Berapa %..?
• Authenticity (Keaslian)
• Proven to be what they purport to be
• Created and sent by the person implied to have sent/created them
• Created/sent at the time claimed
• Integrity (Kelengkapan)
• Must remain complete and unaltered – over time!
• Useability (Kebergunaan)
• Can be located, retrieved, presented and interpreted
• Reliability (Keterpercayaan)
• Contents can be trusted as a full and accurate representation of the transaction to which they
attest
Fungsi Arsip
AKTIF
(Penggunaan terus
menerus)
DINAMIS
(RECORD)
INAKTIF
ARSIP (Referensi Saja)
DIKIRIM KE
STATIS ARSIPNAS
(ARCHIEVE) (DISIMPAN PERMANEN)
Jenis Arsip
Berdasarkan Nilainya
1. Arsip Terjaga
Arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya
2. Arsip Umum
Arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip terjaga
KEGIATAN
PENGGUNAAN Menyajikan atau pemanfaatan arsip bagi kepentingan
organisasi
KEGIATAN
PEMELIHARAAN (1) Pemberkasan Arsip Aktif, (2) Penataan Arsip Inaktif, (3)
Penyimpanan Arsip, (4) Alih Media
KEGIATAN
PENYUSUTAN (1) Pemindahan Arsip Inaktif, (2) Pemusnahan, (3)
Penyerahan Arsip Statis
Tata Naskah Dinas
Pengertian
(1)
Nama biasa yaitu nama yang tidak termasuk golongan nama keluarga, nama marga
dan nama baptis. Nama seperti ini diindeks sebagaimana nama ini ditulis
Contoh
Prajudia Atmodiloto ………….diindeks P
I II
Indeks
(2)
Nama perorangan, jika memakai nama keluarga, maka yang dijadikan
unit pertama adalah nama keluarganya
Contoh
George R. Terry………….diindeks T
II I
Indeks
(3)
Nama perorangan, jika memakai nama marga sebagai salah satu unit
nama orang tersebut, maka yang dijadikan unit pertama adalah nama
marganya
Contoh
Abdul Haris Nasution………….diindeks N
II III I
Indeks
(4)
Nama perorangan, jika memakai nama baptis, maka yang dijadikan unit
pertama adalah nama aslinya
Contoh
Antonius Sukoco………….diindeks S
II I
Indeks
(5)
Nama perorangan, jika sering disingkat, maka yang dijadikan unit
pertama adalah nama jelasnya
Contoh
A. Siradjudin………….diindeks S
I
Indeks
(6)
Nama wanita, jika diikuti oleh nama suaminya, maka yang dijadikan unit
pertama adalah nama Suaminya
Contoh
Ny. Emi Dimyati………….diindeks D
II I
Indeks
(7)
Nama Perorangan, jika memakai gelar, baik gelar adat, gelar
keagamaan, atau gelar yang berwujud kepangkatan maka yang
dijadikan unit pertama adalah nama orang tersebut bukan gelarnya
Contoh
Raden. Rahmat Suryadiredja………….diindeks R
I II
Indeks
(8)
Nama Instansi Pemerintah yang diutamakan adalah kata pengenal dari
instansi tersebut, sedangkan bentuk organisasi dijadikan sebagai unit
terakhir
Contoh
Lembaga Administrasi Negara………….diindeks A
Departemen Sosial …………………….diindeks S
Indeks
(9)
Pada beberapa instansi Pemerintah atau nama tempat/wilayah yang
diutamakan adalah nama tempat/daerahnya baru kemudian diikuti
oleh bentuk kata tingkat Badannya
Contoh
Kecamatan Astanaanya…………..diindeks A
Kotamadya Bandung .…………….diindeks B
Indeks
(10)
Nama kantor yang sering disingkat dan sangat populer dengan nama
singkatannya tidak perlu dipanjangkan dan diindeks nama singkatannya
Contoh
M.P.R…………..diindeks M
B.R.I.…………….diindeks B
Indeks
(11)
Nama perusahaan, yayasan yang menggunakan nama orang sebagai
salah satu unit dari nama tersebut yang dijadikan unit pertamanya
adalah nama orannya, sesuai dengan aturan indeksnya
Contoh
Rumah Sakit Hasan Sadikin…………..diindeks H
Indeks
(12)
Nama perusahaan, yayasan yang dijadikan unit pertamanya adalah kata
pengenal yang terpenting dari nama perusahaan tersebut
Contoh
Hotel Panghegar…………..diindeks P
Indeks
(13)
Nama organisasi, Badan Sosial dan sejenisnya yang dijadikan unit
pertamanya adalah kata pengenal yang terpenting dari nama
organisasi/badan sosial tersebut
Contoh
Persatuan Wartawan Indonesia…………..diindeks W
Arsip Aktif
Pengertian dan Tujuan
Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan atau
terus menerus.
Keuntungan Sentralisasi
Ruang dan peralatan arsip dapat dihemat
Petugas dapat berkonsentrasi penuh
Sistem penyimpanan bisa diseragamkan.
Kerugian Sentralisasi
Sentralisasi hanya cocok untuk organisasi yang kecil.
Tidak semua jenis arsip dapat disimpan dengan satu sistem.
Bila unit kerja memerlukan arsip sulit / lama mendapatkannya
Desentralisasi Arsip
Berarti bahwa semua unit kerja mengelola arsipnya masing-masing.
Keuntungan Desentralisasi
Pengelolaan arsip dapat disesuaikan dengan kebutuhan bagian masing-masing.
Keperluan arsip mudah dipenuhi.
Penanganan arsip mudah dilakukan, karena arsipnya sudah dikenal dengan baik.
Kerugian Desentralisasi
Penyimpanan arsip tersebar
Kantor harus menyediakan peralatan dan ruangan yang luas.
Perlunya penataran bagi bagian kearsipan
Pemusnahan arsip harus dilakukan setiap unit kerja.
Kombinasi Sentralisasi dan
Desenralisasi
Adalah penggabungan antara sentralisasi dan desentralisasi, dimana arsip yang masih
aktif disimpan dibagian masingmasing sedangkan arsip yang sudah statis disimpan pada
pusat kearsipan.
Sistem Pengelolaan Arsip
Sistem Resolusi
Sistem ini berlangsung sekitar tahun 1602 sampai 1800
1. Setiap seri disusun secara kronologis mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember setiap tahunnya
2. Berganti tahun maka tanggal akan dimulai tanggal 1 januari kembali
3. Banyaknya surat dalam satu bundle tidak harus 1 tahun tergantung kebutuhan
Sistem Pengelolaan Arsip
Sistem Agenda
Sistem ini pertama kali dikembangkan di Inggris. Dikenal juga sebagai system
register. Pelaksanaan prngurusan suratnya menggunakan sarana buku (buku agenda)
untuk pencatatan surat dan buku ekspedisi untuk distribusinya. Di Indonesia system
ini mulai diperkenalkan tahun 1800-an
Karakteristik dasar system ini adalah penyimpanan surat masuk dan keluar tidak
dalam satu berkas atau surat masuk disimpan secara terpisah dengan copy surat
keluarnya
Sistem Pengelolaan Arsip
Sistem Agenda
Prinsip dasar dalam system ini adalah
a. Pengurusan surat masuk
Surat masuk dicatat dalam buku catatan
Surat dan buku ekspedisi dibawa ke tujuan dan penerima surat harus
memaraf pada buku ekspedisi
Hal terpenting untuk dimasukkan ke buku agenda adalah nomor urut
Nomor urut dalam 1 tahun dimulai dengan nomor 1 periode 1 Januari s.d. 31
Desember
Tahun berikutnya dimulai dengan nomor 1
Sistem Pengelolaan Arsip
Sistem Agenda
Prinsip dasar dalam system ini adalah
b. Pengurusan surat keluar
Surat keluar sebagai jawaban atau tanggapan atas isi surat masuk
Jika surat keluar sudah disetujui, lalu diregstrasi untuk diberi kode atau
nomor surat
Kode surat diperoleh dari petugas yang memberi nomor surat keluar
Sistem Pengelolaan Arsip
Sistem Verbaal
Pengolaan arsip berdasarkan kesamaan arsip. Berkembang dari tahun 1861 s.d.
1924
a. Kesamaan Jenis: Contoh Surat Keputusan
b. Kesamaan Masalah: Contoh Kenaikan Pangkat
c. Kesamaan Urusan: Contoh Proyek Pengembangan Jembatan
Sistem Pengelolaan Arsip
Sistem Kaulbach
Sistem ini berkembang sekitar tahun 1916 s.d. 1942, yang diperkenalkan oleh D.
Buijze.
Arsip dicatat dan diatur menggunakan kartu Kaulbach. Pengurusan surat masuk dan
keluar dilakukan dengan kartu Kaulbach berdasarkan masalahnya dan
pengelompokkan arsipnya berdasarkan klasifikasi masalah
Klasifikasi masalah menggunakan kode huruf dan angka. Huruf menunjukkan
pokok urusan dan angka menunjukkan urusannya.
Contoh: B2; B adalah pokok urusan, misalnya personalian dan 2 adalah urusannya,
misalnya pemeriksaan pegawai
Sistem Pemberkasan Arsip
Sistem Kaulbach
Sistem ini berkembang sekitar tahun 1916 s.d. 1942, yang diperkenalkan oleh D.
Buijze.
Arsip dicatat dan diatur menggunakan kartu Kaulbach. Pengurusan surat masuk dan
keluar dilakukan dengan kartu Kaulbach berdasarkan masalahnya dan
pengelompokkan arsipnya berdasarkan klasifikasi masalah
Klasifikasi masalah menggunakan kode huruf dan angka. Huruf menunjukkan
pokok urusan dan angka menunjukkan urusannya.
Contoh: B2; B adalah pokok urusan, misalnya personalian dan 2 adalah urusannya,
misalnya pemeriksaan pegawai
Sistem Pengelolaan Arsip
Pengertian:
Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun.
Fungsi:
Sebagai referensi atau rujukan saja, sebagai informasi dalam rangka penyusunan atau
pelaksanaan kegiatan organisasi
Tujuan:
1. Pengurangan volume arsip organisasi
2. Pembebasan ruangan dari tumpukan arsip
3. Penciptaan system penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang efektif dan efisien
Prosedur Pengelolaan
Arsip yang telah memasuki masa inaktif dipindahkan dari unit pengolah ke unit
kearsipan, dengan kriteria:
1. Telah melewati masa simpan aktif sesuai JRA
2. Telah dinilai unit pengolah bahwa arsip tersebut sudah memasuki masa inaktif
3. Fisik dan informasinya telah ditata dalam arsif inaktif
4. Fisik dan daftar arsip telah diperiksa oleh unit pengolah dan unit kearsipan
secara bersama-sama
5. Berita acara pemindahan dan daftar arisp yang akan dipindahkan telah
ditandatangani oleh unit pengolah dan unit kearsipan
Prosedur Pengelolaan
Pemindahan Arsip
Penataan dan a. Menentukan waktu
Pemindahan Arsip Penyimpanan b. Menentukan jenis arsip
Pengelolaa c. Menyiapkan arsip
n d. Menyiapkan ruangan
Pelayanan Arsip Pemusnahan e. Menerima arsip
Tingkat Lokasi
No. Kode
URAIAN INFORMASI BERKAS KURUN WAKTU Perkem- Jumlah NO No.
Berkas Klasifikasi
bangan BOKS Folder
Langkah-Langkah
1. Pemeriksaan
2. Pendeskripsian
3. Penataan Arsip dalam Boks
4. Penomoran Boks
5. Penataan Boks dalam Rak Arsip
6. Penyusunan Daftar Arsip Inaktif
Penyusunan order
RETRIEVAL
( Penemuan Kembali )
Menurut Agus Sugiarto dan Teguh wahyono (2005:100), untuk mengetahui
seberapa jauh efektivitas manajemen dalam mengelola arsip secara
menyeluruh dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
• Penyusutan arsip menurut PP no. 34 tahun 1979 dan UU no. 43 tahun 2009
adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif
dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai
guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan.
Pengertian
• Dapat disimpulkan bahwa penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan
(volume) arsip atas dasar nilai guna dan retensi arsip dengan melalui
pemindahan, pemusnahan maupun penyerahan arsip.
• Nilai Guna Arsip: nilai arsip berdasarkan kegunaanya bagi pengguna arsip
• Retensi Arsip : penentuan jangka waktu simpan suatu arsip, berdasarkan pada
nilai guna yang terkandung di dalamnya.
Cara Penyusutan
Penyusutan arsip di instansi ada 2 cara, yakni:
(1). mengacu pada Jadwal Retensi Arsip yang telah ditetapkan oleh organisasi,
(2) mengacu pada Surat Edaran nomor 1 tahun 1981 yang dikeluarkan oleh ANRI,
bagi instansi yang belum memiliki Jadwal Retensi Arsip.
( Keputusan ANRI No. 9 tahun 2000)
Berdasarkan nonjadwal retensi
Tujuan penyusutan Arsip
Tujuan penyusutan arsip dapat dilihat dari 2 segi :
1. Dari segi administrasi, tujuan penyusutan adalah :
- Menghindari pencampuradukan arsip aktif dan inaktif
- Menghemat biaya
- Menghemat tempat
- Untuk memantapkan pemeliharaan arsip yang bernilai permanen dan penting
- Memudahkan mencari kembali arsip
- Memudahkan pengiriman ke arsip nasional
Tujuan Penyusutan Arsip
2. Segi Ilmiah.
Dari segi ilmiah tujuan penyusutan arsip adalah akan membantu para ilmuwan
mengadakan penelitian, terutama arsip-arsip yang sudah mencapai masa statis.
Tujuan Penyusutan Arsip
Secara umum tujuan penyusutan antara lain
1) Efisiensi dan efektifitas pengelolaan arsip --- Penghematan
2) Menjamin Ketersediaan Arsip yang Benar-Benar Bernilai Guna ---
Pendayagunaan
3) Menjamin Keselamatan Bahan Pertanggungjawaban Sosial --- Pengawasan &
Penyelamatan bahan bukti
4) Memenuhi persyaratan hukum
Penyusutan Arsip
Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan (PP 34/1979 Pasal 2)
1. Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan dalam
lingkungan lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintah masing-
masing.
2. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepada Arsip Nasional.
Pengertian Penilaian
• Penilaian menurut Maher merupakan proses penilaian arsip dalam memilih arsip mana yang akan
di simpan dan dimusnahkan. Inti dari penilaian adalah keputusan untuk menilai dokumen.
• Ada 2 pendekatan dalam menilai arsip :
(1) Macro-appraisal merupakan pendekatan top-down yakni menilai rekod pada level organisasi-
pemerintah, bisnis, departemen atau unit dibandingkan pada file individu dokumen level.
Pendekatan strateginya dengan menganalisis fungsi organisasi dan mengidentifikasi rekod yang
mendukung fungsi organisasi akan disimpan, sedangkan rekod yang tidak mempunyai fungsi
organisasi akan musnah (Williams).
.
(2) Analisis dasar rekod (record-based analysis): pendekatan bottom-up, penilaian berdasarkan kriteria nilai
guna rekod. Konsep ini didasari pemikiran dari Theodore R. Schellenberg
Administrasi
Pembuktian
Keuangan
KRITERIA PENILAIAN
A. Nilai guna Primer (Primary values) : Arsip yang penilaiannya didasarkan
pada kegunaan dan kepentingan instansi pencipta arsip. Dasar penilaian
tidak saja kegunaan dan kepentingan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan
organisasi yang sedang berlangsung dan kepentingan masa yang akan datang.
B. Nilai guna Sekunder (Secondary values) : Arsip yang penilaiannya
didasarkan pada kepentingan organisasi lain atau kepentingan umum sebagai
bahan bukti pertanggungjawaban nasional.
NILAI GUNA PRIMER
1. Nilai guna administrasi
2. Nilai guna keuangan/fiskal
3. Nilai guna hukum
4. Nilai guna ilmiah dan teknologi
NILAI GUNA SEKUNDER
A. Nilai guna kebuktian
B. Nilai guna informasional
Alat Penilaian Arsip
Survey arsip
Jadwal retensi arsip
Appraisal check list
Jadwal Retensi Arsip
• Jadwal Retensi Arsip menurut UU No. 43 tahun 2009, adalah daftar yang berisi sekurang-
kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi
rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau
dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.
• Manfaat Jadwal Retensi Arsip menurut Ira dkk adalah: (1) Pengurangan rekod, menghemat waktu
dalam penelusuran informasi rekod, (2) Meghindari masalah hukum, (3) Melakukan efisiensi
dalam menetapkan rekod yang sangat penting, (4) Menghemat tempat, dengan memindahkan
rekod yang tidak digunakan saat ini, (5) Mengidentifikasi rekod yang memiliki nilai permanen.
JRA
Pengertian Jadwal Retensi
Retensi Arsip adalah daftar yang memuat sekurang-kurangnya jenis arsip beserta
jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan nilai kegunaan dan dipakai sebagai
pedoman penyusutan arsip.
• Inventarisasi arsip;
• Menilai kegunaan arsip; (Penetuan jangka simpan)
• Penyusunan Draf Jadwal Retensi
Contoh Bentuk Jadwal Retensi Arsip
Departemen Agama
Sub Bidang Pendidikan dan Pengajaran
Diambil dari Buku JRA di Lingkungan Departemen Agama