Anda di halaman 1dari 225

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN NYERI

1
2
3
KONSEP DASAR NYERI
• Nyeri adalah masalah umum yang pernah
dialami oleh hampir semua manusia.
• Namun tak satupun dapat menggambarkan
dengan jelas tentang perasaan tersebut. Sampai
saat ini pun belum ditemukan instrumen untuk
mengukurnya.
• Nyeri adalah sebuah gejala yang menyebabkan
seseorang mencari pertolongan pengobatan atau
mencoba cara sendiri untuk mengatasi masalah
tersebut.
• Nyeri juga menyebabkan manusia kehilangan
produktifitas karena pengaruh dari respon fisik,
psikologis dan tingkah laku. 4
KONSEP DASAR NYERI
• Satu konsep yang keliru adalah bahwa tenaga
kesehatan dapat menilai tingkat nyeri yang dirasakan
klien.
• Jika klien tidak terlihat secara obyektif terjadi
sesuatu atau secara obyektif tidak terlihat tanda-
tanda nyeri maka dapat disimpulkan klien sedang
merasa nyaman.
• Anggapan diatas sangat dipengaruhi oleh medikal
model yang beranggapan bahwa masalah sebagai
akibat dari penyebab fisik.
• Konsep ini beranggapan bahwa nyeri dipandang
sebagai respon fisik pada kelainan organik.
• Bila tanpa kelainan ini maka klien dianggap tidak
memiliki kelainan dan dikatakan cengeng bila banyak
5
mengeluh tidak nyaman.
Hal-hal Yang Dapat Menimbulkan Kekeliruan
Terhadap Respon Nyeri
• Penggunaan salah obat-obatan, alkohol dan
zat aditif lain.
• Klien yang memiliki penyakit yang sederhana
mempunyai nyeri yang lebih kecil dibanding
klien dengan masalah penyakit yang berat.
• Pemberian analgetik yang terus-menerus akan
menimbulkan ketergantungan.
• Intensitas nyeri berbanding lurus dengan
tingkat kerusakan jaringan.
• Tenaga kesehatan memiliki otoritas untuk
mempersepsikan nyeri yg dialami oleh klien.
• Psikogenik merupakan sesuatu yang tidak
nyata. 6
• Peningkatan jumlah keluhan nyeri
adalah merupakan masalah aktual yang
sangat sering dihadapi perawat dalam
memberikan asuhan perawatan pada
klien.
• Karena pada prinsipnya manusia butuh
rasa nyaman dan terbebas dari rasa
nyeri.
• Untuk itu perawat harus benar-benar
mengerti tentang manajemen nyeri
sehingga penanganan nyeri dapat
berhasil. 7
• Perawat memegang peran tanggung
PENGERTIAN

8
PENGERTIAN NYERI
• Virginia Bruks
• Wolf/Weitzel/Fuerst
• Internasional Association For The
Study Of Pain, 1986
• Mc. Laffery Dan Boebe's 1989
• Engel
• Banica, Melzack

9
Virginia Bruks
• Adalah persepsi sensorik dari
rangsangan psikis maupun
lingkungan yang
diinterprestasikan oleh otak
yang menimbulkan reaksi
terhadap rangsangan tersebut
10
Wolf / Weitzel / Fuerst

• Adalah suatu perasaan


menderita fisik dan mental,
atau perasaan nyeri yang
biasanya menimbulkan
ketegangan / menjadi siksaan
pada yang mengalaminya

11
Internasional Association For The
Study Of Pain, 1986
• Adalah pengalaman sensorik
yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang
muncul dari kerusakan jaringan
actual / potensial

12
Mc. Laffery Dan Boebe's 1989

• Nyeri sebagai apapun


pengalaman yang dikatakan
seorang tentang itu, yang
terjadi adalah apapun yang
dikatakannya

13
Engel

• Diakibatkan oleh persepsi jiwa


yang nyata, ancaman / fantasi
luka

14
Banica, Melzack

• Nyeri adalah pengalaman


sangat subyektif pribadi,
dipengaruhi pendidikan,
budaya, makna situasi dan
aktifitas kognitif

15
KESIMPULAN
• Nyeri :
1.Ketidaknyamanan yang
meningkat 2.Sensasinya sangat
subyektif
3.Menimbulkan gangguan dan
perubahan aktifitas fisik, psikis
yang meliputi emosi pola pikir dsb
16
RASA NYAMAN
Suatu keadaan yang membuat Perasaan
menjadi lebih nyaman, lebih menyenangkan
dan keadaan menjadi lebih baik

RASA TIDAK NYAMAN


Suatu pernyataan individu yang Mengalami
sensasi tidak menyenangkan dalam merespon
stimulus yang berlebihan
18
Teori-Teori Tentang Nyeri
Ada 4 teori yang berusaha menjelaskan
bagaiman nyeri itu timbul dan terasa,
yaitu :
1. Teori Spesifik ( Teori Pemisahan)
2. Teori Pola (Pattern)
3. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control)
4. Teori Transmisi dan Inhibisi.

19
1. Teori Spesifik ( Teori Pemisahan)
• Teori yang mengemukakan bahwa
reseptor dikhususkan untuk menerima
suatu stimulus yang spesifik, yang
selanjutnya dihantarkan melalui serabut
A delta dan serabut C di perifer dan
traktus spinothalamikus di medulla
spinalis menuju ke pusat nyeri di
thalamus.
• Teori ini tidak mengemukakan 20
komponen psikologis..
1. Teori Spesifik ( Teori Pemisahan)
• Menurut teorilanjutan
ini rangsangan sakit
masuk ke medula spinalis (spinal
cord) melalui kornu dorsalis yang
bersinaps di daerah posterior.
• Kemudian naik ke tractus lissur dan
menyilang di garis median ke sisi
lainnya dan berakhir di korteks
sensoris tempat rangsangan nyeri
tersebut diteruskan. 21
2. Teori Pola (Pattern)
• Teori ini menyatakan bahwa elemen utama
pada nyeri adalah pola informasi sensoris.
• Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya
suatu stimulus timbul pada tingkat saraf
perifer dan stimulus tertentu menimbulkan
pola aksi potensial tertentu.
• Rangsangan nyeri masuk melalui akar
ganglion dorsal ke medulla spinalis dan
merangsang aktivitas sel. 22
2. Teori Pola (Pattern) lanjutan
• Hal ini mengakibatkan suatu respons yang
merangsang ke bagian yang lebih tinggi,
yaitu korteks serebri serta kontraksi
menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi
sehingga menimbulkan nyeri.
• Persepsi dipengaruhi olch modalitas respons
dari reaksi sel.tu.
• Pola aksi potensial untuk nyeri berbeda
dengan pola untuk rasa sentuhan. 23
3. Teori Kontrol Gerbang (Gate
• Dikemukakan Control)
oleh Melzak & Wall
(1982) yaitu suatu mekanisme dalam
spinal cord yang bertindak sebagai
sebuah pintu yang membuka dan
menutup transmisi impuls nyeri ke
otak.Tempat tersebut merupakan suatu
area dalam spinal cord yang disebut
Substansia Gelatinosa.
• Dalam substansia Gelatinosa terbentuk
sinap pada cornu posterior medulla
spinalis dari serabut syaraf tebal dan
tipis 24
3. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control) lanjutan
• Rangsangan pada serabut Tebal
mengakibatkan pintu dalam Substansia
Gelatinosa tertutup, sehingga
mekanisme aktivitas cell T dihambat
dan rangsangan nyeri terhambat
• Rangsangan pada serabut tipis
mengakibatkan pintu dalam Substansia
Gelatinosa terbuka sehingga
mengakibatkan terjadinya aktivitas cell
T yang menginformasikan rangsangan
nyeri ke otak
25
26
4. Teori Transmisi dan Inhibisi
• Adanya stimulus pada nociceptor
memulai transmisi impuls-impuls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri
menjadi efektif oleh neurotransmiter
yang spesifik.
• Kemudian, inhibisi impuls nyeri
menjadi efektif oleh impuls-impuls pada
serabut-serabut besar yang memblok
impuls-impuls pada serabut lamban
dan endogen opiate sistem supresif. 27
28
FUNGSI NYERI
• Fungsi Protektif
• Fungsi Tanda Bahaya

29
Fungsi Protektif

• Untuk menghindarkan tubuh


dari ancaman bahaya dari luar
tubuh

30
Fungsi Tanda Bahaya
• Fungsi ini menyebabkan seseorang
mencari bantuan tenaga kesehatan,
seperti penyakit arthiritis, sakit
kepala, angina atau yang lain.
• Individu yg tidak dapat merasakan
respon nyeri karena kehilangan
sensasi ( cedera medula spinal ) atau
faktor lain ( genetik ) rentan terhadap
cedera atau penyakit yang lebih besar 31
32
Fisiologi Nyeri
• Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang
berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri.
• Organ tubuh yang berperan sebagai
reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya
terhadap stimulus kuat yang secara
potensial merusak.
• Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor,
secara anatomis reseptor nyeri
33
Fisiologi Nyeri lanjutan
• Berdasarkan letaknya, nosireseptor
dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagaian tubuh yaitu pada :
1. Kulit (Kutaneus)
2. Somatik dalam (deep somatic)
3. Daerah viseral
• Karena letaknya yang berbeda-beda
inilah, nyeri yang timbul juga memiliki
sensasi yang berbeda. 34
Fisiologi Nyeri lanjutan
• Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit
dan sub kutan, nyeri yang berasal dari
daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi
dan didefinisikan.
• Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi
dalam dua komponen yaitu :
1. Reseptor A delta
2. Serabut C
35
1. Reseptor A delta
• Merupakan serabut komponen
cepat (kecepatan tranmisi 6-30
m/det) yang memungkinkan
timbulnya nyeri tajam yang akan
cepat hilang apabila penyebab
nyeri dihilangkan

36
2. Serabut C

• Merupakan serabut komponen


lambat (kecepatan tranmisi 0,5
m/det) yang terdapat pada
daerah yang lebih dalam, nyeri
biasanya bersifat tumpul dan
sulit dilokalisasi

37
38
Struktur Reseptor Nyeri Somatik
• Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi
reseptor nyeri yang terdapat pada :
1. Tulang,
2. Pembuluh darah,
3. Syaraf,
4. Otot,
5. Jaringan penyangga lainnya.
• Karena struktur reseptornya komplek, nyeri
yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan
sulit dilokalisasi.
39
Reseptor Viseral,
• Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor
viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral
seperti
1. Jantung,
2. Hati,
3. Usus,
4. Ginjal dan sebagainya.
• Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya
tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi
sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan
inflamasi. 40
41
42
43
44
45
TIPE-TIPE NYERI

• Menurut Mc Caffery, Boebe,


1989
• Menurut Sifatnya
• Type Nyeri Lainnya
• Menurut Tempatnya
• Jenis Nyeri
46
Menurut Mc Caffery, Boebe, 1989
Ada 3 kategori mayor :
• Nyeri akut  terjadi segera setelah cedera /
operasi dan biasanya waktunya dapat
diperkirakan
• Nyeri akut kronik  terjadi selama
sepanjang hari pada beberapa periode.
contoh : kanker, cedera spinal cord nyeri
luka bakar
• Nyeri benigna kronik  nyeri persisten
yang terjadi berulang dalam periode bulan /
tahun. Contoh : nyeri punggung nyeri47
Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronik

Tujuan / Memperingatkan adanya cedera Tidak ada


keuntungan atau masalah

Awitan Mendadak Terus menerus atau


intermiten
Intensitas Ringan sampai berat Ringan sampai berat

Durasi Durasi singkat ( dari beberapa Durasi lama ( 6 bulan


detik sampai 6 bulan ) atau lebih)

Respon  Konsistensi dengan respon • Tidak terdapat respon


otonom stress simpatis • Otonom
 Frekkuensi jantung
 Volume darah
 Dilatasi pupil
 Tegangan otot
 Motilitas gastrointestinal
 Aliaran saliva (mulut kering)
48
Karakteristi Nyeri akut Nyeri kronik
k
Komponen Ansietas  Depresi
psikologis  Mudah marah
 Menarik diri dari
minat dunia luar
 Menarik diri dari
persahabatan
Respons  Tidur Terganggu
jenis lainnya  Libido
 Napsu Makan
Contoh Nyeri bedah, trauma Nyeri kanker,
arteritis, neuralgia
trigemintal
49
Menurut Tempat
1. Periperal pain :
a. Superfisial pain (nyeri permukaan) kulit, mukosa 
nyeri tajam, lokal jelas
b. Deep pain (nyeri dalam)  viscera  viscera pain
c. Reffered pain (nyeri alihan)  nyeri dalam yang
disebabkan karena penyakit organ / struktur dalam tubuh
(vertebra, viscera, otot) yang ditransmisikan kebagian
tubuh di daerah yang jauh / berbeda  yang bukan asal
nyeri
2. Central pain
Nyeri ini terjadi karena perangsangan pada SSP: spinal
cord, batak otak, talamus dll
3. Psychooenik pain (nyeri psikogenik)
Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab organik tapi akibat
50
trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.
Type Nyeri Lainnya
1. Intractable pain :
Nyeri yang resisten terhadap pengobatan.
Misalnyalnya : nyeri pada arthritis.
2. Phantom pain :
Nyeri yg dirasakan pada bagian tubuh yang
sebenarnya bagian tubuh tersebut sudah tidak ada.
Misalnya : amputasi kaki.
3. Radiating pain :
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya dan
meluas ke jaringan sekitarnya. Misalnya : cardiac
pain :  bisa dirasakan menyebar ke bahu kiri &
turun ke lengan kiri 51
Menurut Sifatnya
1. Insidentil
Nyeri timbul sewaktu2 lalu menghilang
2. Steady
Nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam
waktu yang lama misalnya : abces, ulcus,
ventriculi.
3. Paroxymal
nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat
sekali dan biasanya menetap  10-15' lalu
hilang kemudian bisa timbul lagi. 52
Jenis Nyeri
• Nyeri Neuropatik
• Nyeri Setelah Pembedahan.
• Nyeri Karena Kanker.
• Nyeri Yang Berhubungan dgn Kelainan
Psikis

53
Nyeri Neuropatik
• Nyeri neuropatik disebabkan oleh suatu kelainan di
sepanjang suatu jalur saraf  akan mengganggu
sinyal saraf, yg kemudian akan diartikan secara
salah oleh otak.
• Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit
dalam / rasa terbakar & rasa lainnya (misalnya
hipersensitivitas terhadap sentuhan).
• Infeksi (misalnya herpes zoster) bisa menyebabkan
peradangan pada saraf  neuralgia post-herpetik.
• Neuralgia post-herpetik merupakan rasa terbakar
yang menahun dan terus menerus dirasakan di
daerah yang terinfeksi oleh virus. 54
Nyeri Neuropatik lanjutan
• Distrofi refleks simpatis merupakan jenis nyeri
neuropatik dimana nyeri disertai oleh pembengkakan
dan berkeringat atau oleh perubahan pada aliran darah
lokal atau perubahan di dalam jaringan (misalnya atrofi
atau osteoporosis).
• Kekakuan (kontraktur) sendi menyebabkan sendi tidak
dapat ditekuk atau diluruskan secara sempurna.
• Kausalgia merupakan nyeri yang terjadi setelah suatu
cedera atau penyakit pada saraf utama.
• Kausalgia menyebabkan nyeri terbakar yang hebat
disertai dengan pembengkakan, berkeringat, perubahan
aliran darah dan efek lainnya.
• Distrofi refleks simpatis maupun kausalgia diobati
dengan cara menghambat saraf secara khusus
55
(penghambatan saraf simpatis).
Nyeri Neuropatik lanjutan
• Salah satu contoh dr nyeri neuropatik :
phantom limb pain, dimana seseorang yang
lengan atau tungkainya telah diamputasi
merasakan nyeri pada lengan atau tungkai
yang sudah tidak ada.
• Nyeri bukan berasal dari sesuatu di dalam
anggota gerak, tetapi berasal dari saraf
diatas anggota gerak yang telah
diamputasi.
• Otak salah mengartikan sinyal saraf ini,
56
yaitu berasal dari anggota gerak yang
Nyeri Setelah Pembedahan.
• Hampir setiap orang merasakan nyeri setelah menjalani
pembedahan.
• Nyerinya bisa menetap dan hilang-timbul, semakin
memburuk jika penderita bergerak, batuk, tertawa atau
menarik nafas dalam atau ketika perban pembungkus luka
diganti.
• Setelah pembedahan biasanya diberikan obat pereda nyeri
opioid (narkotik). Obat ini paling efektif jika diminum
beberapa jam sebelum nyeri semakin hebat. Jika nyeri
semakin memburuk, penderita harus melakukan aktivitas
atau perban luka operasi akan diganti, maka dosisnya bisa
ditingkatkan atau ditambah dengan obat lainnya.
• Opiod menimbulkan efek samping berupa mual, ngantuk
dan linglung. Bila nyeri berkurang, sebaiknya dosis
diturunkan dan diganti dengan obat pereda nyeri non-opioid
57
(misalnya asetaminofen).
Nyeri Karena Kanker
• Terjadinya nyeri karena kanker bisa melalui
beberapa cara. Tumor tumbuh ke dalam tulang,
saraf dan organ lainnya dan menyebabkan rasa
tidak nyaman atau nyeri hebat yang tak
tertahankan.
• Beberapa pengobatan kanker (misalnya
pembedahan dan terapi penyinaran) juga bisa
menyebabkan nyeri.
• Cara terbaik untuk menghilangkan nyeri karena
kanker adalah mengobati kankernya.
• Nyeri akan berkurang jika tumor diangkat
melalui pembedahan atau diperkecil ukurannya
melalui penyinaran. Tetapi biasanya diperlukan
58
Nyeri Karena Kanker 2
• Biasanya diberikan obat non-opioid seperti asetaminofen
atau obat anti peradangan non-steroid. Jika obat tersebut
tidak berhasil mengatasi nyeri, bisa diberikan pereda nyeri
opioid.
• Opioid diberikan dalam sediaan per-oral (ditelan). Jika
penderita tidak dapat mentolerir obat per-oral, maka
opioid diberikan melalui jalan lain (misalnya melalui kulit
atau vena). Suntikan diberikan setiap beberapa jam atau
obat dimasukkan melalui selang infus yang terpasang.
Lama-lama penderita akan memerlukan dosis opioid yang
lebih tinggi karena kanker tumbuh lebih besar atau karena
terjadi toleransi. Penderita tidak perlu takut bahwa obat
ini tidak manjur lagi atau menjadi ketagihan.
• Jika kanker telah berhasil diatasi, sebagian besar
penderita mampu menghentikan pemakaian opioid tanpa
kesulitan yang berarti. Jika kanker tidak dapat diobati, 59

sangat penting untuk membebaskan pasien dari rasa nyeri.


Nyeri yang Berhubungan dgn Kelainan
Nyeri biasanya disebabkan oleh penyakit,
•Psikis
sehingga dokter akan mencari penyebab
yang bisa diobati.
• Beberapa penderita memiliki nyeri yang
menetap tanpa adanya penyakit yang bisa
menimbulkan nyeri.
• Nyeri yang dirasakan terutama berasal
dari penyebab psikogenik atau disebabkan
oleh suatu kelainan fisik, yang bertambah
hebat selama penderita mengalami stres
psikis. 60
Nyeri yang Berhubungan dgn Kelainan
•Psikis
Proses-proses psikis seringkali
menimbulkan keluhan nyeri.
• Sebagian besar manifestasi nyeri akibat
masalah psikis adalah berupa sakit kepala,
nyeri punggung bagian bawah, nyeri
wajah, nyeri perut atau nyeri panggul.
• Nyeri psikogenik kadang perlu ditangani
oleh seorang ahli jiwa, dengan
menitikberatkan pengobatan pada
rehabilitasi dan terapi psikis. Bisa juga
diberikan obat-obatan untuk meredakan 61

nyeri.
Jenis Nyeri Yang Lainnya
• Beberapa penyakit, seperti AIDS, dapat
menyebabkan nyeri sehebat nyeri karena kanker.
Pengobatan terhadap nyeri yang berhubungan
dengan penyakit ini serupa dengan pengobatan
untuk kanker.
• Artritis, baik karena osteoartritis maupun karena
penyakit tertentu (misalnya artritis rematoid)
merupakan penyakit yang paling sering
menyebabkan nyeri. Untuk mengatasinya bisa
diberikan obat-obatan atau melakukan latihan-
latihan tertentu.
• Suatu nyeri dikatakan idiopatik jika penyebabnya 62
tidak diketahui, dan tidak ditemukan bukti-bukti
63
Antara stimulus cedera jaringan dan
pengalaman subjektif nyeri terdapat
empat proses tersendiri yaitu:
• 1. Transduksi nyeri,
• 2. Transmisi nyeri,
• 3. Modulasi nyeri,
• 4. Persepsi nyeri.

64
1. Transduksi Nyeri
• Proses rangsangan yang
mengganggu sehingga
menimbulkan aktivitas listrik di
reseptor nyeri.

65
2. Transmisi nyeri
• Melibatkan proses penyaluran
impuls nyeri dari tempat
transduksi melewati saraf perifer
sampai ke terminal di medulla
spinalis dan jaringan neuron-
neuron pemancar yang naik dari
medulla spinalis ke otak
66
3. Modulasi nyeri
• Modulasi nyeri melibatkan aktivitas
saraf melalui jalur-jalur saraf
desendens dari otak yang dapat
mempengaruhi transmisi nyeri
setinggi medulla spinalis.
• Modulasi juga melibatkan faktor-
faktor kimia yang menimbulkan atau
meningkatkan aktivitas di reseptor
nyeri aferen primer 67
4. Persepsi Nyeri
• Pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapun
juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri
oleh saraf
• Proses impuls nyeri yang ditransmisikan hingga
menimbulkan perasaan subyektif dari nyeri sama
sekali belum jelas, bahkan struktur otak yang
menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas.
• Sangat disayangkan karena nyeri secara
mendasar merupakan pengalaman subyektif
sehingga tidak terhindarkan keterbatasan untuk
memahaminya 68
Ada tiga tingkatan tempat informasi saraf yang
dapat dimodifikasi sebagai respon terhadap nyeri
yaitu :
• 1. Luas dan durasi respon terhadap stimulus
nyeri di sumbernya dapat dimodifikasi,
• 2. Perubahan kimiawi dapat terjadi di dalam
setiap neuron atau bahkan dapat
menyebabkan perubahan pada karakteristik
anatomi neuron-neuron di sepanjang jalur
penghantar nyeri,
• 3.Pemanjangan stimulus dapat menyebabkan
modulasi neurotransmitter yng mengendalikan
arus informasi dari neuron ke reseptornya 69
• Fenomena nyeri timbul karena
adanya kemampuan system
saraf untuk mengubah
berbagai stimuli mekanik,
kimia, termal, elektris menjadi
potensial aksi yang dijalarkan
ke system saraf pusat

70
Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam
• 1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi,
yaitu nyeri yang timbul akibat adanya
stimulus mekanis terhadap nosiseptor.
• 2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul
akibat disfungsi primer pada system saraf
• 3. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan
patologik tidak dapat ditemukan.
• 4. Nyeri psikologik

71
Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada
yang sering dipakai dalam istilah nyeri
osteoneuromuskuler, yaitu

• 1. Nociceptor mechanism.
• 2. Nerve or root compression.
• 3. Trauma ( deafferentation pain ).
• 4. Inappropiate function in the control
of muscle contraction.
• 5. Psychosomatic mechanism.

72
73
• Interpretasi skala nyeri adalah gambaran tentang
seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu,
pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas
yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda.
• Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif
yang paling mungkin adalah menggunakan respon
fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
• Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri
itu sendiri
74
• Karakteristik paling subyektif pada nyeri
adalah tingkat keparahan atau intensitas
nyeri tersebut.
• Klien seringkali diminta untuk
mendeskripsikan nyeri sebagai yang
ringan, sedang atau parah.
• Namun, makna istilah-istilah ini berbeda
bagi perawat dan klien.
• Dari waktu ke waktu informasi jenis ini
juga sulit untuk dipastikan.
75
Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002)

• 1. Skala intensitas nyeri deskriptif


• 2. Skala identitas nyeri numerik
• 3. Skala analog visual

76
1. Skala intensitas nyeri deskriptif
• Skala deskritif merupakan alat pengukuran
tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif.
• Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor
Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang
terdiri dari tiga sampai lima kata
pendeskripsi yang tersusun dengan jarak
yang sama di sepanjang garis.
• Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa
nyeri” sampai “nyeri yang tidak
tertahankan”. 77
1. Skala intensitas nyeri deskriptif lanjut
• Perawat menunjukkan klien skala tersebut
dan meminta klien untuk memilih intensitas
nyeri trbaru yang ia rasakan.
• Perawat juga menanyakan seberapa jauh
nyeri terasa paling menyakitkan dan
seberapa jauh nyeri terasa paling tidak
menyakitkan.
• Alat VDS ini memungkinkan klien memilih
sebuah kategori untuk mendeskripsikan
nyeri 78
1. Skala intensitas nyeri deskriptif

79
2. Skala identitas nyeri numerik
• Skala penilaian numerik (Numerical rating
scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti
alat pendeskripsi kata.
• Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan
menggunakan skala 0-10.
• Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi
terapeutik.
• Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri,
maka direkomendasikan patokan 10 cm
(AHCPR, 1992). 80
2. Skala identitas nyeri numerik

81
3. Skala analog visual
• Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak
melebel subdivisi.
• VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili
intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi
verbal pada setiap ujungnya.
• Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk
mengidentifikasi keparahan nyeri.
• VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri
yang lebih sensitif karena klien dapat
mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada
dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter,
82
2005).
3. Skala analog visual

83
• Keterangan :
• 0 : Tidak nyeri
• 1-3: Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan baik.
• 4-6: Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan
baik.
• 7-9: Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak
dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap
tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang dan distraksi
• 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
84
Menurut Wong-Bakers :

85
86
• Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut
mudah digunakan dan tidak mengkomsumsi banyak
waktu saat klien melengkapinya.
• Apabila klien dapat membaca dan memahami skala,
maka deskripsi nyeri akan lebih akurat.
• Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya
mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga,
mengevaluasi perubahan kondisi klien.
• Perawat dapat menggunakan setelah terapi atau saat
gejala menjadi lebih memburuk atau menilai apakah
nyeri mengalami penurunan atau peningkatan
(Potter, 2005).
87
4. Persepsi Nyeri
• Persepsi, Proses impuls nyeri yang
ditransmisikan hingga menimbulkan
perasaan subyektif dari nyeri sama
sekali belum jelas. bahkan struktur otak
yang menimbulkan persepsi tersebut
juga tidak jelas. Sangat disayangkan
karena nyeri secara mendasar
merupakan pengalaman subyektif
sehingga tidak terhindarkan
keterbatasan untuk memahaminya 88
Mekanisme Dan Fisiologi Nyeri
• Penyampaian rangsangan2 rasa
nyeri tubuh tidak mempunyai
organ2 / sel2 rasa sakit yang khusus
 suatu jalinan yang rumit dari
ujung2 saraf bebas menerima
rangsangan2 yang menimbulkan
sakit.
• Ujung2 saraf itu banyak tersebar
dalam lapisan2 kulit dan dalam
jaringan tertentu yang terletak 89
Pada dasarnya terdapst 3 stimulus nyeri :
1. Mekanisme  diterima oleh
reseptor nyeri mekano sensitif.
2. Panas dan dingin  diterima
oleh reseptor nyeri thermo
sensitif
3. Kimia  diterima oleh reseptor
nyeri chemo sensitif

90
Serabut Saraf Yg Menghantarkan Rangsangan
Nyeri
• Serabut type Delta A
• Serabut tipe C

91
Serabut type Delta A
• Mengirim sinyal relatif cepat : 12-30
m/s, bermielin, halus dengan garis
tengah: 2-5 mm, membawa rangsangan
nyeri yang menusuk.
• Serabut ini berakhir dikornudorsalis
substansia grisea medula spinalis di
dalam lamina 1.

