Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 11

1. MELANI DIANA MARSICA (1940210038)


2. CHOIROTUN KHASANAH (1940210055)
3. SITI ILFA LATIFA (1940210071)

- ETIKA PUBLIK RELATION -


TEAM TEACHING : PRIMI ROHIMI, S.
Sos., M. S. I
PENGERTIAN ETIKA DAN PUBLIC RELATION

• ETIKA
Etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos (watak kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom)).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa
Latin, yaitu mos dan mores (bentuk jamak), yang berarti juga adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk. (Syaifuddin Zuhri, 2007)

Moral atau moralitas digunakan untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika
digunakan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
Menurut KBBI (1988), etika memiliki tiga arti:
1.Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
2.Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3.Nilai mengenai Tindakan yang benar dan salah yang di anut suatu golongan masyarakat.
(Vardiansyah Dani, 2008)

Sedangkan Filsuf Aristoteles dalam bukunya “Etika Nikomacheia” menjelaskan tentang


pembahasan etika sebagai berikut:
1.Terminius Techicus, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah
perbuatan atau tindakan manusia.
2.Manner dan Custom, etika berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat
dalam kodrat manusia (Inherent in human nature) yang terikat dengan pengertian "baik dan
buruk" suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

Jadi, etika adalah peraturan atau norma yang dijadikan sebagai pedoman dalam berperilaku
seseorang yang berhubungan dengan sifat baik dan buruk.

Sumber: https://www.academia.edu/37068898/Etika_Public_Relations_docx, https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?usp=sharing


• PUBLIC RELATION

Public Relation adalah proses interaksi atau kegiatan untuk menciptakan opini public sebagai
jalur yang menguntungkan kedua belah pihak dengan menanamkan pengertian dan
menumbuhkan motivasi serta partisipasi publik. Singkatnya, Public Relation adalah
hubungan antar public yang bersifat two-way-communication yaitu terjadinya komunikasi
timbal balik.

Menurut Frank Jefkins Public Relation adalah sebuah sistem yang komunikasinya untuk
menciptakan citra yang baik. (Frank Jefkins, 2003)

Jadi, Public Relation adalah suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian,
keuntungan, kepercayaan, penghargaan pada suatu publik dan masyarakat pada umumnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa etika public relation adalah suatu aturan atau norma yang
digunakan sebagai pedoman berperilaku seseorang berkaitan dengan sifat baik dan buruk
dalam suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh keuntungan, kepercayaan dan
penghargaan pada suatu publik.

Sumber: https://www.academia.edu/37068898/Etika_Public_Relations_docx
KODE ETIK PROFESI HUMAS (PUBLIC RELATION)

Kode etik profesi adalah kode perilaku yang ditetapkan dan dapat diterima oleh kelompok
profesi yang menjadi pedoman bagaimana seharusnya berperilaku dalam menjalankan
profesi tersebut secara etis. (Syaifuddin Zuhri, 2007)
Setiap penyandang profesi tertentu harus mempunyai kode etik sebagai pedoman bagi
perilaku dalam pelaksanaan peran (role) dan fungsi (function) profesinya masing-masing.
Kode etik bersifat mengikat, baik secara normatif dan etis, maupun sebagai tanggungjawab
dan kewajiban moral bagi para anggota profesi bersangkutan dalam menjalankan aktivitas
kehidupannya di masyarakat.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
Dalam kode etik PR Internasional (IPRA) yang dikenal dengan “Kode Athena”, yaitu
diterimanya dalam siding umum Asosiasi Public Relations Internasional (IPRA-
International Public Relation Association) pada bulan Mei 1956, di kota Athena,
Yunani. Kemudian telah diperbarui di Teheran, Iran pada 17 April 1968. Secara garis
besar kode etik IPRA mencakup butir-butir pokok sebagai Standard Moral of Public
Relations sebagai berikut:

1.Kode perilaku
2.Kode moral
3.Menjunjung tinggi standar moral
4.Memiliki kejujuran yang tinggi
5.Mengatur secara etis mana yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh
professional PR/Humas

