Anda di halaman 1dari 10

KEBIDANAN

NIFAS PADA NY. L


USIA 24 TAHUN
P1A0 DENGAN
BENDUNGAN
PAYUDARA DI
PMB UMMI
WARTINI KEC.
KOJA JAKARTA
UTARA
Oleh :
Wartini
(200701031)
BAB I -PENDAHULUAN-
Latar Belakang :
Menurut data Association of Rumusan Masalah :
Southeast Asian Nations Bagaimana asuhan
(ASEAN) pada tahun 2016 kebidanan nifas pada Ny. L
ibu nifas yang mengalami usia 24 tahun P1A0 dengan
bendungan payudara bendungan payudara di PMB
sebanyak 76.543 (71,10%) Ummi Wartini?
Tujuan Khusus :
dari 10 negara di Asia
•Melakukan pengkajian data
Tenggara dengan angka
subjektif pada Ny ”L” post
tertinggi terjadi di Indonesia partum dengan bendungan
(37,12%) (Depkes RI, payudara
2017). •Melakukan pengkajian data
Tujuan Umum : objektif pada Ny “L” post
Mampu memberikan partum dengan bendungan
asuhan kepada ibu payudara
post partum dengan •Melakukan analisa data
masalah bendungan pada Ny “L” post partum
payudara sesuai dengan bendungan payudara
dengan manajemen •Melakukan penatalaksanaan
pada Ny “L” post partum
asuhan kebidanan.
BAB II -TINJAUAN TEORI-

Masa Teori
Nifas Laktasi
Definisi laktasi :
Definisi masa nifas :
keseluruhan proses
masa yang dimulai
menyusui mulai dari ASI
setelah partus selesai,
diproduksi sampai proses
dan berakhir setelah
bayi menghisap dan
kira-kira 6 minggu
menelan ASI (Mulyani,
(Astutik, 2015).
2013).
Terdapat dua refleks
Tahapan masa nifas
(Maryunani, 2015) : penting dalam proses
- Puerperium dini (24 jam laktasi yaitu refleks
pertama) prolaktin dan refleks
- Periode Early aliran, yang timbul akibat
Postpartum (24 jam-1 perangsangan puting susu
minggu) oleh hisapan bayi
- Periode Late Postpartum (Maryunani, 2015).
(1 minggu-5 minggu)
Bendunga Bendunga
n n
Payudara
Definisi bendungan
Payudara
payudara : terjadinya Patofisiologi : payudara
pembengkakan pada odem, sakit, puting susu
payudara karena kencang, kulit mengkilat
peningkatan aliran vena walau tidak merah, dan
dan limfe sehingga ASI tidak keluar
menyebabkan bendungan kemudian badan
payudara dan rasa nyeri di menjadi demam setelah
sertai kenaikan suhu badan 24 jam (Marmi, 2015).
(Maryunani, 2015). payudara
Etiologi : bendungan
biasanya terjadi pada Penatalaksanaan
payudara ibu yang memiliki
produksi ASI banyak, jika
Bendungan Payudara :
diraba terasa keras dan - Teknik menyusui yang
terkadang menimbulkan nyeri baik dan benar
serta seringkali disertai
peningkatan suhu badan ibu, - Breast care (perawatan
tetapi tidak terdapat tanda- payudara)
tanda kemerahan di payudara
dan demam (Andina,2018).
BAB III -TINJAUAN KASUS-

Data Data Pemeriksaan


Subjektif Objektif Mammae
• Nama ibu : Ny. L • Pemeriksaan • Pembengkakan :
• Usia ibu : 24 tahun Umum : KU baik, ada pembengkakan
• Keluhan : Ny. L kesadaran • Benjolan : tidak
mengeluh bengkak composmentis ada
di payudaranya, • Tekanan Darah : • Simetris : ya
terasa sakit dan 110/40 mmHG • Kemerahan : tidak
nyeri saat menyusui • Nadi : 80 x/mnt ada
bayinya. • Pernafasan : • Areola : bersih,
18x/mnt terjadi perubahan
• Nama suami : Tn. S • Suhu : 36,9°C pigmentasi
• Usia : 25 tahun • Berat Badan : 54 (menghitam)
• Pekerjaan : Kg • Puting susu :
Karyawan Swasta • TFU : 1 cm di menonjol
bawah pusat • Pengeluaran :
Analisis : Ny. L usia 24 tahun P1A0 postpartum 3
hari dengan bendungan payudara.

