Umar Ar Razi
Penulis : Prof. M.A.H. Mas’humi
Cetakan I, Nopember 2000
Jumlah halaman: xx + 362 halaman
Penerbit: RISALAH GUSTI Surabaya
ISBN: 979-556-001-8
KEDUDUKAN MANUSIA VIS-A VIS MAKHLUK-MAKHLUK LAIN
• Pertama yang tertinggi yaitu kedudukan jiwa yang sangat peduli pada dunia
ilahiyah dan asyik dengan cahaya-chaya abadi ini dengan cabang cabang hikmah
gnosi ilahiyah (marifatullah/ yang sedangkala disebutkan dalam kitab suci
al=qwuran ”orang-orang yang paling beriman merekalah yang paling dulu
(masuk) surge, mereka itulah orang –orang yang didekatkan kepada allah.
• 2.Kedua yang pertengahan yaitu jiwa jiwa yang sangat peduli oadadunia yang
lebih rendah dan yang lebih tinggi, kadang kala mereka maju keatas menuju
dunia lebih tinggi dengan kepatuhan dan kebaktian dan kadangkala turun
derajatnya hingga ke tingkat dunia yang lebih rendah demi memenuhi hasrtat
urusan dunia dan memanfaatkan kekuasannya atasnya, mereka adalah orang –
orang yang adil (Golongan kanan di sisi Allah dan tetap dalam berpendirian.
• 3.Ketiga kedudukan ini hanya milik orang orang yang hanya peduli pada dunia
yang lebih rendah serta sibuk mencari kenikmatn kenikmatan.mereka adalah
orang yang berpura-pura (golongan kiri dari sisi allah) dan melampuhi batas
hokum 9mencari prinsip-prinsip moral)
BAB IV
Dari ayat-ayat di atas perlu dijelaskan titik pertemuan diatara ayat-ayat itu, yaitu :
(1) ayat-ayat yang menyangkut jiwa manusia, misalnya ilmu pengetahuan dan perilaku-perilaku luhur;
(2) yang berkaitan dengan tubuh seperti kesehatan dan keindahan; (3) yang bersifat eksternal, seperti
makanan dan minuman yang melayani tubuh, dan tubuh melayani jiwa, sedang jiwa menyempurnakan
dirinya sendiri dengan ilmu pengetahuan dan perilaku-perilaku luhur, tubuh dan jiwa pada umumnya
menjadi dua tuan rumah (kepala keluarga).(sebagian terpisah atau jauh, seperti harta) yang pada
umumnya melayani
Tentang Metode Penggunaan Harta Untuk
Mendapatkan Kebahagiaan Spiritual
Dijelaskan bahwa harta yang dibelanjakan seseorang
guna memperoleh keuntungan bagi dirinya atau bagi
seseorang selain dirinya.
pertama, manusia di ciptakan dalam bentuk tabiat
alaminya, yaitu butuh makanan, pakaian, rumah tinggal
dan pernikahan (perkawinan). Namun demikian
kebutuhan-kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi, kecuali
dengan sarana harta.
kedua adalah manakala seseorang membelajakan
hartanya demi kebaikan orang lain, baik bagi orang yang
diistimewakan (khusus) maupun tidak.
penjelasan atas sebab-sebab harta yang
menyengsarakan, hal ini dikarenakan lebih dari
satu alasan:
Nafsu badani menguasai temperamen. Manakala kemampuan
mencapai kenikmatan-kenikmatan ini tersedia, perbuatan terjadi
karena hilangnya suatu hambatan serta hadirnya kemampuan
bersama motivasi.
Manakala harta tersedia, manusia menikmati obyek-obyek yang
dengan jelas diizinkan. Karena ada motivasi dan tidak ada
hambatan, maka perbuatan itupun terjadi. Selanjutnya, ketika
menjadi ketagihan akan kenikmatan, maka hartanya menjadi
menipis, sementara tidak mungkin baginya bersabar hingga dapat
menangguhkan kenikmatannya.
Untuk menjaga harta adalah sangat sulit dan kalau manusia tidak
mengeluarkan(menggunakan) upayanya yang terbaik harta tidak
akan dapat terjaga.
Tentang Sifat Tamak Dan Kikir
PENGERTIAN
FUNGSI
ALASAN YANG
KEDUDUKAN
TEPAT
PENGERTIAN
duniawi bisa diartikan sebagai harta yang sifatnya duniawi,
rohani dan tahta. Harta menurut ulama: sesuatu yang
berwujud dan dapat dipegang dalam penggunaan dan manfaat
pada waktu yang diperlukan. Harta merupakan bagian penting
dari kehidupan yang tidak dipisahkan dan selalu diupayakan
oleh manusia dalam kehidupannya terutama di dalam Islam.
Dalam istilah ilmu fiqih, dinyatakan oleh kalangan Hanafiyah
bahwa harta itu adalah sesuatu yang digandrungi oleh tabiat
manusia dan mungkin disimpan untuk digunakan saat
dibutuhkan. Namun harta tersebut tidak akan bernilai kecuali
bila dibolehkan menggunakannya secara syariat.
KEDUKUKAN
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu ada kedudukannya
baik dihadapan Allah SWT dan Rasul-Nya maupun
dihadapan manusia, demikian pula hanya dengan harta.
Kedudukan harta dalam pandangan yang dimaksud penulis
ada 4 yaitu:1. Sebagai amanah. 2. Sebagai perhiasan
hidup.3. Ujian Keimanan. 4. Sebagai bekal Ibadah 5.
Sebagai Penyelamat dari azab Allah
FUNGSI
1. fungsi untuk menyempurnakan pelaksnaan ibadah yang khas
(mahdhah)
2. untuk meningkatkan keimanan (ketaqwaan) kepada Allah
3. untuk meneruskan kehidupan dari satu period eke periode
berikutnya
4. untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan
dunia dan akhirat
) 5. untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu Karena
menuntut ilmu tanpa modal akan terasa sulit
6. untuk memutarkan (mentasharuf) peranan-peranan kehidupan
7. untuk menumbuhkan silaturrahim
KEDUNIAWIAN itu selalu beriringan dengan kehidupan
manusia. Sehingga manusia itu sendiri harus bisa
memahami apa itu harta dan bagaimana cara
menggunakannya yang sesuai dengan syari’at islam. Dan
harta bukanlah semata-mata hanya untuk kesenangan
dunia, justru harta juga menjadi penentu kita kelak di akhirat.
Hubungan Kemampuan dengan
Substansi Jiwa
"aktivitas bentuk adalah juga dikondisikan oleh cahaya
gnosis (ma'rifat) Usaha jiwa yang terpenting adalah
memperoleh (mendapatkan) gnosis (ma'rifat).
BUKU RUH DAN JIWA
TINJAUN FILOSOFIS & PRESPEKTIF ISLAM
BAB X & XI