Anda di halaman 1dari 53

PELATIHAN DASAR CPNS

Agenda 2 – NILAI NILAI DASAR PNS

ANTI KORUPSI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


POSISI ANDA DALAM MATERI PEMBELAJARAN
LATSAR CPNS

Agenda I
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai
bela Negara (Anda berada disini)
2. Analisis Isu Kontemporer
3. Kesiapsiagaan Bela negara
Agenda II Apakah anda sudah membaca dan memahami
4. Akuntabilitas
5. Nasionalisme Modul Anti Korupsi sebagai bagian dari
6. Etika Publik
7. Komitmen Mutu
Agenda II: Nilai-Nilai Dasar PNS?
8. Anti Korupsi
Agenda III
9. Manajemen ASN
10. Pelayanan Publik
11. Whole of Government
Agenda IV
Habituasi

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


DESKRIPSI SINGKAT
MATA PELATIHAN INI MEMFASILITASI PESERTA MELALUI

Pembelajaran penyadaran anti korupsi

Menjauhi perilaku korupsi

Membangun sistem integritas

Proses internalisasi nilai-nilai dasar anti korupsi


beserta analisis dampaknya

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


DAMPAK NEGATIF KORUPSI
Secara umum akibat korupsi adalah merugikan negara dan merusak sendi-sendi
kebersamaan serta memperlambat tercapainya tujuan nasional, diantaranya :
• Tata ekonomi, seperti: pemborosan sumber-sumber, larinya modal ke luar
negeri, gangguan terhadap perusahaan, gangguan penanaman modal
• Tata sosial budaya, seperti: revolusi sosial dan ketimpangan sosial
• Tata politik, seperti: ketidakstabilan politik, pengambilalihan kekuasaan,
hilangnya bantuan luar negeri, hilangnya kewibawaan pemerintah
• Tata administrasi, seperti: tidak efisien, kurangnya kemampuan administrasi,
hilangnya keahlian, hilangnya sumber-sumber negara, keterbatasan
kebijaksanaan pemerintah, dan pengambilan tindakan-tindakan represif
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
ASAL KATA ‘KORUPSI’

Menurut Fockema Andreae :

Corruptio / Corruptus / Corrumpere (Bahasa Latin)

Corruption, corrupt (Inggris); Corruptie (Belanda)


INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
PENGERTIAN KATA ‘KORUP’
a. Busuk; palsu; suap (kamus bahasa Indonesia)
b. Buruk, rusak; suka menerima uang sogok; menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan atau negara; menerima uang dengan menggunakan jabatannya
untuk kepentingan pribadi (kamus hukum)
c. Kebejatan; ketidakjujuran; tidak bermoral; penyimpangan dari kesucian (The
Lexicon Webster Dictionary)
d. Penyuapan, pemalsuan (Kamus Bahasa Indonesia)
e. Penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan sebagai
tempat seseorang bekerja untuk keuntungan pribadi atau orang lain (Kamus
Hukum)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGERTIAN KORUPSI MENURUT
AHLI HUKUM
• Robert Klitgaard
C=M+D–A
C = Corruption/Korupsi M = Monopoly/Monopoli
D = Discretion/Diskresi A = Accountability/Akuntabilitas

• Indriyanto Seno Adji


Berdasarkan pemahaman dan dimensi baru mengenai kejahatan yang memiliki konteks
pembangunan, pengertian korupsi tidak lagi diasosiasikan dengan penggelapan
keuangan negara saja. Tindakan bribery (penyuapan) dan kickbacks (penerimaan komisi
secara tidak sah) juga dinilai sebagai sebuah kejahatan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGERTIAN TINDAK PIDANA

STRAFBAARFEIT

Feit = sebagian dari kenyataan


Strafbaar = dapat dihukum

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGERTIAN TINDAK PIDANA (2)
• SIMONS
Tindakan melawan hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat
dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat
dihukum.
• POMPE
Pelanggaran norma atau gangguan terhadap tertib hukum yang dengan sengaja atau tidak sengaja telah dilakukan oleh
seorang pelaku, dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku itu adalah penting demi terpeliharanya tertib hukum dan
terjaminnya kepentingan umum
• Prof. MULJATNO
Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang
siapa yang melanggar aturan tersebut.
Unsur perbuatan pidana :
- Adanya perbuatan
- Memenuhi rumusan dalam UU (syarat formil)
- Bersifat melawan hukum (syarat materiil)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


CIRI – CIRI KORUPSI

1. Dilakukan oleh lebih dari satu orang


2. Merahasiakan motif / Ada keuntungan yang diraih
3. Berhubungan dengan kekuasaan / kewenangan tertentu
4. Berlindung dibalik pembenaran hukum
5. Melanggar kaedah kejujuran dan norma hukum
6. Mengkhianati kepercayaan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KORUPSI
=
Penggelapan + kerugian
negara

PENCURIAN : PENGGELAPAN :
Secara melawan Pencurian
hukum + mengambil barang/hak yang
sebagian atau dipercayakan atau
seluruhnya barang atau berada dalam
hak orang lain + kekuasaan pelaku +
Tujuannya memiliki penyalahgunaan
atau memperoleh kewenangan atau
keuntungan kepercayaan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENEGAKAN HUKUM TIDAK KONSISTEN

PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN/
KEWENANGAN
LANGKANYA LINGKUNGAN YANG
ANTI KORUP
RENDAHNYA PENDAPATAN PENYELENGGARA
NEGARA
PENYEBAB
KORUPSI
KEMISKINAN/KESERAKAHAN

KEUNTUNGAN KORUPSI>KERUGIAN DITANGKAP

PEMBERIAN IMBALAN JASA

GAGALNYA PENDIDIKAN AGAMA DAN ETIKA

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENYEBAB KORUPSI MENURUT BADAN PENGAWAS
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN R.I.

1 ASPEK INDIVIDU PELAKU KORUPSI

2 ASPEK ORGANISASI

ASPEK MASYARAKAT TEMPAT INDIVIDU


3 DAN ORGANISASI BERADA

4 SISTEM YANG BURUK

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENCEGAHAN KORUPSI (PREVENTIF)

• Peraturan perundangan
• Reformasi birokrasi
PERBAIKAN • Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga
SISTEM • Penerapan prinsip Good Governance
• Dan lain-lain

• Memperbaiki moral
• Meningkatkan kesdaran hukum
PERBAIKAN • Mengentaskan kemiskinan
MANUSIA • Memilih pimpinan yang bersih, jujur dan anti korupsi
• Dan lain-lain

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


BEBERAPA PERATURAN PERUNDANGAN
YANG BERKAITAN DENGAN KORUPSI
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1);
2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/ MPR/ 1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
4. UU no. 28 Th. 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
5. UU no. 31 Th. 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3874); sebagaimana telah diubah dengan UU No.20 tahun 2001
6. UU no. 30 Th. 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
7. PP no. 71 Th. 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
8. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
9. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
10. Keputusan Pimpinan KPK no. KEP–06/ P.KPK/ 02/ 2004;
11. Keputusan Pimpinan KPK no. KEP–07/ P.KPK/ 02/ 2004;
12. dan berbagai ketentuan hukum lainnya.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA
KORUPSI
A. Unsur Subjektif
1. Setiap Orang
2. Penyelenggara Negara
3. Pegawai Negeri
4. Korporasi
B. Unsur Objektif
1. Janji
2. Kesempatan
3. Kemudahan
4. Kekayaan Milik Negara (Uang, akta, surat, dll)
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
PENYELENGGARA NEGARA
Pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan
pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Ps. 1
UU No.28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas).
a. Pejabat Negara dalam Lembaga Negara
b. Menteri
c. Gubernur atau wakil pemerintah pusat di daerah
d. Pejabat Negara yang lain (Dubes, Bupati/Walikota)
e. Hakim
f. Pejabat yang memiliki fungsi strategis
g. Yang rawan praktek KKN (Direktur/Komisaris, dll)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PEGAWAI NEGERI
Berdasarkan Pasal 1 sub 2 UU No.31 Tahun 1999 jo UU No.20 Tahun 2001 diperluas menjadi :
a. Pegawai Negeri Sipil menurut Ps. 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 2014 tentang Kepegawaian.
“Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintah”
b. Pegawai Negeri menurut Pasal 92 KUHP
– Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah;
– Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah; atau
– Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau
masyarakat.
Jadi ‘obyek’ dari korporasi meliputi keuangan negara, keuangan daerah, atau masyarakat.

KORPORASI
Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan
hukum (Pasal 1 ayat (1) UU No.31 Tahun 1999.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI

Ada 30 jenis delik korupsi, yakni :


A. 2 jenis delik mengatur tentang perbuatan yang
merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
B. 28 jenis delik mengatur tentang perilaku penyelenggara
negara terkait dengan kekuasaannya.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KELOMPOK TINDAK PIDANA KORUPSI
1. TINDAK PIDANA KORUPSI YANG MENYEBABKAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
a. Melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri dan orang lain dan korporasi dan dapat merugikan keuangan negara (Pasal 2 ayat (1) UU
No.31 Tahun 1999 jo UU No.20 Tahun 2001).
b. Menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dan korporasi, dan dapat merugikan keuangan negara
(Pasal 3 UUPTPK).
2. KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN SUAP MENYUAP
a. Menyuap pegawai negeri atau penyelenggara negara (Ps. 5 ayat (1) huruf a UUPTPK).
b. Menyuap pegawai negeri atau penyelenggara negara (Ps. 5 ayat (1) huruf b UUPTPK).
c. Memberi hadiah kepada pegawai negeri (Ps.13 UUPTPK).
d. Pegawai negeri dan penyelenggara negara menerima suap (Ps. 5 ayat (2) UUPTPK).
e. Pegawai negeri dan penyelenggara negara menerima suap (Ps. 12 huruf a UUPTPK).
f. Pegawai negeri dan penyelenggara negara menerima suap (Ps. 12 huruf b UUPTPK).
g. Pegawai negeri dan penyelenggara negara menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya (Ps. 11 UUPTPK).
h. Menyuap hakim (Ps.6 ayat (1) huruf a UUPTPK).
i. Menyuap Advokat (Ps.6 ayat (1) huruf b UUPTPK).
j. Hakim dan Advokat menerima suap (Ps. 6 ayat (2) UUPTPK).
k. Hakim menerima suap (Ps. 12 huruf c UUPTPK).
l. Advokat menerima suap (Ps. 12 huruf d UUPTPK)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KELOMPOK TINDAK PIDANA KORUPSI (2)

3. KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN PENGGELAPAN DALAM JABATAN


a. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan (Ps. 8 UUPTPK).
b. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi (Ps. 9 UUPTPK).
c. Pegawai negeri merusakkan barang bukti (Ps.10 huruf a UUPTPK).
d. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti (Ps. 10 huruf b UUPTPK).
e. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan barang bukti (Ps. 10 huruf c UUPTPK).
4. KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN PERBUATAN PEMERASAN
f. Pegawai negeri atau penyelenggara negara memeras (Ps. 12 huruf e UUPTPK).
g. Pegawai negeri atau penyelenggara negara memeras (Ps. 12 huruf g UUPTPK).
h. Pegawai negeri atau penyelenggara negara memeras pegawai negeri lain (Ps. 12 huruf f
UUPTPK).

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KELOMPOK TINDAK PIDANA KORUPSI (3)

5. KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN PERBUATAN CURANG


a. Pemborong berbuat curang (Ps. 7 ayat (1) huruf a UUPTPK).
b. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang (Ps. 7 ayat (1) huruf b UUPTPK).
c. Rekanan Polri / TNI berbuat curang (Ps. 7 ayat (1) huruf c UUPTPK).
d. Rekanan Polri / TNI berbuat curang (Ps. 7 ayat (1) huruf d UUPTPK).
e. Penerima barang Polri / TNI membiarkan perbuatan curang (Ps. 7 ayat (2) UUPTPK).
f. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menyerobot tanah negara sehingga merugikan
orang lain (Ps. 12 huruf h UUPTPK).
6. KORUPSI YANG BERKAITAN DENGAN BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN
g. Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya (Ps. 12 huruf i UUPTPK).
7. KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN GRATIFIKASI
a. Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK (Ps. 12 B UUPTPK).
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN
DENGAN TINDAK PIDANA KORUPSI

1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi (Ps.21 UUPTPK).


2. Tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar (Ps.
22 UUPTPK).
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka (Ps. 22 UUPTPK).
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu
(Ps.22 UUPTPK).
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau
memberi keterangan palsu (Ps.22 UUPTPK).
6. Saksi yang membuka identitas pelapor (Ps.24 UUPTPK).

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


TIPOLOGI KORUPSI
1. WHITE COLLAR CRIME
Merupakan bentuk kejahatan yang melibatkan para pelaku yang sangat profesional baik dalam bentuk objek perbuatannya
maupun pelaku subjektifnya, yang tidak saja perorangan tetapi mencakup korporasi, bahkan perbuatannya sangat
merugikan masyarakat dan negara secara luas, yang mana pelaku kejahatan ini mempunyai kedudukan sosial yang tinggi
dan terhormat dalam pekerjaannya

2. INVISIBLE CRIME
Adalah kejahatan yang tidak tampak yaitu adanya prosedur yang sangat sulit dan rumit untuk membuktikan perbuatannya
maupun tingkat profeionalitas sebagai pelaku tindak pidana, yang mana kejahatan ini berlindung dibalik asas legalitas,
karena kesulitan pembuktian disebabkan tidak adanya aturan undang-undang yang mengatur perbuatan tersebut.
Menurut Prof. Muladi karakteristik kejahatan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Penyamaran atau sifat tersembunyi maksud dan tujuan kejahatan (disquise of purpose oriented).
b. Perbuatan terselubung yang mana penyuapan disamarkan dalam bentuk biaya advertensi, promosi dan entertaint.
c. Keyakinan si pelaku terhadap kebodohan korban.
d. Penyembunyian pelanggaran.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


TIPOLOGI KORUPSI (2)
3. LAW VISIBILITY
Bentuk kejahatan yang sulit pembuktiannya secara yuridis, karena perbuatan tersebut
tertutup dalam pekerjaan formal dalam batasan kewenangannya.

4. EXTRA ORDINARY CRIME


Merupakan bentuk kejahatan dengan modus operandi yang sangat canggih dan luar
biasa, sehingga kejahatan itu baru dirasakan dan diketahui setelah waktu yang lama.

5. WELFARE CRIME
Merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dalam suatu negara yang pertumbuhan
ekonominya yang sangat tinggi dan kehidupan masyarakatnya yang sudah makmur
(misalnya banking crime).
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
TIPOLOGI KORUPSI (3)
6. PUBLIC POWER / ECONOMIC POWER
Bentuk kejahatan ini dilakukan oleh penguasa dan pengusaha yang mempunyai
kekuasaan pemerintahan (public power) dan kuasa ekonomi (economic power atau
konglomerat), yang mana penguasa melakukan penyalahgunaan kewenangan (abuse of
power) yang mempunyai dampak yang luas sehingga kejahatan ini masuk dalam kategori
pelanggaran yang sulit terjangkau hukum (offences beyond the reach of the law)

7. PROFESIONAL FRINGE VIOLATOR


Adalah bentuk tipologi kejahatan korupsi di lingkungan profesi, sehingga kejahatan ini
sering disebut kejahatan profesional karier yang dapat mencakup pelbagai dimensi
lapangan kerja seperti notaris, wartawan, akuntan, dokter, insinyur, pengacara yang
melibatkan keahlian dalam aksi kejahatannya.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
KESADARAN ANTI KORUPSI
KESADARAN
ANTI
KORUPSI

Sebelum kehidupan dunia

SPIRITUAL
ACCOUNTABILITY Kehidupan dunia

Kehidupan pasca dunia


INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
SPIRITUAL ACCOUNTABILITY

1 Tujuan hidup

Kesadaran hidup harus


2
dipertanggungjawabkan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


SPIRITUAL ACCOUNTABILITY

Spiritual Niat Visi & Misi Usaha Hasil


Accountability Baik Baik terbaik terbaik

CPNS pun manusia,


CPNS pun manusia, ia
ia implementasikan
mempunyai Spiritual
dalam publik
Accountability
Accountabiliy

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


SISTEM INTEGRITAS NASIONAL (SIN)

ORGANISASI

NILAI PENCAPAIAN
(PRIBADI) TUJUAN
KESATUAN
DALAM
TATARAN
BANGSA

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


TUNAS INTEGRITAS
Tunas integritas berprinsip bahwa manusia
sebagai faktor kunci perubahan

Pemberantasan
Korupsi

Akhlak / Moral

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PERAN TUNAS INTEGRITAS

1. Menjadi jembatan masa depan kesuksesan organisasi,


mereka menjadi kumpulan orang yang selalu terdepan untuk
memastikan tujuan organisasi tercapai.
2. Membangun sistem integritas, berpartisipasi aktif dalam
pembangunan sistem integritas hingga semua peluang
korupsi dan berbagai penyimpangan lainnya dapat ditutupi.
3. Mempengaruhi orang lain, khususnya mitra kerja untuk
berintegritas tinggi.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PERAN TUNAS INTEGRITAS (2)

1) Re-framing kultur atau budaya, agar


PARA TUNAS INTEGRITAS DIDORONG perubahan budaya dapat lebih mudah dan
UNTUK MEMILIKI KEIKHLASAN DAN cepat, serta tidak perlu energi besar.
KEBIJAKAN YANG TINGGI DAN
MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK 2) Utilisasi fenomena perilaku otomatis bagi
MELAKUKAN: perubahan diri, keluarga, organisasi dan
bangsa, serta lebih jauh lagi dengan
menciptakan peradaban yang lebih baik.
 

