Anda di halaman 1dari 40

TOKSIKOLOGI

Oleh : Dr. dr. Taufik Ashar, MKM


HISTORY Swiss physician Paracelsus (1493-1541)
dinobatkan menjadi
“the father of modern toxicology.”

“All substances are poisons: there is none


which is not a poison. The right dose
differentiates a poison from a remedy.”
Dosis yang Menjadikan Racun
Suatu bahan kimia yang tidak beracun bisa
menjadi beracun pada dosis tinggi.
(Terlalu banyak sesuatu yang baik
menjadi jelek).

Bahan kimia berdaya racun tinggi bisa aman


untuk kehidupan ketika diberikan dalam
dosis yang sesuai. (Racun tidak berbahaya
pada dosis rendah).
Jenis zat yang berpotensi sebagai racun
berasal dari :

ER-10
1. Rumah tangga : disinfektan, insektisida
2. Pertanian : pestisida
3. Medis : narkotika, obat keras dan obat lain
4. Industri : logam berat, asam dan basa kuat
5. Alam bebas : ganja, jamur, binatang berbisa

4
Jenis-jenisToksikologi
Jenis-jenis Toksikologi ::

ER-10
1.1. Toksikologi Deskriptif
Toksikologi Deskriptif
Toksikologi Mekanistik
Mekanistik

5
2.2. Toksikologi
3.3. Toksikologi Regulatif
Toksikologi Regulatif
4.4. Toksikologi Forensik
Toksikologi Forensik
5.5. Toksikologi Klinik
Toksikologi Klinik
6.6. Toksikologi Kerja
Toksikologi Kerja
7.7. Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Lingkungan
8.8. Ekotoksikologi
Ekotoksikologi
Toksikologi Deskriptif
Toksikologi Deskriptif

ER-10
Melakukan uji
Melakukan uji toksisitas
toksisitas untuk
untuk mendapat
mendapat informasi
informasi
yang digunakan
yang digunakan untuk
untuk mengevaluasi
mengevaluasi resiko
resiko yang
yang

6
timbul oleh
timbul oleh bahan
bahan kimia
kimiaterhadap
terhadap manusia
manusiadan
dan
lingkungan
lingkungan

Toksikologi Mekanistik
Toksikologi Mekanistik

Menentukan bagaimana
Menentukan bagaimana zat
zat kimia
kimia menimbulkan
menimbulkan efek
efek
yang merugikan
yang merugikan pada
pada organisme
organisme hidup
hidup
Toksikologi Regulatif
Toksikologi Regulatif

ER-10
Menentukan apakah
Menentukan apakah suatu
suatu obat
obat mempunyai
mempunyai resiko
resiko
yang rendah
yang rendah untuk
untuk dipakai
dipakai sebagai
sebagai tujuan
tujuan terapi
terapi

7
Toksikologi Forensik
Toksikologi Forensik

Mempelajari aspek
Mempelajari aspek hukum
hukum kedokteran
kedokteran akibat
akibat
penggunaan bahan
penggunaan bahan kimia
kimia berbahaya
berbahaya dan
dan membantu
membantu
menegakkan diagnosa
menegakkan diagnosa pada
pada pemeriksaan
pemeriksaan postmortem
postmortem
Toksikologi Klinik
Toksikologi Klinik

Mempelajari gangguan
Mempelajari gangguan yang
yang disebabkan
disebabkan substansi
substansi

ER-10
toksik, merawat
toksik, merawat penderita
penderita yang
yang keracunan
keracunan dan
dan
menemukan cara
menemukan cara baru
baru dalam
dalam penanggulangannya
penanggulangannya

8
Toksikologi Kerja
Toksikologi Kerja

Mempelajari bahan
Mempelajari bahan kimia
kimia pada
pada tempat
tempat kerja
kerja yang
yang
membahayakan pekerja
membahayakan pekerja dalam
dalam proses
proses pembuatan,
pembuatan,
transportasi, penyimpanan
transportasi, penyimpanan maupun
maupun penggunaannya
penggunaannya
Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Lingkungan

ER-10
Mempelajari dampak
Mempelajari dampak zat
zat kimia
kimia yang
yang berpotensi
berpotensi
merugikan sebagai
merugikan sebagai polutan
polutan lingkungan
lingkungan

