengunjung untuk berkumpul di Titik Kumpul 2
Depan Lobby Gedung A,

 Yudi Petugas Helm kuning lantai 1 melakukan P3K – ( dimana, dengan


apa, dugaan diagnosannya? ) (yani diselamatkan terlebih dahulu ke
tempat aman lalu diberikan tindakan p3k dengan memberikan perban dan
obat merah di kaki/ tangan

 Kondi Petugas Helm Putih melakukan evakuasi dokumen dan


Tim P2BK Gedung A melakukan :
semua melakukan (Hold & Cover Techniques) selama gempa,
kemudian :

 Akhmad Faozi Petugas Helm Biru Tim P2BK Gedung A Lantai 2


melakukan evakuasi jiwa ( karyawan, pengunjung dan pasien ) di Lantai
2 ke titik kumpul 2 depan Gedung A.

 Petugas Helm Biru Di lantai 2 mendapati seorang pasien ....... yang


shock, langsung berkoordinasi dengan petugas Helm Kuning. “
dengan memberikan/meneriakkan kode apa…. “

 Raden Hilman Nugraha yang menerima informasi melakukan


pertolongan pertama. ( dengan membawa, melakukan apa saja )
Tim P2BK Gedung A melakukan :
semua melakukan (Hold & Cover Techniques) selama gempa,
kemudian :

 Agus Rizki Soekandar Petugas Helm Biru Lantai 3 melakukan


evakuasi karyawan yang berada di lantai 3 :
 A
 B
 C

 Berkumpul di Titik Kumpul 2 Depan Lobby Gedung A.


Tim P2BK Gedung A melakukan :
semua melakukan (Hold & Cover Techniques) selama gempa,
kemudian :
 Dede Muhlis Petugas Helm Biru Lantai 4 melakukan evakuasi
karyawan, pasien, dan pengunjung :
 A
 B
 C
untuk berkumpul di Titik Kumpul 2 Depan Lobby Gedung A,
 Lilis Titawati Petugas Helm lantai 4 kuning melakukan P3K, ( dimana,
dengan apa, dugaan diagnosannya? )
 Beta Budiawan Petugas Helm Putih melakukan evakuasi dokumen
( apa saja & dengan apa ? ) dan berkumpul di Titik Kumpul 2 Depan
Lobby Gedung A.
 Pada saat yang bersamaan terdapat warga sekitar yang membawa
korban ke IGD PMN RS Mata Cicendo Bandung.
Yang menjadi warga ? ( siapa saja …… ) membawa pasien dgn apa?
Yang menjadi korban/pasien ? Kondisi/diagnosa? Make up/label?
 Petugas IGD yang bertugas Maya Lesmana langsung melakukan
tindakan pertolongan pertama kepada korban (masyarakat) yang
datang.
Dengan melakukan apa…..
10 menit berselang ( setelah gempa ) terjadi kebakaran
(asap foging) di pantry gedung A lantai 3.