92
Serabut tipe C
• Yang membawa rangsangan nyeri
terbakar dan tumpul, relatif lebih lambat
daya hantarnya : 0,5 - 2 m/s tak
bermielin dengan diameter :0,4 - 1,2 mm.
• Serabut ini berakhir di kornu dorsalis
subtansia grisea medula spinalis didalam
lumina IV dan V.

93
• Kadang2 nyeri mendadak dihantarkan
melalui kedua syaraf bersamaan shg sensasi
nyeri dirasakan lebih sakit / nyeri.
• Serabut nyeri afferen melalui radixs
posterior kemudian / 1-2 segmen menuju
terminal neuron pada cornu posterior
substasia gelatinosa.
• Sebelum mencapai traktus spinotalamic,
rangsangan ini melewati neuron2 yg
merupakan serabut panjang pd medula
spinalis , melalui traktus ini impuls
dihantarkan ke otak 94
Di dalam otak serabut-serabut ini disalurkan ke
:
• Serabut nyeri menusuk berakhir pada ventro
basal thalamus kemudian kebagian thalamus
yang lain, yang membawa rangsang ke cortex
cerebri pada pusat sensorik dan motorik.
• Serabut nyeri terbakar berakhir pada area
retikulair otak dan intra laminar nuclei
thalamus.
• Kedua daerah ini membentuk sistema
aktivitas reticulair sistem ini membawa impuls
ke otak dan mengaktivkan sistem syaraf 
dapat menafsirkan nyeri. 95
Type Stimulus Nyeri
Type rangsangan Dasar fisiologis
Mekanis
• Trauma jaringan tubuh  • Kerusakan jaringan iritasi langsung pada reseptor
pembedahan nyeri, peradang annya
• Perubahan dalam jar misalnya : • Penekanan pada reseptor nyeri
oedema
• Sumbatan pada saluran2 tubuh • istensi lumen saluran
• Kejang otot • Rangsangan pada reseptor nyeri
• Tumor • Penekanan pada reseptor nyeri, iritasi pada ujung2
syaraf
Thermis
Panas/dingin yang b'lebihan Kerusakan jar merangsang thermosensitif reseptor
misalnya : luka bakar nyeri
Kimia
• Iskemia jar misalnya : sumbatan • Rangsangan pada reseptor nyeri karena
arteri koroner tertumpuknya sam laktat / bradikinin di jaringan
• Kejang otot • Sekunder dari rangsangan mekanis menyebabkan
iskemia jaringan
96
97
Penyebab Rasa Nyeri
• Trauma
• Neoplasma
• Peradangan
• Trauma psikologis
• Gangguan sirkulasi darah dan
kelainan pembuluh darah

98
99
Trauma
1. Trauma mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung - ujung saraf bebas
mengalami kerusakan. Misalnya : benturan, gesekan,
luka dll
2. Trauma thermis
Rasa nyeri timbul akibat ujung2 saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas dan dingin. Misalnya : panas, air
dll
3. Trauma chemis
Misalnya : tersentuh asam atau basa kuat
4. Trauma elektrik
Karena pengaruh aliran listrik yg kuat mengenal reseptor
rasa nyeri akibat kekejang otot dan kerusakan  listrik
100
Neoplasma
1. Neoplasma Jinak
Nyeri karena tekanan pada ujung
syaraf reseptor nyeri.
2. Neoplasma Ganas
Nyeri akibat terjadinya kerusakan
jaringan yang mengandung reseptor
nyeri dan juga karena tarikan, jepitan
dan metastase.
101
Peradangan
• Nyeri terjadi karena kerusakan ujung2
syaraf reseptor akibat adanya peradangan
atau terjepit oleh pembengkakan.
Misalnya : Abses, pleuritis dll

102
Trauma Psikologis
• Kepercayaan bahwa nyeri tidak
berbahaya adalah tidak benar, karena
dalam kenyataannya nyeri yang hebat
pada nyeri akut dapat menimbulkan
komplikasi.

103
Gangguan sirkulasi darah dan kelainan
pembuluh darah
• Volume darah pada vaskuler
menurun akan meningkatkan
metabolisme an aerob yang
menghasilkan asam laktat sehingga
terjadi iritasi pada nociceptor
sehingga perambatan rangsangan
nyeri secara beruntun.
104
105
KOMPLIKASI NYERI
• Sistem Pernafasan
• Sistem Kardiovaskuler
• Sistem Pencernaan
• Sistem Perkemihan
• Sistem Syaraf Pusat
• Sistem Endocrine

106
Sistem Pernafasan
•  Volume Tidal
•  Fungsi Kapasitas Residual
•  Kemampuan untuk Batuk
• Tertahannya Sputum di dalam Paru -
paru
• Terjadi Infeksi
• Atelektasis
•  PO2 Dan  PCO2
107
Sistem Kardiovaskuler
• Takikardia
• Hypertensi
•  Pekerjaan jantung
•  Hambatan pada pembuluh darah
perifer
•  Konsumsi O2
• Miocard infark / Miocard ischemia

108
Sistem Pencernaan
• Menurun motilitas / Peristaltik usus

109
Sistem Perkemihan
• Terjadi hambatan pengeluaraan air
kemih

110
Sistem Syaraf Pusat
• Menimbulkan rasa cemas & tdk dapat
tidur

111
Sistem Endocrine
•  hormon aldosteron, ADH, cortisol dan
katekolamin akan menghambat natrium
dan H2O dan hyperglycemia

112
113
Persepsi Nyeri
• Persepsi individu terhadap nyeri
tergantung pada 2 faktor :
1. Faktor fisiologi
2. Faktor psikososial

114
Faktor Fisiologi
• Rangsangan nyeri yang diterima oleh
nociceptor melalui tulang belakang dan
naik ke spinotalamik lateral kemudian
ke medula, pons dan mesensepalon
selanjutnya rangsangan tersebut dibawa
ke serebrum sehingga individu
menyadari akan adanya nyeri,
lokasinya, jenisnya dan intensitasnya.

115
Faktor Fisiologi
• Gate Control Theory
• Efek Opium yang diproduksi
Tubuh

116
Gate Control Theory
• Melzacka dan Wall (1965) :
– Serabut syaraf tebal dan tipis membentuk
sinap
– pada corn posterior medula spinalis di
subtansia gelatinosa  yang berfungsi sebagai
pintu gerbang rangsangan yang mencapai
otak
– Bila rangsangan yang melalui serabut yang
tebal / banyak, maka pintu gerbang menutup,
misalnya : panas, dingin, raba
– Serabut tipis menghantarkan rangsangan 117
nyeri, diterima otak, bila pintu gerbang
Efek Opium yang diproduksi
• Tubuhdalam beradaptasi terhadap
Tubuh  opium  regulator
nyeri  nyeri lebih ringan.
• Jenis opiom : enhephalins, endorphins, dynorphins 
Hipotalamus
• Disamping itu terdapat :
1. Sistem limbik (sistem yang berfungsi mengontol respon
dan emosi dan kemampuan mengatasi nyeri)
2. Kelenjar adrenal
3. Gastrointestinal
4. Otak tengah
5. SSP
6. Kelenjar pituitari
118
Faktor Psikososial
Keluarga &
Dukungan Usia
Gaya sosial
koping

Pengalaman
Jenis
terdahulu
Pengalaman nyeri kelamin

culture
Ansietas

Makna
Perhatian nyeri
KDM I-PSIK UNEJ 119
Usia
• Anak belum bisa mengungkapkan nyeri,
sehingga perawat harus mengkaji respon
nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang
melaporkan nyeri jika sudah patologis dan
mengalami kerusakan fungsi.
• Pada lansia cenderung memendam nyeri
yang dialami, karena mereka mengangnggap
nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani
dan mereka takut kalau mengalami penyakit
berat atau meninggal jika nyeri
120
diperiksakan
Jenis Kelamin
• Gill (1990) mengungkapkan laki-
laki dan wanita tidak berbeda
secara signifikan dalam merespon
nyeri, justru lebih dipengaruhi
faktor budaya (ex: tidak pantas
kalo laki-laki mengeluh nyeri,
wanita boleh mengeluh nyeri).
121
Kultur
• Orang belajar dari budayanya,
bagaimana seharusnya mereka
berespon terhadap nyeri misalnya
seperti suatu daerah menganut
kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat
yang harus diterima karena mereka
melakukan kesalahan, jadi mereka
tidak mengeluh jika ada nyeri.
122
Makna nyeri

• Berhubungan dengan bagaimana


pengalaman seseorang terhadap
nyeri dan dan bagaimana
mengatasinya.

123
Perhatian
• Tingkat seorang klien memfokuskan
perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri.
• Menurut Gill (1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang
meningkat, sedangkan upaya distraksi
dihubungkan dengan respon nyeri yang
menurun.
• Tehnik relaksasi, guided imagery
merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri. 124
Ansietas

• Cemas meningkatkan persepsi


terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas

125
Pengalaman masa lalu
• Seseorang yang pernah berhasil
mengatasi nyeri dimasa lampau, dan
saat ini nyeri yang sama timbul, maka
ia akan lebih mudah mengatasi
nyerinya.
• Mudah tidaknya seseorang mengatasi
nyeri tergantung pengalaman di masa
lalu dalam mengatasi nyeri.
126
Pola koping

• Pola koping adaptif akan


mempermudah seseorang
mengatasi nyeri dan sebaliknya
pola koping yang maladaptive akan
menyulitkan seseorang mengatasi
nyeri.

127
Support keluarga dan sosial
• Individu yang mengalami nyeri
seringkali bergantung kepada
anggota keluarga atau teman dekat
untuk memperoleh dukungan dan
perlindungan

128
Respon Individu Terhadap Rasa Nyeri
• Respon Fisiologi
• Respon Fisik / Perilaku
• Respon Psikologis

129
Respon Fisiologi
• Tergantung dari kekuatannya
(intensitasnya) dan durasi nyeri
1. Tahap activition (aktivitas)
2. Tahap rebound (pemantulan)
3. Tahap adaptation (adaptasi)

130
1. Tahap Activition
• Tahap aktivitas  dimulai saat pertama individu
menerima rangsangan nyeri sampai tubuh beraksi
terhadap nyeri
– Respon simpato – adrenal : denyut nadi ,
tekanan darah, pernafasan , berkeringat
banyak, mual dan muntah, pucat, dilatasi
bronchial, glikogenolisis, pelepasan eritrosit dari
limpa.
– Respon muskuler : tensi otot naik, otot kaku,
menggeliat sakit, mengambil posisi tertentu,
imobilisasi, mengusap daerah yang nyeri.
– Respon emosional : bergejolak, mudah
tersinggung, perubahan tingkah laku, berteriak,
menangis, diam, kewaspadaan  131
2. Tahap Rebound ( Pemantulan )
• Nyeri sangat hebat tetapi singkat
yang bekerja sistem saraf
parasimpatis  berlawanan dengan
tahap aktivitas.

132
3. Tahap Adaptation
• Saat nyeri berlangsung lama tubuh mencoba
untuk beradaptasi melalui peran endorphins
• Reaksi adaptasi tubuh ini terhadap nyeri
dapat berlangsung beberapa jauh / beberapa
hari.
• Bila nyeri berkepanjangan maka akan 
sekresi norepriheprin sehingga individu
merasa tidak berdaya, tidak berharga dan
lesu.
• Medikasi dengan pemberian analgetik /
narkotika berfungsi membendung reseptor
noreprinepin dan serotonin di SSP sehingga133
Respon Fisik / Perilaku
• Menggigit bibir
• Menggertakan gigi
• Expresi wajah :
a. Mengeruntukan wajah
b. Mengeryitkan alis

134
135
Respon Psikologis
• Fear
• Anxiety
• Depression

136
137
PENGOBATAN NYERI

1. Intervensi Non Invasif


a. Non Farmakologik intervention
b. Farmakologi Intervention
2. Interversi Invasif
a. Pembedahan
b. Memblok Serabut Saraf

138
b. Farmakologi Intervention
1) Pemberian Obat
2) Anestesi Lokal dan Topikal
3) Pengobatan Nyeri Tanpa Obat
4) Plasebo

139
a. Non Farmakologik intervention
1) Teknik behavioral (abad ke-19)
2) Membina hubungan terapeutik
3) Sentuhan terapeutik
4) Kompres Panas atau Dingin
5) Pemijatan
6) Stimulasi kutaneus
7) Hypnosis
8) Musik
9) Acupressure
10) Ultrasonik
11) Dukungan psikis 140
Analgesics
• Obat golongan analgesik akan merubah
persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan
mendepresi Sistem Saraf Pusat pada
Thalamus dan Korteks Cerebri.
• Analgesik akan lebih efektif diberikan
sebelum klien merasakan nyeri yang berat
dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
• Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan
untuk diberikan secara teratur dengan
interval, seperti setiap 4 jam setelah
pembedahan.
1) Pemberian Obat
• Beberapa jenis analgetik (obat pereda nyeri)
bisa membantu mengurangi nyeri. Obat ini
digolongkan ke dalam 3 kelompok:
a) Analgetik opioid (narkotik)
b) Analgetik non-opioid
c) Analgetik ajuvan.
• Analgetik opioid merupakan pereda nyeri
yang paling kuat dan sangat efektif untuk
mengatasi nyeri yang hebat.
143
a) Analgetik Opioid (Narkotik)
• Obat ini bekerja di pusat
• Narkotik menghilangkan nyeri
dengan merubah aspek emosional
dari pengalaman nyeri (misal :
persepsi nyeri).
• Perubahan mood dan perilaku dan
perasaan sehat membuat seseorang
merasa lebih nyaman meskipun
nyerinya masih timbul. 144
Analgetik Opioid (Narkotik) lanjutan...
• Secara kimia analgetik opioid berhubungan
dengan morfin.
• Morfin merupakan bahan alami yang disarikan
dari opium, walaupun ada yang berasal dari
tumbuhan lain dan sebagian lainnya dibuat di
laboratorium.
• Analgetik opioid sangat efektif dalam mengurangi
rasa nyeri namun mempunyai beberapa efek
samping.
• Semakin lama pemakai obat ini akan
membutuhkan dosis yang lebih tinggi.
• Selain itu sebelum pemakaian jangka panjang
dihentikan, dosisnya harus dikurangi secara 145
bertahap, untuk mengurangi gejala-gejala putus
Analgetik Opioid (Narkotik) lanjut an...
• Berbagai kelebihan & kekurang dari analgetik
opiod:
1. Morfin, merupakan prototipe dari obat ini, yang
tersedia dalam bentuk suntikan, per-oral (ditelan)
dan per-oral lepas lambat. Sediaan lepas lambat
memungkinkan penderita terbebas dari rasa nyeri
selama 8-12 jam dan banyak digunakan untuk
mengobati nyeri menahun.
2. Analgetik opioid seringkali menyebabkan
sembelit, terutama pada usia lanjut. Pencahar
(biasanya pencahar perangsang, contohnya senna /
fenolftalein) bisa membatu mencegah atau mengatasi
sembelit.
3. Opioid dosis tinggi sering menyebabkan 146
ngantuk untuk mengatasinya bisa diberikan obat-
Analgetik Opioid (Narkotik) lanjutan ...
• Berbagai kelebihan & kekurang dr analgetik
opiod
4. Analgetik opioid bisa memperberat mual yang
dirasakan oleh penderita. Untuk mengatasinya
diberikan obat anti muntah, baik dalam bentuk
per-oral, supositoria maupun suntikan (misalnya
metoklopramid, hikroksizin dan proklorperazin).
5. Opioid dosis tinggi bisa menyebabkan reaksi
yang serius, seperti melambatnya laju pernafasan
dan bahkan koma. Efek ini bisa dilawan oleh
nalokson, suatu penawar yang diberikan secara
intravena.
147
Analgetik Opioid lanjutan…
Obat Masa efektif Keterangan

Morfin Suntikan Mula kerjanya cepat Sediaan


intravena/intramuskuler:2-3 jam per-oral sangat efektif untuk
Per-oral:3-4 jam Sediaan lepas mengatasi nyeri karena
lambat:8-12jam kanker
Kodein Per-oral:3-4 jam Kurang kuat dibandingkan
dengan morfin Kadang
diberikan bersamaan dengan
aspirin atau asetaminofen
Meperidin Suntikan Bisa menyebabkan epilepsi,
intravena/intramuskuler:sekitar 3 tremor dan kejang otot
jam Per-oral:tidak terlalu efektif
Metadon Per-oral:4-6 jam, kadang lebih Juga digunakan untuk
lama mengobati gejala putus obat
karena heroin 148
Analgetik Opioid la njutan …
Proksifen Per-oral:3-4 jam Biasanya diberikan
bersamaan dengan aspirin
atau asetaminofen, untuk
mengatasi nyeri ringan
Levorfanol Suntikan intravena Sediaan per-oral sangat
atau intramuskuler:4 ampuh Bisa digunakan
jam Peroral: sekitar sebagai pengganti morfin
4 jam
Hidromorfon Suntikan Mula kerjanya cepat Bisa
intravena/intramusk digunakan sebagai
uler:2-4 jam Per- pengganti morfin fektif
oral:2-4 jam untuk mengatasi nyeri
Suppositoria per- karena kanker
rektum:4 jam 149
Analgetik Opioid lanjutan …
Oksimorfon Suntikan intravena / Mula kerjanya cepat
intramuskuler:3-4 jam
Suppositoria per-
rektum:4 jam

Oksikodon Per-oral:3-4 jam Biasanya diberikan bersama


aspirin atau asetaminofen

Pentazosin Per-oral:sampai 4 jam  Bisa menghambat kerja


analgetik opioid lainnya
 Kekuatannya hampir sama
dengan kodein
 Bisa menyebabkan linglung
& kecemasan, terutama
pada usia lanjut
150
b) Analgetik Non-opioid
• Semua analgetik non-opiod (kecuali
asetaminofen) merupakan obat anti peradangan
non-steroid (NSAID, nonsteroidal anti-
inflammatory drug).
• Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara:
1. Mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu
suatu sistem yang bertanggungjawab terhadap
timbulnya rasa nyeri.
2. Mengurangi peradangan, pembengkakan dan
iritasi yang seringkali terjadi di sekitar luka dan
memperburuk rasa nyeri. 151
Analgetik Non-opioid lanjutan…
• Aspirin merupakan prototipe dari NSAID, yang telah
digunakan selama lebih dari 100 tahun.
• Pertama kali disarikan dari kulit kayu pohon Willow.
Tersedia dalam bentuk per-oral (ditelan) dengan masa
efektif selama 4-6 jam.
• Efek sampingnya adalah iritasi lambung, yang bisa
menyebabkan terjadinya ulkus peptikum.
• Karena mempengaruhi kemampuan darah untuk
membeku, maka aspirin juga menyebabkan
kecenderungan terjadinya perdarahan di seluruh tubuh.
• Pada dosis yang sangat tinggi, aspirin bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
• Salah satu pertanda dari overdosis aspirin adalah
teling berdenging (tinitus). 152
Analgetik Non-opioid lanjutan ...
• Mula kerja dan masa efektif dari berbagai NSAID
berbeda-beda, dan respon setiap orang terhadadap
NSAID juga berbeda-beda.
• Semua NSAID bisa mengiritasi lambung dan
menyebabkan ulkus peptikum, tetapi tidak seberat
aspirin.
• Mengkonsumsi NSAID bersamaan dengan makanan
dan antasid bisa membantu mencegah iritasi
lambung.
• Obat misoprostol bisa membantu mencegah iritasi
lambung dan ulkus peptikum; tetapi obat ini bisa
menyebabkan diare. 153
Analgetik Non-opioid lanjutan…
• Asetaminofen berbeda dari aspirin dan
NSAID.
• Obat ini bekerja pada sistem prostaglandin
tetapi dengan mekanisme yang berbeda.
• Asetaminofen tidak mempengaruhi
kemampuan pembekuan darah dan tidak
menyebabkan ulkus peptikum maupun
perdarahan.
• Tersedia dalam bentuk per-oral atau
supositoria, dengan masa efektif selama 4-6
jam.
154
• Dosis yang sangat tinggi bisa menyebabkan
c) Analgetik Ajuvan
• Analgetik ajuvan : obat2 yang biasanya
diberikan bukan karena nyeri, tetapi pada
keadaan tertentu bisa meredakan nyeri.
Contohnya, beberapa anti-depresi juga
merupakan analgetik non-spesifik dan
digunakan untuk mengobati berbagai jenis
nyeri menahun, termasuk nyeri punggung
bagian bawah, sakit kepala dan nyeri
neuropatik.
• Obat-obat anti kejang (misalnya
karbamazepin) dan obat bius lokal per-oral
155
1) Anestesi Lokal dan Topikal
• Anestesi (obat bius) lokal bisa digunakan
langung pada atau di sekitar daerah yang luka
untuk membantu mengurangi nyeri.
• Jika nyeri menahun disebabkan oleh adanya
cedera pada satu saraf, maka bisa disuntikkan
bahan kimia secara langsung ke dalam saraf
untuk menghilangkan nyeri sementara.
• Anestesi topikal ( misalnya lotion atau salep
yang mengandung lidokain ) bisa digunakan
untuk mengendalikan nyeri pada keadaan
tertentu.
• Krim yang mengandung kapsaisin ( bahan
yang terkandung dalam merica) kadang bisa
membantu mengurangi nyeri karena herpes 156

zoster, osteoartritis dan keadaan lainnya.


c) Pengobatan Nyeri Tanpa Obat
• Selain obat-obatan, pengobatan lainnya
juga bisa membantu mengurangi nyeri.
• Mengobati penyakit yang mendasarinya,
bisa menghilangkan atau mengurangi nyeri
yang terjadi. Misalnya memasang gips
pada patah tulang atau memberikan
antibiotik untuk infeksi sendi, bisa
mengurangi nyeri.
157
4) Plasebo
• Plasebo merupakan jenis dari tindakan,
seperti pada intervensi keperawatan yang
menghasilkan efek pada klien dikarenakan
adanya suatu kepercayaan daripada
kandungan fisik atau kimianya (McCaffery,
1982:22).
• Pengobatannya tidak mengandung
komponen obat analgesik (seperti : gula,
larutan garam / normal saline, atau air)
tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri.
• Untuk memberikan plasebo ini perawat
Obat anti nyeri yang bekerja di Pusat :
– Methadone
– Pentacain
– Levorplanol
– Oxymorphone
– Codein
– Hydromorphone
– Petidin
– Morphin
– Meporidine
159
Obat anti nyeri yang bekerja di
– Aspirin permukaan
– Ibuprofene
– Indhometacine
– Mefenamic Acid
– Penilbutazone
– Sulindac
– Antalgin
– Pyroxicam
– Naproxen
160
1) Teknik behavioral (abad ke-19)

a) Meditasi
b) Latihan autogenik
c) Latihan relaksasi progresif
d) Guded imagery
e) Nafas ritmik
f) Operant conditioning
g) Biofeedback
162
a) Meditasi
• Berusaha memfokuskan individu yang
mengalami nyeri
• Penambahan energi dan kedamaian
• Dilakukan dengan duduk yang nyaman
dan tenang sendirian dengan
memfokuskan perhatian  aliran
nafas, mantra, gambar, membayangkan
keindahan / surga serta dzikir
163
b) Latihan Autogenik
• Program sistematis yang akan melatih
tubuh dan jiwa berespon pada ansietas
yang merangsang pikiran dan kejadian
dengan ketegangan otot.

164
c) Latihan Relaksasi Progresif
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri
kronik dan memberikan beberapa keuntungan,
antara lain :
1.Relaksasi akan menurunkan ansietas yang
berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6.Menurunkan perasaan tak berdaya dan
depresi yang timbul akibat nyeri
Beberapa Teknik Relaksasi Berikut :
1.Klien menarik nafas dalam dan
menahannya di dalam paru
2.Secara perlahan-lahan keluarkan
udara dan rasakan tubuh menjadi
kendor dan rasakan betapa
nyaman hal tersebut
3.Klien bernafas dengan irama
normal dalam beberapa waktu
166
Beberapa Teknik Relaksasi Berikut :
4.Klien mengambil nafas dalam kembali dan
keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat
ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat
minta kepada klien untuk
mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya
yang terasa ringan dan hangat.
5.Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran
pada lengan, perut, punggung dan kelompok
otot-otot lain
6.Setelah klien merasa relaks, klien
dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila
nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas 167

secara dangkal dan cepat.


d) Guded Imagery
• Sebuah cara mengurangi nyeri dengan
beberapa mekanisme :
1. Sebuah cara untuk mengalihkan perhatian
K pada nyeri  menambah toleransi terhadap
ketahanan nyeri
2. Dapat menghasilkan respon relaksasi yang
akan membantu otot dan mekan nyeri
3. Dapat memberikan penyembuhan tidak
hanya untuk mengurangi nyeri tapi
memungkinkan untuk mekan sumber
penyebab nyeri 168

4. Sebaiknya dikombinasikan dengan biofeed


e) Nafas Ritmik
• Adalah metode campuran antara
relaksasi dan distraksi
• Dapat dikombinasi dengan musik, detak
jam / metronome
• Tidak membutuhkan banyak konsentasi
setiap klien dapat memulai proses secara
otomatis
• Berfokus pada perhatian klien dari nyeri
dan pada pernafasan dan irama 169
f) Operant Conditioning
• Program ini dapat membantu kerusakan
fungsional dari nyeri
• Tujuan dari program ini adalah :
1. Mekan tingkah laku nyeri dgn
menghindarkan reinforcement dan pada setiap
tingkah laku
2. Meningkatkan tingkah laku yang baik dengan
memprogram reinforcement dan ketika klien
menunjukkan tingkah laku yang baik
3. Mengajarkan kepada keluarga klien / orang
terdekat untuk memberikan dukungan terhadap
tingkah laku yang baik
170
4. Merujuk klien pada tenaga profesional
g) Biofeedback
• Adalah alat yang digunakan untuk
menyadari proses dalam tubuh klien yang
biasanya tidak diperhatikan dan membantu
proses tersebut dalam kontrol yang disadari.
• Mesin umpan balik biologis memberikan
informasi seger tentang kondisi biologis :
ketegangan otot temperatur permukaan kulit,
kegiatan gelombang otak, konduktifitas kulit,
tekanan darah dan nadi
• Dapat dilakukan di rumah dengan membeli /
menyewa peralatan biofeedback dibawah
panduan tenaga kesehatan. 171
2) Membina Hubungan Terapeutik
• Membina hubungan perawat klien yang
terapeutik merupakan kewajiban bagi perawat
agar klien dapat mengekpresikan perasaannya,
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan dan selanjutnya klien dapat mandiri
dalam mengatasi nyeri sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasnya.
• Hubungan saling percaya merupakan hal
terpenting dan yang pertama kali harus dibina
dalam hubungan perawat klien yang terapeutik.
• Dgn demikaian klien merasa nyaman & aman
karena hal2 yang bersipat pribadi ( privacy &
172
rahasia ) dapat ditegakan oleh perawat sebagai
3) Sentuhan Terapeutik
• Satu tipe dari manajemen holistik nyeri sentuhan ini
berasal dari uluran tangan.
• Tak seperti teknik behavioral, tehnik ini membutuhkan
pelatihan khusus
• Sentuhan terapeutik terdiri dari 3 tahap :
1. Perawat harus berkonsentrasi dalam kondisi
meditatif, tahap ini membantu perawat menyadari
getaran ladang energi disekelilingnya
2. Perawat mencari area yang sakit tangan digerakan
diatas tubuh klien pada jarak antara 2-5 inchi untuk
mengambil energi yang tidak baik dari tubuh klien
3. Pengobatan selama pengobatan ini perawat
membantu membersihkan energi klien dan
mengembalikannya dengan energi normal. Sentuhan ini
biasanya ada pada perawat yang mempunyai
kemampuan mengelola energi yang ada pada dirinya 173
4) Kompres Panas atau Dingin
• Intensitas nyeri juga dapat dikurangi dengan
memberikan kompres panas atau dingin
tergantung pada sifatnya nyerinya.
• Kompres dingin bekerja menghambat impuls
digunakan untuk mengurangi nyeri kepala,
nyeri punggung menjelang persalinan dan
spasme otot. ( Mc. Coffery, 1980).
• Kompres panas bekerja melebarkan
pembuluh darah melebarkan jaringan tubuh.
• Kompres panas digunakan untuk
mengurangi nyeri otot akibat iskemia
jaringan & nyeri punggung ( low back pain)174
5) Pemijatan
• Pemijatan dapat dilakukan untuk
mengurangi nyeri tetapi jangan terlalu
kuat karena dapat menyebabkan
kerusakan kulit atau jaringan.
• Saat pemijatan gunakan minyak
/pelembut untuk mengurangi untuk
pergesekan antara tangan pemijat dengan
kulit.
• Pemijatan biasanya dilakuakn pada nyeri
yg disebabkan oleh spasme otot, 175
6) Stimulasi Kutaneus
• Membantu mekan nyeri berdasarkan teori
gate control
• Mengaktivasi serat diameter besar akan
menutup pintu stimulus nyeri
• Contoh : dingin, panas, masage, getaran,
aplikasi mentol dan transcutaneus
nervestimulation (TENS)

176
7) Hypnosis
• Didasarkan pd sugesti & proses perhatian
terfokus
• Bermacam prosedur dapat digunakan untuk
menurunkan nyeri mengikuti induksi dari
trance state meliputi :
1. Sugesti untuk mekan karakter nyeri /
sikap individu tersebut
2. Disorietasi tubuh dan disasosiasi
3. Anastesia dan analgsia untuk sensasi
superfisial dan dalam
177
8) Musik

• Latar belakang untuk relaksasi yang


membantu klien rileks
• Sarana distraksi
• Menggunakan headphone
• Jenis musik : suara - suara alam
178
9) Acupressure
• Salah satu akar pengobatan tradisional cina
yang masih berkembang saat ini adalah
akupuntur.
• Akupuntur di Indonesia juga berkembang
dengan pesat sesuai dengan kemajuan
IPTEK di bidang kesehatan ada yang
menggunakan jarum dan pula yang
memanfaatkan sengatan lebih.
• Akupuntur bekerja dengan membendung
persepsi nyeri dan merangsang pengeluaran
opium tubuh.
• Akupuntur biasanya digunakan untuk
mengatasi nyeri kronik seperti nyeri karena
179
9) Acupressure lanjutan….
• Ada 4 poin dalam akupunktur :
1. Type Akupunktur berhubungan
dengan penggeraknya (motor)
2. Type akupunktur yang mencari
syarafnya
3. Type ekupunktur pada permukaan
kulitnya
4. Type akupunktur yang bekerja pada
hubungan otot dan tendon
180
10) Ultrasonik
• Bisa memberikan pemanasan dalamd
an mengurangi nyeri karena otot
yang robek atau rusak dan
peradangan pada ligamen

181
11) Dukungan Psikis
• Merupakan faktor yang tidak
boleh disepelekan.
• Sebaiknya diperhatikan tanda-
tanda adanya depresi dan
kecemasan, yang mungkin akan
memerlukan penanganan ahli jiwa.

182
1) Memblok Serabut Saraf
• Serabut saraf dapat doblok dengan zat
anestesi agar klien tidak merasa nyeri,
karena impuls nyeri dibendung sehingga
tidak sampai ke otak.
• Zat anestesi yg digunakan untuk
memblok nyeri misalnya lidocaine atau
procain. Contoh : anestesi blok pada
persalinan, anestesi lokal pada
sirkumsisi
183
2) Pembedahan
• Nyeri dapat pula diatasi dengan
pembedahan, misalnya cordotomi,
rhizotomi, neurectomy dan
sympathectomy.

184
185
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
• DIAGNOSA
• PERENCANAAN
• PELAKSANAAN
• EVALUASI

186
187
Riwayat Nyeri
Data yang harus dikumpulkan dalam
riwayat nyeri meliputi :
– Provokativ ( yang menyebabkan)
– Qualitas
– Region (lokasi)
– Severity ( Intensitas)
– Time (waktu kejadian)
Provokativ ( yang menyebabkan)
• Aktifitas nyata sering kali menyebabkan nyeri, sebagai
contoh latihan fisik dapat menimbulkan nyeri dada atau
nyeri abdomen yang mungkin terjadi setelah
makan.Observasi tersebut dapat membantu mencegah
nyeri dan mendeteksi penyebabnya.
• Factor lingkungan dapat menyebabkan nyeri pada
seseorang yang sehat atau yang sakit, situasi dingin atau
panas dan kelembaban yang tinggi dapat
mempengaruhi tipe nyeri, sebagai contoh latihan yang
mendadak pada hari yang panas dapat menimbulkan
kram otot.
• Stressor fisik dan emosional dapat menimbulkan nyeri,
ketegangan emosional secara beruntun dapat
menyebabkan migraine, ketakutan yang sering atau
latihan fisik dapat menyebabkan angina 189
Qualitas
• Diskripsi kata-kata membantu orang-
orang untuk menjelaskan kualitas
nyeri, Sakit kepala mungkin
didiskripsikan seperti dipukul Hamer
atau nyeri perut didiskripsikan seperti
ditusuk pisau.Kadang-kadang pasien
merasa kesulitan untuk
mendiskripsikan nyeri karena tidak
memiliki pengalaman merasakan
sensasi tersebut 190
Beberapa hal yang digunakan untuk
mendiskripsikan nyeri antara lain :
 Sakit/sangat sakit  Meradang
 Terbakar  Menyodok
 Konstan/menetap  Tertusuk
 Hancur  Tajam
 Terpotong  Menembus
 Terhambur  Tercubit
 Lemah  Berair/gatal
 Menyiksa  Memancar
 Mengerip  Menekan
 Seperti dipukul  Pindah
hamer  Tertikam
 Berat
 Sewaktu-waktu

191
Lokasi/Region
• Nyeri Superficial biasanya dapat
ditunjukkan dengan tepat oleh
pasien, tetapi nyeri yang timbul
dari organ Visceral dirasakan
secara umum.
• Perawat perlu untuk menentukan
lokasi /letak nyeri tersebut.

192
Lokasi/Region lanjutan…
• Untuk menentukan nyeri pada kata anak,
perawat perlu mengerti dan memahami
perbendaharaan kata anak, perawat
sebaiknya meminta anak untuk
menunjukkan lokasi titik nyeri bukan untuk
menerangkan. orang tuan dapat membantu
perawat untuk menginterpretasikan arti
kata-kata dari anak.
• Pada anak kecil atau bayi perawat dapat
melakukan observasi tangis dalam merespon
gerakan untuk menentukan lokasi nyeri
193
Severity ( Intensitas )
• Tingkat keparahan nyeri bersifat subyektif,
beberapa factor yang mempengaruhi
persepsi dari intensitas, meliputi :
1. Jumlah distraksi/konsentrasi klien pada
kejadian masa lalu
2. Tingkat kesadaran klien
3. Harapan klien
4. Nyeri dapat didiskripsikan menjadi
sangat ringan, ringan, sedang dan
parah ;klien diminta untuk menunjukkan
point skala yang tepat 194
Skala Intensitas Nyeri Deskritif
Skala yang bertuliskan kata urutan dari nyeri
(Tesler, dkk, 1991)
• Gunakan kata untuk mendiskripsikan intensitas
nyeri, jelaskan pada sang anak bahwa ini ada garis
yang berisikan kata-kata yang dapat
menggambarkan rasa nyeri.
• Tunjukkan dengan jarimu mulai dari ujung kiri
dengan kata tidak nyeri kemudian jalankan jarimu
sampai pada ujung kanan yang berarti nyeri yang
terhebat.
• Jelaskan kepadanya bahwa jika dia memiliki nyeri
seperti oada salah satukata pada garis, suruh dia
untuk menandai kata itu, sebelumnya beri contoh
kepadanya. 196
Skala Analog Visual

Sedikit Nyeri Nyeri


nyeri sedang hebat
Skala Numeral
• Gunakan garis lurus dengan masing-masing
ujungnya
• Untuk mengidentifikasi tidak nyeri dan nyeri
yang terburuk.
• Garis dibagi menjadi 10 nomer, Mulai dari 0 –
10 ( nomer yang tertinggi menyatakan
Intensitas nyeri yang paling parah)
• Direkomendasikan untuk anak-anak usia 5
tahun
198
Skala Identitas Nyeri Numerik
Skala Urutan Nyeri Skala Urutan Nyeri Berdasarkan
Ekspresi Wajah (Wong &Baker, 1988;wong, 1996)

• Terdiri dari enam wajah kartun, mulai


dari wajah tertawa sebagai tanda Tidak
nyeri sampai wajah menangis yang
menunjukkan nyeri terhebat.
• Instruksi yang diberikan untuk anak-
anak yang akan dikaji ;
• Jelaskan pada sang anak tentang
masing-masing wajah kartun digambar
itu 200
Skala Urutan Nyeri Skala Urutan Nyeri Berdasarkan
Ekspresi Wajah (Wong &Baker, 1988;wong, 1996)
lanjutan ....
 Wajah 0 : sangat bahagia karena tidak ada nyeri
sama sekali
 Wajah 1 : sedikit terasa nyeri
 Wajah 2 : lebih terasa nyeri
 Wajah 3 : lebih terasa nyeri lagi
 Wajah 4 : sangat nyeri
 Wajah 5 : Nyeri yang terhebat yang bisa kamu
bayangkan meskipun kamu tidak menangis untuk
merasakannya
201
Time/Pola
• Pola nyeri meliputi lama mulai nyeri atau
waktu mulai, durasi dan lamanya atau interval
tanpa nyeri.Perawat harus bisa membedakan
kapan mulai nyeri, berapa lama nyeri berahir,
apakah dapat sembuh kembali atau kapan
nyeri berahir.
• Interval dalam nyeri sangat penting, sebagai
contoh interval diantara kontraksi waktu
melahirkan membantu perawat maternitas
mengkaji perkembangan klien pada saat
melahirkan ; ketika kelahiran makin dekat rasa
sakit menjadi lebih sering dan parah 203
PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
a. Lokasi
b. Ekstensi / radiasi
c. Awitan dan pola
d. Durasi
e. Karaktek / kualitas
f. Faktor pencetus, penambah dan pemburuk
g. Gejala penyerta
h. Efek pada aktifitas harian (ADALAH)
i. Metode menurunkan nyeri
2. Pengkajian fisik
Terdapat 3 (tiga) kategori data obyektif :
a. Repson tingkah laku
b. Respon para simpatik
c. Respon simpatik
204
Lokasi
• Bagian tubuh yang mana sakit
• Apakah nyeri yang dirasakan didalam /
dipermukaan ( kulit )
• Apakah nyeri pada satu tempat saja
• Jika nyeri lebih dari satu titik, apakah
nyerinya sama, atau dipicu yang lain
• Apakah nyeri dirasakan pada dua sisi tubuh,
jika ya apakah pada sisi lain yang
205
Ekstensi / Radiasi
• Dari manakah nyeri berasal, apakah
dari suatu area atau dari satu titik saja
• Bagaimana pola penyebaran nyeri
• Apakah nyeri berasal dari dalam atau
dirasakan diluar (permukaan)

206
Awitan Dan Pola
• Kapan nyeri itu mulai, apakah regular/kadang2.
Apakah terjadi dalam waktu yang sama setiap hari,
bulan/musim tertentu
• Apakah yang memicu nyeri, apakah ada sesuatu
yang khusus
• Apakah nyeri terjadi mendadak/bertahap, apakah itu
terus menerus/kadang2. Apakah ada periode sela,
jika ya, apakah nyeri kemudian hilang/cuma
membaik saja
• Apakah pola nyeri berubah semaunya sejak dari
awalnya
• Apakah pola hidup anda berubah sejak mengalami
nyeri 207
Durasi
• Beberapa lama nyeri yang telah
dialami, adakah waktu dimana
terbebas dari nyeri sebelum
serangan kembali
• Apakah nyeri itu konstan
intermiten, ritmik, bergetar/
berdenyut

208
Karaktek / Kualitas
• Kram, Kaku, Kejang, Tertekan,
Terpatuk, Terketok palu, Gatal,
Menembus, Terjepit, Tertusuk,
dipukul, Tertimpa benda tumpul,
Tertimpa benda berat, Tertusuk,
Tersayat, Iritasi, dentuman, Menyebar,
Tajam, Tertikam, Tercekik, Dicabik-
cabik, berdenyut
209
Faktor Pencetus

• Penambah dan pemburuk


• Apakah sesuatu yang sama yang
menyebabkan nyeri, dapatkan anda
mengidentifikasi penyebab / kejadian yang
mendahului nyeri.
• Dapatkah sesuatu mengubah nyeri, dapatkah
sesuatu membuat tambah buruk seperti :
rokok, minuman alkohol, makan, panas,
tegang
• Apakah ada sesuatu yang menyebabkan 210
Gejala Penyerta
• Apakah ada masalah lain yang
disebabkan oleh nyeri
• Apakah anda merasa mual, lelah,
insomnia, tidur berlebihan /
kehilangan nafsu makan

211
Efek Pada Aktifitas Harian (ADL)
• Apakah nyeri berpengaruh terhadap
kerja, tidur, mengemudi, makan,
sekolah, hubunmgan seksual
• Apakah nyeri yang dirasakan
mengubah gaya hidup anda
• Kapan terakhir anda m'rasakan enak
tidur

212
Metode Menurunkan Nyeri

• Apa yang anda lakukan untuk


menurunkan nyeri (tanyakan
tentang metode invasif dan non
invasif)
• Apa anda tidak bekerja untuk
menurunkan nyeri

213
Pengkajian Fisik
• Terdapat 3 (tiga) kategori data obyektif
:
1. Respon simpatik
2. Respon para simpatik
3. Repson tingkah laku

214
Respon Simpatik
• Sering pada nyeri ringan sampai sedang
• Nyeri superfisial
• Pucat, TD , N , RR , penegangan otot
skeletal, dilatasi pupil dan diaphoresis

215
Respon Para Simpatik
• Nyeri hebat / nyeri dalam
• Respon pertahankan tubuh sudah tidak
mampu lagi menghadapi nyeri
• TD N , mual dan muntah, kelelahan lesu,
pucat dan mungkin kehilangan kesadaran

216
Repson Tingkah Laku
• Sifat sangat individual klien mungkin : Klien
mencari sikap postur tertentu untuk
menimalkan nyeri spt : miring dengan kaku,
sikap melindungi, menarik kaki ke atas / fatal
position, Menangis, berteriak, menggigit /
mengkatupkan rahang / menghindar dari
orang lain, Melindungi daerah yang sakit,
Muram, Sedih, takut

217
Diagnosa Keperawatan
• Gangguan rasa nyaman : nyeri akut / kronik
• Tidak efektifitas jalan nafas
• Gangguan pola nafas
• Cemas
• Gangguan komunikasi verbal
• Resiko terjadi luka
• Kurangnya pengetahuan
• Immobilisasi
• Perubahan nutrisi
• Gangguan terhadap pola hubungan sex
• Gangguan pola istirahat tidur
• Gangguan ADL
• Gangguan konsep diri
• Gangguan interaksi sosial
218
Perencanaan Keperawatan
• Mengurangi dan membatasi faktor-faktor
yang menambah nyeri
• Menggunakan berbagai teknik noninvasif
untuk memodifikasi nyeri yg dialami
• Menggunakan cara-cara untuk mengurangi
nyeri yg optimal, seperti memberikan
analgesik sesuai dgn program yg
ditentukan
219
Mengurangi faktor yg dpt menambah
• nyeri
Ketidakpercayaan (pengakuan perawat akan rasa
nyeri yg diderita psn dpt mengurangi nyeri)
• Kesalahpahaman.(Dgn memberitahu psn bahwa nyeri
yg dialaminya sgt individual & hanya psn yg tahu
secara pasti ttg nyerinya
• Ketakutan (memberi informasi yg tepat dpt
mengurangi ketakutan psn)
• Kelelahan (kelelahan dpt memperberat nyeri)
• Kebosanan (dpt meningktkn rasa nyeri),dpt digunakan
pengalih perhatian yg terapeutik. Mis: aktif mendgrkn
musik,membayangkan hal-hal yg menyenangkan,dll.
220
Memodifikasi stimulus nyeri dgn menggunakan
teknik
• Teknik latihan pengalihan : menonton tv,
berbincang-bincang dgn org lain,
mendengarkan musik
• Teknik relaksasi : menganjurkan psn utk
menarik nafas dlm dan mengisi paru-paru
dgn udara, menghembuskan secara
perlahan, melemaskan otot2 sambil terus
berkonsentrasi hingga didpt rasa nyaman,
tenang dan rileks
• Stimulasi kulit : menggosok dgn halus pd
daerah nyeri,menggunakan air hangat dan
dingin. 221
Pemberian obat analgetik
• Yang dpt dilakukan untuk memblok transmisi
stimulus agar terjadi perubahan persepsi dgn
cara mengurangi kortikal terhdp nyeri.
• Jenis obat analgetik yg paling banyak di kenal
masyarakat : aspirin, asetaminofen.
• Golongan aspirin digunakan utk memblok
rangsangan pd sentral dan perifer,
kemungkinan menghambat sintesis
prostagladin yg memiliki khasiat 15-20 menit
dgn efek puncak obat sekitar 1-2 jam. 222
Beberapa Istilah Nyeri:
• Nosiseptor
serabut syaraf yang mentransmisikan
nyeri
• Ambang nyeri
stimulus yang paling kecil yang akan
menimbulkan nyeri
• Toleransi nyeri
intensitas maksimum / durasi nyeri yang
individu ingin untuk dapat ditahan
223
224
225

Anda mungkin juga menyukai