9
Ekotoksikologi
Ekotoksikologi

Mempelajari efek
Mempelajari efek toksik
toksik zat
zat kimia
kimia terhadap
terhadap populasi
populasi
masyarakat
masyarakat
Toksikologi Ekperimental :

Pemakaian obat secara kronik (anti


hipertensi, obat TBC, kontrasepsi),
harus disertai data karsinogenik dan
teratogenik dari obat tersebut

Pemakaian obat dalam waktu pendek


(obat cacing), harus memenuhi sarat
toksisitas akut
ER-10 10
TOKSIKAN
Toksikan  alamiah dan buatan manusia

Zat racun diproduksi oleh tumbuhan, hewan atau bakteri.

Phytotoxins
Zootoxins
Bacteriotoxins
TOKSIKAN - RACUN
 Zat kimia dalam jumlah tertentu (dosis dan konsentrasi) dapat
merusak organisme hidup

 Sangat beracun bila zat tersebut diserap cepat oleh tubuh tetapi
metabolisme atau ekskresinya lambat
CONTOH BAHAN KIMIA DALAM
INDUSTRI
 Digunakan : pelarut, bahan bakar, …
 Diolah : bahan baku, …
 Dihasilkan : bahan buangan, bahan tak
diinginkan, …
KLASIFIKASI BAHAN BERACUN

1. Berdasarkan penggunaan bahan: solvent, aditif


makanan dll
2. Berdasarkan target organ: hati, ginjal, paru,
system haemopoetik
3. Berdasarkan fisiknya : gas, debu, cair, fume, uap
dsb
4. Berdasarkan kandungan kimia: aromatic amine,
hidrokarbon dll
5. Berdasarkan toksisitasnya: Ringan, sedang dan
berat
6. Berdasarkan fisiologinya: iritan, asfiksan,
karsinogenik dll
BENTUK SEDIAAN BAHAN KIMIA :

 Padat
 Cair
 Gas

Era industrialisasi : peningkatan penggunaan


bahan kimia berbahaya
PENILAIAN TOKSISITAS
 Toksisitas suatu bahan beracun ditentukan melalui berbagai
cara,
 melalui percobaan binatang, yang ditentukan secara kualitatif
dan kuantitatif.
 Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50,

 Suatu zat beracun dengan dengan LD50 (lethal dose 50) yang
lebih kecil, menunjukkan bahwa zat tersebut relatif lebih
beracun.
TOKSIKAN

Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin

Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal


arsenat

Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon

Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol

Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat

Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol


TOKSISITAS MENURUT NAB
Toksisitas ppm mg / kg
Rendah > 500 > 0,5
Sedang 101 - 500 0,1 – 0,5

Tinggi < 100 < 0,1


KLASIFIKASI MENURUT REAKSI
JARINGAN

Jenis Toksisitas Keterangan

Rendah Perubahan biologik reversibel,


membaik dengan atau tanpa
pengobatan
Sedang Perubahan biologik
rever/irreversibel, tidak
menimbulkan cacat/kematian
Tinggi Pada paparan rendah menyebabkan
kematian/cacat
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
( KEPMENAKER NO.187 TH 1999)

No. Kriteria Bahan Contoh


1. Beracun Amonia, klorine, formaldehid
2. Sangat beracun Arsin,Parathion,walfarin
3. Reaktif Acethylene,hydrogen,O2liquid
4. Mudah Meledak Klorotrinitrobenzen,nitrogliserin
5. Oksidator Klor,permanganat,Asam sulfat
6. Cairan mdh terbakar Flash point 21 – 55oC
7. Cairan sangat Flash point < 21o C
mudah terbakar
8. Gas mudah terbakar Titik didih < 20oC
INDIKATOR : BAKU MUTU
LINGKUNGAN

1. BML pada emisi : NAB ( TLV)


2. BML pada tempat kerja : NAB (TLV)
3. BML di lingkungan : BML
4. BML pada sistim biologis : BEI (Biological Exposure
Indices )
EFEK BAHAN KIMIA TERHADAP
MANUSIA

