Preparations of solutions
• Larutan sodium thiosulfate (0.1N)
Larutkan 24.820g sodium thiosulfate dalam 75 ±2.5ml air didih.
Tambahkan sodium carbonate sebanyak 0.1 ±0.01g untuk meminimalisir dekomposisi bakteri pada larutan tiosulfat.
Transfer larutan yang telah dibuat secara kuantitatif kedalam volumetric flask 1 liter lalu diencerkan hingga mencapai 1 liter.
Larutan disimpan minimal 4 hari sebelum dilakukan standardisasi. Larutan sebaiknya disimpan di dalam botol amber.
Preparations of solutions
• Larutan iodine standar (0.100 ±0.001N)
Timbang 12.700g iodine dan 19.100g potassium iodide (KI) ke dalam beaker, campurkan dan aduk keduanya.
Tambahkan 2 sampai ml air kedalam beaker dan aduk secara merata.
Tambahkan air secara menerus (5ml setiap increment nya) sambil diaduk sampai total volume mencapai 50 sampai 60 ml.
Larutan disimpan minimal selama 4 jam untuk memastikan seluruh kristal sudah terlarut.
Pengadukan secara berkala selama periode 4 jam ini dapat membantu pelarutan.
Transfer larutan kedalam volumetric flask 1 liter secara kuantitatif dan diencerkan sampai total volumenya 1 liter.
Larutan iodine standar mempunyai rasio iodide : iodine setara 1.5 : 1
Simpan larutan dalam botol amber.
Preparations of solutions
• Larutan potassium iodate(0.1000N)
Keringkan 4 gram atau lebih potassium iodate (KIO3) primary standard grade pada suhu 110 ±5C selama 2 jam dan dinginkan
pada temperature kamar dalam sebuah desiccator.
Larutkan 3.5667 ±0.1mg potassium iodate kering kedalam 100ml air.
Transfer larutan kedalam volumetric flask 1 liter secara kuantitatif dan encerkan sampai total volume 1 liter.
Aduk secara merata dan simpan larutan dalam botol gelas dengan tutup.
Preparations of solutions
• Larutan starch (tepung pati)
Campurkan 1 ±0.5g tepung pati kedalam 5 sampai 10ml air dingin untuk membuat pasta.
Tambahkan air sebanyak 25 ±5ml ke dalam pasta sambal diaduk.
Tuangkan campuran pasta sambal diaduk, kedalam 1 liter air didih dan didihkan selama 4 sampai 5 menit.
Larutan ini harus dibuat baru setiap kali percobaan.
Standardisasi larutan
• Standardisasi larutan sodium thiosulfate 0.100N
Pipet 25ml larutan potassium iodate (KIO3) yang telah dibuat sebelumnya kedalam Erlenmeyer wide-mouthed 250ml.
Tambahkan 2.00 ±0.01g potassium iodide (KI) kedalam Erlenmeyer dan aduk untuk melarutan kristal KI.
Pipet 5ml HCl terkonsentrasi (38%w/w) kedalam Erlenmeyer.
Titrasi free iodine dengan larutan sodium thiosulfate yang telah dibuat sebelumnya sampai warna kuning terang terlihat di
erlenmeyer.
Tambahkan beberapa tetes starch indicator yang telah dibuat sebelumnya kemudian lanjutkan titrasi sampai 1 tetes (sodium
thiosulfate) menghasilkan warna transparan.
Menentukan normalitas sodium thiosulfate dengan cara:
N2 = iodine, N (dicari)
S = sodium thiosulfate, mL (jumlah sodium thiosulfate yang dititrasi ke larutan iodine)
N1 = sodium thiosulfate, N (N1)
I = iodine, mL (25mL)
Titrasi dilakukan triplo dan normalitas (N2) di rata-rata.
Procedure
• Untuk granular activated carbon, sampel yang representative digerus sampai didapatkan 60wt% atau lebih lolos ukuran ayak
325 mesh, dan 95wt% lolos ukuran ayak 100 mesh.
• Keringkan karbon menurut metode ASTM D2867 (Moisture content). Dinginkan karbon yang sudah kering pada temperature
ruang di dalam desiccator.
• Menentukan iodine number membutuhkan estimasi dari 3 dosis karbon. Estimasi dosis karbon:
C= residual filtrate, N
N1= sodium thiosulfate, N
F= filtrate, mL (50mL)
Plot X/M sebagai sumbu y dan C Sebagai sumbu X untuk setiap dosis karbon (masing-masing 3 data X/M dan C). Buat grafik list
squares fit dengan nilai r2 minimal 0.995. Setelah didapatkan persamaannya, tentukan nilai X/M ketika nilai C = 0.02N. Nilai
tersebut adalah iodine number.