Dimensi Pengetahuan Dan Ilmu Kel 1
Dimensi Pengetahuan Dan Ilmu Kel 1
PENGETAHUAN DAN
ILMU
Janitra Prabowo & Vienska Valeriandra
A. Teori tentang pengetahuan
◦ Pengetahuan atau ilmu adalah bagian yang tidak lepas dari manusia karena pengetahuan adalah buah dari
”BERPIKIR”.
◦ Berpikir (natiqiyyah) adalah sebagai perbedaan yang memisahkan manusia dari sesame genus nya atau
hewan.
◦ teori pengetahuan yang membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang
ingin diketahui atau dipikirkan. Epistemologi juga berarti cabang ilmu filsafat yang membahas hakikat
pengetahuan.
◦ Epistimologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya, serta pertanggung jawaban atas pernyataan
mengenai pengetahuan yang dimiliki
◦ Pengetahuan/epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran,
percakapan atau ilmu). Jadi pengetahuan (epistemologi) berarti kata, pikiran, percakapan tentang
pengetahuan atau ilmu pengetahuan.
◦ Ketika dunia barat mengalami ledakan kebebasan berekspresi dalam segala hal, yang dapat mengubah
cara pikir mereka . Berbeda dengan barat di dunia islam tidak terjadi ledakan seperti itu karena dalam
islam agama dan ilmu pengetahuan berjalan dengan berdampingan.
Dalam perjalanan sejarah filsafat, permasalahan itu telah menghasilkan beberapa pemecahan
yang terangkum dalam teori-teori berikut :
◦ Pengalaman indera: paham demikian dalam filsafat disebut realisme yaitu suatu paham yang berpendapat bahwa
semua yang dapat diketahui hanya kenyataan.
◦ Nalar : salah satu corak berfikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk
mendapatkan pengetahuan baru.
◦ Otoritas : kekuasaan sah yang dimiliki seseorang dan diakui oleh kelompoknya
◦ Wahyu : berita yang disampaikan oleh tuhan kepada nabi untuk kepentingan umatnya
◦ Keyakinan kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh dari kepercayaan.
◦
Manfaat ilmu pengetahuan bagi
manusia
◦ Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan penrindustrian dalam Batasan:
◦ nilai antologis dapat mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang
mampu mengatasi bahaya sekuralisme ilmu pengetahuan
◦ Nilai epistimologis : mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan
yang mampu membentuk sifat ilmiah
◦ Nilai etis : mendorong perilaku adil yang mampu membentuk moral, tanggung
jawab, unutk kelangsungan kehidupan yang adil dan berkebudayaan
◦ Sebagai konsekuensi filsafat ilmu pengetahuannya kedalam peran fungsionalnya
terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan industry.
Kebebasan Menggunakan akal
◦ Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna, diberi kelebihan oleh Tuhan karena akalnya.
Sebagaimana yang ditulis oleh Mahsun Mahfud, bahwa akal dengan segala kemampuannya dijadikan
sebagai alat berpikir, untuk membedakan antara manusia dan makhluk lain.
◦ Sebagai khalifah di bumi, manusia diberi kebebasan menggunakan akal pikiranya untuk
memakmurkan kehidupan, karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa,
bersikap, bertindak, dan cenderung kepada mencari kebenaran. Apa yang disebut benar bagi tiap
orang adalah tidak sama, karena kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan penegtahuan yang
benar itu pun juga berbeda-beda.
Sebuah kebenaran yang dicapai melalui proses berpikir, sangat ditentukan oleh subyektifitas atau obyektifitas
dalam berpikir
Obyektifitas Subyektifitas
◦ Menurut Kuntojiwo, paradigma Al-Qur’an ◦ Nilai-nilai normatif ini ada dua, yaitu:
berarti suatu konstruksi pengetahuan. Jadi, di
1. Nilai praktis yang dapat diaktualkan dalam
samping memberikan gambaran aksiologis,
perilaku sehari-hari
paradigma Al-Qur’an juga dapat berfungsi
untuk memberikan wawasan epistemologi. 2. Nilai-nilai praktis yang harus diterjemahkan
dulu dalam bentuk teori sebelum diterapkan
dalam perilaku.
◦ Sampelnya adalah statemen-statemen yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits
merupakan nilai-nilai normatif.
Pendekatan sinetik-analitik
Pendekatan ini menganggap bahwa pada dasarnya
kandungan Al-Qur’an itu sendiri terdiri dari dua
bagian, yaitu:
1. Berisi konsep-konsep yang disebut ideal-
type
2. Berisi kisah-kisah sejarah dan amsal-amsal
yang disebut arche-type.