Jurding Pneumothorax Dan Covid 19 Nur Aini
Jurding Pneumothorax Dan Covid 19 Nur Aini
Pembimbing :
dr. Lilis Untari Soerono, Sp. Rad (K)
Investigasi laboratorium
• Jumlah sel darah putih (WBC) 10,2 × 103/μL
• Limfosit hitungan 0,8 × 103/μL,
• D-dimer 1,47 mg/L (puncak 2,96),
• CRP 133 mg/L,
• Puncak Laktat Dehidrogenase (LDH) 436 U/L
• Feritin 8352 mcg/L.
Presentasi
kasus I
Terpasang 10 L O2 = saturasi oksigen 95%
Diberikan tocilizumab IV, plasma konvalesen, dan
metilprednisolon IV.
Berangsur membaik dan disapih dari oksigen selama 12
hari tanpa memerlukan ventilasi mekanis.
Sehari kemudian ia mengeluh nyeri dada sebelah kanan
dan sesak napas yang meningkat membutuhkan 5 L
oksigen untuk mempertahankan saturasi 95%.
Presentasi kasus I
Rontgen dada mengidentifikasi pneumotoraks sisi
kanan yang besar dengan pergeseran mediastinum ke
arah kiri. (Gambar.1a)
Pada pemeriksaan
• Demam 39,6◦C
• Saturasi oksigen 97% pada udara ruangan
• RR16 kali/menit
• TD 110/72 mmHg.
• Tingginya 168cm dengan berat 62kg (BMI 22).
Presentasi kasus III 3
Pemeriksaan dada menunjukkan ronki bilateral dan foto
thoraks menunjukkan konsolidasi bilateral yang tidak
merata.
Tes darahnya
• CRP 76 mg/L (puncak 311)
• feritin 9619 mcg/L,
• D-dimer 2,35 mg/L (puncak 2,68)
• WBC 3,9×103/μL dengan jumlah limfosit 0,47 × 103/μL
dan LDH sebesar 812 U/L.
Usia Tinggi Berat Gejala Faktor risiko Dibutuhkan Dada Durasi Rumah Hasil
jenis (cm) (kg) pneumotoraks Perawatan Tabung Sakit tinggal
kelamin intensif (Hari)
Kasus 49/M 161 66 sesak nafas Tidak ada Tidak ya 35 selamat
1
Kasus 34/M 175 92 Demam, batuk produktif, Ipsilateral sebelumnya Tidak ya 21 selamat
2 sesak nafas, diare dan Pneumotoraks
generalisata kelelahan
Kasus 47/M 168 62 sesak nafas, batuk kering, Tidak ada Tidak Tidak 60 selamat
3 demamdan malaise
Tabel 2
Laboratorium dan Pencitraan karakteristik kasus.
WBC Limfosit CRP feritin LDH D-Dimer CXR pertama CT dada Ukuran dari
(103/μL) (x (mg/ (U/L) (mg/L) Pneumotoraks
103/μL) L)
Kasu 10.2 0.8 133 8352 436 1.47 Bilateral lebih Pneumatokel/bula sisi kanan Besar
s (puncak (puncak rendah dan zona dengan terkait kanan bawah
1 15.6) 2.96) tengah menyusup opasitas lobus kekeruhan;dan
pneumotoraks sisi kiri dan
pneumatokel.
Kasu 7.1 1.0 44 Bukan Bukan 0,67 Zona bawah Pneumotoraks sisi kanan yang Besar
s (puncak selesai selesai (puncak bilateral besar, konsolidasi segmen basal
2 14.3) 1.41) menyusup kanan, dan
landasan bilateral multifokal
kekeruhan opasitas di kedua paru-
paru.
Kasu 3.9 0,47 76 9619 812 2.35 Tambal sulam Pneumotoraks sisi kanan kecil. Kecil
s (puncak (punc (puncak bilateral menyusup Bilateral opasitas.
3 11.0) ak 2.68) dan konsolidasi
311)
Nilai referensi: WBC = 4–10×103/μL; Limfosit =1-3x103/μL;LDH = 135–225 U/L; feritin = 30–553μg/L;
D-Dimer = 0,00–0,49 mg/L.
DISKUSI
Pneumotoraks didefinisikan sebagai udara dalam rongga pleura
dapat diklasifikasikan sebagai spontan (primer atau sekunder) atau
traumatis.
adanya puncak serum LDH dan jumlah leukosit perifer yang lebih
tinggi dimanifestasikan menggambarkan tingkat cedera paru yang
lebih besar sehingga meningkatkan risiko pneumotoraks