Anda di halaman 1dari 43

PENATALAKSANAAN TERAPI PADA KASUS CHRONIC

KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUANG DAHLIA GARING


I PUTU DENTA NUGRAHA P., S.FARM. (1808611038)
I PUTU WIRATAMA NUGRAHA, S.FARM. (1808611044)
NI KOMANG SASI ANI, S.FARM. (1808611046)
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
 Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif yang terjadi selama kurang lebih 3
bulan atau lebih
 Pasien gagal ginjal kronis merupakan pasien yang memiliki risiko besar mengalami DRP (Drug
Related Problem).
 Penurunan fungsi ginjal yang dapat memengaruhi profil farmakokinetik pasien sehingga
dibutuhkan penyesuaian regimen pada pasien gagal ginjal kronis.
 Pasien gagal ginjal kronis umumnya masuk rumah sakit dengan multi penyakit sehingga
menerima polifarmasi dan memiliki kompleksititas regimen berupa variasi rute pemberian
dan aturan pakai.
PREVALENSI CKD (CHRONIC KIDNEY
DISEASE)
 Prevalensi gagal ginjal kronik di negara maju mencapai 10-13% dari populasi.
 Sebuah studi yang dilakukan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PENEFRI) melaporkan
sebanyak 12,5% populasi di Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal
 Prevalensi gagal ginjal kronik meningkat dengan bertambahnya usia. Prevalensi pada usia
65-74 tahun adalah 7,2% dan pada usia lebih dari 85 tahun adalah 17%.
 Prevalensi gagal ginjal kronik pada kulit hitam (15%) adalah 50% lebih tinggi dari orang kulit
putih atau ras lainnya (10%).
 Prevalensi gagal ginjal kronik yang disertai dengan diabetes mellitus adalah 20,5%, hipertensi
adalah 15,7%, dan penyakit jantung adalah 18,4%.
KLASIFIKASI CKD (CHRONIC KIDNEY
DISEASE)
METODE PENELITIAN
 RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan rancangan deskriptif non-eksperimental yang menggunakan
pendekatan prospektif cross sectional. Penelusuran data rekam medis yang digunakan yaitu dari
bulan Januari hingga Februari 2019. Data diamati dengan mencatat beberapa parameter terkait
terapi pasien CKD stage V. Parameter pengamatan dilihat berdasarkan data klinis dan
laboratorium pasien.
 LOKASI DAN WAKTU
Penelitian dilakukan di bagian Rekam Medis Badan Rumah Sakit Umum Tabanan selama enam
hari terhitung dari survei pendahuluan hingga penyusunan studi kasus.
METODE PENELITIAN
 BAHAN PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medis pasien dyspnea ec CKD
stage V yang mencakup hasil:
 Data laboratorium patologi klinik berupa hasil pemeriksaan Hgb, Hct, MCV, dan WBC
 Data penggunaan diuretik yang digunakan dalam terapi edema paru
 Data balance cairan
 Data klinis meliputi: Suhu, Nadi, RR, sesak, skala nyeri
 ALAT PENELITIAN
Alat penelitian yang digunakan antara lain lembar pengumpul data untuk mencatat data pada
rekam medis pasien. Instrumen lain yang digunakan dalam proses penelitian, antara lain catatan
pengobatan pasien (Patient Medication Record).
METODE PENELITIAN
 BATASAN OPRASIONAL
 Pasien yang didiagnosa dyspnea ec CKD stage V terdaftar di dalam indeks rekam medis pada
tahun 2019
 Tempat penelitian adalah Ruang Perawatan Dahlia Garing Transparan dan Bagian Rekam Medis
Badan Rumah Sakit Umum Tabanan
 Data rekam medis yang diambil adalah antara tanggal 31 Januari – 8 February 2019
 Data laboratorium pada rekam medis yang diambil pada penelitian ini antara lain data hasil
Hgb, Hct, MCV, WBC
 Data obat yang diambil pada rekam medik pasien
 Target keberhasilan terapi pengobatan pada pasien dyspnea ec CKD stage V dapat dilihat dari
RR pasien berada pada rentang 12-20x/menit, balance cairan terkontrol normal, TD: 140/90
mmHg, Hgb: 13-18 g/dL, Hct: 40-45%, MCV: 80-100µm3 dan WBC 3.200-10.000/mm3
METODE PENELITIAN
 PENGAMBILAN DATA
Pengambilan data dilakukan dengan menelusuri data rekam medis pasien dari 31 Januari – 8
Februari 2019. Berikutnya dilakukan pencatatan data pasien pada rekam medis antara lain
demografi pasien (umur, jenis kelamin dan diagnosis), Terapi obat yang digunakan oleh pasien
serta data laboratorium patologi klinik. Setelah diperoleh data demografi pasien (umur, jenis
kelamin dan diagnosis). Pengamatan dyspnea dilakukan dengan melihat perbaikan parameter
hasil RR dan balance cairan pada pasien

 ANALISIS DATA
Data hasil pecatatan pada rekam medis selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Deskriptif dengan
menghubungkan demografi pasien yaitu jenis kelamin, umur, pemantauan diuretik yang
digunakan pada pengatasan dyspnea dan terapi CKD serta hipertensi yang dilakukan
dibandingkan dengan pengamatan patologik yang dilakukan dari hasil laboratorium terakhir
DESKRIPSI PASIEN
No. RM 174482
Ruang Dahlia Garing Transparan
Nama I Dewa Putu Widiatnyana
Alamat Br. Dinas Galiukih Kelod
Umur 55 tahun
BB/TB  -
Diagnosa Obs dyspnea ec CKD stage V
Alasan MRS Sesak, OS datang sadar dengan keluhan sesak sejak tadi pagi disertai batuk
kering 2 hari, mual (+), muntah (-).
Riwayat CKD stg V rutin CAPD
Tgl. MRS 31 Januari 2019
Dokter dr. Nyoman Sutarka, Sp.PD
Alergi -
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal Catatan Perkembangan Pasein (SOAP) oleh Perawat dan Dokter
S : Pasien mengeluh sesak nafas
O: Kondisi umum pasien lemah, TD: 140/80, RR: 28x/menit. Pasien
31 Januari 2019 terpasang CAPD
A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: Mengatasi masalah selama 3x24 jam dengan K.H. sesak ber(-)
S : Pasien mengeluh sesak nafas
O: Kondisi umum pasien lemah, TD: 130/80. Pasien terpasang CAPD
1 Februari 2019 A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: Mengatasi masalah selama 3x24 jam dengan K.H. sesak (-), batuk (-),
mual (-)
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal Catatan Perkembangan Pasein (SOAP) oleh Perawat dan Dokter
S : Sesak nafas dan mual berkurang
O: Kondisi umum pasien lemah, TD: 130/70, R: 20 x/hari, N: 84x/menit.
2 Februari 2019 A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: Mengatasi gangguan perfusi jaringan dalam waktu 3 x 24 jam dengan
K.H. pasien sesak (-), mual (-), TTV dalam batas normal
S : Sesak nafas sudah berkurang
O: Kondisi umum pasien lemah, RR: 24x/menit TD: 110/70
3 Februari 2019 A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: Mengatasi gangguan perfusi jaringan dalam waktu 3 x 24 jam dengan
K.H. pasien sesak (-), mual (-), TTV dalam batas normal
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal Catatan Perkembangan Pasein (SOAP) oleh Perawat dan Dokter
S : Sesak nafas sudah berkurang
O: Kondisi umum pasien lemah, TD: 100/60, R: 20X/menit
4 Februari 2019 A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: Mengatasi gangguan perfusi jaringan dalam waktu 3 x 24 jam dengan
K.H. pasien sesak (-), mual (-), TTV dalam batas normal
S : Sesak nafas sudah berkurang
O: Kondisi umum pasien lemah, TD: 100/60, S: 360C
5 Februari 2019 A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: Mengatasi gangguan perfusi jaringan dalam waktu 3 x 24 jam
diharapkan masalah teratasi
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal Catatan Perkembangan Pasein (SOAP) oleh Perawat dan Dokter
S : Sesak nafas sudah berkurang
O: Kondisi umum pasien lemah, TD: 100/70, S: 360C, R: 20x/menit, N: 84 x/menit
6 Februari 2019 A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: Mengatasi gangguan perfusi jaringan dalam waktu 3 x 24 jam dengan K.H. sesak
(-) dan R: 16-20x/menit
S : Sesak nafas sudah berkurang
O: Kondisi umum pasien lemah, TD: 110/70, S: 360C, R: 20x/menit, N: 80x/menit
7 Februari 2019 A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: Mengatasi gangguan perfusi jaringan dalam waktu 3 x 24 jam dengan K.H. sesak
(-) dan R: 16-20x/menit
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Tanggal Catatan Perkembangan Pasein (SOAP) oleh Perawat dan Dokter
S:-
O: Kondisi umum pasien membaik, sesak (-), TD: 100/70, S: 36 0C, R:
8 Februari 2019 20x/menit, N: 84 x/menit
A: Gangguan perfusi jaringan renal
P: BPL kontrol tgl 13/2/2019 ke poli nefrologi
DATA KLINIK PASIEN
Tanggal/Bulan 2019
No Data Klinis Nilai Normal
31/1 1/2 2/2 3/2 4/2 5/2 6/2 7/2 8/2
1 Suhu 36-37,2  36 36 37,7 - 36 36 36 36 36
60-
2 Nadi (/menit) 100/menit 80 - 84 - - 84 84 80 84
3 RR (/menit) 12-20 /menit 28 - 20 24 24 - 20 - 20
140/90
4 TD (mmHg) mmHg 140/80 130/80 130/70 110/70 100/60 100/60 100/70 110/70 100/70
(JNC 8, 2014)
5 Sesak Sesak + + - - <  - - - -
6 Mual Mual + + + - - - - - -
7 Muntah Muntah - - - - - - - - -
8 Batuk kering   + - - - - - - - -
DATA LABORATORIUM PASIEN
Tanggal/Bulan 2019
No Data Lab Nilai Normal
31/1 1/2 2/2 3/2 4/2 5/2 6/2 7/2 8/2
TINGGI
1 Hb (gr/dL) Pria : 13-18 g/dL 8,12 - - - 9,5 - - 9,75 9,69
Wanita : 12-16 g/dL
RENDAH Pria : 40-45%
2 Hct % Wanita : 35%-45% 25,0 - - - 28,5 - - 29,8 29,4

Leu
3 4-10. 103/mm3 25,9 - - - 14,0 - - 12,1 13,0
(103/µL)
Trombosit
4 (103/µL) 150-450. 103/mm3 245 - - - 389 - - 376 329

5 Eritrosit 4,5-5,5. 103/mm3 2,69 - - - 3,34 - - 3,27 3,23

6 Neu % 50-70 % 81,6 - - - 79,3 - - 73,7 76,6


DATA LABORATORIUM PASIEN
Tanggal/Bulan 2019
No Data Lab Nilai Normal
31/1 1/2 2/2 3/2 4/2 5/2 6/2 7/2 8/2
TINGGI
7 Lim% 20-40 % 8,59 - - - 7,92 - - 9,52 9,63
RENDAH 8 Mono% 2,0-8,0 % 8,43 - - - 8,64 - - 10,5 8,87
9 Eos% 0,0-3,0 % 0,433 - - - 3.4 - - 4,45 3,84
10 Baso% 0,0-1,0 % 0,967 - - - 0,784 - - 1,87 1,04
11 MCV 80-100 fl 93,0 - - - 85,2 - - 91,2 91,0
12 MCH 26-34 pg 30,2 - - - 28,5 - - 29,8 30,0
13 MCHC 32-36 g/dL 32,5 - - - 33,5 - - 32,7 33,0
14 RDW 11,5-14,5 % 14,0 - - - 13,6 - - 14,6 14,5
15 MPV 7,2-11,1 fL 7,35 - - - 9,5 - - 6,76 6,75
CATATAN PENGOBATAN PASIEN
Tanggal/Bulan 2019
No Data Lab Nilai Normal
31/1 1/2 2/2 3/2 4/2 5/2 6/2 7/2 8/2
1 Omeprazole 1 amp √ -  -  -  -  -  -  -  - 
2 Furosemide 2 amp √ -  -  -  -  -  -  -  - 
3 Drip Lasix - mg/jam 10 10 10 10 5 5 5 -  - 
4 Cefoperazone 2 x 1 gram √ √ √ √ √ √ √ -  - 
5 Levofloxacin 1x1 fls √ √ √ √ √ √ √ √ - 
6 RL 12 tetes/menit √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 Cedocard 2 amp √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Candesartan 16 mg 2 x 1 tab √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 Clonidine 2 x 1 tab √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 Herbesser CD200 mg 1 x 1 tab √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 Allopurinol 100 mg 1 x 1 tab √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 Asam Folat 1 mg 2 x 1 tab √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 Amlodipine 10 mg 2 x 1 tab √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 ISDN 2 x 1 tab √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 Osteocal 2 x 1 tab √ √ √ √ √ -  -  -  - 
16 Transfusi PRC 2 kolf √ √ √ -  -  -  -  -  - 
PENILAIAN 4T + 1W
Data Subjektif dan
TEPAT Nama Obat Komposisi Indikasi
Objektif
Indikasi Terkait Kasus

INDIKASI
Tiap mL
Ulkus duodenum, Subjektif:
mengandung: Pasien mengeluhkan mual
ulkus gaster, Pasien
Omeprazole disebabkan terjadinya iritasi
esofagitis ulseratif mengeluhkan mual
TEPAT OBAT Omeprazole sodium 42,6 mg
dan sindrom  
pada saluran cerna.
setara dengan Anamnese kefarmasian pasien
zolinger-ellison Objektif:
omeprazole 40 mengalami tukak peptic
(PIO Nas, 2015) -
mg
TEPAT
DOSIS Subjektif:
Pasien mempunyai
Riwayat Hipertensi Pasien mengeluh sesak
TEPAT Edema jantung,   disebabkan pasien mengalami
Lasix Furosemide paru, ginjal, hati Objektif: edema pada paru-paru, pasien
PASIEN (Sweetman, 2009) TD pasien 140/80 didiagnosa mengalami dypnea
pada tanggal 31 ec CKD stg V
Januari 2019
WASPADA
ESO
PENILAIAN 4T + 1W
Data Subjektif dan
TEPAT Nama Obat Komposisi Indikasi
Objektif
Indikasi Terkait Kasus

INDIKASI Antibiotik golongan


Subjektif:
- Nilai WBC pasien yang berada
sepalosforin generasi
  diatas rentang normal ini
ketiga yang sering
Objektif: menandakan adanya infeksi pada
digunakan pada
TEPAT OBAT Cefoperazone Cefoperazone pengobatan infeksi
saluran pernafasan,
Nilai leukosit (WBC)
pasien 25,9 x 103/µL
pasien, selain itu pasien juga
dipasang CAPD sehingga
yang berada diatas pemberian antibiotik sangat
infeksi
nilai normal dengan penting untuk mencegah infeksi
intraabdominal,
neutrofil tinggi yakni yang berkelanjutan.
infeksi saluran kemih
TEPAT 81,6%

DOSIS Subjektif:
- Nilai WBC pasien yang berada
Antibiotik golongan
  diatas rentang normal ini
TEPAT fluoroqionolon yang
memiliki daya
Objektif: menandakan adanya infeksi pada
Nilai leukosit (WBC) pasien, selain itu pasien juga
Levofloxacin Levofloxacin antibakteri yang baik
PASIEN terhadap bakteri
pasien 25,9 x 103/µL
yang berada diatas
dipasang CAPD sehingga
pemberian antibiotik sangat
gram positif dan
nilai normal dengan penting untuk mencegah infeksi
negatif.
neutrofil tinggi yakni yang berkelanjutan.
WASPADA 81,6%

ESO
PENILAIAN 4T + 1W
Data Subjektif dan
TEPAT Nama Obat Komposisi Indikasi
Objektif
Indikasi Terkait Kasus

INDIKASI Subjektif:
Pengobatan gagal Pasien mengeluh nyeri dada.
Nyeri dada, pasien
jantung tidak ada Berdasarkan anamnese
mempunyai riwayat
respon, terutama kefarmasian pasien mengalami
Cedocard IV Isosorbide hipertensi
TEPAT OBAT 1mg infus dinitrate
setelah infark
miokard. Mengontrol
 
Objektif:
angina pektoris dimana serangan
ini dikaitkan dengan Hipertensi dan
angina pektoris CKD yang diderita pasien yang
TD pasien 140/80 pada
refrakter (Sweetman, diduga menjadi pencetus serangan
tanggal 31 Januari
2009) angina pectoris pada pasien
2019
TEPAT
DOSIS Pengobatan
hipertensi dapat Subjektif: Pasien mempunyai riwayat
digunakan sebagai Pasien mempunyai hipertensi dan telah rutin
TEPAT Candesartan 16 Candesartan 16
terapi tunggal atau Riwayat Hipertensi meminum obat antihipertensi yang
kombinasi dengan   mungkin juga dapat disebabkan
PASIEN mg mg obat antihipertensi
lain seperti diuretik
Objektif:
TD pasien 140/80 pada
karena CKD st V yang diderita oleh
pasien. Pasien menggunakan obat
tiazid, beta blocker tanggal 31 Januari antihipertensi candesartan dan
ACEI, atau CCB 2019 amlodipine
WASPADA (PERKI, 2015)

ESO
PENILAIAN 4T + 1W
Data Subjektif dan
TEPAT Nama Obat Komposisi Indikasi
Objektif
Indikasi Terkait Kasus

INDIKASI Pengobatan
hipertensi dapat Subjektif: Pasien mempunyai riwayat
digunakan sebagai Pasien mempunyai hipertensi dan telah rutin
terapi tunggal atau Riwayat Hipertensi meminum obat antihipertensi yang
TEPAT OBAT Clonidine Clonidine
kombinasi dengan
obat antihipertensi
 
Objektif:
mungkin juga dapat disebabkan
karena CKD st V yang diderita oleh
lain seperti diuretik TD pasien 140/80 pada pasien. Pasien menggunakan obat
tiazid, beta blocker tanggal 31 Januari antihipertensi candesartan dan
ACEI, atau ARB 2019 amlodipine
TEPAT (PERKI, 2015)

DOSIS Pengobatan
hipertensi dapat Subjektif: Pasien mempunyai riwayat
digunakan sebagai Pasien mempunyai hipertensi dan telah rutin
TEPAT Herbesser Diltiazem 200
terapi tunggal atau Riwayat Hipertensi meminum obat antihipertensi yang
kombinasi dengan   mungkin juga dapat disebabkan
PASIEN CD200 mg mg obat antihipertensi
lain seperti diuretik
Objektif:
TD pasien 140/80 pada
karena CKD st V yang diderita oleh
pasien. Pasien menggunakan obat
tiazid, beta blocker tanggal 31 Januari antihipertensi candesartan dan
ACEI, atau ARB 2019 amlodipine
WASPADA (PERKI, 2015)

ESO
PENILAIAN 4T + 1W
Data Subjektif dan
TEPAT Nama Obat Komposisi Indikasi
Objektif
Indikasi Terkait Kasus

INDIKASI Hiperurisemia kronik,


penyakit ginjal yang
disebabkan asam urat,
batu asam urat pada Subjektif: Tidak adanya data lab terkait dengan
Allopurinol 100
TEPAT OBAT Allopurinol
mg
saluran kemih dan
kondisi-kondisi lain
-
Objektif:
kadar asam urat dari pasien,
pemberian allopurinol perlu
yang berhubungan - dipertimbangkan
dengan obat-obatan
untuk pasien kanker
(PIO Nas, 2015)
TEPAT
DOSIS Subjektif:
- Pasien mengalami CKD stg 5 dan telah
  dipasang CAPD dan Data Hb, Hct,
TEPAT Anemia megaloblastik
Objektif:
Hb, Hct, Eritrosit
Eritrosit dibawah rentang normal dan
nilai MCV diatas rentang normal pada
yang disebabkan
Asam folat Asam folat 1 mg dibawah rentang normal pemeriksaan laboratorium tgl 31
PASIEN defisiensi asam folat
(PIO Nas, 2015)
dan nilai MCV diatas Januari 2019. Anamnese kefarmasian
rentang normal pada pasien mengalami anemia
pemeriksaan megaloblastik yang disebabkan
WASPADA laboratorium tgl 31
Januari 2019
defisiensi asam folat

ESO
PENILAIAN 4T + 1W
Data Subjektif dan
TEPAT Nama Obat Komposisi Indikasi
Objektif
Indikasi Terkait Kasus

INDIKASI Pengobatan
hipertensi dapat Subjektif: Pasien mempunyai riwayat
digunakan sebagai Pasien mempunyai hipertensi dan telah rutin
terapi tunggal atau Riwayat Hipertensi meminum obat antihipertensi yang
Amlodipine 10
TEPAT OBAT Amlodipine
mg
kombinasi dengan
obat antihipertensi
 
Objektif:
mungkin juga dapat disebabkan
karena CKD st V yang diderita oleh
lain seperti diuretik TD pasien 140/80 pada pasien. Pasien menggunakan obat
tiazid, beta blocker tanggal 31 Januari antihipertensi candesartan dan
ACEI, atau ARB 2019 amlodipine
TEPAT (PERKI, 2015)

DOSIS
Subjektif: Pasien mengalami sesak dan nyeri
Sesak dan Nyeri dada pada dada. Berdasarkan anamnese
TEPAT Isosorbide
Pencegahan dan   kefarmasian pasien mengalami
pengobatan serangan   angina pektoris dimana serangan
ISDN 5mg
PASIEN dinitrate angina pectoris (PIO
Nas, 2015)
Objektif:
TD pasien 140/80 pada
ini dikaitkan dengan Hipertensi dan
CKD yang diderita pasien yang
tanggal 31 Januari diduga menjadi pencetus serangan
2019 angina pectoris pada pasien
WASPADA
ESO
PENILAIAN 4T + 1W
Data Subjektif dan
TEPAT Nama Obat Komposisi Indikasi
Objektif
Indikasi Terkait Kasus
Pencegahan &
INDIKASI Ca Carbonate
pengobatan
defisiensi Ca
1.250mg (setara
(Rickets,
dengan 500 mg Subjektif:
osteomalasia,
TEPAT OBAT Osteocal
elemen Ca),
Vitamin D 200
osteoporosis),
-
 
Pasien dengan CKD stg V akan
sangat rentan mengalami
serta untuk
IU, Mg 40mg, Objektif: hiperfosfatemia.
memelihara
manga nese 2 -
kesehatan tulang
mg, Zn 7,5mg,
TEPAT Na fluoride 1mg
dan gigi,
hiperfosfatemia
DOSIS (PIO Nas, 2015)

TEPAT
PASIEN
WASPADA
ESO
PENILAIAN 4T + 1W
TEPAT
INDIKASI

TEPAT OBAT

TEPAT
DOSIS
TEPAT
PASIEN
WASPADA
ESO
PENILAIAN 4T + 1W
TEPAT Diuretik Sesak karena edema paru Pasien CKD st V
INDIKASI (furosemid)