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
Organisasi Profesi Humas Internasional (IPRA) didirikan di London, Inggris pada tahun
1955 dan bermarkas di Jenewa, Swiss.
Organisasi IPRA telah memperoleh pengakuan atau berada di bawah naungan PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Landasan patokan utama etika profesi dan kode etik IPRA ialah berdasarkan prinsip-
prinsip dasar PBB antara lain sebagai berikut:
1. The Universal Declaration of Human Right, yaitu menghormati dalam pelaksanaan
tugas profesinya dengan memperhatikan prinsip-prinsip moral dari pernyataan umum
tentang hak-hak asasi manusia.
2.Human Dignity, yaitu menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia serta
mengakui hak setiap pribadi untuk menilai.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
Secara lengkap kode etik (Code of Ethics) dan kode perilaku (Code of Conduct) yang
dikeluarkan oleh International Public Relations Associations (IPRA), dalam Sidang
Umumnya di Venesia, Mei 1961, yaitu sebagai berikut:

I.Integritas Pribadi dan Profesional


Integritas pribadi berarti bahwa terpeliharanya standar moral yang tinggi maupun
reputasi yang baik.
Sedangkan integritas profesional berarti ketaatan pada anggaran dasar, peraturan,
khususnya kode etik tersebut, sebagaimana disetujui oeh IPRA.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
II. Perilaku terhadap Klien dan Pimpinan
• Seorang anggota mempunyai kewajiban umum berhubungan secara jujur dan adil
atau pimpinannya, baik sebelumnya maupun sesudahnya.
• Seorang anggota hendaknya menjaga kepercayaan yang diberikan oleh klien atau
pimpinan.
• Seorang anggota hendaknya tidak melakukan tindakan yang cenderung
merendahkan martabat pihak klien atau pimpinannya.
• Dalam pemberian jasa pelayanan bagi klien atau pimpinannya, seorang anggota
hendaknya tidak menerima imbalan, komisi, atau bentuk apa pun dari pihak mana
pun.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
III. Perilaku terhadap Publik dan Media Massa
• Seorang anggota hendaknya melakukan kegiatan profesionalnya sejalan dengan
kepentingan public dan dengan penuh hormat demi menjaga martabat baik anggota
masyarakat.
• Seorang anggota hendaknya tidak melakukan kegiatan dalam praktik apa pun yang
dapat merusak integritas saluran komunikasi massa.
• Seorang anggota hendaknya tidak menyebarluaskan dengan sengaja informasi palsu
dan dapat menyesatkan masyarakat.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
IV. Perilaku terhadap Rekan Seprofesi
• Seorang anggota hendaknya tidak dengan sengaja mencemarkan reputasi atau
tindakan rekan seprofesi lainnya.
• Seorang anggota hendaknya tidak berupaya mendesak klien atau pimpinannya
untuk menggantikan rekan seprofesinya.
• Seorang anggota hendaknya bekerja sama dengan anggota lainnya dalam
menegakkan dan melaksanakan kode etik PR.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
Beberapa organisasi kehumasan di Indonesia sudah membentuk Kode Etik Kehumasan
(KEKI) untuk kalangan profesi PR/Humas, baik untuk organisasi Humas Kedinasan
Departemen Pemerintah yang dinamakan Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan
Pemerintah) maupun untuk kalangan nonpemerintah, seperti Organisasi profesi
Perhumas (Perhimpunan Humas Indonesia), APPRI (Asosiasi Perusahaan Public
Relations Indonesia), dan organisasi humas lainnya.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
PRINSIP - PRINSIP ETIKA PUBLIC RELATION

Seorang profesional dalam bidang profesi kehumasan (Public relation professional),


menurut Keraf (1993) secara umum memiliki beberapa prinsip etika profesi, yaitu:
1.Tanggungjawab
2.Kebebasan
3.Kejujuran
4.Keadilan
5.Otonomi

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
HUMAS/PUBLIC RELATION
Faktor yang mempengaruhi perilaku humas/PR dapat dilihat jika seseorang menghadapi
suatu masalah, apakah dia akan berperilaku dewasa, sabar, dan tenang atau justru sebaliknya
daya juangnya lemah dan berpikiran kerdil. Menurut Djamaluddin Ancok, ada 3 faktor
penyebab terjadinya perilaku, yaitu:
1.Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri dan terkait dengan sifat kepribadian,
motivasi hidup, serta sikap.
2.Faktor eksternal, faktor yang berasal dari lingkungan luar dan terkait dengan sistem nilai
yang hidup di masyarakat, pandangan hidup, kondisi lingkungan sosial, budaya, politik, serta
ekonomi.
3.Penyebab akibat interaksi faktor internal dan eksternal.

Sumber: https://drive.google.com/drive/folders/1yO-b9gI0z1YZStfOMUTEgjoXqkGFM059?
- SEKIAN DAN TERIMA
KASIH -

Anda mungkin juga menyukai