(UAS)
RESUME BUKU
Bab 1-4 (Jumlah bab buku ada 8 bab, resume bersama te
man)
Judul Buku : Manajemen Sumber Daya Manusia
Penulis : Nurdin Batjo, S.Pt.,MM.,M.Si. & Dr. Mahad
in Shaleh, M.Si.
Penerbit : Penerbit Aksara Timur
Oleh :
Siti Hadijah Maulidyasari
1904110043
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Tugas utama dari manajemen SDM adalah mengelola manusia secara efektif dan efesien
sehingga diperoleh SDM yang terpuaskan oleh perusahaan dan dapat memuaskan
keinginan perusahaan. Manajemen SDM juga memiliki fungsi-fungsi, yaitu :
1 Fungsi Manajerial 2 Fungsi Operasional
Secara umum proses manajemen SDM dapat dibagi dalam enam fungsi utama, yaitu :
1. Pendekatan Mekanis
Pendekatan mekanis atau biasa disebut mekanisasi merupakan penggantian fungsi
tenaga kerja dari manusia dengan tenaga mesin dalam menyelesaikan pekerjaan.
Pendekatan ini biasanya dengan pertimbangan efektivitas, ekonomis, dan produktivitas yang
lebih tinggi. Pendekatan mekanis menekankan analisis pada spesialisasi, standarisasi,
produktivitas dan memandang manusia sama dengan mesin.
Kelebihan pendekatan ini adalah produksi yang sangat terstandar karena pekerjaan
mesin lebih terstandar dibandingkan pekerjaan manusia. kemudian produktivitas yang tinggi
karena
penggunaan mesin dapat dijalankan 24 jam per hari, tanpa mengalami resitensi atau
penolakan dari mesin. Sedangkan kelemahannya adalah pekerjaan membosankan untuk
para pekerja manusia. Kemudian kreativitas menurun dan kebanggan karyawan dalam
bekerjapun juga menurun.
Pendekatan mekanis dapat menimbulkan berbagai masalah, di antaranya adalah:
2. Pendekatan Paternalis
Pendekatan paternalistis merupakan pendekatan keba- pakan, dimana manajer
berperilaku sebagai seorang ayah dalam mengarahkan bawahannya. Bawahan memperoleh
perlakuan yang sangat baik, dimana fasilitas diberikan tanpa pertimbangan matang atas
urgensi dari fasilitas tersebut. Secara garis besar, pendekatan paternalistis merupakan
3.perlakuan manajer
Pendekatan Sistemke karyawan
Sosial. selayaknya perlakuan ayah ke anaknya.
Pendekatan sistem sosial merupakan pendekatan yang memandang bahwa perusahaan
merupakan organisasi yang memiliki sistem yang kompleks, dan organisasi yang berjalan di
lingkungan yang kompleks juga. Manajer harus mengetahui bahwa tujuan perusahaan akan
tercapai secara maksimal jika terjalin hubungan yang harmonis antara seluruh atasan dan
bawahan, serta terjalin kerjasama antara sesama karyawan.
Perusahaan adalah suatu organisasi yang berjalan melalui bermacam unsur atau komponen
yang tiap komponen memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Dimana tiap komponen
akan saling menunjang dengan komponen yang lain, sesuai peran dan fungsinya masing-
masing. Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap komponen memiliki peran yang sangat
penting bagi perusahaan, sehingga jika ada komponen yang tidak berfungsi dapat
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan secara maksimal.
E. Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM muncul sebagai cabang ilmu pada dasawarsa 1960-an, tetapi
manajemen kepegawaian sudah terlahir pada tahun 1940-an. Jika membandingkan antara
manajemen SDM dengan manajemen kepegawaian memiliki perbedaan pembahasan pada
ruang lingkup maupun objeknya. Manajemen SDM membahas permasalahan berkaitan
dengan pencarian, penggunaan, pembinaan, dan perlindungan SDM baik yang berhubungan
langsung dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan langsung. Sedangkan
manajemen kepegawaian membahas permasalahan SDM, utamanya yang berada di dalam
organisasi perusahaan.
Tahun 1980-an departemen SDM masih berfungsi sebagai faktor pendukung di sebuah
perusahaan. Dan yang paling ironis sering diistilakan sebagai tempat pembuangan, bagi
karyawan yang tidak berpestasi. Tahun 1980-an departemen SDM dipandangan sebagai
tempat yang hanya mengurusi pendaftaran karyawan, absensi, penggajian dan pengurusan
pemberhentian karyawan.
Barulah di tahun 1990-an, departemen SDM dipandang sebagai departemen yang sangat
strategis, yang bertujuan utama dalam pengembangan karyawan. Selanjutnya departemen
SDM makin strategis fungsinya dengan penambahan fungsi baru yaitu pengembangan
BAB II
PERENCANAAN SDM
A. Pengertian Perencanaan SDM
Terdapat paling sedikit sembilan manfaat yang dapat diambil dalam perencanaan SDM
yang matang, di antaranya adalah:
1. Penggambaran dan perwakilan atas rencana strategis sebuah perusahaan. Langkah ini
harus memperhatikan visi dan misi perusahaan, sehingga perencanaan SDM
menerjemahkan secara utuh strategis perusahaan yang tertuang dalam visi dan misi
perusahaan.
2. Analisis dan spesifikasi tugas jabatan. Langkah ini, akan merencanakan pekerjaan disertai
dengan spesifikasi tugas yang akan diemban oleh karyawan yang mendudukinya. Dalam
analisis ini, terdapat tiga hal utama yang dapat dilakukan, yaitu: analisis jabatan yang
dibutuhkan, penggambaran pekerjaan, dan spesifikasi tugas yang akan dikerjaan pada
jabatan tersebut.
3. Analisis tenaga kerja. Penggambaran tentang jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang
akan dibutuhkan untuk pengembangan dan pencapaian tujuan perusahaan di masa yang
akan datang.
4. Analisis inisiatif/alternatif. Langkah ini, akan merancang ketersediaan, perputaran, dan
pemberhentian karyawan dari waktu ke waktu serta rancangan kebutuhan tenaga kerja
BAB III
PENGADAAN SDM
A. Rekrutmen
1. Akurat. Bahwa proses seleksi dapat memprediksi kinerja pelamar dengan akurasi
yang tinggi.
2. Adil. Maksudnya adalah proses seleksi memberikan kesempatan yang sama bagi
semua pelamar yang memenuhi syarat.
3. Murah. Biaya sangat mempengaruhi keberhasilan proses seleksi. Dengan
penggunaan total biaya yang sama untuk menyeleksi pelamar dalam jumlah yang
berbeda, akan menghasilkan peluang pelamar yang lulus akan berbeda
jumlahnya.
4. Mudah. Sistem seleksi yang mudah mutlak lebih utama digunakan. Kemudahan
itu dipandang dari segi peralatan, proses pengaplikasiannya, dan para ahlinya
(operator).
Setelah tahapan seleksi dilakukan, maka tahapan selanjutnya penempatan karyawan. Saat
penempatan karyawan di perusahaan maka akan terjadi proses alamia dari karyawan baru
dan perusahaan yaitu adaptasi. Program pengenalan yang dilakukan perusahaan kepada
karyawan baru bertujuan untuk mempercepat masa adaptasi karyawan dengan pekerjaan dan
lingkungan perusahaan serta untuk mengurasi resistensi dari karyawan senior.
Melalui program pengenalan dapat direduksi kecanggungan dan keraguan serta
meningkatkan kepercayaan diri karyawan baru dalam bekerja. Orientasi dapat dilakukan oleh
manajer personalia maupun atasan langsung karyawan baru tersebut. Materi yang
diorientasikan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, bidang usaha
perusahaan, peraturan-peraturan perusahaan, hak dan kewajiban karyawan, kesejahteraan
karyawan, peraturan promosi dan transfer, serta karyawan senior serta posisinya di
perusahaan.
Manfaat yang banyak dirasakan karyawan baru adalah sangat berkurangnya kecemasan
memasuki perusahaan baru. Karena kecemasan yang berkurang, maka karyawan baru akan
bekerja lebih efektif. Resistensi dari rekan sekerja maupun tekanan dari penyelia dapat diatasi
sebab karyawan baru telah menjalani masa pengenalan yang baik, disebabkan pengenalan
D. Penempatan