Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan

thalasemia
Nama:
 Adfa Reza Safitri
 Ananda Ega Prayoga
 Widia Cahya Ningrat
 Viranti Amara Lestari
THALASEMIA

PENGERTIAN ETIOLOGI
Thalasemia merupakan penyakit Ketidakseimbangan dalam rantai protein
globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam
anemia hemolitikdimana terjadi kerusakan pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh
sel darah merah didalam pembuluh darah sebuah gen cacat yang diturunkan secara
sehingga umur erirosit menjadi pendek resesif dari kedua orang tua.
(kurang dari 100 hari ). Thalasemia
Thalasemia termasuk dalam anemia
merupakan sindrom kelainan yang hemolitik, dimana umur eritrosit menjadi lebih
diwariskan (inherited) dan masuk kedalam pendek (normal 100-120 hari). Umur eritrosit
kelompok hemoglobinopati, yakni ada yang 6 minggu, 8 minggu bahkan pada
kelainan yang disebabkan oleh gangguan kasus yang berat umur eritosit bisa hanya 3
sintesis hemoglobin akibat mutasi didalam minggu. Pada talasemia, letak salah satu asam
atau dekatgen globin (Sudoyo aru). amino rantai polipeptida berbeda urutannya
atau ditukar dengan jenis asam amino lainnya.
PATOFISIOLOGI
Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan
sekunder. Penyebab primer adalah berkurangnya sintesis Hb A
dan eritropoesis yang tidak efektif disertai penghancuran sel-sel
eritrosit intrameduler. Penyebab sekunder adalah karena
MANIFESTASI KLINIS
defisiensi asam folat,bertambahnya volume plasma intravaskuler
yang mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrosit oleh Bayi baru lahir dengan thalasemia beta mayor tidak anemis.
system retikuloendotelial dalam limfa dan hati. Gejala awal pucat mulanya tidak jelas, biasanya menjadi lebih
berat dalam tahun pertama kehidupan dan pada kasus yang berat
Penelitian biomolekular menunjukkan adanya mutasi DNA terjadi beberapa minggu pada setelah lahir. Bila penyakit ini tidak
pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta dari ditangani dengan baik, tumbuh kembang masa kehidupan anak
hemoglobin berkurang. Tejadinya hemosiderosis merupakan akan terhambat. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak
hasil kombinasi antara transfusi berulang, peningkatan absorpsi tubuh dan dapat disertai demam berulang akibat infeksi. Anemia
besi dalam usus karena eritropoesis yang tidak efektif, anemia berat dan lama biasanya menyebabkan pembesaran jantung.
kronis serta proses hemolisis.
Terdapat hepatosplenomegali. Ikterus ringan mungkin ada.
Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya
bentuk muka mongoloid akibat system eritropoesis yang hiperaktif.
Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapat
menimbulkan fraktur patologis. Penyimpangan pertumbuhan
akibat anemia dan kekurangan gizi menyebabkan perawakan
pendek. Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit,
koreng pada tungkai, dan batu empedu
ASUHAN KEPERAWATAN
THALASEMIA
KASUS