1. Lokal dan Sistemik


2. Reversibel : iritasi, korosi
Irreversibel : Ca, mutasi gen, sirosis hati
3. Segera : keracunan sianida
Tertunda : karsinogenik
4. Hipersensitivitas (alergi) dan idiosinkrasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TOKSISITAS
Toksisitas atau derajat racun bahan kimia tergantung
dari berbagai faktor, yakni :
 Sifat fisik misalnya berupa : gas, uap, debu, fume, asap
mist/kabut atau fog.
 Sifat kimia : jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi dan
daya larut.
 Port d’entrée(cara masuk dalam tubuh) : zat kimia masuk
kedalam tubuh melalui saluran pernafasan (per inhalasi),
saluran cerna (per oral) & kulit (per dermal).
 Faktor individu seperti usia, jenis kelamin, ras, status gizi,
kesehatan, faktor genetik dan kebiasaan lain.
TINGKAT BAHAYA PADA MANUSIA
DIPENGARUHI OLEH

1. Daya racun ( LD50 atau LC50 )


2. Cara masuk bahan Kimia / Route of Entry
( sal. Nafas, sal. Cerna atau kulit )
3. Konsentrasi ( dosis ) dan Lama paparan (terus
menerus / intermitten)
4. Efek kombinasi
5. Kerentanan individu ( tgt karakteristik )
INTERAKSI BAHAN KIMIA
Antara satu zat kimia dengan zat kimia lain dapat menimbulkan
interaksi atau saling berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi
dapat dibedakan dalam :

Efek aditif yakni pengaruh yang saling memperkuat akibat


kombinasi dari dua zat kimia atau lebih.
Efek sinergi yaitu suatu keadaan dimana pengaruh gabungan dari
dua zat kimia jauh lebih besar dari jumlah masing-
masing efek bahan kimia.
Potensiasi yaitu apabila suatu zat yg seharusnya tidak memiliki
efek toksik akan tetapi apabila zat ini ditambahkan
pada zat kimia lain maka akan mengakibatkan zat
kimia lain tersebut menjadi lebih toksik.
Efek antagonis yakni apabila dua zat kimia yg diberikan bersamaan,
maka zat kimia yg satu akan melawan efek zat kimia
yg lain.
IDENTIFICATION OF POTENTIAL
INTERACTIONS
BETWEEN AGENTS
There are several potential types of interaction
between hazardous agents:
 Additive where the combined effect of two or more
agents is equal to the sum of the individual effects e.g.
2+3=5. An example is cholinesterase inhibition from
simultaneous exposure to two organophosphorus
insecticides;
 Synergistic where the combined effect of two or more
agents is much greater than the sum of the individual
effects e.g. 2+2=20. Examples are risk of lung cancer
from asbestos and smoking and the hepatotoxicity of
carbon tetrachloride and ethanol;
IDENTIFICATION OF POTENTIAL
INTERACTIONS
BETWEEN AGENTS
 Potentiation where one agent alone does not have a
toxic effect but, when given with another agent, results
in a much greater toxic effect from the other agent e.g.
3+0=8. An example is risk of cancer from an initiator
and a promoter (tobacco smoke contains both); and
 Antagonistic where the combined effect of two or
more agents is less than the sum of the individual
effects). An example is risk of cyanide toxicity from
cyanide after receiving an antidote such as Kelocyanor
EFEK TERHADAP KESEHATAN

Berdasar gejala yang ditimbulkan, bahan kimia dapat bersifat asfiksian


(gejala akibat berkurangnya kadar oksigen), irritan(mengakibatkan irritasi,
merangsang), menimbulkan sensitasi dan alergi.

Selanjutnya ditinjau dari lama waktu timbulnya gejala, efek bahan kimia bisa
terjadi secara akut atau kronik.

Efek akut terjadi pada pemajanan bahan kimia dalam waktu singkat
(kurang dari 2 minggu) pada kadar yang tinggi.

Efek kronik timbul setelah pemajanan berulang kali selama tiga bulan
atau lebih.
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Tanda/gejala yang terjadi akibat keracunan bahan kimia bisa bervariasi
dari tanda / gejala yang umum / non spesifik dan spesifik.