 Ade (CS Lt 3 Gd. A) yang pertama melihat api, langsung berteriak : “


Kode merah, kode merah, kode, merah..... di Pantry lantai 3 Gedung A.”
Sambil menghidupkan alarm.
 Saifulloh Petugas Helm Merah melakukan pengecekan kondisi api dan
ruangan ? mengambil APAR ? Cara penggunaan APAR ? melakukan
pemadaman api dan api tidak berhasil dipadamkan.
 Petugas Helm Merah ( saifulloh ? ) melaporkan ke Satria Widyatama
(Kepala Instalasi K3RS).
Cara pelaporan menggunakan apa ? dan isi laporan ?
“ ………………..
 Satria Widyatama datang bertemu ketua/tim helm merah/P2BKdan
didampingi untuk memastikan apakah api dapat dipadamkan atau tidak
(berpotensi menyebar dan tidak bisa ditanggulangi )
 Satria Widyatama menelfon Pimpinan Rumah Sakit (Direktur Umum,
SDM, dan Pendidikan), - “ Isi laporan – 5 W 1 H …..”
 Direktur Umum, SDM, dan Pendidikan menelfon Diskar PB untuk
melaporkan kejadian kebakaran dan meminta pertolongan. “ Isi laporan
5W1H“
 Direktur Umum, SDM, dan Pendidikan melapor ke Direktur Utama. “ Isi
laporan 5 W 1 H “
 Di lantai 3 terdapat korban pingsan dan patah tulang sebanyak 4 orang
lalu dilakukan evakuasi oleh Tim Rescue Diskar PB ke Titik Kumpul 2
di depan Lobby Gedung A.
 Di lantai 3 terdapat korban pingsan dan patah tulang sebanyak 4 orang :
1. Siapa ( nama pemeran ) Pingsan
2. Siapa ( nama pemeran ) Patah Tulang dimana ? Make up ?
3. Siapa ( nama pemeran ) Patah Tulang dimana ? Make up ?
4. Siapa ( nama pemeran ) …..?

 Dilakukan evakuasi oleh Tim Rescue Diskar PB


- Metode pingsan dan patah tulang melalui akses evakuasi mana saja
- Tim Rescue Diskar PB berapa orang ( Vertikal & Horisontal rescue )

 ke Titik Kumpul 2 di depan Lobby Gedung A.


 Dede Muhlis Petugas Helm Biru Tim P2BK Gedung A Lantai 4
melakukan evakuasi jiwa ( karyawan, pengunjung dan pasien ) di
Lantai 4.
1. Siapa yg jadi karyawan
2. Siapa yg jadi pengunjung
3. Siapa yg jadi pasien – dengan kondisi dan diagnose apa?
 Pasien di lantai 4 terdapat seorang pasien ....... yang menggunakan
evacuchair. – berapa orang yang menangani dan membawa ?
 ke titik kumpul 2 depan Gedung A.
 
Apabila diperlukan Direktur Utama melakukan Press Confrence
kepada media massa untuk klarifikasi – diperlukan draft materi press
conference, oleh siapa ?
• Korban dilakukan tindakan oleh Lilis Titawati Petugas Helm Kuning
dibantu Tim Kode Biru.
• Petugas Skenario dari pelatihan ini bencananya adalah terjadi bencana
gempa bumi pada hari Sabtu 22 September 2018 pukul 09.30 selama 5
menit.
• Seluruh petugas yang sedang bertugas beserta Tim Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana dan Kebakaran di setiap gedung mulai dari
Gedung A hingga gedung H melakukan penyelamatan pasien,
pengantar, pengunjung dan pegawai PMN RS Mata Cicendo
melakukan evakuasi ke semua titik kumpul terdekat.
• Korban atas kejadian ini cukup banyak sehingga Tim Kode biru
melakukan tanggap cepat menangani seluruh korban di Titik Kumpul 3
Depan IGD Gedung A,
• Dan ada juga beberapa korban yang dirujuk ke RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung dengan menggunakan ambulans transfer milik PMN
RS Mata Cicendo.

• Korban terdiri dari : 1.Patah tulang, 2.Cedera ringan, 3.Cedera


berat, 4.Shock, 5.Luka bakar, dll
CONTOH LAIN - SKENARIO

KEGIATAN / TINDAKAN TARGET PERLENGKAP


JAM RUANG HD KEGIATAN AN / SDM
15.00 Salah satu keluarga pasien (Cleaning service * Kegiatan CS 1 * CS 1, CS 2
1 ) mencium bau asap dan segera tahu lokasi sesuai scenario
sumber asap, segera memberitahu Petugas *Lokasi HD
Rumah Sakit (Cleaning Service 2) : " Pak, ada *.
asap……., itu tuh….. di ruang itu…." , kata CS 2
sambil menunjuk arah yang dimaksud. " Ada
api barangkali pak....", katanya lagi
menambahkan.
  Petugas Rumah Sakit (CS 2) melihat asap, dia segera * Paham PASS * CS 2.
berlari ke arah yang dimaksud untuk memastikan
penyebab timbulnya asap. Terlihat api yang berasal
dari tumpukan kertas yang terbakar akibat percikan
api dari kabel listrik yang terbakar. CS 2 segera
berteriak memberitahu dan meminta bantuan :
"Kode merah... Kode merah... Kode merah.....", dan * APAR 1
regu pemadam di satker segera respon dgn *
mengambil apar untuk melakukan pemadaman api Lakukan
setelah terlebih dahulu mengecek kesiapan fungsi pengecekan
apar, yaitu mengecek regulator (jarum menunjukkan APAR dan
ke warna hijau), dan/ atau mengetes fungsi apar. pengetesan
Perawat satker segera menelpon ke regu pemadam dan
di POS security dan mengaktifkan kode merah dan penyemprotan
mengumumkan lewat nomor tel….
jam * Perawat … segera menelpon dan melapor ke * Lakukan * Perawat 1.
Regu pemadam di pos yang mendapat laporan pengecekan APAR,
segera respon dengan membawa bantuan APAR pengetesan dan
dan berlari menuju lokasi kejadian untuk penyemprotan. * Pakaian
membantu pemadaman api sambil membawa Identitas Regu
apar setelah terlebih dahulu mengecek kesiapan * Lakukan Pemadam
fungsi apar dengan cara mengecek regulator penyemprotan
( warna hijau) dan / atau mengetes fungsi apar.
* APAR 2

  Perawat …. Memberitahukan: " Kode * Lakukan kegiatan * Perawat 2.


merah…..Kode Merah….Kode Merah, ........ …. menelepon Ka
… ...". sekuriti dan Ka satker.
* Telepon
Perawat … menelpon ke petugas IPSRS * Ada nomor Internal.
penting di setiap
Ka Satker …. segera ke lokasi dan menilai kondisi meja dimana
sambil menelpon ke KKD – …. terdapat telepon * Nomor
internal telepon
penting
Jam • Ka satker … segera mengkoordinasikan Lakukan
u siap siap evakuasi dan memantau komunikasi
dilapangan menggunakan
• Petugas KKD – … Datang dan menilai HP atau Telepon
lokasi serta segera melakukan perintah internal
evakuasi ke titik kumpul aman karena
api di ruangan tidak dapat dikendalikan
• KKD Aktivasi Kode Hijau ( Evakuasi )
melalui - ….
• KKD melaporkan ke manajemen
• Memimpin proses pemadaman dan
evakuasi di lokasi
.
Petugas evakuasi jiwa segera datang dan * *
mengevauasi pasien secara berurutan

Petugas evakuasi barang segera mengambil


dokumen penting

Saat proses evakuasi pasien, terdapat pasien


yang pingsan….petugas yang melihat segera
respon dan teriak code blue – aktifitas BHD

Petugas yang mendengar code blue segera


menghubungi ke …. untuk aktivasi

Petugas code blue datang dgn membawa


perlengkapan – aktifitas BHD di tempat –
memindahkan ke brankard
  Ambulan datang dan dikendalikan
oleh petugas parkir untuk
diinformasikan lokasi parkirnya
Petugas code blue membawa pasien
yang sudah sadar untuk dibawa ke
IGD dengan ambulan
Petugas sekuriti mengamankan
lokasi titik kumpul aman

Ka satker berkoordinasi di titik


kumpul aman
Jam Lokasi titik kumpul aman
Petugas evakuasi jiwa, evakuasi
barang melapor ke ka satker ….

KKD analisa lokasi dan melaporkan ke


manajemen tentang kondisi
dilapangan dan melaporkan api
sudah dapat ditangani

KKD mendapat laporan dari Ka satker


untuk kondisi di titik kumpul aman
KKD mengumumkan simulasi selesai
DEBRIEFING

Anda mungkin juga menyukai