Anda di halaman 1dari 22

OLEH: EPIGLOTITIS

INDI KURNIATI
1610070100096
PRESEPTOR:
dr. ELFAHMI, Sp. THT-KL
ANATOMI EPIGLOTIS
Epiglotis adalah salah satu kartilago yang
membentuk kerangka laring. Epiglotis merupakan
sebuah fibrokartilago elastis yang berbentuk
seperti daun, dengan fungsi utama sebagai
penghalang masuknya benda yang ditelan ke
aditus laring.
ANATOMI
EPIGLOTIS
Saat menelan laring bergerak ke
arah anterosuperior.Hal ini membuat
epiglotis mengenai pangkal lidah
sehingga epiglotis terdorong ke arah
posterior dan menempatkannya
pada aditus laring.
Epiglotis memiliki dua tempat perlekatan di bagian
anterior.

• Pada bagian superior epiglotis melekat pada tulang


hioid melalui ligamen hioepiglotika.
• Pada bagian inferior (bagian stem), epiglotis melekat
pada permukaan dalam dari kartilago tiroid tepat di atas
komisura anterior melalui ligamen tiroepiglotika.
Epiglotis dapat dibagi menjadi
bagian suprahioid dan bagian
infrahioid.
Perbedaan Letak Epiglotis
Anak-anak dan Dewasa

Pada anak-anak, epiglotis terletak


lebih ke anterior dan superior
dibandingkan pada orang dewasa
EPIGLOTITIS
Epiglotitis adalah suatu keadaan
inflamasi akut yang terjadi pada daerah
supraglotis dari orofaring, meliputi
epiglotis, valekula, aritenoid dan lipatan
ariepiglotika, sehingga sering juga
disebut dengan supraglotitis atau
laringitis supraglotik.
Bakteri
Non-Infeksi:
• Haemophilus influenzae tipe b
• Streptococcus pneumonia
• Haemophilus parainfluenzae
• Non-infeksi: Virus:
• penyebab termal (makanan atau
• Streptococcus β-hemolyticus grup
minuman yang panas, penggunaan
A dan grup C • herpes simpleks
obat-obatan terlarang seperti rokok
• Staphylococcus aureus • virus parainfluenza
kokain dan rokok mariyuana)
• Klebsiella pneumonia • virus Epstein-Barr.
• penyebab kaustik dan benda asing
• Neisseria meningitides
yang tertelan
• Pasteurella multocida
• reaksi dari kemoterapi pada
• Pseudomonas aeruginosa
daerah kepala dan leher.
• Bacteroides melanogenicus
• Candida albicans
Epidemiologi Epiglotitis

Di Amerika Serikat
Pada usia dekade kelima
Pria-Wanita sekitar 3:1 dengan usia rata-rata sekitar
45 tahun

Tahun 1980 Menurun sejak pemberian vaksin untuk


Pada anak-anak usia 2-4 tahun
Haemophilus influenza tipe b (Hib)
Rasio antara anak-anak dan orang
dewasa 2,6:1 dan menurun menjadi 0,4:1
PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran nafas pada pasien dengan
epiglotitis akut dapat terjadi karena mukosa dari
daerah epiglotis longgar dan memiliki banyak
pembuluh darah sehingga ketika terjadi reaksi
inflamasi, iritasi dan respon alergi, dapat dengan
cepat terjadi edema dan menutupi saluran nafas
sehingga terjadi obstruksi yang mengancam jiwa.
MANIFESTASI Prediktor adanya obstruksi saluran nafas adalah
perkembangan yang cepat dalam 8 jam setelah
onset gejala:

KLINIS  terdapat stridor inspiratoar


 saliva yang menggenang
• nyeri tenggorok  laju pernafasan lebih dari 20 kali permenit
 Dispnea
• nyeri menelan/ sulit
 retraksi dinding dada dan posisi tubuh yang
menelan tegak.
• suara menggumam  Selain itu tanda-tanda lain yang dapat ditemukan
pada pasien dengan epiglotitis adalah demam,
atau ”hot potato voice” nyeri pada palpasi ringan leher dan batuk.
Pada anak-anak manifestasi klinik • Terlihat pernafasan yang dangkal
yang nampak akan terlihat lebih • stridor inspiratoar
berat dibandingkan pada orang
dewasa. Tiga tanda yang paling • Retraksi
sering ditemui adalah: • saliva yang menggenang
• Demam • nyeri tenggorok yang hebat
• sulit bernafas • Disfagia
• iritabilitas. • Berbicara terbatas akibat nyeri yang
dirasakan
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Dari pemeriksaan orofaring dapat terlihat epiglotis dan daerah
sekitarnya yang eritematosa, membengkak dan berwarna merah
ceri, namun pemeriksaan ini jarang dilakukan karena kemungkinan
akan memperparah sumbatan dari saluran nafas.

Ataupun jika perlu dilakukan maka pemeriksaan ini dilakukan di


tempat yang memiliki alat-alat yang lengkap seperti di ruang operasi.
Dapat juga dilakukan pemeriksaan laringoskopi direk dengan fiber
optik untuk pemeriksaan yang lebih akurat.
Pemeriksaan laboratorium tidak spesifik pada pasien
dengan epiglotitis dan dilakukan ketika saluran nafas
pasien telah diamankan. Jumlah leukosit dapat meningkat
dari 15.000 hingga 45.000 sel/µL. Kultur darah dapat
diambil terutama jika pasien terlihat tidak baik secara
sistemik. Kultur biasanya memberikan hasil yang positif
pada 25% kasus.

Epiglotitis dapat menjadi fatal jika terdiagnosis


terlambat. Diagnosis biasanya dapat ditegakkan dari
riwayat perjalanan penyakit dan temuan klinis, serta
pemeriksaan radiografi jika memungkinkan.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien dengan epiglotitis diarahkan kepada
mengurangi obstruksi saluran nafas dan menjaganya agar tetap
terbuka serta mengeradikasi agen penyebab. Intubasi tidak boleh
dilakukan di lapangan kecuali sudah terjadi obstruksi saluran nafas
yang akut.

Keadaan pasien dapat memburuk secara cepat dan peralatan untuk


membuka saluran nafas harus tersedia. Jika intubasi gagal dapat
dilakukan trakeostomi atau krikotirotomi segera.
Pada pasien dengan keadaan yang
stabil tanpa tanda-tanda bahaya saluran
nafas, sulit bernafas, stridor atau saliva yang Pada anak-anak, hindari prosedur yang dapat
menggenang dan hanya memiliki meningkatkan kegelisahan sampai saluran
pembengkakan yang ringan, dapat ditangani nafas anak tersebut telah diamankan.
tanpa intervensi saluran nafas yang segera Prosedur seperti pengambilan darah dan
dengan pengawasan ketat di unit perawatan pemasangan infus, meskipun dibutuhkan
intensif atau ICU. Karena obstruksi saluran pada kebanyakan kasus epiglotitis akut pada
nafas dapat terjadi dengan cepat pada pasien, anak, dapat meningkatkan kegelisahan dan
penilaian serial berulang dari patensi saluran memperparah keadaan saluran nafasnya.
nafas sangat diperlukan.
Antibiotik intravena dapat dimulai
sesegera mungkin dan harus mencakup
Haemophilus influenzae, Staphylococcus
aureus, Streptococcus dan Pneumococcus,
seperti amoksisilin atau sefalosporin
generasi kedua atau ketiga, seperti
sefuroksim, sefotaksim atau seftriakson
ALUR
TATALAKSANA
EPIGLOTITIS
KOMPLIKASI
Infeksi lain dapat terjadi secara
bersamaan. Komplikasi paling Komplikasi non-infeksi juga dapat
sering adalah pneumonia. Infeksi terjadi pada pasien dengan epiglotitis.
konkomitan dengan Haemophilus Pasien dengan obstruksi saluran nafas
influenzae yang lain termasuk yang menyeluruh dan respiratory
meningitis, adenitis servikal, arrest dapat mengalami kerusakan
perikarditis dan otitis media. Selain hipoksik dari sistem saraf pusat dan
itu, dapat juga terjadi abses sistem organ yang lain.
epiglotis dan uvulitis.
PROGNOSIS
Mortalitas pada pasien anak-anak telah
menurun dari 7,1% menjadi 0,9% sejak
digunakannya intervensi saluran nafas
profilaksis. Mortalitas pada orang dewasa
sekitar 1 – 7%, namun jika terjadi
obstruksi, mortalitas menjadi 17,6%.
KESIMPULAN
Epiglotitis akut adalah suatu keadaan inflamasi akut yang terjadi pada daerah
supraglotis dari orofaring. Epiglotitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri,
paling sering adalah Haemophilus influenzae tipe b, namun dapat juga disebabkan oleh
bakteri lain, virus dan jamur dan non-infeksi, seperti penyebab termal, penyebab kaustik
dan benda asing yang tertelan.
Pasien datang dengan keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelanatau sulit menelan,
dan sulit bernafas. Pada anak-anak, gejala yang nampak akan terlihat lebih berat.
Epiglotitis dapat menjadi fatal jika terdiagnosis terlambat, karena dapat menyebabkan
obstruksi saluran nafas.
Penatalaksanaan pada pasien dengan epiglotitis diarahkan kepada mengurangi
obstruksi saluran nafas dan menjaganya agar tetap terbuka, serta pemberian antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai