Anda di halaman 1dari 21

 

MAKALAH MANAJEMEN
PERAWATAN LUKA
KANKER MAMMAE
 
DISUSUN OLEH : CHRISTINA, ARIFIYANTO, DAN FAHRIZAL
A. Pengertian
Kanker payudara (CA Mamae) : sekelompok sel abnormal
yang terus tumbuh secara tidak terkontrol di payudara. Sel-
sel kanker tersebut dapat bermetastase pada bagian tubuh
lain seperti kelenjar getah bening ketiak ataupun di atas
tulang belikat.

Definisi lain tentang CA Mamae adalah suatu penyakit


pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang
menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara.
B. Etiologi
1. Virus 4. Keluarga
Invasi virus yang diduga ada pada air susu Diperkirakan 5 % semua kanker adalah
ibu menyebabkan adanya massa abnormal predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
pada sel yang sedang mengalami anggota keluarga terkena carsinoma
proliferasi. mammae.
2. Genetik 5. Kelainan payudara ( benigna )
Ca mammae yang bersifat herediter dapat 6. Makanan, berat badan dan faktor
terjadi karena adanya “linkage genetic”  resiko lain
autosomal dominan (Reeder, Martin, 7. Faktor endokrin dan reproduksi
1997). Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan
3. Defisiensi imun graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
Defesiensi imun terutama limfosit T  kurang dari 12 tahun
menyebabkan penurunan produksi 8. Obat anti konseptiva oral
interferon yang berfungsi untuk 9. Penggunaan pil anti konsepsi jangka
menghambat terjadinya proliferasi sel dan panjang lebih dari 12 tahun mempunyai
jaringan kanker dan meningkatkan resiko lebih besar untuk terkena kanker.
aktivitas antitumor .
C. ANATOMI & FISIOLOGI
ANATOMI PAYUDARA
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar,
duktus, jaringan otot penyokong lemak, pembuluh
darah, saraf dan pembuluh limfe. Setiap payudara
terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papilla mammae, yang
disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan
fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar
tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara
lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut
ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk
payudara.
FISIOLOGI PAYUDARA
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang,
terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak.
Tiap lobus mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan
bermuara pada puting susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel
kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel
kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir
pada putting susu.
D. PATOFISIOLOGI
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang  memancing sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik  dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan
sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum
melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara 9. Ada pembengkakan didaerah lengan
2. Payudara tidak simetris 10. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
3. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat 11. Semakin lama benjolan semakin besar.
disekitar puting susu, seperti kulit jeruk purut dan adanya 12. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak
ulkus pada payudara sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu
4. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
panas 13. Kulit payudara menjadi seperti kulit jeruk (Peau d'
5. Ada cairan yang keluar dari puting susu Orange).
6. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti 14. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah
terbakar, erosi dan terjadi retraksi berdarah.
7. Ada rasa sakit 15. Metastase ke kelenjar getah bening sekitar dan alat
8. Penyebaran ke tulang dan kadar kalsium darah meningkat tubuh lain
F. PENTAHAPAN CA MAMAE
1. Tumor primer (T) :
a. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
b. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
c. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
d. T1 :Tumor <>
1) T1a : Tumor <>
2) T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
3) T1c :Tumor 1 – 2 cm
e. T2 :Tumor 2 – 5 cm
f. T3 : Tumor diatas 5 cm
g. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit :
1) T4a : Melekat pada dinding dada
2) T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
3) T4c : T4a dan T4b
4) T4d : Mastitis karsinomatosis
2. Nodus limfe regional (N) :
a. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
b. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
c. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
d. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
e. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

3. Metastas jauh (M) :


a. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
b. M0 : Tidak ada metastase jauh
c. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

STADIUM KANKER PAYUDARA


A. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada
payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
B. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang
berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
C. Stadium Iib
F. Stadium IIIc
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
tanpa penyebaran jauh.
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
D. Stadium IIIa
G. Stadium IV
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau
limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
tulang rusuk.
E. Stadium IIIb
Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan
1)0 : Baik, dapat bekerja normal.
limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa
2)1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus
3)2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri
(LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
sendiri 50% dari waktu sadar.
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau
4)3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu
tumor dengan edema pada tangan. Bisa sudah atau bisa juga
tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan
5)4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri,
lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ
hanya tiduran saja.
tubuh
G. PEMERIKSAAN LAB & DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma,
Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
b. Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi biopsy
3. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
a. Pemeriksaan payudara sendiri
b. Pemeriksaan payudara secara klinis
c. Pemeriksaan manografi
d. Biopsi aspirasi
e. True cut
f. Biopsi terbuka
g. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan
kemoterapi.
H. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan
hematogen, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf).
2. Gangguan neuro varkuler
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan
lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan
payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun
efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual,
muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan
bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
J. PERAWATAN LUKA MODERN PADA
PASIEN KANKER
Manajemen perawatan pasien dengan luka kanker di fokuskan terutama untuk mengendalikan gejala yang
timbul dan mendukung psikologis dari pasien kanker. Perkembangan terbaru perawatan luka menggunakan
teknik modern dressing yang dapat menciptakan lingkungan luka yang lembab sehingga dapat membantu
proses penyembuhan luka. Metode TIME (Tissue management, Infection control, Moist balance, dan
Edge advancement) dapat digunakan pada perawatan luka kanker, hanya saja seorang perawat profesional
harus lebih teliti dan hati-hati terutama dalam manajemen jaringan luka kanker. Manajemen jaringan luka
dapat dilakukan dengan cara pembedahan, CSWD, dan autolitik debridement untuk dapat menghilangkan
slough dan jaringan nekrotik pada luka. Khusus pada perawatan luka kanker, perawat hanya dapat
melakukan  manajemen jaringan  dengan autolitik debridment, karena CSWD akan menyebabkan risiko
perdarahan dan begitu juga pembedahan yang memerlukan persiapan khusus di kamar operasi.
Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan perawat untuk mengendalikan gejala dalam perawatan luka
kanker;
1. Eksudat yang berlebihan; dapat digunakan balutan yang menyerap eksudat banyak seperti hidroselulosa (Aquacel),
foam, gammge dan lainnya. Usahakan balutan yang digunakan tidak melekat pada luka untuk menghindari
perdarahan ketika membuka balutan.
2. Bau tidak sedap; ditimbulkan akibat infeksi bakteri. Balutan yang dapat digunakan adalah yang mengandung silver
yang dapat mengurangi pertumbuhan bakteri, dan efektif mengontrol bau. Charcoal dressing (Carboflex dll) juga
dapat digunakan untuk mengontrol bau. Jika bahan yang digunakan terlalu mahal maka dapat digunakan metode
alami menggunakan madu asli atau pasta gula yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri (6). Penggunakan
aromaterapi untuk lingkungan sekitar juga dapat membantu mengendalikan bau tidak sedap dan dapat meningkatkan
kenyamanan pasien.
3. Nyeri; disebabkan kerusakan saraf akibat kanker atau akibat dressing yang melekat pada kulit. Obat anti nyeri/
analgetik dapat diberikan sebelum perawatan dan memilih balutan yang tidak lengket pada luka akan membantu
mengurangi nyeri pada pasien luka kanker.
4. Perdarahan; diakibatkan oleh sel kanker yang merusak pembuluh darah kapiler. Memilih
balutan/dressing yang tidak melekat pada luka akan mengurangi resiko perdarahan ketika
membuka balutan. Selain itu juga dapat digunakan balutan yang mengandung kalsium
alginat (kaltostat, suprasorb A, seasorb dll) yang dapat menghentikan perdarahan minor.
Jika perdarahan tidak berhenti maka dapat digunakan adrenalin dan tekan lembut pada
daerah yang perdarahan
5. Gatal; disebakan oleh kulit yang meregang dan ujung saraf yang teriritasi oleh kanker.
Dapat diberikan anti histamin, TENS machine ( membantu merangsang otak
mengeluarkan endorphin/painkiller), menggunakan lembaran hidrogel untuk menghidrasi
kulit dan krim mentol (6).
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah
mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun
keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik,
tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak
ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda
radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon g. Persepsi dan Konsep Diri
a. Persepsi dan Manajemen Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan

Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien

payudaranya. tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya

b. Nutrisi – Metabolik sebagai wanita normal.

Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi h. Peran dan Hubungan
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami

MSG. gangguan dalam melakukan perannya dalam

c. Eliminasi berinteraksi social.

Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat i. Reproduksi dan Seksual
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi. Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan

d. Aktivitas dan Latihan perubahan pada tingkat kepuasan.

Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena j. Koping dan Toleransi Stress
terjadi kelemahan dan nyeri. Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan,

e. Kognitif dan Persepsi denial dan keputus asaan.

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada k. Nilai dan Keyakinan
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik. Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima

f. Istirahat dan Tidur kondisinya dengan lapang dada.

Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.


INTERVENSI KEPERAWATAN
DX.
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1.08238)
ditandai dengan keperawatan maka Tingkat Observasi :
mengeluh Nyeri (L.08066) menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frequensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri[D.0078] dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri berkurang 3. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
2. Meringis berkurang Terapeutik :
3. Gelisah berkurang 4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Fasilitas istirahat dan tidur
4. Kesulitan tidur 5. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
berkurang Edukasi :
  6. Jelaskan penyebab, periode, pemicu
7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8. Anjurkan tektik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
9. Kolaborasi penggunaan analgetik, jika perlu
DX.
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi (1.05173)
Mobilitas Fisik keperawatan maka Mobilitas Observasi :
ditandai dengan Fisik (L.05042) meningkat 1. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
nyeri saat bergerak dengan kriteria hasil : 2. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
[D.0054] 1. Pergerakan ekstremitas Terapeutik :
meningkat 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
2. Rentang gerak (ROM) Edukasi :
meningkat 4. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
3. Gerakan terbatas 5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
menurun
3. Ansietas ditandai Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (1.09314)
dengan merasa keperawatan maka Tingkat Observasi :
khawatir dengan Ansietas (L.09093) menurun 1. Monitor tanda-tanda ansietas
akibat dari kondisi dengan kriteria hasil : Terapeutik :
yang dihadapi 1. Verbalisasi 1.Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
[D.0080] kebingungan menurun 2.Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian
2. Verbalisasi khawatir 3.Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
akibat kondisi yang Edukasi :
dihadapi menurun 4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
3. Perilaku gelisah 5. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
menurun 6. Latih teknik relaksasi
 

Anda mungkin juga menyukai