Gejala non spesifik misalnya : lemah, pusing, mual, muntah,


gemetar, nafsu makan berkurang

Gejala spesifik misalnya kelumpuhan, kejang, gangguan


penglihatan, diare yang menetap, pendarahan
dan lain-lain
EFEK TERHADAP KESEHATAN

Beberapa zat irritan seperti amonia, klor, sulfur dioksida, nitrogen


dioksida, ozon dan fosgen

berpengaruh pada saluran napas dan mengakibatkan bronkhitis,


sembab paru atau kerusakan jaringan paru.

ZAT KIMIA NEUROTOKSIK (meracuni saraf)


Asetaldehid Styrene
Benzene Kloroform
Karbon disulfida Etil alkohol
Toluen Tetrakloretan
Trikloretan Timah hitam
Aseton Akrilamid
Karbon tetraklorida Arsen
EFEK TERHADAP KESEHATAN

ZAT KIMIA HEPATOTOKSIK

Karbon tetraklorida Aflatoksin


Dimetil nitrosamin Vinilklorida
Etil alkohol Arsen
Trinitro toluen Toluen diamin
Antimon Fosfor (kuning)
Nitrobenzen Trikloretilen
Tetrakloretilen PCB3
Trikloretan Selenium
PRINSIP PENCEGAHAN/PENGENDALIAN
BAHAYA

Mengingat bahaya bahan kimia di tempat kerja


diperlukan pencegahan dan pengendalian yang prinsip
penerapannya sesuai Higiene Perusahaan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja berupa “Hierarchi of Control”,
yakni :

Eliminasi, Substitusi, Pengendalian teknis,

Pengendalian administratif dan Alat Pelindung Diri.

Sedang pada pekerja dilakukan pengujian/pemantauan


kesehatan, higiene perorangan, pengujian/pemantauan
biomedik disertai pelatihan tentang bahaya bahan
kimia.
PEMANTAUAN BIOMEDIK
Pemantauan ini digunakan untuk mendeteksi kelainan
fungsi organ tubuh atau penyakit akibat kerja.

Melalui pemeriksaan darah dan urin, dapat di deteksi


absorpsi bahan beracun, metabolit dan aktivitas enzim
yang mungkin dipengaruhi oleh bahan beracun tersebut.

Pemantauan biologik atau biomedik akan memberi


gambaran yang lebih dapat dipercaya daripada
pengukuran kadar bahan kimia di udara.
BAHAN-BAHAN YG DIUKUR PADA
BIOMONITORING
 Dapat mengukur bahan kimia alamiah dan sintetik
 Bahan kimia alamiah yg dimaksud adalah semua yg
ditemukan di kerak bumi seperti unsur timbal dan
arsenik, begitu pula senyawa komplek yg merupakan
bagian dari makanan, minuman, dan udara.
 Senyawa kompleks tsb dpt berasal dari tumbuhan, hewan
termasuk jg pestisida, dan bahan karsinogen
 Bahan kimia sintetik adalah senyawa-senyawa kimia yg
dipakai pd industri manufaktur
KEUNTUNGAN BIOMONITORING
 Mendeteksi peningkatan absorpsi bahan-bahan kimia
melalui inhalasi selama kerja fisik
 Mendeteksi pajanan bahan-bahan kimia yang diabsorpsi
melalui kulit (contoh fenol dan amino aromatik)
 Mendeteksi pajanan bahan kimia yang memiliki waktu
paruh biologi yang panjang seperti timbal dan senyawa
khlorin
 Mengevaluasi efektifitas APD (Alat Pelindung Diri)
MANFAAT BIOMONITORING
 Bagi bahan kimia yg telah diketahui konsentrasi
toksiknya, bermanfaat utk menentukan prevalensi
populasi dgn konsentrasi di atas level toksik
 Utk menetapkan angka rujukan yg dpt digunakan oleh
dokter dan para ahli utk menentukan apakah seseorang
atau sekelompok orang yg terpapar dgn konsentrasi yg
tinggi
 Utk menganalisis efektifitas upaya kes mas dlm
mengurangi pajanan thdp bahan kimia tertentu
MANFAAT BIOMONITORING
 Utk menentukan apakah level paparan lebih tinggi pd
orang-orang yg rentan seperti anak-anak, wanita
bersalin, atau kelompok masy lainnya
 Utk melacak trend konsentrasi paparan pada masyarakat

 Menentukan prioritas penelitian pd efek kesehatan

Anda mungkin juga menyukai