100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
203 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut merangkum perkembangan praktik legal drafting pada masa pemerintahan Romawi, yang dibagi menjadi tiga fase yaitu fase rintisan, penggagasan, dan Byzantium. Fase rintisan merupakan cikal bakal munculnya tradisi hukum tertulis, fase penggagasan menandai lahirnya hukum rasional pertama, sedangkan fase Byzantium menghasilkan kodifikasi hukum besar seperti Corpus Juris.
Dokumen tersebut merangkum perkembangan praktik legal drafting pada masa pemerintahan Romawi, yang dibagi menjadi tiga fase yaitu fase rintisan, penggagasan, dan Byzantium. Fase rintisan merupakan cikal bakal munculnya tradisi hukum tertulis, fase penggagasan menandai lahirnya hukum rasional pertama, sedangkan fase Byzantium menghasilkan kodifikasi hukum besar seperti Corpus Juris.
Dokumen tersebut merangkum perkembangan praktik legal drafting pada masa pemerintahan Romawi, yang dibagi menjadi tiga fase yaitu fase rintisan, penggagasan, dan Byzantium. Fase rintisan merupakan cikal bakal munculnya tradisi hukum tertulis, fase penggagasan menandai lahirnya hukum rasional pertama, sedangkan fase Byzantium menghasilkan kodifikasi hukum besar seperti Corpus Juris.
Oleh: Ahmad Burhanuddin,S.H.I.,M.H.I PRAKTIK LEGAL DRFATING PADA MASA ROMAWI Kekuasaan pemerintahan didunia yang pertama kali mempraktikan legal drafting adalam pemerintahan romawi. Para sejarawan dan ahli hukum seperti Shufi Hasan Abu Thalib seorang ahli hukum Universitas Kairo, membagi perkembangan Legal Drafting pada masa pemerintahan Romawi ke dalam tiga fase yaitu: 1. Fase Rintisan (daur thufulah) .
2. Fase Penggagasan (daur Ilmi).
3. Fase Byzantium. 1.Fase Rintisan
Fase Rintisan (daur thufulah) bersamaan dengan
dimulainya pembentukan kota romawi (754 SM sampai pertengahan Abad II SM). Fase ini merupakan cikal-bakal munculnya tradisi legal drafting di dunia. Pada masa itu pemerintahan romawi menjadikan putusan-putusan tokoh-tokoh adat sebagai ketetapan yang berlaku dan mengikat secara umum pada wilayah kekuasaan romawi di pesisir tengah pantai Byzantium. Selain putusan tokoh adat yang dianut masyarakat luas, pada tahun 212 M juga telah lahir “peraturan Caracla” dinisbatkan dengan pembuatnya yakni Emperatorium Caracla yang hanya mengikat khusus penduduk asli. 2. Fase Penggagasan
Fase Penggagasan (daur ‘Ilmi) yang diawali dengan
pembahasan lex aebutia pada pertengahan abad II SM sampai tahun 284M. Fase ini bertepatan dengan masa kekuasaan Raja Theodosius yang banyak melakukan diskusi dengan senator dalam rangka pembahasan peraturan hukum sehingga melahirkan lex aebutia. Undang-undang romawi ini mendapat tempat tersendiri dikalangan filusuf sebab menjadi hukum rasional pertama yang lahir di Romawi. 3. Fase Byzantium.
Fase Byzantium terhitung sejak pengundangan lex aebutia oleh
Theodosius sampai pemberlakuannya di masa kekuasaan justianus (berakhir tahun 565 M). Selain diberlakukan lex aebutia sebagai konstitusi juga diberlakukan empat peraturan Emperatoriunm justianus (disebut Corpus Yuris) yang terdiri dari: 1. Codex sebagai kitab undang-undang yang ditetapkan raja yang pertama terbit pada 529M. 2. Digesta atau Pandecten, semacam penafsiran atas codex yang dikompilasikan oleh pakar hukum Romawi yang terbit pada 533 M. 3. Novellen yaitu peraturan teknis sebagai tambahan pemberlakuan Undang-Undang Romawi diterbitkan pada tahun 533 M. 4. Instituten yaitu ajaran tetapi berlaku mengikat seperti Undang- undang . (semuanya ditulis menggunakan bahasa latin terkecuali Instituten yang ditulis dalam bahasa Grex) Lanjutan Fase Byzantium Pada masa Kaisar Justianus itu kekuasaan romawi terbagi menjadi 2 Yaitu: 1. Emperatorium Romawi barat dengan pusat kekuasaan di kotamilan kemudian pindah ke kota Roma. Tetapi kekuasaan ini tidak mampu bertahan dari gempuran etnis jerman pada tahun 476 M. 2. Emperatorium romawi timur dengan pusat kekuasaan di Byzantium yang belakangan disebut konstantin. Lanjutan Fase Byzantium Menurut Collinet (1912) sebelum fase Byzantium keputusan- keputusan hukum melalui lex aebutia bersumber dari noram kesusilaan dan norma hukum yang berkembang dalam peradaban Romawi. Akan tetapi sejak fase Byzantium keputusan hukum juga dipengaruhi norma-norma lain seperti ajaran kristiani, walaupun pengarushnya sedikit. Di era Byzantium telah pula lahir peraturan perundang- undangan baru bernama Droit Romano-Nellenique. Yang sifatnya adalah: 1. Mengunivikasikan seluruh Undang-Undang Romawi yang pernah berlaku. 2. Mengatur hukum baru yang belum diatur dalam undang- undang sebelumnya. 3. Merevisi ketentuan hukum dalam undang-undang sebelumnya yang sudah tidak memiliki relevansi. Selesai