Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

KEKERASAN PADA ANAK


Azura Syahadati
1102014056

Pembimbing:
dr. Ferryal Basbeth, Sp.F

KEPANITERAAN KLINIK PJJ STASE FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 29 JUNI - 11 JULI 2021
VISUM ET REPERTUM

“Yang bertandatangan di bawah ini Azura Syahadati, di Rumah Sakit


YARSI berdasarkan atas permintaan tertulis dari Resort Polda Jakarta
dengan surat nomor 10/VER/II/2021/Res.JT tertanggal Empat Januari
dua ribu dua puluh satu mengenai permintaan visum tersebut di atas,
maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal Empat Januari dua
ribu dua puluh satu pukul sembilan pagi Waktu Indonesia bagian Barat,
bertempat di Ruang Sentra Visum RS YARSI.”
Identitas Pasien
Nama : An. A

Pekerjaan : Pelajar

Umur : 9 tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Wanita

Alamat : Jl. Mulawarman


ANAMNESIS

Seorang Anak perempuan berusia sembilan tahun dibawa ke IGD RS


YARSI pada hari Senin, Empat Januari 2021 karena terdapat benjolan di
kepala sebelah kanan dan terdapat luka terbuka di bagian pelipis sebelah
kiri. Pasien mengeluh sakit kepala dan menangis kesakitan setelah
kejadian pemukulan pada kepala. Menurut keterangan pasien dan Ibu
nya, pasien sering dipukul oleh Ayahnya ketika Ayah korban sedang
emosi, karena diketahui pelaku memiliki emosi yang tidak stabil.
Menurut keterangan Ibu nya, pasien sedang menonton tv lalu pelaku
masuk ke rumah setelah pulang dari kerja dan langsung memukuli
anaknya dengan tangan kosong.
Pemeriksaan Hasil
Lanjutan Pemeriksaan
Dokter mengusulkan 1. Keadaan umum anak sakit sedang
pemeriksaan foto
Rontgen kepala dan 2. Tanda vital dalam batas normal
dirujuk ke dokter saraf.
3. Daerah Kepala terdapat benjolan di
kepala sebelah kanan dan pelipis
sebelah kiri, terdapat luka terbuka,
tepi rata, dinding luka tidak kotor,
sudut luka tumpul

4. Pemeriksaan lain dalam batas


normal.
HASIL PEMERIKSAAN
1. Korban datang dalam keadaan sadar dan keadaan umum sakit sedang. Korban mengeluh sakit
kepala dan menangis kesakitan setelah kejadian pemukulan pada kepala

2. korban ditemukan : Terdapat benjolan di kepala sebelah kanan berukuran tiga sentimeter kali tiga
sentimeter dan pelipis sebelah kiri, terdapat luka terbuka, tepi rata, dinding luka tidak kotor, sudut
luka tumpul, berdiameter tiga sentimeter kali nol koma lima sentimeter, dan

3. Pemeriksaan foto Rontgen kepala posisi depan dan samping tidak menunjukkan adanya patah
tulang

4. Terhadap korban dilakukan penjahitan dan perawatan luka, dan pengobatan

5. Korban dipulangkan dengan anjuran kontrol satu minggu lagi.


KESIMPULAN

Telah dilakukan pemeriksaan terhadap anak perempuan yang


menurut keterangan berusia sembilan tahun. Pada pemeriksaan fisik
pada terdapat benjolan di kepala sebelah kanan dan pelipis sebelah
kiri terdapat luka terbuka tepi rata, dinding luka tidak kotor, sudut
luka tumpul . Luka tersebut telah menimbulkan penyakit atau
halangan dalam melakukan aktivitas

XXXX
XXXX
PENUTUP

“Demikianlah Visum et Repertum ini saya buat dengan


sebenarnya dan menggunakan keilmuan saya yang sebaik
- baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana”
TINJAUA
N
1. KAPITALISME
2. DEMOKRASI
3. SEKULERISME

XXXX
XXXX
Penyebab penganiayaan adalah
pelaku merasa stress karena
adanya masalah finansial pada
keluarga. Ditambah dengan angka
KAPITALISME PHK yang meningkat. Dan juga
kebutuhan rumah tangga serta
biaya Pendidikan anak yang
meningkat tidak sebanding dengan
pemasukan dan uang tabungan.
Negara kurang memperhatikan dan kerap
mengabaikan tentang kesehatan mental & jiwa.
Perbedaan secara umum hukum Islam dan hukum
pidana adalah bahwa hukum pidana hanya
bertujuan untuk kepentingan duniawi yang
DEMOKRASI berkenaan dengan lahiriah bagi kepentingan
kehidupan dengan segala macam seluk beluknya,
sedangkan hukum Islam bertujuan untuk
mewujudkan kemaslahatan dan kepentingan
manusia, lahir batin dunia dan akhirat
Perbuatan penganiayaan merupakan hal yang dikutuk dan
dilarang, tindakan dzalim yang dilakukan oleh para orang tua
terhadap anak berupa perbuatan kasar dan kejam selama
beberapa tahun belakangan ini semakin marak diberitakan
hingga dibentuknya Komisi Perlindungan Anak, sebagai bentuk
SEKULERISME keprihatinan masyarakat akan tindakan orang tua yang diluar
kendali sehingga menjadikan anak menderita.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,


kelak Allah Yang Maha Pemurah [911] akan menanamkan
dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.( Qs. Maryam : 96 ).
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai