PENJUALAN
Risdy Absari Indah Pratiwi, S.E., M.Si.
pembahasan
Pengelompo
kan
Anggaran
Penetapan
Penjualan
Volume
Penetapan
Produk
Harga Jual
Produk
Titik Impas
Sub topik 1: pengelompokan
ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran penjualan merupakan dasar dari penyusunan
anggaran lainnya. Karena itu, anggaran penjualan
harus merupakan suatu target yang diyakini dapat
dicapai oleh sumber daya yang dimiliki perusahaan
(kapasitas produksi, saluran distribusi, tim wiraniaga
yang dimiliki, armada angkutan perusahaan, dsb).
Anggaran penjualan dapat
dikelompokkan
berdasarkan beberapa
Pengelom variabel tertentu yang
pokan saling terintegrasi,
• misalnya:
Wilayah pemasaran
anggaran • Kelompok konsumen
• Jenis produk
penjualan • Kelompok wiraniaga
• Waktu terjadinya penjualan
ilustrasi
PT Garmenindo adalah produsen pakaian merk “Triple
S” yang berkedudukan di Jakarta. Setiap wilayah
pemasaran dipimpin seorang manajer cabang.
Perusahaan memproduksi kemeja anak laki-laki dan
perempuan, pakaian dewasa pria, celana panjang pria dan
wanita. Untuk tahun 2010, perusahaan merencanakan
menjual:
Pakaian anak sebanyak 10.000 stel, dimana 60% nya merupakan
pakaian anak laki-laki dan sisanya pakaian anak perempuan. Harga
masing-masing sebesar Rp 30.000 dan Rp 40.000 per stel.
Kemeja pria dewasa sebanyak 15.000 stel seharga Rp 60.000 per
stel.
Celana panjang sebanyak 20.000 stel, dimana 70% nya merupakan
celana panjang pria dan sisanya celana panjang wanita. Harga
masing-masing sebesar Rp Rp 75.000 dan Rp 85.000 per stel.
Dari target penjualan tersebut, diharapkan sebanyak 30% dapat dijual
di wilayah DKI, 10% di wilayah Jawa Barat, 20% di wilayah Jawa
Tengah, 25% di wilayah Jawa Timur, dan sisanya di Bali.
Dari total volume penjualan yang direncanakan untuk tahun 2010
tersebut, dialokasikan masing-masing sebanyak 15% untuk bulan
Oktober dan Desember, 10% untuk bulan Januari, Februari, September,
dan November dan masing-masing 5% untuk bulan-bulan sisanya.
Perusahaan memiliki 9 orang wiraniaga dan target penjualan mereka
adalah sebagai berikut:
Nama Wilayah Target
Wirania Penjualan
ga
Ali DKI- 60%
Jakarta
Benny DKI- 40%
Jakarta
Cepot Jawa 70%
Barat
Dedi Jawa 30%
Barat
Emon Jawa 50%
Tengah
Anggaran penjualan berdasarkan
jenis produk
Anggaran penjualan yang didasarkan pada
jenis produk berisi volume dari setiap jenis
produk yang ingin dijual dalam suatu periode
waktu dikalikan dengan harga jual per unit
untuk setiap jenis produk.
Anggaran penjualan per periode
waktu
Anggaran penjualan dapat pula disusun berdasarkan
waktu bulanan, triwulanan, dsb dengan mengalokasikan
volume penjualan tahunan ke bulan-bulan yang ada
sesuai dengan proporsi yang realistis. Biasanya
pengalokasian volume penjualan tersebut didasarkan
pada pengalaman penjualan perusahaan di masa lalu.
Anggaran penjualan per wilayah
pemasaran
Untuk menyusun anggaran penjualan
berdasarkan wilayah pemasaran, cukup
mengalikan volume penjualan total dalam
setahun dengan target penjualan per wilayah
pemasaran per jenis produk.
Anggaran penjualan per wiraniaga
Untuk menyusun anggaran penjualan per
wiraniaga, maka cukup mengalikan volume
penjualan total dari setiap jenis produk dengan
target penjualan setiap wilayah pemasaran
dimana wiraniaga tersebut ditempatkan dengan
target penjualan setiap wiraniaga.
