Anda di halaman 1dari 23

ASAS DALAM HAN

DAN PENGERTIAN
JABATAN,
PEJABAT DAN
PENJABAT
N
GRUNDNORM
il
ai
Asas
Norma
Norma Hukum
Peraturan Hukum
Asas legalitas

 John alder  inti dari rule of law (pemerintahan


berdasarkan hukum)
 Joseph N andreas, mewajibkan semua tindakan pemerintah
harus sesuai dengan aturan
 Jimly asshiddiqie, negara hukum  asas legalitas segala
tindakan pemerintah harus didasarkan atas peraturan
perundang-undangan yang sah dan tertulis
 Dengan asas legalitas ada perlakuan yang sama oleh
pemerintah terhadap tiap orang lebih terjamin dan sedikit
banyak tindakan pemerintah dapat kita ketahui
 Philipus m hadjon, asas legalitas dalam hukum
administrasi yang berwujud wetmatigheid van
bestuur sudah tidak memadai
 Asas legalitas terdapat dalam pasal 5 UU 30 tahun
2014 tentang administasi pemerintahan bersama
dengan dua asas lain, perlindungan ham dan AUPB
 Penjelasannya bahwa asas legalitas yaitu
penyelenggara administrasi pemerintahan
mengedepankan dasar hukum dari sebuah keputusan
dan/atau tindakan yang dibuat oleh badan/pejabat
pemerintahan
Asas tiada wewenang tanpa
pertanggungjawaban
 Thomas e secor, kewenangan harus bertemu dengan
pertanggungjawaban
 Bradley dan ewing, dalam demokrasi, siapa yang
memerintah harus bertanggung jawab kepada meraka siapa
yang diperintah
 Balinfante, dalam negara demokrasi setiap jabatan atau
pejabat harus ada tanggungjawab dan tempat bertanggung
jawab
Tanggungjawab pelaksanaan
kewenangan

Tanggungjawab Tanggungjawab
internal eksternal
Praduga Rechtmatig

 Philipus m hadjon, setiap tindakan pemerintahan


selalu dianggap rechtmatig sampai ada
pembatalannya
 K.j de graff dan a.t marseille, setiap keputusan
yang dibuat dianggap sah meskipun pada faktanya
tidak semua keputusan adalah sah
 Pasal 67 ayat 1 UU No 5 Tahun 1986 tentang PTUN “Gugatan
tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya Keputusan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat.”
 Pasal 67 ayat 2 UU No 5 Tahun 1986 tentang PTUN
“Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan
Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan
sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada
putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap”
 Konsekuensi lain dari asas rechtmatigheid van bestuur yaitu
terkait dengan kewenangan
Contrarius Actus

 Gaius, kewajiban yang lahir dari kata-kata yang sah dapat


dihancurkan dengan kata-kata sah lainnya
 Knutel, akibat hukum dari suatu perbuatan hukum dapat
diakhirri dengan perbuatan hukum dengan formalitas yang
sama ketika melahirkan akibat hukum tersebut
 Herbet hausmaninger dan richard gamauf, berkenaan
dengan asas timbal balik dimana perubahan keadaan hukum
yang dihasilkan oleh tindakan yang sah dapat dibalas
dengan tindakan yang sebaliknya
Dalam Hukum Administrasi Negara

Badan atau pejabat tata usaha yang


mengeluarkan suatu keputusan tata usaha
dengan sendirinya juga berwenang untuk
membatalkannya
Pasal 97 ayat 7,8 dan 9 UU no
5 tahun 1986
 (7) Putusan Pengadilan dapat berupa :
 gugatan ditolak;
 gugatan dikabulkan;
 gugatan tidak diterima;
 gugatan gugur.
 (8)  Dalam hal gugatan dikabulkan, maka dalam putusan Pengadilan tersebut
dapat ditetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara.
 (9)  Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) berupa :
 pencabutan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan; atau
 pencabutan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan dan
 menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara yang baru; atau
 penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara dalam hal gugatan didasarkan pada Pasal
3.
Diam berarti menolak

Ketika warga negara mengajukan


permohonan kepada badan/pejabat TUN
untuk menerbitkan suatu keputusan dan
sampai batas waktu keputusan tersebut tidak
terbit atau keluar maka dapat diartikan
badan/pejabat TUN tersebut menolak
permohonan yang diajukan
Pasal 3 UU no 5 tahun 1986
tentang PTUN
 (1)  Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan
keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tersebut
disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara.
 (2)  Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan
keputusan yang dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana
ditentukan data peraturan perundang-undangan dimaksud telah lewat,
maka Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah
menolak mengeluarkan keputusan yang dimaksud.
 (3) Dalam hal peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak
menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka
setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak diterimnya permohonan,
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah
mengeluarkan keputusan penolakan.
Asas diam berarti menolak tidak
dilaksanakan dengan benar
 UU no 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah
pasal 104, 163 dan 165
 PP no 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah pasal 3
 Perda provinsi jawa timur no 1 tahun 2012 tentang retribusi
daerah pasal 72
 UU no 30 Tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
pasal 53
UU no 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah
pasal 104
 (1)  Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama
12 (dua belas) bulan, sejak tanggal Surat Keberatan
diterima, harus memberi keputusan atas keberatan
yang diajukan.
 (2)  Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat
berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak,
atau menambah besarnya pajak yang terutang.
 (3)  Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah tidak
memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan.
JABATAN, PEJABAT DAN
PENJABAT
 Beberapa pengertian jabatan = badan/organ, badan
administrasif, subjek hukum (menurut hukum publik)
 Utrecht, adalah suatu lingkungan pekerjaan tetap yang
diadakan dan dilakukan guna kepentingan negara