An. R 3 tahun dilarikan ke RS. Medistra oleh orang tuanya tn. A dan ny.b pada siang hari tanggal 28
januari 2021 pada jam 10.45 wib. Anak datang digendong sambil menangis dan keadaan wajah yang
pucat dengan mata agak kuning, badan yang kurang dari normal. Sebelumnya anak tidak pernah
menangis selama ini dan baru 2 minggu yang lalu tranfusi darah dirumah sakit yang sama.
Pemeriksaan umum yang didapat dari orang tua klien. Orang tua pasien mengatakan nafsu makan
anak berkurang sejak 1 minggu yang lalu dan hanya meminum susu formula 400ml sehari ini yang
biasanya hampir 800ml dalam satu hari. An R demam sejak kamarin dan sempat turun saat malam hari
dan kembali demam sore hari tadi hingga saat ini. Hasil pemeriksaan didapat suhu: 37,8C nadi: 90
X/menit BB: 10,0 kg.
Dokter menerangkan kepada orang tua klien An.R harus dirawat intensif dan dilakukan
pemeriksaan labolatorium untuk mengetahui sejauh mana penyakit Thalasemia dan perawatan lanjut
seperti apa yanag akan diberikan kepada An.R. jam 11.00 pasien di pindahkan dari IGD ke ruangan
aster 101 untuk mendapatkan penatalaksanaan yang maksimal untuk menghindari komplikasi
Thalasemia yang mungkin terjadi.
Hasil Diskusi Hari ke Dua
• Menemukan beberapa jenis penyakit dari kasus antara lain:
• Talasemia mayor (bentuk homozigot), memiliki 2 gen cacat, memberikan
Pada diskusi hari Hasil Diskusi
pertama hari Pertama
kelompok 1 Thalasemia menemukan kata- gejala klinis yang jelas.
kata sulit dan memahami kasus yang diberikan: • Talasemia minor, dimana seseorang memiliki 1 gen cacat dan biasanya tidak
• Berikut kata-kata sulit yang ditemukan: memberikan gejala klinis.
• PRC adalah sel darah merah pekat berisi eritrosit, trombosit, leukosit • Secara molekuler, dibedakan atas:
dan sedikit plasma. PRC didapatkan dengan memisahkan sela darah
• Talasemia alfa (gangguan pembentukan rantai alfa)
merah dari plasma, sehingga didapatkan sel darah merah dengan nilai
hematokrit tinggi (69-70%). • Talasemia beta ( gangguan pembentukan rantai beta)
• Hemoideroi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan • Talasemia beta-delta (gangguan pembentukan rantai beta dan delta)
kelebihan zat besi di organ atau tubuh. • talasemia delta (gangguan pembentukan rantai delta).
• Letargi adalah suatu keadaan di mana terjadi penurunan kesadaran Hasil Diskusi Ke tiga
dan pemusatan perhatian serta kesiagaan.
• Mencari kata-kata sulit dari thalasemia:
• Anisositosis merupakan sebuah kondisi di mana seseorang menderita
sesak nafas yang disertai dengan jantung berdetak lebih cepat dari • Deferiprone adalah obat untuk membuang kelebihan zat besi dari dalam
normalnya. Anisositosis sendiri diketahui sebagai suatu keadaan tubuh. Kelebihan zat besi umum terjadi pada penderita thalasemia akibat
sederhana di mana ukuran sel darah merah di dalam tubuh seseorang sering menerima transfusi darah.
ditemukan tidaklah sama. • Deferasirox adalah obat golongan iron chelating agents. Obat ini bekerja
• Poikilositosis adalah keadaan dimana populasi eritrosit tampil dengan dengan cara melekat pada zat besi dan membantu tubuh mengeluarkan
bentuk yang bervariasi. Biasanya polkilositosis biasanya bersamaan kelebihan zat besi melalui urin atau tinja. 
dengan anisositosis.
• Hipokromia adalah suatu kondisi di mana sel-sel darah merah
(eritrosit) lebih pucat daripada normanya. Situasi ini secara substansial
ditumpangkan pada pengurangan konsentrasi hemoglobin (Hb), suatu
protein di mana warna merah dari sel-sel darah ini bergantung.
Pengkajian
Tanggal masuk rumah sakit : 28 Januari 2021
No.Rekam Medik : 171201
Tanggal pengkajian : 28 Januari 2021 / jam : 11.00 wib

Identitas Anak
• Nama : An. R
• Tanggal lahir : 17 Januari 2018
• Jenis kelamin : Laki - laki
• Tanggal MRS : 28 januari 2021 (3 tahun)
• Alamat : Jl. Cut mutia 2A, Kota Bekasi
• Diagnosa medis : Thalasemia
• Sumber informasi : orang tua pasien, dan status pasien
Identitas Orang Tua
• Nama ayah : Tn.A
• Nama ibu : Ny.B
• Pekerjaan ayah/ibu : Karyawan swasta / IRT
• Pendidikan ayah/ibu :SMA / SMA
• Agama : islam
• Alamat : Jl. Cut mutia 2A, Kota Bekasi
Riwayat keperawatan 2
Riwayat keperawatan sekarang
• Keluhan utama
• Saat MRS : ibu pasien mengatakan anaknya pucat.
Riwayat keperawatan keluarga
• Saat Pengkajian : ibu pasien mengatakan anaknya pucat. Riwayat kesehatan ibu
• Riwayat penyakit saat ini Ibu pasien mengatakan pernah menderita sakit ringan seperti batuk, pilek, dan
• Ibu pasien mengatakan anaknya pucat , pada tanggal 28 januari 2021 jam demam. Tidak pernah menderita penyakit seperti yang diderita pasien (thalasemia).
11.00 wib ibu pasien membawa anaknya ke poli anak, kemudian dianjurkan • Riwayat kesehatan keluarga Ibu pasien mengatakan alm. paman pasien menderita
untuk cek laboraturium dan hasilnya Hb kurang (6,3 g/dl), pada jam 12.00 wib peyakit yang sama dengan pasien (thalsemia)
pasien di antar ke ruangan anggrek untuk rawat inap dan melakukan transfusi • Riwayat nutrisi
darah. Nutrisi pasien terpenuhi
• Riwayat penyakit dahulu Ibu pasien mengatakan pasien menderita thalasemia Di rumah sakit: makan setengah
sudah ±1 tahun dan kini usianya 3 tahun. Pada usia 2 tahun pasien di diagnosa porsi minum : ± 500 ml/hari
thalasemi di RS.Medistra Kota Bekasi dengan keluhan saat itu pasien terlihat Di rumah : makanan yang disajikan selalu habis
pucat dan lemas. Mulai saat itu setiap bulannya pasien rutin melakukan minum : ±800ml/hari
transfusi darah sampai sekarang. Status gizi baik
BB saat ini : 10 kg
Riwayat persalinan
BB saat MRS : 10 kg
• Antenatal : ibu pasien berkata selama masa kehamilan ibu pasien rutin TB : 89,0 cm
memeriksakan kehamilanya di bidan dan selama hamil tidak pernah ada Usia : 3 tahun
keluhan penyakit apapun.
BB seharusnya menurut Behrman
• Natal : Ibu pasien mengatakan pasien lahir dengan normal di bidan, saat lahir 7-12 tahun = umur ( tahun ) x 7 – 5
kondisi pasien sehat, menangis spontan, BB lahir 3 kg 3 ons, PB lahir : 49 cm,
jenis kelamin : laki-laki.
2
• Post natal : Ibu pasien mengatakan setelah lahir pasien dapat menetek ASI = 12 x 7 – 5 = 39,5 kg
ibunya dan tidak ada keluhan apapun pada pasien.
a. Riwayat imunisasi
no Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1 BCG LUPA LUPA
2 DPT (1,2,3) LUPA LUPA
3 POLIO (1,2,3) LUPA LUPA
4 CAMPAK LUPA LUPA
5 Hepatitis B (1,2,3) LUPA LUPA
Keterangan : Ibu pasien mengatakan lupa dan buku KMSnya sudah hilang.

b. Riwayat tumbuh kembang


1) Pertumbuhan fisik
a. BB saat ini : 10 kg, TB : 89,0 cm,
b. BB lahir : 3 kg 3 ons , panjang lahir : 132 cm
c. Waktu tumbuh gigi : 9 bulan.
2) Perkembangan tiap tahap Usia anak saat
a. Berguling : 4 bulan
b. Duduk : 7 bulan
c. Merangkak : 9 bulan
d. Berdiri : 12 bulan
e. Berjalan : 14 bulan
f. Senyum kepada orang lain pertama kali : 3 bulan
g. Bicara pertama kali : 6 bulan
h. Berpakaian tanpa bantu : 4 tahun
i. Riwayat nutrisi
Pengkajian Fisik

• Abdomen
Keadaan umum : cukup
Pengindraan
• TD : 130/70 mmHg
• Kwadran I : Teraba organ hepar (hepatomegali) ± 3 cm (2 jari) dibawa arcus
• N : 90 x/menit S : 37,8 0C costa paling bawah, tepi tajam, padat kenyal. Mata
• RR : 30 x/menit • II : Tidak teraba organ. • Bentuk simetris antara kanan dan kiri
Pernafasan
• III : Teraba organ limfa (splenomegali), S4 (titik garis shcufner ke-4) • Pergerakan bola mata normal
• Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri
• IV : Tidak teraba organ Bising usus 11 x/menit • Pupil reaksi cahaya (+), bila diberi cahaya
• Pola nafas teratur
Muskuloskeletal dan integumen
mengecil dan melebar jika gelap.
• Retraksi otot bantu nafas tidak ada

• Perfusi thorak sonor


• 1) Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai baik (pasien mampu • Konjungtiva anemis
menggerakan dengan bebas tanpa keluhan)
• Alat bantu pernafasan tidak ada • Sklera ikterus
• 2) Kekuatan otot baik 5 5 (mampu menahan dorongan kuat) 5 5
• 6) Batuk tidak ada • Palbebra tidak cowong dan tidak ada
• 3) Akral dingin
Kardiovaskuler benjolan
• • 4) Turgor kulit elastis
Irama jantung teratur (reguler)
Hidung
• Bunyi jantung BJ I dan BJ II tunggal
• 5) Kelembapan kulit cukup
• Capillary Refill Time (CRT) < 3 detik
• bentuk hidung simetris
• 6) Warna kulit kehitaman
Persyarafan • Lubang hidung bersih, tidak ada sekret
• 7) CRT < 3 detik
• Kesadaran : composmentis dan sumbatan benda asing
Endokrin
• Istirahat tidur : ± 10 jam / hari Kepala

Genitourinaria 1) Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada
• Rambut hitam
• Tidak terkaji pasien malu • 2) Pembesaran kelenjar parotis tidak ada
• BAK ±5 x/hari warna : kuning pekat jumlah : ±400cc/hari
• Pertumbuhan rambut merata
• 3) Hiperglikemi tidak ada
Pencernaan • Dahi lebar
• 4) Hipoglikemi tidak ada
Mulut
Telinga
• Mukosa mulut lembab
• Bentuk simetris antara kanan dan kiri
• Bibir lembab dan pucat

• Kebersihan rongga mulut bersih


• Tulang rawan elastic
• Suara serak, tidak ada batuk
Aspek psikososial
• Ekspresi afek dan emosi wajah pasien murung dan gelisah.
• Dampak hospitalisasi pada anak : pasien cemas dengan sering
bertanya-tanya tentang perkembangan kesehatannya, pasien selalu
mengeluh dan bosan dirumah sakit, pasien mengatakan pengen cepat
pulang kerumah dan bisa masuk sekolah lagi.

1. Pemeriksaan Diagnostik
Parameter hasil Nilai normal
SGOT 50 (g/dl) 15 – 37 u/l (370C)
SGPT 15 (u/l) 12 – 78 u/l (370C)
Bilirubin Direk 0,37 (u/l) < 0,25 mg/dl
Bilirubin Total 4,63 (mg/dl) < 1 mg/dl
Hbs Ag Neg (-) (mg/dl) Negatif
Penatalaksanaan medis
penyakit HbH, berikan suplementasi asam folat 1 mg per hari dan hindari pemberian zat
besi dan obat-obatan oksidatif seperti sulfonamide. Transfusi dan terapi kelasi besi bisa
diberikan bila diperlukan. Istirahat total dan Diet makanan lunak / sering serta rendah garam.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada kasus Thalasemia menurut Nanda NICNOC:
• Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai O2, konsentrasi Hb dari
darah ke jaringan.
• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya
asupan makanan.
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN

1 Perfusi perifer tidak efektif NOC NIC


berhubungan dengan penurunan • Circulation status • Peripheal Sensation Management (Manajemen Sensasi
suplai O2, konsentrasi Hb dari darah • Tissue perfusion : cerebral Perifer)
ke jaringan. Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : • Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
• Tidak ada nadi • Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai panas/dingin/tajam/tu mpul.
• Perubahan fungsi motorik dengan : • Monitor adanya peretase.
• Perubahan karakteristik kulit • Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang • Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi
(warna, elastisitas, rambut, diharapkan. atau laserasi.
kelembaban, kuku, sensasi, suhu) • Tidak ada ortostatik hipertensi. • Gunakan sarung tangan untuk proteksi.
• Perubahan tekanan darah di • Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan • Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung.
ekstremitas intracranial (tidak lebih dari 15 mmHg). • Kolaborasi pemberian analgetik.
• Waktu pengisian kapiler >3 detik Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang • Monitor adanya tromboplebitis.
klaudikasi ditandai dengan : • Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
• Penurunan nadi 1. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan
• Perestesia kemampuan.
• warna kulit pucat saat elevasi 2. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi.
3. Memproses informasi.
4. Membuat keputusan dengan benar.
Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang
utuh : tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan-
gerakan involunter
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN

2 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi NOC NIC
paru. Batasan Karakteristik: • Respiratory status : Ventilation • Airway Management
• Perubahan kedalaman pernapasan • Respiratory status : Airway patency • Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau
• Perubahan ekskursi dada • Vital sign status jaw thrust bila perlu.
• Bradipneu Kriteria Hasil : • Posisikan pasien untuk memaksimalkan
• Penurunan tekanan ekspirasi • Mendemostrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada ventilasi
• Pernapasan cuping hidung sianosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas • Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
• Takipneu dengan mudah, tidak ada pursed lips). jalan napas buatan.
• Penggunaan otot aksesorius untuk bernapas • Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, • Lakukan fisioterapi dada jika perlu
irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada • Keluarkan secret dengan batuk atau section.
suara napas abnormal). • Auskultasi suara napas, catat adanya suara
• Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, tambahan.
pernapasan). • Monitor respirasi dan status O2.
Oxygen Therapy
• Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea.
• Pertahankan jalan napas yang paten
• Atur peralatan oksigenasi.
• Monitor aliran oksigen.
• Pertahankan posisi pasien.
• Observasi adanya tanda hipoventilasi.
• Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigen.
Vital Sign Monitor
• Monitor TD, nadi, suhu, dan RR.
• Catat adanya fluktuasi tekanan darah.
• Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama, dan
setelah aktivitas.
• Monitor kualitas dari nadi.
• Monitor frekuensi dan irama pernapasan.
• Monitor suara paru.
• Monitor pola pernapasan abnormal.
• Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit.
• Monitor sianosis perifer.
• Identifikasipenyebab dari perubahan vital sign.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NOC NIC


berhubungan dengan kurangnya asupan makanan. • Nutrition status: food and fluid intake Nutrition Management
• Batasan Karakteristik : Nyeri abdomen • Nutrient intake weight control • Kaji adanya alergi makanan
• Kurangnya asupan makanan Kriteria Hasil : • Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
• Penurunan berat badan dengan makanan adekuat • Berat badan ideal sesuai tinggi badan • Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat
• Kelemahan otot pengunyah • Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi untuk mencegah terjadinya konstipasi
• Ketidakmampuan memakan makanan • Tidak ada tanda-tanda malnutrisi • Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
• Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti • Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Nutrition Monitoring
• BB pasien dalam batas normal
• Monitor adanya penurunan berat badan
• Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
• Monitor lingkungan selama makan
• Monitor turgor kulit
• Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar
Ht
• Monitor prtumbuhan dan perkembangan
TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA: AN.R

Tgl jam No.DX Implementasi TTD


28/01/20210 1 • Mengawasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/ membran mukosa, dasar kuku.
• Meninggikan posisi kepala dari tempat tidur sesuai toleransi (kontra indikasi pada pasien dengan
hipotensi).
• Menyelidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
• Mengkaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung.
• Mencatat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan, dan tubuh hangat sesuai indikasi.
• Mengkolaborasian pemeriksaan laboratorium, Hb, trobosit, leukosit , dll dengan petugas laboratorium
• Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian transfusi.
• Mengawasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi.
2 • Menilai kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tugas perkembangan
anak.
• Memonitor tanda-tanda vital selama dan setelah melakukan aktivitas, dan mencatat adanya respon
fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, atau nafas cepat).
• Memberikan informasi kepada psien atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika terjadi gejala-
gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing atau kelelahan.
• Memberikan dukungan kepada anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan
anak.
• Mengajarkan kepada orang tua tehnik memberikan reinforcement terhadap partisipasi anak dirumah.
• Membuatkan jadwal aktivitas bersama anak dan keluarga dengan melibatkan tim kesehatan lain.
• Memberikan lingkungan yang tenang.
• Mempertahankan tirah baring jika diindikasikan.
• Mengubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
• Menganjurkan teknik penghematan energi, misalnya mandi dengan duduk.
• Mengkaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai anak.
• Mengobservasi dan catat masukan makanan anak.
• Menimbang BB anak tiap hari.
• Memberikan makanan sedikit tapi sering.
• Mengobservasi dan catat kejadian mual, muntah, platus, dan gejala lain yang berhubungan.
• Mempertahankan higiene mulut yang baik.
• Mengkolaborasikan dengan ahli gizi.
• Mengkolaborasikan pemeriksaan Laboratorium Hb, Hmt, BUN, Albumin, Transferin, Protein, dll.dengan
petugas laboratorium.
• Memberikan obat sesuai indikasi yaitu vitamin dan suplai mineral, pemberian Fe tidak dianjurkan.
EVALUASI
NAMA: AN.R
TGL jam No.DX.KEP EVALUASI (SOAP) TTD

1 S : - Ibu pasien mengatakan pasien masih tampak pucat dan lemah


O : - Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemah
- N : 90x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
• Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
• Monitor adanya pretase
• Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi

2 S: - ibu mengatakan pasien banyak istirahat di tempat tidur - ibu mengatakan pasien sangat lemah untuk beraktvitas
O: -pasien tampak lemah -pasien banyak tidur daripada aktivitas -Hb 6,3 g/dl
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
• Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
• Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
• Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat
• Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
• Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (sesak nafas & pucat)

3 S : Ibu mengatakan pasien ,masih tidak nafsu makan dan hanya mau minum susu saja
O : - Pasien tampak kurus
- Pasien hanya makan 2-3 sendok makan saja
- Pasien hanya mau minum susu saja - BB 10kg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
• Kaji adanya alergi makanan
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
• Berikan diet yang mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
• Anjurkan kepada orang tua untuk meningkatkan intake adekuat
• Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makan sedikit tapi sering
• Monitor berat badan

Anda mungkin juga menyukai