Anda di halaman 1dari 25

LANGKAH-LANGKAH MENGARANG

1. Menentukan Topik, Tema, dan Tujuan Karangan


 Topik berasal dari kata Yunani topoi, yang berarti ‘tempat’. Topik diartikan sebagai ‘pokok
pembicaraan’ suatu karangan.
 Tema merupakan kata Yunani tithenai, yang berarti menempatkan.
 Apabila topik bermakna pokok karangan, maka tema diartikan sebagai suatu perumusan dari
topik yang dijadikan landasan penyusunan karangan.
2. Merumuskan Judul Karangan

Apabila topik merupakan gagasan pokok yang akan dibahas,


maka judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau
karangan itu.

Judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat


pembaca dan sebagai gambaran isi karangan.

 Syarat-syarat judul yang baik:


a)Relevan, ada hubungannya dengan isi karangan

b)Provokatif, dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca

c)Singkat, mudah dipahami dan diingat. (tidak melebihi 9 kata)


 1) Kalimat Tesis
 Kalimat tesis adalah kalimat yang merupakan kunci seluruh tulisan.
Setiap kalimat tesis mengandung pokok yang akan dikembangkan.
Kata-kata yang mengandung gagasan itu merupakan kata kunci.
 Kualifikasi kalimat tesis:
 a) Dapat meramalkan, mengendalikan, dan mengarahkan penulis;
 b) Berbentuk kalimat lengkap;
 c) Berbentuk kalimat pernyataan;
 d) Bagian-bagiannya saling berkaitan;
 e) Tidak terlalu luas;
 f) Disusun dengan kalimat yang efektif;
 g) Tidak menggunakan kata kiasan.
Contoh kalimat tesis:
1.Lari pagi adalah olahraga murah.
2.Indonesia memerlukan tenaga ahli
pengolahan hasil laut.
3.Kebakaran hutan merusak
keseimbangan alam.
4.Letak Indonesia pada posisi silang
menumbulkan berbagai masalah.
Kerangka Karangan/Outline
Pengertian & Manfaat Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat


garis besar suatu karangan yang akan dibuat atau rencana
teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Manfaat kerangka karangan:

a)Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan


menjadi lebih sistematis dan teratur;
b)Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang
penting dengan yang tidak penting;
c)Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan;

d)Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang


diperlukan.
Penyusunan Kerangka Karangan
• Kerangka karangan yang baik tidak sekali dibuat.
• Kerangka karangan dapat dicermati dengan baik secara berulang-ulang
untuk dilakukan penyempurnaan.
• Bentuk Kerangka Karangan
Kerangka karangan ada dua macam, yaitu kerangka topik dan
kerangka kalimat.
a) Kerangka Topik
Kerangka topik terdiri atas kata, frase, dan klausa yang didahului
oleh tanda-tanda yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan
antargagasan. Tanda baca akhir (tanda titik) tidak diperlukan
karena tidak digunakan dalam kalimat lengkap.
• b) Kerangka Kalimat
Kerangka kalimat dibangun oleh kalimat lengkap. Dalam kerangka
kalimat tanda baca titik (.) harus digunakan pada akhir setiap
kalimat judul bab dan subbab.
(Finoza, 2002: 176).
• Pemakaian Kode Kerangka Karangan
Kerangka dapat dibentuk dengan sistem tanda atau kode
tertentu. Hubungan di antara gagasan yang ditunjukkan
oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode
berupa huruf dan angka. Bagian utama biasanya didahului
oleh huruf atau angka tertentu (misalnya angka Romawi),
sedangkan bagian bawahan (subbab) menggunakan tanda
lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka
Arab jika karangannya singkat. Angka Arab juga dapat
digabungkan dengan huruf kecil jika karangannya tidak
terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel
sederhana.
Kode-kode itu akan lebih kompleks dalam karangan yang
besar seperti skripsi, tesis, disertasi, dan buku.
a) Gabungan Angka dan Huruf b) Penggunaan Angka Arab (digit)
•Model (a): •Model (a):
I. …………………………… 1………………..
A. ………………. 1.1………………
1.1.1……………..
1. ………………….
1.1.1.1……………………
a. …………………..
1.1.1.1.1………………
1) ……………..
•Model (b):
•Model (b):
I. ……………… 1.
1.1……………….
A. ……………
1.2……………..
B. ……………………
1.2.1……………………….
1. ………….. 1.2.2………………
2. ………………….. 2………………..
II. ……………………….. 2.1…………
A. …………………….. 2.1.1………………..
1. ………………….. 2.1.2…………………..
2. ………………… 2.1.2.1…………………..
2.1.2.2………………………
a. ……….
2.2………………….
b. ……………
B. ………………..
Langkah-langkah
• Langkah-langkah membuat kerangka karangan yakni:
• Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan
tujuan yang akan dicapai. Tema yang dirumuskan harus
berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.
• Mengadakan inventarisasi topik-topik turunan yang
dianggap merupakan perincian dari pengungkapan maksud
tadi. Catat sebanyak-banyaknya topik yang terlintas dalam
pikiran.
• Mengadakan evaluasi semua topik yang telah dicatat pada
langkah kedua.
• Melakukan secara berulang-ulang langkah kedua dan ketiga.
• Mengurutkan semua perincian topik yang telah diperoleh.
Pola Susunan Kerangka Karangan
• Pola alamiah
• Urutan waktu (kronologis)
• Urutan ruang (spasial)

• Pola logis
• Urutan klimaks - anti klimaks
• Urutan sebab - akibat
• Urutan pemecahan masalah
• Urutan umum – khusus.
• a) Pola Alamiah
Penyusunan kerangka karangan berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang
berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka
pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
• 1. Urutan Ruang
Urutan ruang adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang:
dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu
adalah penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian
peristiwa.
• Contoh bagian kerangka karangan yang menggunakan urutan ruang (Finoza,
2002:179):
Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
B. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semarang
2. Daerah Pekalongan
II. Banjir di Pulau Sumatera
A.................
B……….........
• Urutan Waktu
Urutan waktu digunakan menceritakan suatu peristiwa
atau kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang
merupakan rangkaian peristiwa.
Contoh kerangka karangan yang menggunakan urutan
waktu:
Topik: Riwayat Hidup Muhammad Yamin
1. Jati diri Muhammad Yamin
2. Pendidikan Muhammad Yamin
3. Karier Muhammad Yamin
4. Akhir Hidup Muhammad Yamin
• Berdasarkan kerangka di atas dapat dibuat karangan
singkat yang terdiri atas satu atau beberapa paragraf;
bahkan dapat berbentuk buku.
POLA LOGIS
Contoh 1: Urutan Klimaks
Topik: Kejatuhan Soeharto
I. Praktik KKN Merajalela
II. Keresahan di dalam Masyarakat
III. Kerusuhan Sosial di Mana-mana
IV. Tuntutan Reformasi Menggema
V. Kejatuhan yang Tragis

•Contoh 2: Urutan Sebab-Akibat


•Topik: Permukiman Tanah Tinggi Terbakar
1.Kebakaran di Tanah Tinggi
2.Penyebab Kebakaran
3.Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4.Rencana Rehabilitasi Fisik
• Contoh 3: Urutan Pemecahan Masalah

Topik: Bahaya Narkoba dan Upaya Mengatasinya


1. Pengertian Narkoba
2. Bahaya Narkoba
2.1 Pengaruh Narkoba terhadap Pemakai
2.2 Pengaruh Narkoba terhadap Masyarakat
2.2.1 Gangguan Kesehatan
2.2.2 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Narkoba
4. Kesimpulan dan Saran
 
• Contoh 4: Urutan Umum-Khusus 
Topik: Komunikasi Lisan
I. Komunikasi dan Bahasa
A. Bahasa Lisan
B. Bahasa Tulis
II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya 
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada suara
B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh 

III. Praktek Komunikasi Lisan

IV. ……….
Jenis-jenis karangan
 Berdasarkan Bentuknya
A. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun dalam bentuk bebas
terperinci. Terbagi dua:
1) Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang
menekankan aturan sistematika penceritaan. Contohnya novel, cerpen.
2) Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistematika ilmiah,
dan aturan kelogisan. Contohnya esai, laporan penelitian, dan biografi.
B. Puisi, adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan
bunyi serta kepadatan makna.
C. Drama, adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk
alurnya.
Jenis-jenis karangan
 Berdasarkan Cara Penyajiannya
A.Karangan Narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu
peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-
olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.

 Dua bentuk narasi, yaitu narasi sugestif dan narasi


ekspositoris.
Karangan Narasi

a) Narasi Sugesti

 Narasi sugesti atau imajinatif merupakan suatu rangkaian peristiwa


yang disajikan sedemikian rupa sehingga merangsang daya khayal
para pembaca.
 Menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif.
 Narasi sugestif berupa wacana fiktif seperti dongeng, cerpen, novel,
dan roman.
b) Narasi Ekspositoris

 Ekspositoris adalah bentuk karangan yang sebaliknya dari karangan


narasi sugestif.
 Narasi ekspositoris bersifat nonfiktif yang disajikan dengan bahasa
denotatif dan tujuan utama bukan menimbulkan daya imajinasi,
melainkan menambah pengetahuan pembaca dengan pemaparan
yang rasional.
 Narasi ekspositoris seperti sejarah, biografi, dan autobiografi.
Karangan Deskripsi
B. Karangan Deskripsi, adalah bentuk tulisan yang melukiskan
objek yang sebenarnya dengan tujuan untuk memperluas
pengalaman dan pengetahuan pembaca.

• Dua sikap yang dapat mempengaruhi pikiran penulis, yaitu


sikap objektif dan sikap subjektif.
• Subjektif (deskripsi realistis), sesuai dengan keadaan yang
dilihatnya.
• Objektif (deskripsi impresionistis), penulis turut
menginterpretasi pandangan dirinya terhadap benda yang
dilukiskannya.
Karangan Eksposisi
C. Karangan Eksposisi atau paparan adalah bentuk karangan yang
memaparkan atau memberitahukan suatu informasi kepada pembaca
dengan tujuan memperluas wawasan pembaca tanpa ada
pemaksaan.

• Contoh karangan eksposisi di dalam media massa seperti


pembentukan informasi terkini, tips, dan opini.
Karangan Persuasi
D. Karangan Persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca.

• Tiga hal yang harus diperhatikan :


1. Kredibilitas penulis;
2. Kemampuan penulis menyugesti pembaca;
3. Bukti-bukti.

Contoh : Persuasi iklan, persuasi politik, persuasi pendidikan.


Karangan Argumentasi
E. Karangan Argumentasi, adalah karangan yang bertujuan
untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca
meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan
fakta yang meyakinkan.
• Terdapat tiga inti karangan argumentasi :
1. Bagian pendahuluan yang membahas pentingnya persoalan,
lalu latar belakang historis, dan penetapan secara tepat titik
ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
2. Bagian tubuh argumen : pembahasan masalah dengan
menyajikan fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya
dengan cara induksi, deduksi, analogi dll.
3. Simpulan.

Anda mungkin juga menyukai