Penatalaksanaan
• Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum dan tanda-tanda vital
ibu dalam keadaan baik (Ny. L mengerti)
• Menginformasikan pada ibu bahwa ibu mengalami bendungan payudara (Ny. L mengerti)
• Melakukan breast care dan mengajarkan ibu cara melakukannya (Ny. L mengerti dan dapat
melakukannya sendiri)
• Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar (Ny. L mengerti dan bisa melakukan
teknik menyusui yang baik dan benar)
• Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali atau sesuai permintaan bayi
(Ny. L mengerti)
• Menganjurkan ibu untuk menggunakan BH yang tidak terlalu ketat dan dapat menopang
payudara (Ny. L mengerti)
• Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, seperti sayuran hijau,
buah-buahan, ikan, daging, telur, tempe tahu, susu, dll dan tidak memantang makanan
apapun (Ny. L mengerti)
• Menganjurkan ibu untuk tidur yang cukup, dengan tidur siang minimal 1 jam dan tidur
malam 8 jam serta beristirahat saat bayi tertidur (Ny. L mengerti)
• Menjelaskan tanda bahaya nifas pada ibu, seperti sakit kepala hebat, pandangan kabur,
sesak, demam, nyeri dan payudara bengkak, luka / perdarahan pada puting, nyeri perut
hebat, bengkak pada tangan kaki dan tungkai, perdarahan berlebihan, dan sekret vagina
berbau (Ny. L mengerti dan mampu menyebutkannya kembali)

Dokumentasi Pathway Asuhan Kebidanan
Nama : Ny. L
Usia : 24 tahun
GPA : P1A0
Tanda / Gejala / keluhan secara Tanda / Gejala / keluhan yang
teori : Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / dialami pasien :
- Payudara bengkak dan keras Ny. L mengatakan ini merupakan
keluhan yang dialami pasien) :
-Nyeri pada payudara nifas hari ketiga. Ia mengeluh
Payudara yang bengkak dan terasa bengkak di payudaranya dan terasa
-Terjadi 3 – 5 hari setelah
persalinan nyeri saat menyusui merupakan tanda sakit dan nyeri saat menyusui
-Kedua payudara terkena dan gejala ibu mengalami bendungan bayinya. Setelah diperiksa tidak ada
(Sarwono, 2020) payudara karena pengeluaran ASI kemerahan pada payudara ibu.
yang kurang lancar. (Sarwono, 2020)
Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
•Melakukan breast care dan mengajarkan Ny. L cara •Breast care dilakukan untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting payudara
agar bersih dan tidak mudah lecet, serta mempelancar produksi ASI. Mengajarkan
melakukannya ibu cara melakukan breast care agar ibu dapat melakukannya sendiri di rumah secara
·Mengajarkan Ny. L teknik menyusui yang baik dan benar rutin
·Menganjurkan Ny. L untuk menyusui bayinya setiap 2 jam ·Teknik menyusui yang baik dan benar dapat menjalin hubungan batin ibu dan anak,
sekali atau sesuai permintaan bayi memberikan kenyamanan bayi menghisap air susu, memperlancar produksi ASI, dan
·Menganjurkan Ny. L untuk menggunakan BH yang tidak dapat mencegah puting susu lecet
·Dengan menyusui bayinya setiap 2 jam sekali atau sesuai permintaan bayi dapat
terlalu ketat dan dapat menopang payudara memnuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga bayi dapat tumbuh optimal
·Menganjurkan Ny. L untuk mengonsumsi makanan sehat ·Dengan menggunakan BH yang tidak terlalu ketat dan dapat menopang payudara
dan bergizi dan tidak memantang makanan apapun dapat memberikan rasa nyaman pada ibu
·Menganjurkan Ny. L untuk tidur yang cukup, dengan tidur ·Makanan bergizi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan dapat membantu
siang minimal 1 jam dan tidur malam 8 jam serta beristirahat memperlancar produksi ASI. Makanan yang dianjurkan yaitu sayuran hijau, buah-
buahan, ikan, daging, telur, tempe tahu, susu, dll. Tidak ada pantangan makan selama
saat bayi tertidur nifas agar nutrisi ibu tetap terpenuhi
·Menjelaskan tanda bahaya nifas pada Ny. L ·Istirahat yang cukup memungkinkan ibu untuk meminimalisir aktivitas sehingga
Evaluasi asuhan yang diberikan : ibu tidak terlalu kelelahan
Ibu mengerti dan melakukan anjuran bidan untuk rutin melakukan breast care ·Dengan mengetahui tanda bahaya nifas, ibu dapat segera ke fasilitas kesehatan
dan menyusui bayinya dengan baik, bendungan payudara sudah teratasi dan apabila mengalami tanda-tandanya. (Sarwono, 2020)
pengeluaran ASI ibu lancar kembali.
BAB IV -PEMBAHASAN KASUS-
• Pengkajian : Tanda/keluhan pada pasien dengan bendungan payudara
yaitu payudara bengkak, keras, teras panas sampai berwarna kemerahan.
Sedangkan keluhan pada Ny. L yaitu payudara bengkak, terasa sakit dan
nyeri saat menyusui bayinya. Dari data pengkajian tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus.
• Interpretasi Data : Pada interpretasi data yang sudah dikumpulkan
diperoleh diagnosa kebidanan Ny. L usia 24 tahun P 1A0 post partum hari
ke-3 dengan bendungan payudara. Pada kasus Ny. L dengan bendungan
payudara muncul masalah yaitu ibu mengeluhkan keadaan payudaranya
karena bengkak, terasa sakit dan nyeri saat menyusui bayinya sehingga ibu
membutuhkan informasi tentang keadaan dirinya (bendungan payudara)
dan perawatan payudara serta dukungan moril dari suami, keluarga, dan
bidan. Berdasarkan kasus diagnosa kebidanan masalah dan kebutuhan
yang timbul sudah sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara
teori dengan kasus.
• Diagnosa Potensial : Pada tinjauan kasus tidak terjadi mastitis karena ibu
sudah diberi penjelasan bagaimana cara perawatan payudara, cara
menyusui yang benar, dan ditunjukkan agar ibu tetap memberikan ASI
• Antisipasi : Pada tinjauan teori menurut Meihartati (2017), Antisipasi
bendungan payudara adalah pemberian analgetik dan kompres hangat. Pada
tahap ini antisipasi tidak dilakukan karena diagnosa potensial tidak muncul.
Jadi dalam langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
• Perencanaan : Pada tahap ini, perencanaan disusun berdasarkan diagnosa
masalah dan kebutuhan. Perencanaan asuhan kebidanan pada wanita dengan
bendungan payudara menurut Meihartati (2017) adalah anjurkan untuk
menyusui sesering mungkin, beri konseling bimbingan dan latihan tentang
perawatan payudara, ajarkan ibu menyusui bayinya dengan benar dan
anjurkan menggunakan BH yang menopang payudara, dan observasi tanda-
tanda vital dan TFU. Pada kasus Ny. L rencana tindakan yang dilakukan
sama dengan perencanaan dalam teori. Jadi tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus.
• Pelaksanaan : Penyusunan pelaksanaan sesuai dengan diagnosa masalah
yang ditemukan untuk mengantisipasi terjadinya masalah yang lebih
membahayakan. Pelaksanaan dilakukan sesuai perencanaan. Dalam tahap ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
• Evaluasi : Hasil akhir dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. L
postpartum 3 hari dengan bendungan payudara, evaluasi yang diperoleh
adalah : keadaan umum ibu baik, tekanan darah 110/40 mmHg, nadi 80
x/menit, respirasi 18 x/menit, suhu 36,9°C, kecemasan ibu berkurang, rasa
nyeri dan bengkak berkurang serta tidak ada kemerahan pada payudara,

Anda mungkin juga menyukai