Penyeimbangan cairan Tubuh


TEPAT OBAT (Tepat Obat)

TEPAT Obat Antihipertensi Pasien CKD st V:


DOSIS Kombinasi ARB, CCB atau ACEi dengan Tepat Obat
tambahan yakni agonis alfa pusat
TEPAT
PASIEN Anemia Pasien CKD stage V Eritropoetin Pemberian Asam Folat
menurun (Teppat Obat)
WASPADA
ESO
PENILAIAN 4T + 1W
Dosis
No Nama Obat Dosis Lazim Keterangan
TEPAT Pemakaian
1 Omeprazole 20-40 mg 40 mg Dosis Sesuai
INDIKASI 2 Furosemid 20 – 80 mg 20 mg Dosis Sesuai
3 Cefoperazone 2 – 4 gram 2 x 1 gram Dosis Sesuai
250-500 mg (Perlu Penyesuaian Tidak Perlu penyesuaian
TEPAT OBAT 4 Levofloxacin
Dosis Pasien CKD)
1 x 500 mg Dosis pada Pasien CKD
stage V
5 ISDN 5-20 mg 2 x 5 mg Dosis Sesuai
6 Candesartan 8-32 mg 2 x 16 mg Dosis Sesuai
TEPAT 7 Clonidine 0,2-0,6 mg 2 x 0,15 mg Dosis Sesuai
DOSIS 8 Herbesser CD 200 100-200 mg 1 x 200 mg Dosis Sesuai
9 Allopurinol 100-300 mg 1 x 100 mg Dosis Sesuai
TEPAT 10 Asam folat 0,4 – 1 mg 2 x 1 mg Dosis Sesuai
11 Amlodipin 5-20 mg 2 x 10 mg Dosis Sesuai
PASIEN 12
Osteocal (kalsium 1-1,12 g 2 x 500 mg Dosis Sesuai
Karbonat
WASPADA
ESO
PENILAIAN 4T + 1W
TEPAT Pasien Dewa Putu
INDIKASI Widiatnyana
( laki-laki umur 55 tahun)
TEPAT OBAT

TEPAT
DOSIS
TEPAT TEPAT
PASIEN PASIEN

WASPADA
ESO
PENILAIAN 4T + 1W
Nama Obat Efek Samping
TEPAT Omeprazole
Sakit kepala, Sembelit atau konstipasi, Diare, Sakit perut, Nyeri sendi, Sakit
tenggorokan, Kram otot dan Hilang selera makan (Lacy et al., 2009)
INDIKASI hipokalemia (kadar kalium yang rendah di darah), dan peningkatan kadar asam urat,
Furosemid
hipotensi (Lacy et al., 2009).
Cefoperazone Gangguan saluran cerna dan gangguan hematologi
TEPAT OBAT Levofloxacin Diare, mual, ruam, nyeri abdomen, pusing, insomnia, konstipasi, edema
ISDN Sakit kepala, mual dan ruam (BNF, 2009).
Candesartan Gatal, sulit bernafas, bengkak pada wajah dan bibir serta nyeri dada
TEPAT Clonidine Gangguan pada kulit dan mulut kering
Herbesser CD 200 Bradikardi, pusing, sakit kepala, jantung berdebar dan depresi
DOSIS Allopurinol Ruam, mual, gagal ginjal dan muntah (BNF, 2009).
Asam folat Brochospasm, erythema, malaise, pruritus dan ruam (BNF, 2009).
TEPAT Nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema, gangguan tidur, sakit kepala,
Amlodipine
pusing, letih (BNF, 2009).
PASIEN Osteocal Kembung, diare, atau konstipasi (BNF, 2009).

WASPADA
ESO
PENILAIAN 4T + 1W
TEPAT
INDIKASI Monitoring Efek Samping
Obat Nama Regimen Cara Mengatasi Paraf Paraf
No Hari/Tgl Manifestasi ESO
Obat Dosis ESO Dokter Apoteker
TEPAT OBAT 31/01 s.d. - - - - - -
8/02 - - - - - -
TEPAT
DOSIS
TEPAT
PASIEN
WASPADA
ESO
Drug Related Problems (DRP)
No Tanggal Kode Masalah Uraian Masalah Rekomendasi/Saran

Tidak ada indikasi pendarahan Perlu dipertimbangkan pemberian omeprazol


1 31 Januari 2019 1 saluran cerna, pasien hanya injeksi dan dapat diganti dengan obat
mengalami mual ranitidine atau domperidon