Sub topik 2: penetapan volume
produk
Dalam menyusun anggaran penjualan, perusahaan harus
menetapkan volume produk yang akan dijual pada kurun
waktu yang telah ditetapkan dan harga jual dari setiap
produk. Dengan kata lain, perusahaan harus membuat
ramalan penjualan. Volume penjualan yang ditetapkan
harus realistis agar dapat dicapai. Volume penjualan yang
ingin dicapai tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Volume penjualan yang terlalu tinggi jika tidak
diimbangi dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan
akan menciptakan rasa frustasi di kalangan manajemen
karena target sulit dicapai. Volume penjualan yang
terlalu rendah akan menyebabkan upaya yang tidak
serius dari pihak manajemen dan dapat menyebabkan
perolehan laba usaha menjadi terlalu rendah.
Relistis atau tidaknya suatu anggaran dapat dilihat
dengan membandingkan antara target, realisasi
anggaran tahun-tahun sebelumnya, dan sumber daya
yang dimiliki saat ini. Karena itu, dalam menetapkan
volume produk yang diharapkan dapat dijual dalam suatu
periode tertentu, perusahaan dapat membuatkan
berdasarkan beberapa faktor, seperti:
Penjualan tahun-tahun sebelumnya
Demografi
Pertumbuhan pendapatan
Perubahan-perubahan di luar
lingkungan perusahaan
1. Penjualan tahun-tahun sebelumnya
Data historis mengenai kemampuan perusahaan
menjual produk dalam beberapa tahun terakhir dapat
dijadikan dasar untuk menentukan volume penjualan
produk di tahun-tahun mendatang. Terdapat dua
metode yang dapat digunakan, yaitu metode
pertumbuhan rata-rata dan metode least square.
Metode pertumbuhan rata-rata
Misalnya, data volume penjualan selama beberapa
tahun terakhir dari suatu perusahaan terlihat seperti
berikut:
Jika pertumbuhan volume penjualan
dijadikan dasar untuk menyusun
volume penjualan yang dianggarkan
di tahun berikutnya, maka rata-rata
pertumbuhan volume penjualan
dalam beberapa periode ditambahkan
pada volume penjualan aktual di
tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan tahun 2005-2006 adalah sebesar
24.200 unit (244.200-220.000) atau sebesar 11%, dst.
Pertumbuhan volume rata-rata adalah 33.813 per tahun
(24.200+36.630+28.083+46.337) : 4.
Karena itu, volume penjualan tahun 2010 dianggarkan
sebesar 389.063 unit (volume penjualan tahun 2009 +
volume pertumbuhan rata-rata)
Jika pertumbuhan persentase
penjualan dijadikan dasar untuk
menyusun volume penjualan yang
dianggarkan di tahun berikutnya, maka
rata-rata persentase pertumbuhan
penjualan dalam beberapa periode
dikalikan dengan volume penjualan
aktual di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan rata-rata selama 5 tahun adalah
12,75% (11%+15%+10%+15%) : 4.
Maka perusahaan dapat menetapkan volume penjualan
untuk tahun 2010 sebesar 400.544 unit (volume penjualan
tahun 2009 dikalikan dengan 100% ditambah dengan
persentase pertumbuhan rata-rata atau sebesar 355.250 x
(100%+12,75%)).
Metode least square
Pilihan lain yang dapat digunakan adalah dengan
menggunakan metode statistik sebagai alat bantu untuk
membuat ramalan penjualan. Salah satunya adalah dengan
menggunakan metode least square (kuadrat terkecil).
Metode least square adalah salah satu metode di dalam
ilmu statistik yang biasanya digunakan untuk membuat
taksiran dari suatu tren tertentu.
•Di dalam metode least square, persamaan suatu tren dinyatakan sebagai
berikut:
Dimana:
Y = Nilai proyeksi Y untuk suatu nilai x
A = Konstanta, nilai Y seandainya x=0
B = Slope, menunjukkan berapa satuan Y akan berubah seandainya x
berubah satu satuan
• Untuk
memperoleh nilai a digunakan persamaan
berikut: