Anda di halaman 1dari 11

Meeting with Company A JUNE 15, 2021 - 18H

JULY 11, 2021 - 11H Meeting with Company A


Meeting with Company A JUNE 15, 2021 - 15H
AUGUST 8, 2021 - 16H Meeting with Company A
Meeting with Company A JUNE 15, 2021 - 15H
RIL 15, 2021 - 15H Meeting with Company A
ing with Company A

BUKTI AUDIT
OLEH KELOMPOK 10:
1. Vivi Novita
2.Hamima Zulvia
3.Ulfah Afrigus
4.Dinda marta Dwiyanti JUNE 15, 2021 - 18H
Meeting with Company A
JUNE 15, 2021 - 15H
Meeting with Company A
JUNE 15, 2021 - 15H
Meeting with Company A
MARCH 22, 2021 - 15H
PENGERTIAN BUKTI AUDIT
Bukti Audit (Audit Evidence) merupakan segala jenis informasi relevan yang nanti akan digunakan oleh akuntan
publik/konsultan hukum/auditor sebagai dasar dalam mengeluarkan opini auditnya. Bukti ini dalam laporan
keuangan umumnya berbentuk nominal, dalam legal audit berbentuk dokumen hukum. Selain itu, bukti bisa juga
berupa hasil observasi auditor dan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak terkait.

Seorang auditor pasti membutuhkan bukti audit ini sebagai dasar dalam mengeluarkan opini yang dapat dipercaya dan
berkualitas. Bukti ini bisa didapatkan melalui beragam cara yakni bisa melalui inspeksi, pengamatan, meminta
keterangan dari pihak terkait, dan melakukan konfirmasi atas laporan-laporan yang sebelumnya telah dikirimkan
kepada auditor.
Keputusan Bukti Audit
Pertimbangan dalam Pengambilan Keputusan atas Bukti Audit

 Masalah utama pengambilan keputusan atas bukti audit adalah


- penentuan jenis dan
-jumlah bukti audit yang memadai untuk mengambil kesimpulan.

Keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dibagi dalam 4 (empat) bagian
yaitu:
1. Prosedur audit apa yang akan digunakan?
2. Berapa jumlah sampel yang akan diuji dengan prosedur tersebut?
3. Item mana yang akan dipilih sebagai sampel dari populasi?
4. Kapan akan melakukan prosedur audit ini?
Tingkat Persuasif Bukti audit
• Dengan adanya kendala biaya dan sifat dari bukti audit itu sendiri, jarang sekali auditor
mencapai tingkat keyakinan yang absolut atas kebenaran opini yang dibuatnya.
• Namun demikian, auditor harus mengumpulkan bukti audit semaksimal mungkin sehingga opini
yang dikeluarkannya adalah benar dengan tingkat keyakinan yang tinggi (walaupun bukan
absolut).
• Dengan mengkombinasikan semua bukti audit yang diperoleh selama proses audit, auditor dapat
memutuskan apakah bukti-bukti audit tersebut telah secara memadai mendukung auditor untuk
mengeluarkan laporan audit.
• Faktor-faktor yang menentukan tingkat persuasif bahan bukti adalah:
Tingkat kompetensi (competency),
Tingkat kecukupan (sufficiency)
Jenis-Jenis Bukti Audit

● Dalam memilih prosedur audit yang akan digunakan, auditor dapat memilih
7 (tujuh) kategori bukti audit yaitu :

1. Pengujian Fisik
Bukti jenis ini adalah fakta atau informasi yang diperoleh oleh auditor dengan cara melihat secara
langsung fisik dari aset perusahaan. Misalnya fisik dari persediaan yang dimiliki perusahaan.
Pengujian fisik ini digunakan dalam audit hukum misalnya untuk melakukan cek kebenaran luas
tanah yang tertera dalam sertifikat tanah.
2. Konfirmasi
During a video call
Bukti konfirmasi ini adalah fakta yang diperoleh auditor berdasarkan pernyataan, baik bersifat
langsung maupun tertulis oleh pihak ketiga yang independen. Auditor umumnya lebih memilih
bukti yang sifatnya tertulis dibandingkan bukti yang sifatnya pernyataan langsung, sebab lebih
mudah dianalisis.
3. Dokumentasi
Dalam memperoleh bukti yang valid, setelah melakukan pengujian fisik atau terhadap bukti
barang yang sifatnya habis pakai, atau berupa kegiatan maka cara pembuktian yang paling
relevan adalah dengan melakukan dokumentasi.

4. Analitis
Bukti analitis ini berkaitan dengan kompetensi keilmuan dari auditor, dalam memperoleh bukti
analitis ini umumnya auditor akan membandingkan suatu objek dengan objek lainnya. Atau
dalam laporan keuangan auditor tentu akan melakukan perbandingan antara neraca saldo
dengan beberapa laporan keuangan lainnya seperti laba-rugi.
5. Wawancara
Wawancara ini diperlukan sebagai bukti pendukung, misalnya untuk menilai bagaimana kinerja
manajemen dalam mengelola perusahaan, bukti yang paling valid antara lain adalah dengan
melakukan wawancara terhadap pegawai atau organisasi dibawahnya.
6. Perhitungan Ulang
Bukti ini hanya berlaku jika yang diaudit adalah laporan keuangan. Teknik ini digunakan untuk
mengukur validitas hasil perhitungan yang dilakukan klien.

7. Observasi
Meskipun hampir sama pengujian fisik, tapi prakteknya berbeda. Pengujian fisik lebih detail dari
observasi, sebab dalam observasi ini hanya dilakukan pengamatan saja tanpa melakukan kontak fisik.
Namun, metode ini juga bisa mendapatkan fakta lain yang lebih valid dibandingkan dengan uji fisik.
Tujuannya tentu berbeda, bila uji fisik dilakukan untuk melakukan cek terhadap informasi yang
dicantumkan, observasi dilakukan untuk tujuan memperoleh data diluar informasi yang disediakan.
CARA MENGUKUR KUALITAS BUKTI AUDIT
1. Relevansi
Bukti audit yang diberikan haruslah relevan dengan tujuan dilaksanakannya audit. Misalnya,
ketika yang ingin di audit dalam perusahaan adalah persediaan, maka bukti yang paling
relevan adalah dengan cara melihat langsung stok persediaan yang ada.

2. Sumber Perolehan Bukti


Asal peroleh bukti juga menjadi dasar pertimbangan yang menentukan bagi seorang audit,
informasi yang diperoleh dari pihak lain yang independen akan semakin dipercaya.
Kemudian, informasi yang bersalah dari manajemen internal yang sangat transparan dengan
pengelolaan yang baik, pasti dapat lebih dipercaya. Terakhir, informasi yang diperoleh
auditor sendiri melalui pengamatan, inspeksi dan sejenisnya tentu lebih dapat dipercaya.
3. Ketepatan Waktu
Dalam audit keuangan ketepatan waktu atau tanggal dari bukti audit sangat menentukan tingkat
validitas, terutama bila yang diaudit adalah mengenai hutang dan aktiva lancar, laporan laba
rugi, surplus keuangan, dan sejenisnya. Ketepatan waktu digunakan untuk mengetahui apakah
pengakuan yang dilakukan sudah tepat. Ketepatan waktu ini dalam audit hukum juga
berpengaruh, ini bisa digunakan untuk menilai ketaatan perusahaan terhadap aturan hukum
seperti pajak.

4. Objektivitas
Bukti yang sifatnya objektif tentu lebih baik dari bukti yang sifatnya subjektif. Bagaimana cara
menentukan suatu bukti adalah objektif atau subjektif? Tentu caranya adalah dengan
menentukan siapa yang menandatangani bukti dan siapa yang memberikan bukti tersebut.
DOKUMENTASI AUDIT

Menurut standar auditing, dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur audit yang diterapkan,
bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dihasilkan auditor dalam melaksanakan penugasan. Dokumentasi
audit harus mencakup semua informasi yang perlu dipertimbangkan oleh auditor untuk melakukan audit
secara memadai dan untuk mendukung laporan audit. Dokumentasi audit dapat juga dianggap sebagai kertas
kerja, meskipun akhir – akhir ini semakin banyak dokumentasi audit yang diselenggarakan dalam file
komputer.
Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam memberikan kepastian
yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit. Secara spesifik,
dokumentasi audit merupakan:
- Dasar bagi perancanaan audit berikutnya
- Catatan mengenai bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian
- Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
- Dasar bagi penelaahan oleh supervisor dan partner
Thanks
you ;)

Anda mungkin juga menyukai