Perlu dilakukan pengujian kadar asam urat


2 31 Januari 2019 1 Tidak ada indikasi asam urat pasien sehingga pemberian allopurinol perlu
dipertimbangkan kembali

3 31 Januari 2019 1 Tidak ada indikasi hiperfosfatemia Perlu dilakukan pengujian fosfat untuk
mengetahui apakah pasien mengalami
hiperfosfat sehingga pemberian CaCo3 efektif
pada pasien CKD

4 1 Februari 2019 1 Pasien masih mengalami mual Perlu dikonsultasikan ke dokter untuk
pemberian obat antimual seperti domperidon

KETERANGAN KODE MASALAH:


1. INDIKASI 2. PEMILIHAN OBAT 3. DOSIS
Drug Related Problems (DRP)
No Tanggal Kode Masalah Uraian Masalah Rekomendasi/Saran
5 4 Februari 2019 1 Berdasarkan hasil laboratorium tgl Perlu dikonsultasikan ke dokter terkait dengan
4 Januari 2019 menunjukkan kelanjutan pemberian tranfusi PRC
terjadinya penurunan Hb pasien
yakni 9,5 yang berada dibawah
nilai normal, berdasarkan
anamnese kefarmasian, pasien
mengalami anemia
6 8 Februari 2019 1 Pasien didiagnosa sekunder Perlu dilakukan foto thorac dan kultur darah
(KRS) mengalami pneumonia pasien untuk lebih memastikan diagnosa
pasien
7 8 Februari 2019 1 Tidak ada indikasi asam urat Perlu dilakukan pengujian kadar asam urat
(KRS) pasien sehingga pemberian allopurinol perlu
dipertimbangkan kembali

KETERANGAN KODE MASALAH:


1. INDIKASI 2. PEMILIHAN OBAT 3. DOSIS
Pharmacist’s Care Plan
Pharmaco- Recommen-ded for Monitoring Desired Monitoring
No Health Care Need
therapeutic Goal Therapy Parameters Endpoin’s Frequency
Suhu Tubuh 36,5-37,5 Tiap hari
Cefoperazone 1 gram WBC 3,7-10,1x 103 U/L 3x seminggu
Mencegah
1. Infeksi dapat dicegah amp dan Levofloxacin
terjadinya infeksi RR 20 Tiap hari
500 mg/ 100 mL flash
Nadi 60-80 Tiap hari
 Pada hipokalemi
ringan dilakukan
penggantian kalium
secara oral (slow
correction) 40-60
Mengatasi efek Tidak terjadi mEq
2. Kalium 3,5 – 5,0 mmol/L Diulang 3 jam
samping furosemid hipokalemia  Pada hipokalemia
berat dilakukan
penggantian kalium
secara intravena
dalam bentuk larutan
KCl (rapid correction)
Pharmacist’s Care Plan
Pharmaco- Recommen-ded for Monitoring Desired Monitoring
No Health Care Need
therapeutic Goal Therapy Parameters Endpoin’s Frequency
Furosemid 10 mg/mL RR 16-20 x/ menit Tiap hari
3. Mengatasi sesak Sesak teratasi
amp dan CAPD Balance cairan Terkontrol Tiap hari
Kombinasi Clonidine
Tablet 0,15 mg,
Mengontrol Tekanan darah Candesartan Tablet 16
4. BP <140/90 mmHg Tiap Hari
tekanan darah terkontrol mg, Amlodipine Tablet 10
mg, Dan Herbesser CD
Kapsul 200 mg
ECG Normal
Mengatasi serangan
5. Nyeri dada teratasi ISDN Tablet 5 mg Tidak mengalami Tiap hari
nyeri dada Nyeri dada
nyeri dada
Hgb 13 – 16 g/dL 3x seminggu
Transfusi PRC dan Asam
6. Mengatasi anemia Anemia teratasi Hct 40 – 48 % 3x seminggu
Folat Tablet 1 mg
MCV 82 - 92 fL 3x seminggu
Pharmacist’s Care Plan (KRS)
Pharmaco- Recommen-ded for Monitoring Desired Monitoring
No Health Care Need
therapeutic Goal Therapy Parameters Endpoin’s Frequency
Suhu Tubuh 36,5-37,5 Tiap hari
Mencegah Levofloxacin Tablet 500 WBC 3,7-10,1x 103 U/L 3x seminggu
1. Infeksi dapat dicegah
terjadinya infeksi mg RR 20 Tiap hari
Nadi 60-80 Tiap hari
Melakukan terapi Mengontrol fungsi BUN 10-20 mg/dL 3x seminggu
2. CAPD
dialisis pada CKD organ ginjal Kreatinin 0,6-1,3 mg/dL 3x seminggu
Kombinasi Clonidine
Tablet 0,15 mg,
Mengontrol Tekanan darah Candesartan Tablet 16
3. BP <140/90 mmHg Tiap Hari
tekanan darah terkontrol mg, Amlodipine Tablet 10
mg, Dan Herbesser CD
Kapsul 200 mg
Pharmacist’s Care Plan (KRS)
Pharmaco- Recommen-ded for Monitoring Desired Monitoring
No Health Care Need
therapeutic Goal Therapy Parameters Endpoin’s Frequency
Hgb 13 – 16 g/dL 3x seminggu
4. Mengatasi anemia Anemia teratasi Asam Folat Tablet 1 mg Hct 40 – 48 % 3x seminggu
MCV 82 - 92 fL 3x seminggu
ECG Normal Tiap hari
Mengatasi serangan
5. Nyeri dada teratasi ISDN Tablet 5 mg Tidak mengalami
nyeri dada Nyeri dada Tiap hari
nyeri dada
ANALISA FARMAKOEKONOMI
 Pasien pada tanggal 31 Januari 2019 s.d. 8 Februari 2019
Harga Total Barang
Hari/Tanggal
yang digunakan
31 Januari 2019 113.864,-
1 Februari 2019 99.1883,-
2 Februari 2019 99.188,-
3 Februari 2019 99.188,-
4 Februari 2019 99.188,-
5 Februari 2019 85.460,-
6 Februari 2019 85.460,-
7 Februari 2019 85.460,-
8 Februari 2019 19.363,-
Total Biaya Obat yang ditanggung JKN Rp. 786.359,-
Total Biaya yang dikeluarkan Pasien 0,-
KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN
EDUKASI)
 Apoteker menyampaikan pentingnya kepatuhan pengobatan penyakit dasar maupun
komplikasi CKD dengan menggunakan metode Dagusibu. Dagusibu merupakan langkah
penanganan obat sebagai singkatan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang (Yati, dkk.,
2018).
 Apoteker mengupayakan pencegahan perburukan kondisi ginjal secara cepat dengan
menganjurkan pengaturan diet tinggi kalori, rendah protein dan rendah garam kepada
pasien.
KESIMPULAN
 Pasien masuk ke rumah sakit (MRS) pada tanggal 31 Januari 2019 dengan keluhan utama
yaitu sesak nafas. Pasien diketahui memiliki riwayat CKD stage V. Kondisi pasien tersebut
didiagnosa awal oleh dokter mengalami dyspnea ec CKD stage V. Kondisi klinis pasien pada
saat pertama MRS yaitu sesak dengan RR 28x/menit, TD 140/80 mmHg, pola nafas tidak
efektif , nyeri dada, dan mual. Terapi awal yang diperoleh pasien yaitu omeprasol 1 x 40 mg
ampul, furosemide 2 x 10 mg/mL ampul, drip Lasix 10 mg/jam, cefoperazone 2 x 1 gram,
levofloxacin 1 x 500 mg/ 100 mL, RL+Cedocard 2 amp dengan 12 tetes per menit.
 Penilaian rasionalitas pengobatan pasien sudah sesuai 4T1W, yang terdiri dari tepat indikasi,
tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, dan waspada efek samping obat. Drug Related Problem
(DRP) yang ditemukan pada kasus pasien I Dewa Putu Widiatnyana yaitu terdapat pada
tanggal 31 Januari 2019, 1 Februari 2019, 4 Februari 2019, dan 8 Februari 2019. Target terapi
yang diharapkan dari pasien I Dewa Putu Widiatnyana yaitu sesak nafas teratasi, tekanan
darah terkontrol, anemia teratasi, angina teratasi, dan mencegah terjadinya infeksi, dan
memberikan terapi untuk mengontrol fungsi ginjal
KESIMPULAN
 Analisis Farmakoekonomi yang dilakukan adalah pengkajian antara pengobatan dengan biaya
yang lebih efisien dan serendah mungkin tetapi mampu memberikan efektiftivitas dalam
merawat penderita untuk mendapatkan hasil klinik yang baik. Biaya obat pasien Tn. I Dewa
Putu Widiatnana sejak tanggal 31 Januari 2019 sampai dengan 8 Februari 2019 yaitu selama
sembilan hari pengambilan data adalah Rp 786.359. Berdasarkan analisis biaya yang
dilakukan, biaya pengobatan yang dikeluarkan mampu mengatasi beberapa keluhan pasien
diantaranya sesak, mual, dan batuk kering pada pasien.
SARAN
 Diperlukan pengujian laboratorium dengan melakukan foto thorac dan kultur darah pasien
untuk lebih memastikan diagnosa pasien.
TERIMAKASIH
PKPA BRSU TABANAN 2019

Anda mungkin juga menyukai