Anda di halaman 1dari 11

TUAH SEBAGAI SARANA

PENGEMBANGAN ETIKA PENGELOLA


KEUANGAN NEGARA
PENULIS : BOBBY BRIANDO, MUHAMAD ALI EMBI, IWAN
TRIYUWONO, GUGUS IRIANTO

PRESENTER :
PURWANTO
NUR ANISAH
ABSTRACT
• Artikel Ini Berupaya Untuk Membangun Konsep Pri­badi Beruntung Bagi
Pengelola Keuangan Negara Dengan Menggunakan Budaya Melayu.
• Penelitian Ini Menggunakan Desain Penelitian Spritiualis Untuk Membangun
Pribadi Pengelola Keuangan Negara Yang Bertuah.
• Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Pribadi Bertuah Berorientasi Pada
Kesadaran Tertinggi Manusia, Yaitu Takwa (Memiliki Tujuan Akhir Kemba­li
Kepada Tuhan Dengan Jiwa Yang Suci Dan Tenang).
• Selain Itu, Penulis Juga Menawarkan Etika Profetik Sebagai Solusi Dalam
Membangun Etika Pengelola Keuangan Negara Yang Selama Ini Dibangun
Hanya Berdasar Pada Aspek Material
PENDAHULUAN
• Peneliti Terpicu Untuk Dapat Menjadi Hamba Yang Beruntung Dengan Suatu
Ikh­tiar Membentuk Diri Etis Dan Religius Melalui Suatu Konsep Yang Telah
Peneliti Hadirkan Pada Artikel Sebelumnya Berupa Prinsip SA­FAATMU
(Briando & Purnomo, 2019) Dan Program MARWAHKU (Briando Et Al., 2017).

• Penulisan Artikel Ini Merupakan Bagian Dari Trilogi Pembahasan Terkait Etika
Profetik Bagi Pengelola Keuangan Negara.

• Hasan (2017) Serta Williams (2017) Menyatakan Bahwa Kajian Terkait Etika
Profesi Pada Umumnya Hanya Membahas Aspek Material, Tetapi Tidak Banyak
Pembahasan Terkait Aspek Spi­ritualitas Apalagi Yang Dapat Menumbuh­Kan
Suatu Penyadaran.
PENDAHULUAN

• Etika Profesi Mendapat Perhatian Yang Luas Serta Menjadi Isu Krusial Saat Skandal
Penggelapan Pajak Yang Dilakukan Oleh Gayus Tambunan Terkuak Dan Menghen­tak Public
• Etika Profesi Hanya Dikenal Untuk Profesi Akuntan Publik. Padahal, Sejatinya Etika Pro­fesi
Akuntan Juga Mengikat Profesi Lain Yang Erat Kaitannya Di Bidang Keahlian Akuntan­si,
Termasuk Pengelola Keuangan Negara
METODE PENELITIAN

• Penelitian Ini Menggunakan Desain Spiritualis YAITU Menekankan Pada Ke­utuhan Sebuah
Konsep, Yaitu Keutuhan Aspek Kemanusiaan, Budaya, Spiritualitas, Dan Ketuhanan.
• Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Sebagian Ber Asal Dari Data Non­mpiris, Sebagian
Yang Lain Dari Data Budaya Lokal Melayu, Dan Data Inspira­si Dari Peneliti.
• Peneliti Melakukan Prosedur Spiritual Untuk Membentuk Pribadi Bertu­ah. Dalam Prosedur
Spiritual Tersebut Pe­neliti Melakukan Zikir, Doa, Tafakur, Dan Ikhtiar.
• Prosedur Spiritual Sesungguhnya Merupakan Suatu Cara Atau Jalan Agar Pe­neliti Dapat
Terhubung Dengan Tuhan.
• Epistemologi Utama Paradigma Ini Adalah Tauhid, Nabi, Dan Ilmu.
• Dalam Membangun Etika Profetik, Peneliti Mencoba Mengangkat Spirit Yang Dilandasi Oleh
Penyadaran Kenabian.
• Dari Hasil Olah Ba­tin Yang Peneliti Lakukan Melalui Prosedur Spi Ritual, Maka Didapati
Prinsip Yang Akan Membentuk Pribadi Bertuah, Yaitu SAFAAT­MU, Yang Merupakan Akronim
Dari: Shiddiq, Akhlaqul Karimah, Fathonah, ‘Adl, Amanah, Tabligh, Muthmainnah,dan Uswatun
Hasanah.
• MARWAHKU Merupakan Akronim Dari Moral Management, Amanah Leadership, Rule Of
Law, Workable Code Of Conducts, Accountability Mechanisms, High Performance,
Kickback Un-ethical Behavior, And Under Co-ordinating Ethics Bodies Supervision
HASIL DAN PEMBAHASAN

• SELAYANG PANDANG POTRET AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA


• MAINSTREAM MODEL PENGEMBANG­AN ETIKA ORGANISASI.
DILEMA ETIS: TERJEBAK ANTARA HATI NU­
RANI DAN PERINTAH PIMPINAN
• BUDAYA MELAYU SEBAGAI JALAN MEM­BANGUN ETIKA
• TUJUAN AKHIR ADALAH ALLAH (TUAH)
METAFORA MASJID
SIMPULAN

• Etika Profetik Yang Termanifestasi Da­lam Program MARWAHKU Serta Termotivasi Oleh Syafaat Rasulullah
Dalam Bentuk SA­FAATMU, Merupakan Suatu Solusi Bentuk Hijrah Dari Etika Mainstream Yang Selama Ini
Membawa Semangat Materialisme Dan Hedonisme.
• Etika Profetik Menjadi Jawaban Dan Solusi Atas Keterpisahan Etika Mainstream Dari Tuhan, Sehingga
Mengakibat­kan Perilaku Yang Mengamalkan Juga Lepas Dari Tuhan Dan Beranggapan Bahwa Tuhan Me
Rupakan Bagian Luar Dari Etika Itu Sendi­ri.
• Etika Profetik Yang Membentuk Pribadi Bertuah Menjadikan Tuhan Sebagai Bagian Mutlak Dan Absolut Dari
Etika Yang Diben­tuk Agar Menjadi Pribadi Beruntung, Sehing­ga Orang Yang Mengamalkan Etika Tersebut
Menjadi Semakin Dekat Dan Mengenal Tu­hannya. Inilah Hakikat Bertuah Atau Berun­tung, Yaitu Seorang Yang
Kenal Dan Dekat

Anda mungkin juga menyukai