TLH - Reproduksi Hewan Jantan
TLH - Reproduksi Hewan Jantan
REPRODUKSI HEWAN
JANTAN
KELOMPOK 3
Marselinus Malo (1637050033)
Tito Y.R. Tusi (1706050019)
Florensia P. Setia (1806050005)
Nur S. Umairah ( 1806050009 )
Angelina Y.Ila Tha (1806050017)
Umi S.S. Tokan (1806050027)
Mery C. Pinis (1806050049)
Yuliana Boru (1806050055)
Yumiati Malo (1806050120)
Normalina Babis (1806050140)
Secara Umum Fungsi umum alat reproduksi jantan adalah sebagai berikut :
• Memproduksi sel jantan, yaitu yang disebut spermatozoa atau biasa disingkat sperma.
• Memasukkan sperma pada alat reproduksi betina pada saat yang bertepatan
Burung puyuh jantan akan memperlihatkan Merpati jantan memulai dengan suatu kegiatan
penampilan yang menarik kepada puyuh betina persiapan untuk kawin yaitu dengan cara
sebagai pinangan. Jika burung puyuh betina menggembungkan temboloknya, setelah itu bulu
menerima puyuh jantan tersebut maka puyuh dari masing-masing burung merpati itu seperti
jantan akan menaiki betina terjadi proses membersihkan dirinya dengan cara menggigit
perkawinan. Apabila puyuh betina menolak badannya seperti mencari kutu. segera setelah
maka akan lari dan puyuh jantan akan mengejar. kawin, merpati jantan akan mencari bahan-bahan
untuk membuat sarang didalam petak kandangnya.
AYAM KAMPUNG JANTAN
Mengalihkan dorongan seksual. Dilakukan bila pinangan tidak ada tanggapan, jantan
mematuk-matuk batu atau mengais sampai memanggil betina. Jika tetap tidak ada tanggapan
betina akan dikejar.
Jantan berlari dengan kaki dibengkokkan, sayapnya direndahkan, sehingga menyentuh tanah,
leher dipendekkan, biasanya dilakukan sebelum jantan mengejar betina.
Pejantan mengitari betina sambil mengawasinya dengan saksama lalu pejantan mendekati
betina dari belakang lalu mematuk kepala/leher betina sambil mengepakkan sayapnya dengan
cepat.
SAPI JANTAN
• Pendekatan : menganggukanggukkan
kepala dan mengeluarkan suara.
• Menyelidik : saling membersihkan bulu-
bulu kepala dan leher menggunakan
paruh .
• Bercumbu : burung jantan menyentuh
dan memasukkan sebagian paruhnya ke
paruh sang betina.
RUSA SAMBAR JANTAN
• Berbunyi.
Perilaku ini dilakukan oleh jangkrik jantan untuk
menunjukkan eksistensinya dan menarik perhatian
jangkrik betina. Jangkrik jantan mengeluarkan suara
yang digunakan untuk menarik perhatian jangkrik
betina dan menolak jangkrik jantan lainnya. Suara
jangkrik itu semakin keras dengan naiknya suhu
sekitar.
Pada saat jangkrik betina terpikat oleh jangkrik
jantan, maka jangkrik jantan dan betina akan
melakukan mating. Mating dilakukan dengan cara
jangkrik betina berada diatas tubuh jangkrik jantan.
Setelah itu jangkrik jantan akan mengeluarkan sperma
dan diletakkan pada alat reproduksi jangkrik betina.
SEMUT JEPANG
TAHAP PERTAMA, hewan jantan
akan mengejar hewan betina hingga
kelelahan dan akhirnya menyerah.
Tahapan ini akan dimanfaatkan oleh
hewan jantan untuk memberikan stimulus
pada daerah abdomen dan kaki belakang
hewan betina.
Apabila hewan betina siap untuk
kawin, maka hewan betina akan
menggoyangkan bagian abdomennya
dengan sangat cepat.
TAHAPAN KEDUA ditandai dengan SETELAH BERPISAH, hewan jantan akan
hewan jantan menaiki betina dan mencoba mencumbu hewan betina dengan
membengkokkan perut bagian memberikan stimulus pada ujung
belakangnya ke bawah untuk abdomennya dan terus mengikuti hewan
mempertemukan alat kopulasinya dengan betina tersebut. Jika ini terjadi, terkadang
alat kopulasi betina. Ketika hewan betina muncul perilaku agonistik akibat respon
sudah ingin menjauh, hewan betina akan penolakan dari hewan betina. Setelah
melepaskan diri dari hewan jantan dengan mengawini hewan betina hewan jantan akan
menggerakkan kaki depan dan tengah. memakan makanan dalam waktu yang cukup
singkat kemudian beristirahat.
KAMBING JANTAN
Untuk pejantan kemampuan melakukan aktivitas
sexual menunjukkan kualitas libidonya. Libido
pejantan diukur dari dorongan sexual yang
diungkapkan melalui aktivitas mencari pasangan
betina, mendeteksi birahi betina, bercumbuan dan
copulasi. Aktivitas ini merupakan kerja-kerja fisiologis
yang dipengaruhi oleh aktivitas hormone reproduksi.
Kemampuan reproduksi seekor kambing jantan
meliputi kemampuan mendekati betina, kualitas ereksi,
kemampuan menaiki betina (copulasi), gerakan
menjepit bokong betina saat copulasi dan daya dorong
pejantan saat mencapai atitude lardoctile (suatu
gerakan yang mencerminkan pejantan mulai ejakulasi).
Tingkah laku reproduksi pada Burung Tekukur (Streptopelia chinensis)
dan Burung Puter (Streptopelia Risoria)
Perilaku kawin pada burung tekukur dan burung puter, dari keseluruhan rangkaian perilaku maka dapat
dibedakan ke dalam tiga tahap (fase), yakni pra-kopulasi, kopulasi dan pasca kopulasi.
Kedua jenis burung ini dapat dikategorikan kedalam tipe monogamus temporalis. Artinya dalam satu masa
kawin (reproduksi) burung tekukur dan puter hanya memiliki satu pasangan saja, dan pada masa kawin
berikutnya pasangan tersebut dapat dipisahkan dan kawin dengan pasangan yang lain.
Kopulasi
• Ditunjukkan oleh naiknya burung jantan ke atas punggung burung betina lalu
memasukkan semen/spermatozoa ke dalam saluran reproduksi betina,
ditandai oleh terangkatnya bulu ekor burung betina.
• Kopulasi berlangsung sangat singkat yakni 2-3 detik. Frekuensi kopulasi
terbanyak berlangsung pada siang hari.
Pasca kopulasi
• Setelah kopulasi burung jantan turun dari punggung betina sambil mengepakkan
sayap, diam sesaat kemudian terbang ke sarang atau tenggeran. Setelah itu burung
jantan kembali bersuara, terbang keluar masuk sarang dan mencoba kembali
mendekati betina
• Jika kopulasi yang terjadi itu efektif, biasanya diikuti dengan aktivitas bersama
dalam mempersiapkan sarang. Jantan berperan dalam menjaga sarang.
Merak Hijau (Pavo Muticus)