Jabatan adalah subjek Pendukung hak dan


hukum kewajiban
 Harun alrasid, penjabat adalah seseorang yang memegang
atau memangku suatu jabatan
 Indroharto, menjadi subjek hukum adalah jabatan bukan
penjabatnya maka lebih senang menggunakan istilah jabatan
TUN daripada pejabat TUN
 Harun alrasid terdapat beberapa macam jabatan :
1. Jabatan tunggal
2. Jabatan ganda
3. Jabatan majemuk
 Jabatan hidup dan matinya karena peraturan perundang-
undangan
PEJABAT DAN PENJABAT
 Indroharto pejabat dan penjabat memiliki arti yang sama
 Pandangan harun alrasid, Penjabat adalah seseorang yang
memegang suatu jabatan secara tetap
 Pejabat memiliki 3 arti:
1. Pejabat digunakan untuk menyebut seseorang yang memegang jabatan
secara tetap
2. Pejabat digunakan untuk menyebut seseorang untuk sementara waktu
mewakili pejabat lain yang sedang berhalangan sementara
3. Pejabat digunakan untuk menyebut sesorang yang untuk sementara
mengisi suatu jabatan yang sedang lowong sampai ditentukan pejabat
tetap
 Dalam UU no 30 tahun 2014 tentang administrasi
pemerintahan tidak ada definisi tentang “pejabat” dan tidak
ada penyebutan istilah “penjabat”
 Apabila melihat pasal-pasalnya dapat diartikan bahwa pejabat
adalah seseorang yang memegang suatu jabatan tetap
 Apabila seseorang yang memegang suatu jabatan untuk
sementara waktu disebut pelaksana harian dan pelaksana tugas
 Pasal 6 ayat 2 huruf g
 (2) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
g. menunjuk pelaksana harian atau pelaksana tugas untuk
melaksanakan tugas apabila pejabat definitif berhalangan;
 Pasal 14 ayat (2)
 Pejabat yang melaksanakan tugas rutin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas:
 pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari
pejabat definitif yang berhalangan sementara; dan
 pelaksana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari
pejabat definitif yang berhalangan tetap.
 Pasal 86 (penjabat = memegang sementara waktu)
1) Apabila kepala daerah diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1), wakil kepala daerah
melaksanakan tugas dan kewenangan kepala daerah sampai
dengan adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
2) Apabila gubernur diberhentikan sementara dan tidak ada
wakil gubernur, Presiden menetapkan penjabat gubernur atas
usul Menteri.
3) Apabila bupati/wali kota diberhentikan sementara dan tidak
ada wakil bupati/wakil wali kota, Menteri menetapkan
penjabat bupati/wali kota atas usul gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat.
4) Apabila wakil kepala daerah diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1), tugas wakil kepala daerah
dilaksanakan oleh kepala daerah sampai dengan adanya putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
5) Apabila kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan
sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1), Presiden
menetapkan penjabat gubernur atas usul Menteri dan Menteri
menetapkan penjabat bupati/wali kota atas usul gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat sampai dengan adanya putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan masa jabatan
penjabat gubernur dan bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), ayat (3), dan ayat (5) diatur dalam peraturan pemerintah.
PELAKSANA HARIAN DAN
PELAKSANA TUGAS
 Pasal 14 ayat 2 UU no 30 tahun 2014 tentang
administrasi negara
 Pelaksana harian (Plh) = pelaksana harian yang
melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif
yang berhalangan sementara
 Pelaksana tugas (Plt) = pelaksana tugas yang
melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif
yang berhalangan tetap.
Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara No K.26-30/V.20.3/99
tanggal 5 Februari 2016 angka 3 huruf a
 Apabila terdapat pejabat yang tidak dapat melaksanakan tugas
paling kurang 7 (tujuh) hari kerja, maka untuk tetap menjamin
kelancaran pelaksanaan tugas, agar Pejabat Pemerintahan di
atasnya menunjuk pejabat lain di lingkungannya sebagai
Pelaksana Harian.
Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah,
pasal 78 dan penjelasannya
 Bagaimana apabila kepala daerah ditunjuk oleh presiden untuk
menjadi menteri, apakah termasuk berhalangan tetap?

Anda mungkin juga menyukai