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


IDENTIFIKASI NILAI-NILAI DASAR
ANTI KORUPSI
1) jujur
2) peduli
3) mandiri
4) disiplin
5) tanggung jawab
6) kerja keras
7) sederhana
8) berani
9) adil

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


INTERNALISASI
Terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia
bersikap dan berperilaku dengan penuh integritas

sesuai dengan apa yang ia percayai dan


sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya

Dipertahankan dan tidak mudah berubah selama


sistem nilai yang ada dalam dirinya masih bertahan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


INTERNALISASI (2)
Internalisasi dapat dilakukan :
1. Pendekatan inside out (dari dalam keluar)
2. Pendekatan outside in (dari luar ke dalam)

Internalisasi integritas akan maksimal ketika kita mampu menggabungkan pendekatan inside out
dan outside in. Untuk terjadinya hal tersebut maka:
3. Lingkungan yang berintegritas, misalnya perbanyak hidup dalam lingkungan yang positif.
4. Proteksi Integritas, misalnya pastikan pengaruh lingkungan yang negatif tidak masuk dalam
pikiran (diri).
5. Perubahan Sistem Nilai, misalnya jika pengaruh sudah masuk dalam pikiran (diri) segera
lakukan teknik perubahan sistem nilai agar yang negatif dapat dihapuskan dan diganti
dengan yang positif.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


LINGKUNGAN BERINTEGRITAS

1. Memperbanyak teman yang berperilaku positif.


2. Memperbanyak artefak/simbol dan Lingkungan Berintegritas sejarah
yang memberikan makna atau inspirasi untuk melakukan perilaku
positif dan selalu ingat akan kebaikan dan kebenaran.
3. Memperbanyak rutinitas atau ritual positif.
4. Membangun atau menjalankan sistem integritas, misalnya dalam
Kepemimpinan, Struktur Organisasi, Sistem Pengendalian, dll.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PROTEKSI INTEGRITAS

1. Melakukan simbolisasi yang dilengkapi dengan imajinasi, sugesti dan


asosiasi bahwa pengaruh tersebut hanya ada diluar diri kita dan tidak
pernah masuk ke dalam diri.
2. Melakukan dis-asosiasi, yaitu keluar dari lingkaran pengaruh negatif
tersebut.
3. Melakukan Multi Protection of Integrity.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PERUBAHAN SISTEM NILAI

Untuk melakukan perubahan yang sudah masuk bawah sadar dengan


memahami bagaimana pengaruh bisa masuk bawah sadar.
1. Jalur pengulangan
Stimulus pengaruh berulang kali  area lupa  area ingat dan lupa 
bawah sadar  perilaku otomatis
2. Jalur “effect WOW”
Peristiwa/kejadian yang luar biasa  kaget  sehingga terbuka pintu
bawah sadar secara otomatis

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


BANGUN SISTEM INTEGRITAS
A. RE-FRAMING CULTURE
• Upaya mengubah orientasi dari perilaku korupsi yang berbentuk kolusi.
• Unsur-unsur yang membentuk kolusi baik perilaku, ucapan, emosi, maupun
pikiran (paradigma)
B. SEEDING OF INTEGRITY
• Upaya untuk menanamkan pengaruh integritas pada bawah sadar hingga
dapat membentuk perilaku, kebiasaan dan budaya integritas.
C . SISTEM INTEGRITAS ORGANISASI
• Bangsa Indonesia membutuhkan individu-individu yang integritasnya sudah
terinternalisasi dengan baik dalam dirinya, serta sistem nilai dan
konsekuensinya
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
RE-FRAMING CULTURE

• PERUBAHAN KONTEKS BERPIKIR dapat juga dilakukan dengan cara sikap,


perilaku dan kompetensi negatif digabungkan dengan konteks negatif
maka akan menghasilkan sikap, perilaku atau kompetensi positif,
kemudian hasilnya “di kunci” menjadi suatu kesatuan yang kuat tertanam
pada bawah sadar (Anchoring).
• Dampak dari pendekatan perubahan tersebut yaitu ketika muncul
situasi negatif, maka secara otomatis diikuti dengan konteks negatif,
sehingga sikap dan perilaku yang muncul adalah positif.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


ASPEK PENTING

1. Koruptor menggoda biasanya pada saat seseorang


sedang di luar sistem
2. Koruptor menggoda biasanya pada saat keadaan sepi
dan rahasia
3. Koruptor menggoda dengan beragam cara dan
menggunakan pengaruh yang sebelumnya diluar
perkiraan (WOW effect)
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
SEEDING INTEGRITY
Dengan mempelajari mekanisme berpikir, bersikap dan bertindak manusia
maka akan didapatkan pola sebagai berikut:
1. Stimulus WOW effect korupsi lebih kuat pengaruhnya dibandingkan
dengan kekuatan kontrol internal (nurani), akan memunculkan
kecenderungan korupsi.
2. Kekuatan kontrol internal (nurani) dan stimulus korupsi yang biasa (tanpa
WOW effect) atau lemah.
3. Kekuatan kontrol internal (nurani) lebih kuat pengaruhnya dibandingkan
dengan stimulus WOW effect korupsi dan akan memunculkan
kecenderungan integritas
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
MODALITY

• Modality, atau kecenderungan panca indera yang dominan untuk dipengaruhi


dan mempengaruhi. Penguasaan modality sampai sub modality akan
sangat membantu untuk ketepatan proses kompetensi dasar inside out
maupun outside in.
• Secara umum terdapat 3 besaran modality dan 1 gabungan modality yaitu :
1) Auditory;
2) Visual;
3) Kinestetik;
4) Multi modality.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


SISTEM INTEGRITAS ORGANISASI

• Sistem integritas merupakan lingkungan yang kondusif bagi


peningkatan dan penjagaan integritas, sehingga terjadi
penyelarasan antara rohani dan jasmani dalam diri,
penyelarasan jiwa, pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan
dengan nurani dan lingkungan (sistem dan budaya integritas)
• Sistem integritas yang kuat sebagai pengendali dan penyelaras
akan berjalan secara efektif ketika diikuti kesediaan seluruh
elemen organisasi

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


IMPLEMENTASI SISTEM INTEGRITAS

• Pimpinan yang berintegritas tinggi memiliki 2 kata kunci dalam


implementasi sistem integritas, yaitu :
1. Penyelarasan
2. Pengendalian
• Kedua kata kunci tersebut akan berjalan dengan baik lewat keikhlasan
dan kebijaksanaan hasil proses internalisasi integritas secara seutuhnya
pada diri pemimpin organisasi.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGENDALIAN SISTEM INTEGRITAS

Pengendalian akan berjalan secara efektif pada organisasi


yang sudah terintegrasi dan selaras pada semua aspek
organisasi sebagai berikut :
1. Nilai
2. Visi dan Misi Dalam operasionalisasi setidaknya
organisasi mempunyai kapasitas :
3. Strategi 1. Sumber Daya Manusia;
2. Keuangan (Pendanaan) ;
4. Program 3. Teknologi;
5. Kegiatan 4. Informasi dan Komunikasi.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KOMPONEN SISTEM INTEGRITAS
Sistem-sistem khusus untuk pengendalian korupsi dan standar etika, antara lain:
 Peningkatan Peran Pengawasan Internal
 Post Employment
 Integrity checking
 Pengungkapan isu integritas
 Pengendalian gratifikasi
 Pelaporan harta kekayaan
 Analisis resiko terhadap integritas
 Revitalisasi kode etik dan pedoman perilaku
 Seleksi dan keteladanan pimpinan puncak
 Evaluasi eksternal integritas

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KEMATANGAN PRAKTEK SISTEM INTEGRITAS

Dalam upaya sistem mampu memastikan organisasi mencapai tujuannya


dan menjaga individu dalam organisasi, maka kematangan pelaksanaan
programnya dilaksanakan secara optimal lewat tahapan:
1) Not Performance (belum ada kinerja)
2) Adhoc (sementara, reaktif , mendadak)
3) Planned (terencana dan teroganisasi dengan baik)
4) Institutionalized (menyatu dengan sistem organisasi)
5) Evaluated (telah dapat dievaluasi)
6) Optimized (dapat di optimalkan)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PEMAHAMAN MATERI

Apakah Anda sudah memahami materi pembelajaran


di dalam mata pelatihan Anti Korupsi?

Jika ya, silahkan kerjakan latihan soal yang terdapat di


Modul dan melanjutkan pembelajaran ke materi
Micro Learning!
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
Humas LAN

TERIMA @humas_lan
@humas_lan

swajar-asnpintar.lan.go.id
KASIH kolabjar-asnpintar.lan.go.id
HaloDiklat: sipka.lan.go.id

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI

Anda mungkin juga menyukai